Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6707 | 22 Nov 2024
Klinis : Masalah kesehatan kronis system kardiovaskuler
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi masalah kesehatan kronis sistem kardiovaskuler, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
3. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang melibatkan kombinasi perasaan fisik, emosional, dan kognitif yang terkait dengan ketidakmampuan untuk beristirahat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI merupakan pedoman resmi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan tersebut mencakup masalah kesehatan, kebutuhan, dan potensi yang dapat ditangani oleh perawat.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah panduan yang disusun oleh PPNI untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI mendefinisikan indikator-indikator yang dapat diukur untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah pedoman resmi dari PPNI yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI membantu perawat dalam memilih tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien dengan masalah kesehatan kronis sistem kardiovaskuler. -
Article No. 6708 | 22 Nov 2024
Klinis : ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi chronic kidney disease (CKD) pada pasien yang menjalani hemodialisis (HD).
Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh (penurunan atau peningkatan berat badan).
- Faktor yang berkontribusi: Anoreksia, mual, muntah, diare, gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan nutrisi.
2. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- Faktor yang berkontribusi: Penurunan fungsi ginjal, anemia, kelelahan, dan efek samping terapi.
3. Gangguan citra tubuh
- Definisi: Gangguan dalam persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau penampilan tubuh sendiri.
- Faktor yang berkontribusi: Perubahan fisik akibat penyakit kronis dan pengobatan, seperti penumpukan cairan, anoreksia, anemia, dan perubahan kulit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi
- Indikator: Berat badan stabil, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, asupan makanan dan cairan adekuat.
2. Toleransi aktivitas meningkat
- Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
3. Citra tubuh positif
- Indikator: Pasien merasa nyaman dengan penampilan fisiknya, tidak ada tanda-tanda gangguan citra tubuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, indeks masa tubuh, dan tanda-tanda malnutrisi)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien CKD yang menjalani HD
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga asupan nutrisi yang adekuat
- Monitor dan evaluasi intake nutrisi pasien secara berkala
2. Manajemen aktivitas dan energi
- Kaji toleransi aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya
- Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapasitasnya
- Ajarkan teknik-teknik untuk melestarikan energi dan mengelola kelelahan
- Monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas dan lakukan tindakan yang sesuai
3. Peningkatan citra tubuh
- Kaji persepsi pasien tentang penampilannya dan identifikasi masalah citra tubuh
- Berikan dukungan emosional dan bantuan untuk menerima perubahan fisik
- Ajarkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan profesional lain (misalnya psikolog) jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan CKD yang menjalani HD memiliki beberapa masalah kesehatan yang harus ditangani secara komprehensif. Diagnosis keperawatan yang sesuai mencakup masalah nutrisi, aktivitas, dan citra tubuh. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi, meningkatkan toleransi aktivitas, dan membangun citra tubuh yang positif.
Intervensi keperawatan yang dibutuhkan meliputi manajemen nutrisi, manajemen aktivitas dan energi, serta peningkatan citra tubuh. Intervensi ini bertujuan untuk mengoptimalkan status nutrisi, membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fisik, dan mendukung kesejahteraan psikologis pasien. Kolaborasi dengan profesional lain, seperti ahli gizi dan psikolog, juga diperlukan untuk memberikan pendekatan holistik dalam menangani kondisi pasien.
Penerapan asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif diharapkan dapat membantu pasien CKD yang menjalani HD mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan nutrisi, peningkatan toleransi aktivitas, dan citra tubuh yang positif. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup pasien dan proses pengobatan yang lebih efektif. -
Article No. 6709 | 22 Nov 2024
Klinis : Intervensi keperawatan penyakit dermatitis dari diagnosa berikut 1. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D.0129 halaman 283) 2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (SDKI, 2019 kategori psikologis, subkategori nyeri dan kenyamanan D.0005, halaman 26) 3. Risiko Infeksi d.d peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit) dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (supresi respon infllamasi (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D. 0142)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi keperawatan penyakit dermatitis yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan
Penjelasan singkat:
- SDKI (2019): Kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D.0129, halaman 283
- Definisi: Keadaan di mana kulit dan jaringan mengalami gangguan atau perubahan struktur dan fungsi sebagai akibat dari pajanan bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, dan kurangnya paparan informasi tentang upaya mempertahankan atau melindungi integritas jaringan.
- Tanda dan gejala: Perubahan warna, tekstur, dan integritas kulit; rasa terbakar, gatal, dan iritasi; perubahan pigmentasi; kurangnya pengetahuan tentang cara mempertahankan dan melindungi integritas kulit.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
Penjelasan singkat:
- SDKI (2019): Kategori psikologis, subkategori nyeri dan kenyamanan D.0005, halaman 26
- Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan terkait dengan sensasi fisik dan psikologis yang dirasakan akibat gejala penyakit dermatitis.
- Tanda dan gejala: Rasa tidak nyaman, gatal, terbakar, atau perih pada kulit; stres emosional akibat gejala penyakit.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi d.d peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit) dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (supresi respon infllamasi)
Penjelasan singkat:
- SDKI (2019): Kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D.0142
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit, sebagai akibat dari peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit), dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (supresi respon inflamasi).
- Tanda dan gejala: Kulit luka atau terbuka, adanya tanda-tanda infeksi (kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri, dan eksudasi).
Dalam pendekatan akademis dan persona pakar perawat, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi dermatitis ini antara lain:
- Perawatan luka dan kulit untuk mempertahankan integritas kulit
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mempertahankan dan melindungi integritas kulit
- Manajemen gejala untuk mengurangi rasa tidak nyaman
- Tindakan pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan luka dan penggunaan antibiotik topikal. -
Article No. 6710 | 22 Nov 2024
Klinis : Intervensi dermatitis dari diagnosa berikut 1. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D.0129 halaman 283) 2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (SDKI, 2019 kategori psikologis, subkategori nyeri dan kenyamanan D.0005, halaman 26) 3. Risiko Infeksi d.d peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit) dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (supresi respon infllamasi (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D. 0142)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D.0129 halaman 283)
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan integritas kulit
- Penjelasan Singkat:
- Gangguan integritas kulit adalah kondisi di mana terjadi kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi normal kulit.
- Penyebabnya dapat berasal dari paparan bahan kimia iritatif, perubahan pigmentasi, dan kurangnya pengetahuan tentang upaya mempertahankan atau melindungi integritas jaringan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan kulit, pemberian edukasi terkait pencegahan, dan upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit.
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (SDKI, 2019 kategori psikologis, subkategori nyeri dan kenyamanan D.0005, halaman 26)
- Diagnosis Keperawatan: Gangguan rasa nyaman
- Penjelasan Singkat:
- Gangguan rasa nyaman adalah kondisi di mana pasien mengalami ketidaknyamanan, baik fisik maupun psikologis, akibat gejala penyakit.
- Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, seperti rasa gatal, nyeri, atau perubahan sensasi di kulit.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen gejala, pemberian obat-obatan, dan upaya untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Risiko Infeksi d.d peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit) dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (supresi respon infllamasi (SDKI 2019 kategori lingkungan, subkategori keamanan dan proteksi D. 0142)
- Diagnosis Keperawatan: Risiko Infeksi
- Penjelasan Singkat:
- Risiko Infeksi adalah kondisi di mana pasien berisiko mengalami infeksi akibat paparan organisme patogen di lingkungan, kerusakan integritas kulit, dan supresi respons inflamasi.
- Faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi meliputi peningkatan paparan organisme patogen di lingkungan, kerusakan integritas kulit, dan penurunan respons inflamasi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka, dan upaya untuk meningkatkan pertahanan tubuh pasien.
Sebagai seorang perawat, saya akan berupaya untuk menerapkan standar asuhan keperawatan SDKI-SLKI-SIKI dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 6711 | 22 Nov 2024
Klinis : Ny. Anna, usia 17 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke IGD RS dengan keluhan cemas menghadapi persalinan. Hasil pengkajian: TD 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, riwayat ANC 2x selama hamil, dan kehamilan ini tidak diinginkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan berhubungan dengan persalinan, dengan karakteristik: menyatakan kekhawatiran tentang persalinan, menunjukkan ketegangan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang mempengaruhi perilaku dan dapat dikenali sebagai pengalaman subjektif dan emosional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Mampu mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kecemasan
3. Mampu menggunakan teknik manajemen kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen kecemasan
2. Terapi relaksasi
3. Dukungan emosional
Dengan kondisi Ny. Anna yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan, perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu menurunkan tingkat kecemasannya, seperti memberikan edukasi tentang proses persalinan, melatih teknik relaksasi, serta memberikan dukungan emosional agar Ny. Anna dapat menghadapi persalinannya dengan lebih tenang. -
Article No. 6712 | 22 Nov 2024
Klinis : Ny. Anna, usia 17 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke IGD RS dengan keluhan cemas menghadapi persalinan. Hasil pengkajian: TD 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, riwayat ANC 2x selama hamil, dan kehamilan ini tidak diinginkan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. Anna.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kecemasan berhubungan dengan persalinan yang tidak diinginkan, ditandai dengan tanda-tanda vital yang menunjukkan peningkatan aktivitas simpatis (TD 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x/menit) dan riwayat ANC yang tidak rutin selama kehamilan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat kecemasan menurun, ditandai dengan:
a. Pasien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
b. Pasien mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan.
c. Pasien mampu mengungkapkan perasaan dengan tenang.
d. Tanda-tanda vital pasien kembali dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
a. Kaji tingkat kecemasan pasien menggunakan alat ukur yang sesuai.
b. Identifikasi penyebab kecemasan pada pasien.
c. Libatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan.
d. Ajarkan teknik relaksasi (seperti teknik napas dalam, distraksi, atau imagery) untuk mengurangi kecemasan.
e. Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait persalinan.
f. Monitor tanda-tanda vital pasien secara berkala.
g. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog atau konselor) jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. Anna adalah Kecemasan, yang berhubungan dengan persalinan yang tidak diinginkan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan tanda-tanda vital yang menunjukkan aktivitas simpatis serta riwayat ANC yang tidak rutin selama kehamilan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penurunan tingkat kecemasan, yang ditandai dengan kemampuan pasien mengidentifikasi penyebab kecemasan, mendemonstrasikan teknik relaksasi, mengungkapkan perasaan dengan tenang, serta memiliki tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi manajemen kecemasan, seperti mengkaji tingkat kecemasan, mengidentifikasi penyebab, melibatkan pasien dalam perencanaan asuhan, mengajarkan teknik relaksasi, memberikan dukungan emosional dan informasi, memonitor tanda-tanda vital, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Pendekatan yang digunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar dan perawat, sehingga penjelasan yang diberikan bersifat komprehensif, terperinci, dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan. -
Article No. 6713 | 22 Nov 2024
Klinis : OS DATANG DENGAN KELUHAN KELUAR DARAH DARI HIDUNG(+), LEMAS(+), MUAL(+), MUNTAH(+).10 KALI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Aktual
- Penjelasan: Pasien mengalami perdarahan aktual dari hidung, yang merupakan tanda dan gejala dari risiko perdarahan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan sistem koagulasi, trauma, atau kondisi medis lainnya.
2. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Pasien mengalami gejala kelelahan (lemas) dan mual/muntah, yang dapat mengindikasikan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan kapasitas fisiologis akibat perdarahan yang terjadi.
3. Mual
- Penjelasan: Pasien mengalami gejala mual, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, gangguan gastrointestinal, atau sebagai respon tubuh terhadap perdarahan yang terjadi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Aktual: Risiko terjadinya penurunan volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah dari sumber yang diketahui.
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Mual: Perasaan tidak nyaman di daerah epigastrium yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Aktual: Pasien menunjukkan tidak adanya tanda-tanda perdarahan aktual dan tanda vital stabil.
- Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
- Mual: Pasien melaporkan tidak ada lagi mual dan dapat menerima nutrisi secara oral.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Aktual: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen perdarahan, dan kolaborasi dengan tim kesehatan.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan program rehabilitasi.
- Mual: Manajemen mual, pemberian antiemetik, dan nutrisi adekuat.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait untuk kondisi yang Anda sampaikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 6714 | 22 Nov 2024
Klinis : Kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera Terkait Kejang
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Risiko terjadinya cedera fisik pada individu yang disebabkan oleh aktivitas kejang.
- Faktor Risiko: Riwayat kejang sebelumnya, gangguan elektrolit, gangguan metabolik, penggunaan obat-obatan, dan kondisi kesehatan lainnya.
- Tanda dan Gejala: Perubahan pada tingkat kesadaran, gerakan tubuh yang tidak terkontrol, perubahan warna kulit, dan terdapat risiko aspirasi.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi cedera selama episode kejang, pemulihan kesadaran, dan stabilitas tanda-tanda vital.
- Indikator: Individu dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, tidak terjadi aspirasi, tidak terjadi cedera selama episode kejang, dan vital sign stabil.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Memantau tanda-tanda vital, memastikan jalan napas terbuka, memberikan oksigen, mencegah aspirasi, memberikan obat antikonvulsan jika diperlukan, dan menjaga keselamatan pasien selama episode kejang.
- Tujuan Intervensi: Mencegah komplikasi, mempercepat pemulihan, dan memastikan keselamatan pasien selama episode kejang.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, sangat penting untuk memahami dan menerapkan standar-standar keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam menangani kasus kejang. Hal ini akan memastikan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik. -
Article No. 6715 | 22 Nov 2024
Klinis : bronchopneumonia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Bronchopneumonia:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menarik napas yang dapat mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, takipnea, penggunaan otot tambahan pernapasan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, kegagalan refleks batuk.
- Tanda dan Gejala: Suara napas tambahan, ronkhi, sputum yang berlebihan.
3. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Proses infeksi.
- Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, menggigil, kemerahan pada kulit.
4. Kelelahan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik yang dibutuhkan.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan energi, gangguan pola tidur.
- Tanda dan Gejala: Penurunan toleransi aktivitas, peningkatan fatigue.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam proses keperawatan. Sistem ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi pasien. -
Article No. 6716 | 22 Nov 2024
Klinis : Passion mengatakan 3 gigi kiri atas terasa linu dan goyang, gigi goyang, linu jika terkena panas dan dingin, terasa mengganjal dan tidak ada tenaga saat makan keluhan mulai dirasa kurang lebih 1 bulan, pasien belum mengetahui mengapa dan apa penyebabnya gigi terasa sakit dan goyang, pasien menanyakan masalah yang dihadapi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisis saya terkait kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu 3 gigi kiri atas terasa linu dan goyang, gigi goyang, linu jika terkena panas dan dingin, terasa mengganjal dan tidak ada tenaga saat makan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Dental (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan gigi dan struktur pendukungnya, yang dimanifestasikan dengan keluhan rasa nyeri, tidak nyaman, atau sakit pada bagian gigi.
Penyebab: Kerusakan pada struktur gigi dan jaringan pendukung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Kriteria hasil:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang
b. Pasien mendemonstrasikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
c. Pasien mengetahui manfaat dan menggunakan analgesik dengan benar
2. Perbaikan Fungsi Mastikasi
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mengunyah makanan dengan baik
b. Pasien melaporkan tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan saat makan
c. Pasien melaporkan adanya peningkatan energi saat makan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, beratnya)
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
c. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi)
2. Perawatan Gigi dan Mulut
a. Observasi dan identifikasi kondisi gigi dan mulut
b. Kolaborasi dengan dokter gigi untuk perawatan gigi yang sesuai
c. Ajarkan pasien cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik
3. Dukungan Nutrisi
a. Evaluasi kemampuan pasien dalam mengunyah dan menelan
b. Berikan rekomendasi makanan lunak yang mudah dikunyah
c. Pantau asupan nutrisi pasien
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Nyeri Dental dipilih karena sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami nyeri, rasa tidak nyaman, dan kesulitan saat makan akibat kondisi gigi yang goyang dan linu. Luaran yang diharapkan adalah kontrol nyeri dan perbaikan fungsi mastikasi agar pasien dapat kembali makan dengan nyaman dan memperoleh nutrisi yang cukup. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, perawatan gigi dan mulut, serta dukungan nutrisi untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.