Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4894 | 07 Nov 2024
Klinis : Gangguan sensasi perifer b/d peningkatan kolestrol
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: E78.0
- Deskripsi: Hiperkolesterolemia murni
Penjelasan:
Gangguan sensasi perifer yang disebabkan oleh peningkatan kolesterol dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 E78.0 (Hiperkolesterolemia murni). Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi peningkatan kadar kolesterol dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf perifer.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis terkait kondisi ini.
Penjelasan:
Untuk gangguan sensasi perifer akibat peningkatan kolesterol, tidak ada kode ICD-9-CM yang secara langsung terkait dengan tindakan medis yang dilakukan. Penatalaksanaan umumnya akan meliputi pengaturan pola makan, penggunaan obat-obatan penurun kolesterol, dan pemantauan kadar kolesterol secara berkala. Tindakan medis spesifik akan tergantung pada kondisi pasien dan rencana pengobatan yang ditetapkan oleh dokter. -
Article No. 4895 | 07 Nov 2024
Klinis : Gangguan sensasi perifer b/d peningkatan kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Gangguan sensasi perifer b/d peningkatan kolestrol" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensasi Perifer
Definisi:
Gangguan sensasi perifer adalah perubahan pada fungsi sensorik dan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf perifer.
Faktor Berhubungan:
Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke saraf perifer, sehingga terjadi gangguan sensasi pada ekstremitas.
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Kesemutan
2. Parestesia (rasa terbakar, kebas)
3. Penurunan atau hilangnya refleks tendon
4. Penurunan atau hilangnya sensasi raba, tekanan, dan/atau vibr.ase
Gejala dan Tanda Minor:
1. Penurunan atau hilangnya koordinasi motorik
2. Penurunan atau hilangnya kekuatan otot
3. Perubahan warna kulit (pucat, kemerahan)
4. Perubahan suhu kulit (dingin)
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Sensori Perifer
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Nutrisi
4. Edukasi Kesehatan
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Peningkatan Sensasi Perifer
2. Peningkatan Fungsi Motorik
3. Peningkatan Pengetahuan Pasien
4. Peningkatan Kepatuhan Terapi
Dalam pengelolaan gangguan sensasi perifer yang disebabkan oleh peningkatan kolesterol, perawat berperan penting dalam melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti manajemen sensori perifer, manajemen aktivitas, manajemen nutrisi, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sensasi perifer, fungsi motorik, pengetahuan pasien, dan kepatuhan terapi sehingga dapat mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 4896 | 07 Nov 2024
Klinis : Manajemen Sensori Perifer pada kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Sensori Perifer
Definisi:
Manajemen Sensori Perifer adalah kemampuan untuk mengatur dan mengontrol sensasi yang berasal dari reseptor sensorik di seluruh tubuh, termasuk nyeri, suhu, tekanan, dan sensasi lain.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Sensori Perifer merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat, dengan kelas Pergerakan. Diagnosis ini menggambarkan adanya gangguan dalam mengatur dan mengontrol sensasi sensorik perifer, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk kondisi hiperkolesterolemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari manajemen sensori perifer pada pasien hiperkolesterolemia adalah pasien dapat mengenali dan mengontrol sensasi sensorik perifer, mengurangi distres yang terkait dengan gangguan sensasi, dan mempertahankan fungsi sensorik yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi manajemen sensori perifer pada pasien hiperkolesterolemia meliputi:
1. Pengkajian sensasi sensorik perifer
2. Manajemen nyeri
3. Terapi modalitas sensorik (terapi panas, dingin, masase, dll.)
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen sensori perifer
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penatalaksanaan komprehensif.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk membantu pasien mengelola dan mengoptimalkan fungsi sensorik perifer, sehingga dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 4897 | 07 Nov 2024
Klinis : observasi Manajemen Sensori Perifer pada kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi observasi Manajemen Sensori Perifer pada kolesterol, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Perfusi Perifer berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Perfusi Perifer adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan kadar kolesterol.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan perfusi perifer yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda iskemia jaringan, dan tidak ada keluhan nyeri atau kesemutan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen Sensori Perifer: Mengkaji dan memantau status sensori dan perfusi perifer, seperti warna, suhu, dan pulsasi.
2. Edukasi Manajemen Kolesterol: Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang pentingnya mengontrol kadar kolesterol melalui diet, aktivitas fisik, dan pengobatan.
3. Kolaborasi Terapeutik: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk mengelola kadar kolesterol pasien secara komprehensif.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien dengan risiko gangguan perfusi perifer akibat peningkatan kolesterol. -
Article No. 4898 | 07 Nov 2024
Klinis : observasi Manajemen Sensori Perifer pada kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi observasi manajemen sensori perifer pada kolestrol.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Manajemen Sensori Perifer
Penjelasan:
Gangguan Manajemen Sensori Perifer adalah kondisi dimana pasien mengalami gangguan pada kontrol atau pengaturan sensasi dari sistem saraf perifer. Pasien dengan kolesterol tinggi dapat mengalami kondisi ini, karena peningkatan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke saraf perifer.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), kriteria diagnostik untuk Gangguan Manajemen Sensori Perifer meliputi:
1. Perubahan persepsi sensasi
2. Perubahan respons motorik
3. Perubahan integritas kulit
4. Perubahan toleransi aktivitas
Selanjutnya, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, antara lain:
1. Kemampuan mengontrol sensasi
2. Integritas kulit terpelihara
3. Mobilitas fisik membaik
Untuk mencapai luaran tersebut, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merekomendasikan intervensi keperawatan seperti:
1. Manajemen Sensori
2. Perawatan Kulit
3. Peningkatan Mobilitas
Dalam menerapkan intervensi keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien, faktor risiko, dan penyebab gangguan manajemen sensori perifer secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 4899 | 07 Nov 2024
Klinis : managemen peningkatan mobilitas pada gangguan perifer akibat kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan Aliran Darah Perifer akibat Aterosklerosis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja, tidak terkontrol, dan independen dari satu atau lebih ekstremitas tubuh. Penurunan Aliran Darah Perifer akibat Aterosklerosis merupakan penyebab yang mendasari keterbatasan mobilitas ini.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari manajemen peningkatan mobilitas pada kondisi ini adalah Peningkatan Mobilitas Fisik, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan tubuh secara mandiri dan terkoordinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: Mengevaluasi dan memfasilitasi aktivitas fisik yang aman dan tepat sesuai kondisi pasien.
2. Terapi Latihan: Memberikan latihan fisik yang terstruktur untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan daya tahan otot.
3. Perawatan Ekstremitas: Melakukan perawatan kaki dan ekstremitas untuk meningkatkan sirkulasi darah.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi mengenai manajemen kolesterol, diet, dan gaya hidup sehat untuk mencegah progresivitas penyakit.
Penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI akan membantu perawat dalam memberikan intervensi yang komprehensif dan terukur untuk meningkatkan mobilitas pasien dengan gangguan perifer akibat kolesterol. -
Article No. 4900 | 07 Nov 2024
Klinis : managemen peningkatan mobilitas pada gangguan perifer akibat kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan Perfusi Perifer akibat Hiperkolesterolemia
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot-otot skeletal.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dalam kasus ini adalah Peningkatan Mobilitas, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Mobilitas: Mengoptimalkan mobilitas pasien dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan mengembangkan rencana peningkatan mobilitas.
2. Terapi Latihan: Melakukan latihan fisik dan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas otot-otot.
3. Terapi Vaskuler: Mengelola kondisi vaskuler pasien, seperti memantau sirkulasi perifer dan menerapkan tindakan untuk meningkatkan aliran darah.
Tujuan akhir dari intervensi keperawatan ini adalah untuk membantu pasien mencapai mobilitas fisik yang optimal dan mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 4901 | 07 Nov 2024
Klinis : managemen peningkatan mobilitas pada gangguan perifer akibat kolestrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
Faktor Terkait:
- Gangguan perifer akibat kolesterol
Karakteristik Utama:
- Penurunan rentang gerak sendi
- Penurunan kekuatan otot
- Perubahan gaya berjalan
- Kelelahan yang mudah terjadi
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Status Mobilitas Fisik: Penurunan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Mobilitas Fisik: Meningkat
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Mobilitas
- Pelatihan Mobilitas
- Terapi Latihan
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan gangguan perifer akibat kolesterol mengalami penurunan mobilitas fisik yang ditandai dengan penurunan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot, perubahan gaya berjalan, dan kelelahan yang mudah terjadi. Diagnosis keperawatan yang tepat adalah Penurunan Mobilitas Fisik. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan mobilitas fisik pasien, yang dapat dicapai melalui intervensi seperti Manajemen Mobilitas, Pelatihan Mobilitas, dan Terapi Latihan. Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan gerak dan aktivitas secara mandiri. -
Article No. 4902 | 07 Nov 2024
Klinis : mANAJEMEN MOBILITAS PADA KOLESTROL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Manajemen Mobilitas pada Kolesterol" dengan nada akademis dan persona seorang pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Mobilitas Terganggu berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Mobilitas Terganggu didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk merencanakan, memulai, dan/atau mengendalikan pergerakan fisik yang disengaja.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merencanakan, memulai, dan mengendalikan pergerakan fisik yang disengaja.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
1. Manajemen aktivitas: Membantu pasien merencanakan, memulai, dan mengendalikan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi.
2. Edukasi gaya hidup sehat: Memberikan informasi dan edukasi terkait pola makan, aktivitas, dan manajemen stres untuk menjaga kadar kolesterol dalam batas normal.
3. Pemantauan tanda vital: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi, untuk mengevaluasi respons tubuh terhadap aktivitas.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, atau ahli lainnya untuk menentukan program pengobatan dan rehabilitasi yang sesuai.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu meningkatnya kemampuan dalam merencanakan, memulai, dan mengendalikan pergerakan fisik yang disengaja. -
Article No. 4903 | 07 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bersin bersin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan bersin-bersin.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan pernafasan akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di tingkat selular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas meningkat
2. Kelelahan menurun
3. Pernapasan stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas
2. Manajemen pernapasan
3. Manajemen kelelahan
Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan bersin-bersin, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan pernapasan akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen aktivitas, manajemen pernapasan, dan manajemen kelelahan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas, menurunkan kelelahan, dan menstabilkan pernapasan.