Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4924 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan kontrol luka ganti balut luka jahitan, post luka teerkena blower di tangan kanan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S61.0
- Deskripsi: Luka terbuka pada pergelangan tangan dan tangan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.59
- Deskripsi: Perawatan luka lainnya, termasuk ganti balut
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi pasca-luka terkena blower di tangan kanan dan memerlukan kontrol luka dengan penggantian balut. Kode ICD-10 S61.0 menggambarkan luka terbuka pada pergelangan tangan dan tangan, yang sesuai dengan kondisi tersebut. Sementara itu, kode ICD-9-CM 96.59 untuk "Perawatan luka lainnya, termasuk ganti balut" mencakup tindakan medis yang dilakukan untuk merawat luka dan mengganti balut pada pasien.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang sesuai dalam dokumentasi medis pasien. -
Article No. 4925 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan kontrol luka ganti balut luka jahitan, post luka teerkena blower di tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Terkait Prosedur Perawatan Luka Post Operasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Dalam kasus ini, pasien memiliki risiko infeksi terkait dengan perawatan luka pascaoperasi yang perlu dilakukan dengan baik untuk mencegah komplikasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi pada luka pascaoperasi.
- Indikator keberhasilan dapat dilihat dari tidak adanya tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri, atau keluar cairan pada luka.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik jika diperlukan, serta edukasi dan monitoring pasien.
- Perawatan luka meliputi pembersihan, desinfeksi, dan penggantian balutan secara aseptik untuk mencegah infeksi.
- Pemberian antibiotik jika diindikasikan untuk mengatasi infeksi.
- Edukasi kepada pasien tentang perawatan luka, tanda-tanda infeksi, dan pentingnya mematuhi regimen perawatan.
- Monitoring tanda-tanda vital, perkembangan luka, serta respons pasien terhadap perawatan.
Dengan mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan luka yang optimal dan terhindar dari risiko infeksi pascaoperasi. -
Article No. 4926 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang keluhan sakit kepala, meriang, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala, meriang, dan lemas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi:
Penurunan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Faktor Terkait:
- Penyakit infeksi (misalnya, malaria)
- Dehidrasi
Gejala dan Tanda:
- Sakit kepala
- Pusing
- Lemas
- Meriang
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang mengakibatkan kelelahan.
Faktor Terkait:
- Kelemahan fisik
- Keletihan
Gejala dan Tanda:
- Lemas
- Cepat lelah
- Perubahan tanda-tanda vital (peningkatan denyut nadi, pernafasan, tekanan darah)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Standar diagnosis keperawatan yang digunakan adalah SDKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memuat definisi, faktor terkait, dan gejala/tanda dari masing-masing diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Standar luaran keperawatan yang digunakan adalah SLKI yang diterbitkan oleh PPNI. SLKI memuat indikator hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Standar intervensi keperawatan yang digunakan adalah SIKI yang diterbitkan oleh PPNI. SIKI memuat rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masing-masing diagnosa keperawatan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala, meriang, dan lemas. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 4927 | 07 Nov 2024
Klinis : gamgguan menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan menelan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Menelan (Dysphagia)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Menelan (Dysphagia) adalah ketidakmampuan atau kesulitan dalam menelan makanan, minuman, atau ludah yang disebabkan oleh disfungsi pada fase oral, faringeal, atau esofageal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menelan makanan dan minuman secara efektif tanpa adanya komplikasi, serta tidak terjadi malnutrisi atau dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen disfagia, untuk membantu pasien dalam proses menelan
2. Terapi gizi, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Edukasi dan konseling, untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga terkait kondisi dan penatalaksanaannya.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan lebih lanjut. -
Article No. 4928 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien: Sarah, perempuan, 28 tahun. Diare, disertai demam, muntah, dan nyeri perut. Sarah tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Sarah baru saja pulang dari perjalanan ke Bali, mengunjungi beberapa tempat wisata kuliner. Sarah mengaku mengonsumsi makanan laut dan minuman es di beberapa warung makan di Bali. Suhu: 38,2°C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 98 bpm Pernapasan: 22 kali per menit Terdapat nyeri tekan pada perut bagian tengah dan bawah, disertai bunyi usus yang meningkat. Terlihat tanda dehidrasi sedang, seperti mulut kering, sedikit penurunan turgor kulit, dan mata cekung. Diaknosa yang cocok dan intervensi nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Sarah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi encer, dan rasa tidak nyaman pada perut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare: Pengeluaran feses cair atau setengah padat dengan frekuensi lebih dari tiga kali per hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Kontrol Diare: Pasien mampu mengontrol diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare: Intervensi untuk mengatasi diare, seperti pemberian oralit, antiemetik, dan obat antidiare sesuai indikasi.
- Pemantauan Tanda Vital: Memantau suhu, tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan untuk mendeteksi perubahan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan diare.
Penjelasan:
Pasien Sarah mengalami diare, disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Berdasarkan riwayat perjalanan ke Bali dan konsumsi makanan laut serta minuman es, dapat disimpulkan bahwa diare yang dialami Sarah kemungkinan disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen diare, pemantauan tanda vital, dan edukasi kesehatan tentang pencegahan dan pengelolaan diare. -
Article No. 4929 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien: Sarah, perempuan, 28 tahun. Diare, disertai demam, muntah, dan nyeri perut. Sarah tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Sarah baru saja pulang dari perjalanan ke Bali, mengunjungi beberapa tempat wisata kuliner. Sarah mengaku mengonsumsi makanan laut dan minuman es di beberapa warung makan di Bali. Suhu: 38,2°C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Nadi: 98 bpm Pernapasan: 22 kali per menit Terdapat nyeri tekan pada perut bagian tengah dan bawah, disertai bunyi usus yang meningkat. Terlihat tanda dehidrasi sedang, seperti mulut kering, sedikit penurunan turgor kulit, dan mata cekung. Diaknosa yang cocok dan intervensi nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan kontaminasi makanan dan minuman, ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi cair, dan disertai gejala lain seperti demam, muntah, dan nyeri perut.
Penjelasan singkat:
Sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), "Diare akut" adalah kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair, yang berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari. Hal ini berhubungan dengan kontaminasi makanan dan minuman yang dikonsumsi Sarah selama bepergian ke Bali.
Intervensi Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mengatasi Diare Akut
- Monitoring tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan)
- Memantau intake dan output cairan
- Memberikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi
- Mengatur diet sesuai toleransi gastrointestinal
- Memberikan obat antidiare dan antiemetik jika perlu
- Edukasi terkait pencegahan penularan diare
2. Mengatasi Risiko Dehidrasi
- Memantau tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, turgor kulit menurun, mata cekung)
- Mencatat intake dan output cairan
- Memberikan cairan sesuai kebutuhan dan status hidrasi
- Edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi-intervensi tersebut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah diare akut dan risiko dehidrasi pada pasien Sarah. -
Article No. 4930 | 07 Nov 2024
Klinis : tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang dijelaskan, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T22.0X5A
- Deskripsi: Burn of second degree of shoulder and upper limb, except wrist and hand, initial encounter
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.59
- Deskripsi: Other physical therapy and rehabilitation
Penjelasan:
Kondisi yang dideskripsikan adalah tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower. Berdasarkan informasi ini, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami luka bakar derajat kedua di bahu dan anggota tubuh atas, kecuali pergelangan tangan dan tangan.
Kode ICD-10 T22.0X5A menggambarkan luka bakar derajat kedua di daerah bahu dan anggota tubuh atas, kecuali pergelangan tangan dan tangan, yang merupakan kondisi awal (initial encounter) yang membutuhkan perawatan.
Kode ICD-9-CM 93.59 untuk "Other physical therapy and rehabilitation" mencakup prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam perawatan luka post-operatif, seperti terapi fisik dan rehabilitasi untuk membantu pemulihan pasien.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kondisi yang dideskripsikan adalah T22.0X5A untuk diagnosis luka bakar derajat kedua di bahu dan anggota tubuh atas, serta kode 93.59 untuk prosedur atau tindakan medis terkait perawatan luka dan rehabilitasi. -
Article No. 4931 | 07 Nov 2024
Klinis : tujuan dan hasil kriteria pasien perawatan luka post op terkena blower
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan Prosedur Pembedahan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), kondisi pasien dengan luka post op terkena blower dapat didiagnosis dengan "Integritas Kulit Terganggu". Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada struktur dan fungsi normal kulit akibat tindakan pembedahan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Tujuan dan hasil kriteria yang dapat ditetapkan untuk pasien dengan kondisi ini adalah:
1. Integritas Kulit: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit yang optimal selama proses penyembuhan luka.
2. Status Penyembuhan Luka: Pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka yang baik, seperti tidak ada tanda infeksi, berkurangnya eksudat, dan penutupan luka yang progresif.
3. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang terkait dengan luka post op.
4. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami proses penyembuhan luka dan tindakan perawatan yang tepat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil tersebut antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, debridemen, dan aplikasi balutan yang tepat untuk luka post op.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai indikasi dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi tentang proses penyembuhan luka, tanda infeksi, dan pentingnya perawatan luka yang tepat.
4. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, tanda penyembuhan luka, dan respons pasien terhadap intervensi keperawatan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk membantu pasien mencapai penyembuhan luka post op yang optimal. -
Article No. 4932 | 07 Nov 2024
Klinis : pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "pola nafas tidak efektif" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk memelihara pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
Faktor Terkait:
- Ketidakmampuan mengatur pernapasan
- Kelelahan otot pernapasan
- Gangguan mekanis pada sistem pernapasan
Gejala dan Tanda:
- Pernapasan cepat, dangkal, atau takipnea
- Penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
- Dispnea
- Sianosis
Tujuan Keperawatan:
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif
- Pasien menunjukkan oksigenasi adekuat
Intervensi Keperawatan:
- Pantau tanda-tanda vital dan status oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Bantu mobilisasi pasien secara bertahap
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif merupakan salah satu diagnosa keperawatan dalam SDKI yang memiliki kode DN006.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Pola Napas Tidak Efektif adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif (kode LH016) dan pasien menunjukkan oksigenasi adekuat (kode LH020).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif antara lain pemantauan tanda-tanda vital (kode IP001), pemberian oksigen (kode IP087), edukasi teknik pernapasan efektif (kode IP178), mobilisasi (kode IP064), dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (kode IP003). -
Article No. 4933 | 07 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Penyakit Menular (SDKI)
- Definisi: Risiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Paparan penyakit menular (campak).
2. Intoleransi Aktivitas Terkait Kelelahan (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat kelelahan yang dirasakan.
- Gejala/Tanda: Demam tinggi, malaise, dan batuk kering.
3. Gangguan Integritas Kulit Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada lapisan kulit yang menimbulkan perubahan kontinuitas, fungsi, dan struktur normal kulit.
- Gejala/Tanda: Ruam merah di kulit.
4. Gangguan Membran Mukosa Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada permukaan mukosa yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi normal.
- Gejala/Tanda: Bintik Koplik di mukosa mulut.
5. Perubahan Persepsi Sensori Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Perubahan dalam interpretasi stimulus sensorik akibat proses penyakit.
- Gejala/Tanda: Mata merah.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan gejala dan tanda yang dialami pasien, kemungkinan besar pasien mengalami penyakit campak. Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi mencakup risiko infeksi terkait penyakit menular, intoleransi aktivitas terkait kelelahan, gangguan integritas kulit terkait proses penyakit, gangguan membran mukosa terkait proses penyakit, dan perubahan persepsi sensori terkait proses penyakit.
Perawatan yang perlu dilakukan sesuai standar SLKI dan SIKI antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital dan kondisi umum pasien
- Mengatur istirahat yang cukup
- Mengobservasi kulit dan membran mukosa
- Memberikan terapi simptomatik sesuai indikasi
- Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga
- Memastikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi
Tujuan utama perawatan adalah untuk mengatasi gejala, mencegah komplikasi, dan memastikan pemulihan pasien secara optimal.