Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4954 | 07 Nov 2024
Klinis : Ny. E seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu mengatakan perut terasa kencang dan mulas, memiliki riwayat hipertensi dari keluarga, tidak pernah memiliki riwayat tensi tinggi, pusing disangkal. Selama pemeriksaan, tekanan darah 180/117 mmHg, frekuensi nadi 114 bpm, frekuensi napas 30 bpm, hasil laboratorium menunjukkan hemoglobin 10,4 g/dL dan protein urin +2. Terdapat edema grade 1 di kedua ekstremitas bawah, djj 170 bpm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk kondisi Ny. E adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O14.1
- Deskripsi: Preeklampsia berat
Penjelasan:
Ny. E memenuhi kriteria diagnosis untuk preeklampsia berat, yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi (180/117 mmHg), proteinuria (+2), dan edema pada ekstremitas bawah. Preeklampsia berat merupakan komplikasi kehamilan yang serius dan membutuhkan penanganan segera.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 74.9
- Deskripsi: Induksi persalinan, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
Dalam kasus ini, kemungkinan perlu dilakukan induksi persalinan untuk mengatasi kondisi preeklampsia berat pada Ny. E. Kode ICD-9-CM 74.9 digunakan untuk prosedur induksi persalinan, namun tidak dispesifikasi jenis teknik yang digunakan.
Secara keseluruhan, kondisi Ny. E memerlukan pengawasan dan penanganan medis yang ketat untuk mencegah komplikasi yang lebih berat dari preeklampsia berat, serta perlu dilakukan induksi persalinan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. -
Article No. 4955 | 07 Nov 2024
Klinis : Ny. E seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu mengatakan perut terasa kencang dan mulas, memiliki riwayat hipertensi dari keluarga, tidak pernah memiliki riwayat tensi tinggi, pusing disangkal. Selama pemeriksaan, tekanan darah 180/117 mmHg, frekuensi nadi 114 bpm, frekuensi napas 30 bpm, hasil laboratorium menunjukkan hemoglobin 10,4 g/dL dan protein urin +2. Terdapat edema grade 1 di kedua ekstremitas bawah, djj 170 bpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang dapat ditentukan adalah:
1. Risiko Preeklampsia
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan edema yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
- Faktor Risiko: Riwayat hipertensi, riwayat preeklampsia, usia kehamilan >20 minggu, primigravida, kehamilan ganda.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah menurun, tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perkembangan janin, pemberian obat antihipertensi sesuai instruksi, edukasi tentang tanda bahaya preeklampsia, manajemen rasa tidak nyaman.
Secara singkat, Ny. E memiliki risiko preeklampsia karena adanya peningkatan tekanan darah, proteinuria, dan edema pada ekstremitas bawah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan ketat tanda-tanda vital, perkembangan janin, pemberian obat antihipertensi, edukasi, dan manajemen rasa tidak nyaman. -
Article No. 4956 | 07 Nov 2024
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait manajemen nyeri, dengan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi nyeri yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik. Nyeri dapat melibatkan berbagai sistem organ dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.91
- Deskripsi: Blokade saraf, tindakan invasif untuk mengatasi nyeri kronis. Prosedur ini dapat mencakup berbagai teknik, seperti blokade epidural, blokade saraf perifer, atau neurolisis, yang bertujuan untuk menghambat transmisi impuls nyeri ke otak.
- Kode: 03.92
- Deskripsi: Injeksi zat anestetik atau analgesik, tindakan non-invasif untuk manajemen nyeri akut atau kronis. Prosedur ini dapat melibatkan injeksi obat-obatan ke dalam ruang epidural, sendi, atau area otot untuk mengurangi rasa nyeri.
- Kode: 93.05
- Deskripsi: Terapi nyeri, mencakup berbagai modalitas non-invasif untuk manajemen nyeri, seperti terapi panas/dingin, stimulasi saraf listrik transkutaneus (TENS), akupunktur, atau terapi perilaku kognitif.
Manajemen nyeri dapat melibatkan kombinasi pendekatan farmakologis, intervensi invasif, dan terapi non-farmakologis, tergantung pada penyebab, tingkat, dan karakteristik nyeri yang dialami oleh pasien. Evaluasi dan pengelolaan nyeri yang komprehensif penting untuk mencapai pengurangan rasa sakit dan peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 4959 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien mengatakan memiliki riwayat BAB darah selama 2 minggu sekarang BAB darah sudah berkurang, klien mengatakan lemas, Hb 7,6, klien tampak pucat, akral klien dingin, klien tampak lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Hipovolemia adalah keadaan di mana terdapat potensi penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan.
- Faktor yang berhubungan: Perdarahan gastrointestinal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hipovolemia, dan tidak ada perdarahan aktif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Monitor tanda-tanda vital, intake, output, dan perdarahan.
2. Observasi adanya tanda-tanda hipovolemia.
3. Berikan dukungan cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan.
4. Kolaborasi dengan tenaga medis terkait untuk penanganan perdarahan.
5. Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang kondisi dan tindakan yang dilakukan.
Tone = akademis, persona = pakar, nurse
Dengan pendekatan yang lebih formal dan berbasis bukti, saya memberikan penjelasan singkat tentang diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 4960 | 07 Nov 2024
Klinis : DS: Pasien mengeluhkan sering mengalami infeksi pernapasan dan merasa mudah lelah. Pasien merasa stres terkait pekerjaan. DO: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukopenia (3.500/µL) dan neutropenia (35%), yang menunjukkan penurunan jumlah sel darah putih dan neutrofil. Kelenjar getah bening di leher teraba membesar.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Pernapasan Kronis
Penjelasan: Pasien mengeluhkan sering mengalami infeksi pernapasan, yang dapat disebabkan oleh penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan neutrofil (neutropenia) yang terlihat pada hasil pemeriksaan laboratorium. Kondisi ini meningkatkan risiko pasien mengalami infeksi pernapasan kronis.
2. Kelelahan
Penjelasan: Pasien merasa mudah lelah, yang dapat terkait dengan kondisi infeksi pernapasan kronis dan stres akibat pekerjaan. Kelelahan dapat mempengaruhi aktivitas dan produktivitas pasien.
3. Stres Terkait Pekerjaan
Penjelasan: Pasien merasa stres terkait pekerjaan, yang dapat berdampak pada kondisi fisik dan mental pasien. Stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan.
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi pasien ini antara lain:
1. Manajemen Infeksi Pernapasan Kronis:
- Pengkajian tanda dan gejala infeksi pernapasan
- Pemantauan status imunologi
- Pemberian terapi antibiotik atau antiviral sesuai indikasi
- Edukasi tentang pencegahan infeksi pernapasan
2. Manajemen Kelelahan:
- Pengkajian faktor penyebab kelelahan
- Perencanaan dan pengaturan istirahat yang adekuat
- Pemberian terapi farmakologis atau nonfarmakologis untuk mengatasi kelelahan
3. Manajemen Stres Terkait Pekerjaan:
- Pengkajian sumber dan tingkat stres
- Pemberian teknik manajemen stres, seperti relaksasi, aktivitas fisik, konseling
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (psikolog, psikiater) jika diperlukan
Penanganan komprehensif yang melibatkan aspek fisik, mental, dan sosial diharapkan dapat membantu pasien mengatasi kondisi yang dialaminya. -
Article No. 4961 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien mengatakan memiliki riwayat BAB darah selama 2 minggu sekarang BAB darah sudah berkurang, klien mengatakan lemas, Hb 7,6, klien tampak pucat, akral klien dingin, klien tampak lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal ditandai dengan BAB berdarah, Hb rendah, pucat, akral dingin, dan lemah.
Penjelasan:
- SDKI: Defisit Volume Cairan adalah kondisi di mana jumlah cairan yang dikonsumsi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah Keseimbangan Cairan yang Memadai, ditandai dengan parameter vital dalam batas normal, mempertahankan intake-output cairan seimbang, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, yaitu mengidentifikasi dan memantau status cairan, mengatur dan mempertahankan keseimbangan cairan, serta mencegah komplikasi akibat defisit atau kelebihan cairan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 4962 | 07 Nov 2024
Klinis : klien mengatakan badan lemas, Hb 7,6, klien tampak pucat, akral klien dingin, klien tampak lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klien tersebut dapat didiagnosis dengan diagnosa keperawatan:
1. Defisiensi Volume Cairan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisiensi Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan, mengakibatkan hipovolemia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan volume cairan tubuh yang adekuat, Peningkatan perfusi jaringan, Peningkatan tanda-tanda vital yang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, Pemantauan tanda-tanda vital, Pemantauan status hidrasi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas, Peningkatan kemampuan fungsional, Peningkatan kemampuan beradaptasi terhadap aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Manajemen aktivitas, Peningkatan mobilitas.
Dalam tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat tersebut dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih formal dan terstruktur. -
Article No. 4963 | 07 Nov 2024
Klinis : DS: Pasien melaporkan merasa lemah, mudah lelah, dan cemas mengenai gejala-gejalanya yang semakin parah. Pasien mengeluhkan adanya nyeri sendi dan pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak biasa. DO: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil positif pada Antinuclear Antibody (ANA), Anti-dsDNA, dan Coombs Langsung, yang menunjukkan kemungkinan adanya penyakit autoimun. LED (45 mm/jam) dan CRP (5 mg/L) menunjukkan adanya inflamasi ringan hingga sedang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, kelelahan, dan gejala penyakit yang semakin parah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan kelenjar getah bening dan nyeri sendi.
3. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan perkembangan gejala-gejala penyakit.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
3. Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah di masa depan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas, peningkatan kekuatan, dan penurunan kelelahan.
2. Nyeri Akut: Pengurangan intensitas nyeri, peningkatan strategi koping yang efektif, dan pencapaian kemampuan untuk beraktivitas.
3. Kecemasan: Penurunan tingkat kecemasan, peningkatan strategi koping yang efektif, dan peningkatan kemampuan untuk mengelola kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, terapi latihan, dan manajemen kelelahan.
2. Nyeri Akut: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan terapi modalitas.
3. Kecemasan: Terapi relaksasi, manajemen kecemasan, dan terapi kognitif.
Dengan memperhatikan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat akan dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami pasien. -
Article No. 4964 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien dengen nama Ny. M 60th dengan diagnose medis SNH di rawat diRuang cathleya RSUD CAM klien memasuki hari perawatan hari ke 5, keluhan klien saat ini mual, tidak dapat menelan, lemah sebeleh kanan bicara terbata bata siang ini klien tidak dapat makan karena nyeri saat menelan, klien terpasang DC dan oksigen nasal 5LPM, tanda tanda vital yang didapat saat pengkajian TD 159/100 HR 101X/menit Suhu 36,5 SPO2 97%.hasil pemeriksaan fisik mulut kotor wajah tidak simetris, mata tdk ada kelainan hidung simetris,leher tidak ada kelinan, bunyi paru ronchi+ Kekuatan otot tangan kiri 4 kaki kiri 4 tangan kanan 0 kaki kanan 0. Pemeriksaan penunjang saat masuk RS tgl 30/10/24 lab HB 13,0 L 13,0 HT 41,7 Trombosit 329 GDS 191mg/dl. Ro thorax : cardiomegaly dengan awal bendungan paru. CT SCAN : Infark dibasal ganglia kiri, GCS E4M6V5. Lab tggl 4/11/24 GD puasa 130mg/dl GD 2JAM PP 108mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan rencana asuhan keperawatan untuk Ny. M:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia) berhubungan dengan kelemahan otot sekunder akibat Stroke Non Hemoragik (SNH).
2. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan hemiparesis kanan.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan menelan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia):
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
3. Nyeri Akut:
SDKI: Definisi, Faktor yang Mempengaruhi, Gejala dan Tanda, Etiologi, Klasifikasi.
SLKI: Hasil yang Diharapkan, Kriteria Hasil.
SIKI: Intervensi Keperawatan, Aktivitas Keperawatan.
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia):
- Kaji kemampuan menelan klien.
- Berikan makan melalui sonde nasogastrik atau parenteral.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jenis dan konsistensi makanan yang tepat.
- Latihan menelan secara bertahap.
2. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Kaji kemampuan mobilisasi klien.
- Berikan latihan ROM aktif dan pasif.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
3. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri.
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
- Terapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri pada klien dan keluarga. -
Article No. 4965 | 07 Nov 2024
Klinis : Klien dengen nama Ny. M 60th dengan diagnose medis SNH di rawat diRuang cathleya RSUD CAM klien memasuki hari perawatan hari ke 5, keluhan klien saat ini mual, tidak dapat menelan, lemah sebeleh kanan bicara terbata bata siang ini klien tidak dapat makan karena nyeri saat menelan, klien terpasang DC dan oksigen nasal 5LPM, tanda tanda vital yang didapat saat pengkajian TD 159/100 HR 101X/menit Suhu 36,5 SPO2 97%.hasil pemeriksaan fisik mulut kotor wajah tidak simetris, mata tdk ada kelainan hidung simetris,leher tidak ada kelinan, bunyi paru ronchi+ Kekuatan otot tangan kiri 4 kaki kiri 4 tangan kanan 0 kaki kanan 0. Pemeriksaan penunjang saat masuk RS tgl 30/10/24 lab HB 13,0 L 13,0 HT 41,7 Trombosit 329 GDS 191mg/dl. Ro thorax : cardiomegaly dengan awal bendungan paru. CT SCAN : Infark dibasal ganglia kiri, GCS E4M6V5. Lab tggl 4/11/24 GD puasa 130mg/dl GD 2JAM PP 108mg/dl.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.5
- Deskripsi: Infark serebral akut akibat trombosis serebral
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.19
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I63.5 (Infark serebral akut akibat trombosis serebral) sesuai dengan gambaran klinis pasien Ny. M yang mengalami stroke non hemoragik (SNH) dengan keluhan mual, tidak dapat menelan, lemah sebelah kanan, dan bicara terbata-bata. Kondisi ini menunjukkan adanya infark serebral akut di daerah basal ganglia kiri yang terlihat pada pemeriksaan CT Scan.
2. Kode ICD-9-CM 99.19 (Pemberian oksigen) sesuai dengan tindakan medis yang diberikan kepada pasien Ny. M berupa pemberian oksigen nasal dengan laju 5 LPM. Hal ini dilakukan untuk membantu oksigenasi pasien akibat kondisi stroke yang dialaminya.
Secara keseluruhan, kondisi pasien Ny. M menunjukkan adanya stroke non hemoragik (SNH) dengan manifestasi klinis yang khas, sehingga kode ICD-10 yang sesuai adalah I63.5. Selain itu, pasien juga mendapatkan terapi oksigen, yang tercermin dalam kode ICD-9-CM 99.19.