Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4762 | 06 Nov 2024
Klinis : Implementasi dan evaluasi dari diagnosa gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai kuantitas dan kualitas tidur yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidur yang Adekuat
2. Kualitas Tidur
3. Efisiensi Tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Lingkungan untuk Tidur
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Kognitif
4. Edukasi Kesehatan Tidur
Implementasi dan Evaluasi:
Setelah mengidentifikasi diagnosis keperawatan Gangguan Pola Tidur, perawat dapat mengimplementasikan intervensi-intervensi sesuai dengan SIKI, seperti:
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk tidur, mengatur pencahayaan, suhu, dan mengurangi kebisingan.
2. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, relaksasi otot, atau meditasi, untuk membantu pasien mencapai tidur yang lebih baik.
3. Melakukan terapi kognitif untuk mengatasi pikiran-pikiran yang mengganggu tidur, seperti kecemasan atau kekhawatiran.
4. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai kebersihan tidur, pola tidur yang sehat, dan gaya hidup yang mendukung tidur yang baik.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan intervensi yang diberikan, dengan melihat peningkatan pada luaran keperawatan, seperti tidur yang adekuat, kualitas tidur yang baik, dan efisiensi tidur yang meningkat. Perawat dapat menggunakan alat ukur yang sesuai, seperti kuesioner atau pengamatan langsung, untuk menilai kemajuan pasien. -
Article No. 4763 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien Post op Turp hari ke 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien post op Turp hari ke 2, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40.1
- Deskripsi: Hiperplasia prostat jinak dengan obstruksi saluran kemih dan gejala lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 60.29
- Deskripsi: Reseksi transuretra prostat (TURP)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 N40.1 (Hiperplasia prostat jinak dengan obstruksi saluran kemih dan gejala lain) sesuai dengan kondisi pasien yang telah menjalani prosedur transurethral resection of the prostate (TURP) untuk mengatasi hiperplasia prostat jinak yang menyebabkan obstruksi saluran kemih dan gejala lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 60.29 (Reseksi transuretra prostat) menunjukkan bahwa pasien telah menjalani prosedur TURP, yang merupakan salah satu tindakan bedah untuk penanganan hiperplasia prostat jinak.
Pasien yang menjalani TURP biasanya akan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemantauan dan perawatan pascaoperasi. Pada hari ke-2 pascaoperasi, pasien masih dalam tahap pemulihan dan memerlukan pengawasan serta penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan. -
Article No. 4764 | 06 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 60 tahun dari suku Jawa dirawat di rumah sakit setelah mengalami komplikasi diabetes. Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi jamu kunyit asam setiap hari dan memercayai bahwa ini adalah bagian penting dari kesehatan dan keseimbangan tubuhnya. Pasien juga meminta izin untuk beribadah secara rutin dan merasa lebih nyaman jika perawat yang menangani adalah perempuan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Definisi: Ketidakmampuan pasien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau menangani program pengobatan yang diperlukan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Kurangnya pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap pengobatan tradisional.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengonsumsi jamu kunyit asam secara rutin sebagai bagian penting dari kesehatan dan keseimbangan tubuhnya.
2. Kesiapan Peningkatan Praktik Keagamaan (00067)
- Definisi: Kemampuan pasien untuk mengembangkan dan mempraktikkan keyakinan spiritual/keagamaan yang dapat ditingkatkan.
- Faktor yang Berhubungan: Kebutuhan spiritual pasien.
- Gejala dan Tanda: Pasien meminta izin untuk beribadah secara rutin dan merasa lebih nyaman jika perawat yang menangani adalah perempuan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
- Intervensi: Edukasi kesehatan, fasilitasi pengambilan keputusan, konseling.
- Hasil: Pasien dapat mengidentifikasi dan mengendalikan program pengobatan yang diperlukan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan.
2. Kesiapan Peningkatan Praktik Keagamaan:
- Intervensi: Fasilitasi praktik keagamaan, bimbingan spiritual, kolaborasi dengan pemuka agama.
- Hasil: Pasien dapat mengembangkan dan mempraktikkan keyakinan spiritual/keagamaan sesuai dengan kebutuhan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
2. Praktik Keagamaan Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan
2. Fasilitasi Pengambilan Keputusan
3. Konseling
4. Fasilitasi Praktik Keagamaan
5. Bimbingan Spiritual
6. Kolaborasi dengan Pemuka Agama
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting bagi perawat untuk mempertimbangkan latar belakang budaya, keyakinan, dan preferensi pasien, serta melibatkan pasien secara aktif dalam proses perawatan. Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu perawat dalam memberikan perawatan yang holistik dan berpusat pada pasien. -
Article No. 4765 | 06 Nov 2024
Klinis : gatal di selangkangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gatal di selangkangan.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal) berhubungan dengan infeksi jamur di area selangkangan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi tidak menyenangkan pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Dalam kasus ini, pruritus terjadi di area selangkangan dan kemungkinan disebabkan oleh infeksi jamur, seperti tinea cruris (infeksi jamur di lipatan paha).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan pruritus di selangkangan adalah:
a. Pasien melaporkan penurunan sensasi gatal.
b. Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi kulit.
c. Pasien menunjukkan perbaikan integritas kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pruritus di selangkangan meliputi:
a. Manajemen gejala: Pemberian obat antijamur topikal, penggunaan pelembab kulit, dan menghindari iritasi pada area yang gatal.
b. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien tentang penyebab, perawatan diri, dan pencegahan infeksi jamur.
c. Perawatan kulit: Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, serta melakukan terapi topikal sesuai resep.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merancang intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu mengatasi kondisi pruritus di selangkangan pada pasien. -
Article No. 4766 | 06 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kepala akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan di kepala yang bersifat tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang
2. Pasien mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri kepala yang efektif
3. Pasien menunjukkan perilaku untuk mencegah kekambuhan nyeri kepala
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri kepala
2. Manajemen nyeri farmakologis
3. Manajemen nyeri nonfarmakologis
4. Edukasi manajemen nyeri kepala
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan di kepala. Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri kepala berkurang, mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri kepala yang efektif, dan menunjukkan perilaku untuk mencegah kekambuhan nyeri kepala. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian nyeri kepala, manajemen nyeri farmakologis, manajemen nyeri nonfarmakologis, dan edukasi manajemen nyeri kepala. -
Article No. 4767 | 06 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekresi berlebihan, iritasi saluran napas, kelemahan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, penurunan nafsu makan.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Proses infeksi.
- Gejala dan Tanda: Demam.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Mempertahankan jalan napas agar bersih dan terbuka.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mencapai status gizi yang optimal.
- Hipertermia: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Terjaga
- Status Nutrisi Membaik
- Suhu Tubuh Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Demam
Dengan diagnosa keperawatan ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain adalah memberikan terapi oksigen, mengajarkan teknik batuk efektif, memantau asupan nutrisi, dan memberikan obat antipiretik untuk menurunkan demam. Semua ini dilakukan untuk memaksimalkan pemulihan pasien dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 4768 | 06 Nov 2024
Klinis : seorang ibu rumah tangga umur 30 tahun sering marah-marah dengan anak dan suaminya. Kalau bicara tidak mau kalah. Pendapatnya harus dianggap benar, maunya dimengerti. Kalau sedang emosi tidak terkontrol. Kenapa kah pasien ini?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, pasien tersebut mungkin mengalami gangguan kepribadian borderline (Borderline Personality Disorder, BPD). Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F60.3
- Deskripsi: Gangguan kepribadian borderline (Borderline Personality Disorder)
Gangguan kepribadian borderline adalah suatu kondisi yang ditandai oleh pola yang menetap dalam ketidakstabilan emosi, hubungan interpersonal yang sulit, dan perilaku impulsif. Pasien dengan BPD sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis, ketakutan akan ditinggalkan, serta kesulitan dalam mengontrol emosi.
Gejala-gejala yang Anda deskripsikan, seperti sering marah-marah, sulit menerima pendapat orang lain, dan tidak dapat mengontrol emosi, merupakan karakteristik umum dari gangguan kepribadian borderline.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk gangguan kepribadian borderline. Penanganan utama untuk pasien dengan BPD biasanya melibatkan terapi psikologis, seperti terapi perilaku dialektis (Dialectical Behavior Therapy, DBT) atau terapi kognitif.
Penegakan diagnosis dan penanganan yang sesuai untuk pasien dengan gangguan kepribadian borderline memerlukan evaluasi dan pengkajian yang lebih mendalam oleh tenaga kesehatan profesional, seperti psikiater atau psikolog klinis. -
Article No. 4769 | 06 Nov 2024
Klinis : seorang ibu rumah tangga umur 30 tahun sering marah-marah dengan anak dan suaminya. Kalau bicara tidak mau kalah. Pendapatnya harus dianggap benar, maunya dimengerti. Kalau sedang emosi tidak terkontrol. Kenapa kah pasien ini?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, pasien ini kemungkinan mengalami Koping Tidak Efektif yang ditandai dengan sering marah-marah, tidak mau kalah dalam bicara, dan emosi yang tidak terkontrol.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Koping Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian realistis atas situasi saat ini dan memilih respons yang tepat.
- Karakteristik: Munculnya emosi negatif yang berlebihan, peningkatan ketegangan, dan perilaku yang tidak sesuai.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat menunjukkan koping yang efektif, yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi masalah, menggunakan strategi koping yang sesuai, dan mengendalikan emosi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Marah, Terapi Perilaku Kognitif, dan Terapi Relaksasi.
- Tujuan: Membantu pasien dalam mengidentifikasi pemicu marah, memodifikasi pola pikir negatif, dan mengembangkan strategi koping yang efektif untuk mengelola emosi.
Kesimpulannya, pasien ini memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu meningkatkan kemampuan koping dan mengelola emosi negatif yang dirasakan. Pendekatan holistik dengan melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual diharapkan dapat membantu pasien mencapai kondisi yang lebih sehat dan adaptif. -
Article No. 4770 | 06 Nov 2024
Klinis : Andi adalah seorang siswa berusia 16 tahun yang saat ini duduk di kelas 10 SMA. Ia mengeluhkan perasaan cemas yang berlebihan dan kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Selain itu, Andi juga merasa sering sedih dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya ia nikmati. Dari segi pertumbuhan dan perkembangan, Andi menunjukkan status fisik yang normal, perkembangan psiko-seksual yang wajar, tetapi ia mengalami kesepian dan kurang memiliki teman dekat. Kognitifnya baik, dan ia memiliki pemahaman moral yang solid. Dalam pengkajian faktor predisposisi, Andi tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius dan menjalani imunisasi dengan lengkap. Ia tidak terpapar gas atau racun, namun mengeluhkan masalah tidur yang sering membuatnya insomnia. Meskipun status gizinya baik, A merasa tertekan dengan tuntutan akademik untuk mendapatkan nilai yang baik. Hubungan sosialnya kurang, membuatnya merasa terasing di lingkungan sekolah. Meskipun keluarganya mendukung, komunikasi yang kurang terbuka membuatnya merasa kesepian. A juga memiliki pengalaman buruk di sekolah sebelumnya, di mana ia pernah mengalami bullying.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan Episodik berhubungan dengan tuntutan akademik yang tinggi, masalah tidur, dan riwayat bullying di sekolah.
2. Gangguan Suasana Perasaan berhubungan dengan kesedihan, hilangnya minat, dan perasaan kesepian.
3. Kesepian berhubungan dengan kurangnya teman dekat dan komunikasi yang kurang terbuka dalam keluarga.
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Kecemasan Episodik:
- SDKI: Keadaan emosional dan pengalaman subjektif individu yang tidak menyenangkan, ditandai dengan perasaan takut, khawatir, dan tegang, disertai aktivasi sistem saraf otonom.
- SLKI: Intervensi perawat yang diberikan untuk mengatasi kecemasan episodik, seperti terapi relaksasi, terapi kognitif, dan pengelolaan stres.
- SIKI: Tindakan perawat dalam mengelola kecemasan episodik, seperti asesmen faktor presipitasi, identifikasi respon koping, dan pemberian terapi nonfarmakologi.
2. Gangguan Suasana Perasaan:
- SDKI: Perubahan mood atau suasana perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih, hilangnya minat, dan perubahan pola tidur atau nafsu makan.
- SLKI: Intervensi perawat untuk mengatasi gangguan suasana perasaan, seperti terapi suportif, terapi aktivitas, dan peningkatan harga diri.
- SIKI: Tindakan perawat dalam mengelola gangguan suasana perasaan, seperti asesmen penyebab, pemantauan gejala, dan pemberian terapi nonfarmakologi.
3. Kesepian:
- SDKI: Perasaan tidak menyenangkan yang dialami individu karena kekurangan atau ketidakhadiran hubungan sosial yang memuaskan.
- SLKI: Intervensi perawat untuk mengatasi kesepian, seperti terapi kelompok, fasilitasi interaksi sosial, dan bimbingan dukungan sosial.
- SIKI: Tindakan perawat dalam mengelola kesepian, seperti asesmen penyebab, identifikasi sumber dukungan sosial, dan pemberian terapi kelompok.
Kesimpulan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Andi adalah Kecemasan Episodik, Gangguan Suasana Perasaan, dan Kesepian. Perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi permasalahan Andi secara holistik. -
Article No. 4771 | 06 Nov 2024
Klinis : Andi adalah seorang siswa berusia 16 tahun yang saat ini duduk di kelas 10 SMA. Ia mengeluhkan perasaan cemas yang berlebihan dan kesulitan berkonsentrasi di sekolah. Selain itu, Andi juga merasa sering sedih dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya ia nikmati. Dari segi pertumbuhan dan perkembangan, Andi menunjukkan status fisik yang normal, perkembangan psiko-seksual yang wajar, tetapi ia mengalami kesepian dan kurang memiliki teman dekat. Kognitifnya baik, dan ia memiliki pemahaman moral yang solid. Dalam pengkajian faktor predisposisi, Andi tidak memiliki riwayat penyakit fisik yang serius dan menjalani imunisasi dengan lengkap. Ia tidak terpapar gas atau racun, namun mengeluhkan masalah tidur yang sering membuatnya insomnia. Meskipun status gizinya baik, A merasa tertekan dengan tuntutan akademik untuk mendapatkan nilai yang baik. Hubungan sosialnya kurang, membuatnya merasa terasing di lingkungan sekolah. Meskipun keluarganya mendukung, komunikasi yang kurang terbuka membuatnya merasa kesepian. A juga memiliki pengalaman buruk di sekolah sebelumnya, di mana ia pernah mengalami bullying.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas (SLKI: Kecemasan)
Definisi: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
2. Depresi (SLKI: Perasaan Tertekan)
Definisi: Gangguan suasana hati dengan gejala afektif, kognitif, dan fisiologis yang menyebabkan individu merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat.
3. Isolasi Sosial (SLKI: Interaksi Sosial Terbatas)
Definisi: Pengalaman individu merasa terasing atau terisolasi dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik.
Penjelasan Singkat:
1. Ansietas (SLKI: Kecemasan)
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
- SLKI: Kecemasan adalah keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu yang ditandai dengan perasaan khawatir, tidak nyaman, dan was-was.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ansietas, relaksasi, dan terapi kognitif.
2. Depresi (SLKI: Perasaan Tertekan)
- SDKI: Depresi adalah gangguan suasana hati dengan gejala afektif, kognitif, dan fisiologis yang menyebabkan individu merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat.
- SLKI: Perasaan Tertekan adalah kondisi emosional yang ditandai dengan perasaan sedih, pesimistis, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi suportif, aktivitas terapeutik, dan terapi kognitif perilaku.
3. Isolasi Sosial (SLKI: Interaksi Sosial Terbatas)
- SDKI: Isolasi Sosial adalah pengalaman individu merasa terasing atau terisolasi dari orang lain, baik secara emosional maupun fisik.
- SLKI: Interaksi Sosial Terbatas adalah kondisi individu yang mengalami kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial yang memuaskan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kelompok, fasilitasi interaksi sosial, dan dukungan emosional.