Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20529 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit tulang belakang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit tulang belakang, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri kronis (00133)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut, dengan onset tiba-tiba atau lambat dan berlangsung dalam waktu lama.
- SLKI: Intervensi untuk membantu klien mengatasi pengalaman rasa sakit yang terus-menerus dan persisten.
- SIKI: Identifikasi dan penanganan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap nyeri, dengan tujuan meminimalkan atau mengurangi pengalaman nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik (00085)
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik independen, yang bersifat terbatas, lambat, atau tidak lengkap.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan fisik yang independen, efektif, dan aman.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi mobilitas fisik klien agar dapat bergerak dengan aman dan efektif.
3. Risiko jatuh (00155)
- SDKI: Peningkatan kerentanan untuk jatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI: Intervensi untuk meminimalkan risiko jatuh dan mencegah cedera akibat jatuh.
- SIKI: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko jatuh, serta mempromosikan keamanan klien.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri kronis (00133): Pasien mengalami nyeri pada tulang belakang yang terus-menerus dan persisten. Intervensi keperawatan berfokus pada identifikasi dan penanganan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap nyeri, dengan tujuan meminimalkan atau mengurangi pengalaman nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik (00085): Pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik independen, yang bersifat terbatas, lambat, atau tidak lengkap. Intervensi keperawatan berfokus pada memfasilitasi mobilitas fisik klien agar dapat bergerak dengan aman dan efektif.
3. Risiko jatuh (00155): Pasien memiliki peningkatan kerentanan untuk jatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik. Intervensi keperawatan berfokus pada mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko jatuh, serta mempromosikan keamanan klien. -
Article No. 20530 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien gusi berdarah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi pasien gusi berdarah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K06.1
- Deskripsi: Gingivitis kronis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 41.43
- Deskripsi: Gingivektomi, pembedahan gusi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K06.1 (Gingivitis kronis) merupakan kode yang sesuai untuk kondisi pasien gusi berdarah. Gingivitis kronis adalah kondisi peradangan kronis pada gusi yang dapat menyebabkan pendarahan gusi.
2. Kode ICD-9-CM 41.43 (Gingivektomi, pembedahan gusi) dapat digunakan jika pasien memerlukan tindakan pembedahan gusi untuk mengatasi kondisi gingivitis kronis. Gingivektomi adalah prosedur bedah untuk menghilangkan jaringan gusi yang mengalami peradangan atau hiperplasia.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien, serta untuk keperluan dokumentasi, klaim asuransi, dan analisis epidemiologi kesehatan. -
Article No. 20531 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu sakit ulu hati, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Gangguan proses pencernaan (00197)
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk mencerna atau menyerap nutrisi secara normal.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut (00132)
- Kode SDKI: 00132
- Kode SLKI: 0004
- Kode SIKI: P01
Pasien datang dengan keluhan sakit ulu hati yang merupakan gejala dari nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
2. Gangguan proses pencernaan (00197)
- Kode SDKI: 00197
- Kode SLKI: 0305
- Kode SIKI: C07
Sakit ulu hati yang dirasakan oleh pasien juga dapat menunjukkan adanya gangguan proses pencernaan. Gangguan proses pencernaan adalah gangguan dalam kemampuan untuk mencerna atau menyerap nutrisi secara normal.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Dalam memberikan penjelasan, saya berusaha menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien dengan latar belakang akademis dan bertindak sebagai pakar atau perawat yang memberikan informasi secara komprehensif. -
Article No. 20532 | 08 Aug 2025
Klinis : diagnosa untuk gusi berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gusi berdarah:
Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Gingiva (10015)
Definisi SDKI:
Kondisi di mana terjadi pendarahan dari jaringan gingiva yang dapat disebabkan oleh plak, kalkulus, atau faktor lain.
Definisi SLKI:
Peningkatan kontrol perdarahan gingiva melalui praktik kebersihan mulut yang efektif.
Definisi SIKI:
1. Kontrol Perdarahan Gingiva (I0015)
Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan pendarahan dari jaringan gingiva.
2. Perawatan Mulut (I0116)
Tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan rongga mulut.
Kode dan Definisi:
1. Kontrol Perdarahan Gingiva (I0015)
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan pendarahan dari jaringan gingiva.
2. Perawatan Mulut (I0116)
Definisi: Tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan rongga mulut.
Catatan: Diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya berikan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya menjelaskan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat. -
Article No. 20533 | 08 Aug 2025
Klinis : diagnosa untuk gusi berdarah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi gusi berdarah:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi gusi berdarah berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Perdarahan Mukosa" (Mucosal Bleeding). Perdarahan Mukosa didefinisikan sebagai keluarnya darah dari membran mukosa akibat kehilangan integritas pembuluh darah.
Karakteristik definisi ini sesuai dengan kondisi gusi berdarah, di mana terjadi perdarahan dari gusi yang merupakan bagian dari membran mukosa rongga mulut. Perdarahan pada gusi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi gusi (gingivitis), trauma, kelainan pembekuan darah, atau sebagai efek samping penggunaan obat-obatan tertentu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan untuk mengatasi Perdarahan Mukosa pada gusi, diharapkan dapat dicapai luaran/output sebagai berikut:
a. Kontrol Perdarahan: Pasien menunjukkan penghentian perdarahan pada gusi.
b. Pemulihan Integritas Mukosa: Pasien menunjukkan perbaikan integritas membran mukosa gusi.
c. Pengendalian Faktor Risiko: Pasien dapat mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor risiko yang menyebabkan perdarahan gusi.
d. Peningkatan Perawatan Diri: Pasien mampu melakukan perawatan diri yang tepat untuk menjaga kesehatan gusi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Perdarahan
- Identifikasi penyebab perdarahan gusi
- Lakukan tindakan hemostasis, seperti kompresi pada area gusi yang berdarah
- Berikan instruksi kepada pasien untuk menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan perdarahan gusi
b. Perawatan Mukosa
- Bersihkan membran mukosa gusi secara lembut dengan menggunakan sikat gigi yang lembut
- Aplikasikan obat topikal (misalnya, gel antiseptik) pada area gusi yang berdarah
- Ajarkan pasien teknik menggosok gigi dan pembersihan rongga mulut yang tepat
c. Edukasi Kesehatan
- Identifikasi faktor-faktor risiko yang menyebabkan perdarahan gusi, seperti infeksi, kelainan pembekuan darah, atau penggunaan obat-obatan tertentu
- Berikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut dan kesehatan gusi
- Kolaborasi dengan dokter atau ahli kesehatan gigi untuk menangani penyebab mendasar perdarahan gusi
d. Pemantauan dan Evaluasi
- Pantau tanda-tanda vital dan perkembangan perdarahan gusi secara berkala
- Evaluasi efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan penanganan yang komprehensif
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol perdarahan, pemulihan integritas mukosa, pengendalian faktor risiko, dan peningkatan perawatan diri. -
Article No. 20534 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan sakit pinggang, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penyebab: Agen cidera biologis (misalnya: cedera, infeksi), Agen cidera kimiawi (misalnya: obat-obatan), Agen cidera fisik (misalnya: tekanan, tarikan, gesekan).
2. Gejala dan Tanda: Melaporkan nyeri, Perilaku protektif, Ekspresi wajah, Gelisah.
3. Etiologi: Cedera jaringan, Infeksi, Iskemia, Spasme otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (1605)
2. Tingkat Nyeri (2102)
3. Pemulihan Nyeri (1908)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (1400)
2. Terapi Relaksasi (5880)
3. Terapi Modalitas Nyeri (1420)
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Dalam konteks akademis dan dari sudut pandang seorang pakar/perawat, diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dapat diberikan kepada pasien yang datang dengan keluhan sakit pinggang. Penjelasan ini dapat membantu pasien memahami kondisinya, rencana asuhan keperawatan, dan tujuan penanganan yang akan dilakukan. -
Article No. 20535 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan haid tidak teratur sejak 1 bulan yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu haid tidak teratur sejak 1 bulan yang lalu, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Perubahan Pola Menstruasi. Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami perubahan dalam pola siklus menstruasi yang normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pengetahuan Tentang Kesehatan: Pasien dapat menjelaskan penyebab dan faktor risiko yang memengaruhi perubahan pola menstruasi.
2. Manajemen Kesehatan: Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang sesuai untuk mengatasi perubahan pola menstruasi.
3. Fungsi Seksual: Pasien dapat melaporkan tidak ada gangguan pada fungsi seksual terkait perubahan pola menstruasi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan faktor risiko yang memengaruhi perubahan pola menstruasi.
- Edukasikan tentang pentingnya memantau siklus menstruasi secara teratur.
- Berikan informasi tentang gaya hidup yang dapat membantu menjaga pola menstruasi yang teratur.
2. Manajemen Kesehatan
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku yang dapat mengatasi perubahan pola menstruasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas intervensi.
3. Konseling Seksual
- Identifikasi adanya gangguan pada fungsi seksual terkait perubahan pola menstruasi.
- Berikan konseling dan dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi masalah seksual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya konselor seksual) jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip praktik keperawatan yang berpusat pada pasien, menggunakan pendekatan holistik, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan tercapainya hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 20536 | 08 Aug 2025
Klinis : pasien datang dibawa ambulans PSC, dikatakan keluarga tidak sadar di rumah sekitar pukul 18.00, jam 19.08 dicek GDS oleh PSC: 42 mg/dl --> masuk inf D40 2 flask --> GDS jam 19.30: 226 mg/dl --> pasien mulai sadar, tapi masih mengantuk - sering jatuh saat berjalan di rumah, ada nyeri dan pengeroposan di pinggul kanan dan kiri, jam 14.00 tadi siang sempat lemas dan jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Hiperglikemia berhubungan dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah, ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu 42 mg/dL saat pertama kali diperiksa dan 226 mg/dL setelah 30 menit mendapat cairan D40.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran, ditandai dengan pasien mengantuk meskipun sudah sadar.
3. Risiko Jatuh berhubungan dengan kelemahan otot dan gangguan mobilitas, ditandai dengan riwayat jatuh saat berjalan di rumah dan nyeri serta pengeroposan pada pinggul kanan dan kiri.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Risiko Hiperglikemia:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal (80-120 mg/dL)
- Tidak terjadi komplikasi akibat hiperglikemia (dehidrasi, koma diabetikum, dll.)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pasien dapat bernafas dengan mudah
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Pasien mempertahankan oksigenasi yang adekuat
3. Risiko Jatuh:
- Tidak terjadi jatuh selama perawatan
- Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dengan aman
- Tidak terjadi komplikasi akibat jatuh (fraktur, cedera kepala, dll.)
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Risiko Hiperglikemia:
- Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
- Pemberian insulin sesuai kebutuhan untuk mencapai target glukosa darah
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pengelolaan diabetes mellitus
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk penanganan hiperglikemia
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pemantauan status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama)
- Suction jalan napas bila diperlukan
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Latihan batuk efektif dan mobilisasi dini
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan gangguan pernapasan
3. Risiko Jatuh:
- Identifikasi faktor risiko jatuh (lingkungan, peralatan, mobilitas, riwayat jatuh, dll.)
- Pengaturan lingkungan yang aman (pemberian alat bantu jalan, pencahayaan yang memadai, dll.)
- Latihan mobilisasi dan keseimbangan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis, dll.) untuk penanganan gangguan mobilitas
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 20537 | 08 Aug 2025
Klinis : ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana terjadi fluktuasi atau ketidakstabilann kadar glukosa darah pada pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola makan, aktivitas fisik, stres, dan lain-lain.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
1. Kadar glukosa darah stabil: Pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal atau sesuai dengan target yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
2. Pengetahuan tentang pengelolaan diabetes yang memadai: Pasien memiliki pemahaman yang baik tentang diabetes, pengobatan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas kadar glukosa darah.
3. Kemampuan perawatan diri yang optimal: Pasien mampu melakukan perawatan diri yang diperlukan, seperti pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin/obat, pengaturan pola makan, dan aktivitas fisik.
4. Tidak terjadi komplikasi akut: Pasien tidak mengalami komplikasi akut terkait diabetes, seperti hipoglikemia atau hiperglikemia yang tidak terkontrol.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan kadar glukosa darah: Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara berkala sesuai dengan kebutuhan pasien, baik melalui pemeriksaan laboratorium maupun penggunaan alat pemantau kadar glukosa darah.
2. Manajemen insulin/obat antidiabetik: Memastikan pemberian insulin atau obat antidiabetik sesuai dengan rencana pengobatan, termasuk dosis, waktu, dan teknik pemberian yang tepat.
3. Edukasi tentang diabetes: Memberikan edukasi komprehensif kepada pasien dan keluarga mengenai diabetes, pengelolaan kadar glukosa darah, diet, aktivitas fisik, dan pencegahan komplikasi.
4. Fasilitasi perubahan gaya hidup: Membantu pasien untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat, seperti pengaturan pola makan, aktivitas fisik yang teratur, dan manajemen stres.
5. Monitoring dan evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap kadar glukosa darah, kondisi klinis, dan efektivitas intervensi yang diberikan, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan tambahan:
Diagnosa keperawatan "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" mencerminkan kondisi klinis di mana terjadi fluktuasi atau ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien. Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup stabilitas kadar glukosa darah, peningkatan pengetahuan dan kemampuan perawatan diri, serta pencegahan komplikasi akut. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, manajemen insulin/obat, edukasi, fasilitasi perubahan gaya hidup, serta monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan. Dengan implementasi Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai stabilitas kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi terkait diabetes. -
Article No. 20538 | 08 Aug 2025
Klinis : ketidakpatuhan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi ketidakpatuhan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z91.1
- Deskripsi: Ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan nasihat medis
Dalam kasus ketidakpatuhan, kode ICD-10 yang sesuai adalah Z91.1. Kode ini menggambarkan situasi di mana pasien tidak mematuhi atau menolak pengobatan, perawatan, atau nasihat medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk ketidakpatuhan.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur medis yang dilakukan secara langsung untuk menangani ketidakpatuhan. Pendekatan yang dilakukan biasanya melibatkan edukasi, konseling, dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
Dalam kasus ketidakpatuhan, tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara spesifik mewakili tindakan medis. Penanganan ketidakpatuhan biasanya dilakukan melalui upaya-upaya non-prosedural, seperti pemberian edukasi kepada pasien, konseling untuk memahami alasan ketidakpatuhan, dan pengembangan strategi bersama pasien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan dan nasihat medis.