Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5046 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat di perawatan pre-post operasi tulang mandibula, pasien mengatakan terasa nyeri ada luka opereasi, pasien juga mengatakan sulit untuk makan dan menelan, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/80 mmHg, Frekuensi nadi: 90x/mnt, frekuensi napas: 26x/menit, TB: 170 cm dan BB: 52 mmHg. Pertanyaan soal Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Perawatan luka b. Melakukan mobilisasi pasien C. Melakukan pemasangan NGT d. Mengajarkan relaksasi dan distraksi e. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik pasca operasi tulang mandibula.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan luka operasi pada mandibula.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan makan dan menelan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Pengendalian nyeri, manajemen nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, terapi non-farmakologi.
2. Gangguan Menelan
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan aman dan efektif melalui mulut.
- SLKI: Manajemen gangguan menelan.
- SIKI: Manajemen gangguan menelan, pemberian makan/nutrisi parenteral.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen nutrisi.
- SIKI: Manajemen nutrisi enteral, edukasi nutrisi.
Tindakan Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi, tindakan keperawatan yang tepat adalah:
a. Perawatan luka
b. Melakukan mobilisasi pasien
c. Melakukan pemasangan NGT
d. Mengajarkan relaksasi dan distraksi
e. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
Dalam kasus ini, tindakan yang tepat adalah c. Melakukan pemasangan NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien yang mengalami kesulitan makan dan menelan akibat luka operasi pada mandibula. -
Article No. 5047 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 50 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan frambusia, pasien mengatakan nyeri, skal nyeri 2, merasa cemas, sulit melakukan aktivitas, gatal-gatal pada kulitnya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan kulit bersisik, penyebaran lesi keseluruh tubuh dan nekrosis lesi. TD 130/90 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 37,2°C. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? a. Intoleransi aktivitas. b. Kerusakan integritas kulit. c. Nyeri akut. d. Defisit nutrisi. e. Ansietas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
b. Kerusakan integritas kulit
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami frambusia dengan gejala utama berupa kulit bersisik, penyebaran lesi di seluruh tubuh, dan nekrosis lesi. Ini menunjukkan adanya kerusakan pada integritas kulit pasien.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan dan menetapkan standar-standar tersebut sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar di Indonesia. -
Article No. 5048 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 38 tahun dirawat di RS, pasien mengatakan nyeri pada tulang paha kanan, dan terutama saat cuaca dingin, pasien juga susah untuk menggerakkan kakinya. Hasil dari anamnesis didapatkan ada odema pada paha dan TD: 130/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 39,5°C, pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7. Pertanyaan soal: Apakah diagnosis utama dalam kasus diatas? a. Intoleransi aktifitas b. Nyeri akut c. Resiko infeksi d. Gangguan mobilitas fisik e. Hipertermi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang paling sesuai untuk kasus ini adalah:
b. Nyeri akut
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan nyeri pada tulang paha kanan, terutama saat cuaca dingin, dan susah untuk menggerakkan kakinya. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya odema pada paha, suhu tubuh 39,5°C, dan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri akut yang menjadi fokus utama dalam perencanaan asuhan keperawatan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Karakteristik Mayor:
- Melaporkan nyeri
- Ekspresi nyeri
- Perilaku protektif
Penyebab:
- Agen pencedera fisik
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Sesuai dengan diagnosa nyeri akut, luaran yang dapat ditetapkan antara lain:
- Tingkat nyeri menurun
- Kemampuan mengatasi nyeri meningkat
- Kenyamanan meningkat
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen nyeri
- Terapi modalitas nyeri
- Edukasi manajemen nyeri
Jadi, diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kasus ini adalah Nyeri akut. -
Article No. 5049 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 38 tahun dirawat di RS, pasien mengatakan nyeri pada tulang paha kanan, dan terutama saat cuaca dingin, pasien juga susah untuk menggerakkan kakinya. Hasil dari anamnesis didapatkan ada odema pada paha dan TD: 130/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 39,5°C, pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7. Pertanyaan soal: Apakah intervensi yang tepat pada masalah utama dalam kasus diatas? a. Manajemen nyeri 2/6 tanda b. Manajemen energi c. Dukungan mobilisasi d. Pencegahan infeksi e. Manajemen hipertermi 1/1 (?)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Permisi, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit muskuloskeletal, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada tulang paha kanan terutama saat cuaca dingin, skala nyeri 7, dan tampak meringis.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak, ditandai dengan pasien kesulitan untuk menggerakkan kakinya.
3. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 39,5°C.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan rentang gerak sendi yang disengaja, terbatas, dan tidak lancar.
3. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas ambang batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Kontrol Nyeri, Manajemen Nyeri.
2. Gangguan Mobilitas Fisik: Mobilisasi, Peningkatan Aktivitas.
3. Hipertermia: Manajemen Demam, Pencegahan Komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang tepat untuk masalah utama dalam kasus ini adalah:
a. Manajemen Nyeri: Manajemen nyeri, pemberian analgetik, kompres hangat, dll.
b. Manajemen Energi: Peningkatan aktivitas sesuai toleransi, istirahat yang cukup.
c. Dukungan Mobilisasi: Latihan rentang gerak, bantuan alat bantu mobilisasi, dll.
d. Pencegahan Infeksi: Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi.
e. Manajemen Hipertermia: Penurunan suhu tubuh, pemberian antipiretik, kompres dingin, dll.
Jadi, intervensi yang paling tepat untuk masalah utama dalam kasus ini adalah Manajemen Nyeri, karena nyeri merupakan keluhan utama yang dirasakan pasien. -
Article No. 5050 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di RS Muhammad Husein dengan mengeluhkan nyeri pada paha kiri, pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat malam hari, pasien merasakan sudah satu bulan ini ketika angkat beban terasa tidak kuat dan lemah, pasien juga merasakan nafsu makan menurun. Hasil dari pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7, TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 100 x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan Suhu: 38,5 3,5°C, BB: 65 kg, TB: 170 cm. Pasien telah dilakukan manajemen nyeri dengan tindakan terapeutik relaksasi dan distraksi, hasil dari evaluasi skala nyeri pasien belum berubah. Pertanyaan soal: Apakah tindakan perawat selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut? a. Mengajarkan pada pasien tentang strategi meredakan nyeri b. Memberikan teknik nonfarmakologis dengan aroma terapi c. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri d. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik e. Memberikan teknik nonfarmakologis dengan imajinasi terbimbing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronik yang ditunjukkan dengan keluhan nyeri pada paha kiri yang bertambah saat malam hari, penurunan kekuatan dan lemah saat mengangkat beban, serta penurunan nafsu makan. Penjelasan singkat terkait penggunaan standar SDKI-SLKI-SIKI adalah sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan: Nyeri Kronik
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung terus-menerus atau berulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang
2. Pasien mendemonstrasikan strategi untuk mengurangi nyeri
3. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan fungsional
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan yang Tepat:
a. Mengajarkan pasien tentang strategi meredakan nyeri (pilihan a)
b. Memberikan teknik nonfarmakologis dengan aromaterapi (pilihan b)
c. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri (pilihan c)
d. Melakukan kolaborasi pemberian analgesik (pilihan d)
e. Memberikan teknik nonfarmakologis dengan imajinasi terbimbing (pilihan e)
Berdasarkan kondisi pasien, intervensi yang dapat dilakukan selanjutnya adalah melakukan kolaborasi pemberian analgesik (pilihan d). Hal ini dikarenakan pasien telah diberikan tindakan terapeutik relaksasi dan distraksi tetapi skala nyeri belum berubah, sehingga diperlukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai. -
Article No. 5051 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan frambusia, pasien mengatakan nyeri. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien tampak cemas, berkeringat, gelisah dan penyebaran lesi keseluruh tubuh dan nekrosis lesi. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 21 x/menit, suhu 37,1°C. Apa intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? a. Manajemen nyeri. b. Teknik relaksasi napas dalam. c. Edukasi tentang perawatan kulit. d. Kolaborasi pemberian antibiotik. e. Distraksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit frambusia yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri, tampak cemas, berkeringat, dan gelisah.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan nyeri akut adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan meningkatkan kenyamanan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
b. Teknik relaksasi napas dalam: Tindakan untuk membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri.
c. Edukasi tentang perawatan kulit: Tindakan untuk memberikan informasi kepada pasien tentang perawatan kulit yang tepat untuk mengatasi lesi akibat frambusia.
d. Kolaborasi pemberian antibiotik: Tindakan untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian antibiotik untuk menangani infeksi akibat frambusia.
e. Distraksi: Tindakan untuk mengalihkan perhatian pasien dari nyeri dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Intervensi Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI-SLKI-SIKI, intervensi keperawatan yang tepat untuk menangani kasus ini adalah:
1. Manajemen nyeri
2. Teknik relaksasi napas dalam
3. Edukasi tentang perawatan kulit
4. Kolaborasi pemberian antibiotik -
Article No. 5052 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 57 tahun dirawat di RS Muhammad Husein dengan mengeluhkan nyeri pada paha kiri, pasien mengatakan nyeri akan bertambah saat malam hari, pasien merasakan sudah satu bulan ini ketika angkat beban terasa tidak kuat dan lemah, pasien juga merasakan nafsu makan menurun. Hasil dari pemeriksaan fisik oleh perawat didapatkan pasien tampak meringis dengan skala nyeri 7, TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 100 x/menit, Frekuensi Napas 24x/menit, dan Suhu: 38,5°C, BB: 65 kg, TB: 170 cm. Pertanyaan soal: Apakah keperawatan utama dalam kasus diatas? a. Gangguan mobilitas fisik b. Gangguan pola tidur c. Hipertermi d. Nyeri akut e. Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan utama dalam kasus di atas adalah:
d. Nyeri Akut
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria hasil yang diharapkan dalam kasus ini adalah:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
3. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Hipertermia
3. Peningkatan Mobilitas
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami nyeri akut pada paha kiri dengan skala nyeri 7, disertai tanda-tanda infeksi seperti hipertermia. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan utama yang tepat adalah Nyeri Akut. -
Article No. 5053 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 25 tahun rawat di RS, pasien mengalami fraktur terbuka dan robek pembuluh darah arteri femuralis. Pasien mengatakan nyeri pada luka tersebut dengan skala 9, Hasil dari anamnesis didapatkan TD: 90/70 mmHg, frekuensi nadi: 95x/menit lemah, frekuensi napas: 24x/menit, suhu: 35,5°C. Pertanyaan soal: Apakah intervensi keperawatan pada masalah keperawatan utama dalam kasus diatas? a. Pencegahan infeksi b. Manajemen nyeri c. Manajemen cairan d. Pencegahan syok e. Terapi paparan panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan darah akibat fraktur terbuka dan robeknya pembuluh darah arteri femoralis.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Syok Hipovolemik adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kondisi yang disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat dan tidak mengalami syok hipovolemik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah ini adalah:
d. Pencegahan Syok
Tujuan intervensi ini adalah untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik pada pasien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memonitor tanda-tanda vital secara berkala
- Memasang akses intravena dan memberikan cairan infus segera
- Mengontrol perdarahan dengan kompresi dan balutan
- Memposisikan pasien dengan kaki lebih tinggi untuk meningkatkan aliran darah ke jantung
- Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan manajemen syok
Jadi, intervensi keperawatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah utama dalam kasus ini adalah d. Pencegahan Syok. -
Article No. 5054 | 08 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 58 tahun dirawat di ruang bedah sejak 10 hari yang lalu, saat pengkajian didapatkan ektermitas atas dan bawah tidak dapat digerakkan secara aktif, kulit disekitar area trauma tampak kemerahan dan pasien terlihat lemas. Hasil pengkajian tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 85 x/i, suhu 37,6 °C dan pernapasan 22 x/i. Apa tindakan mandiri keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien... a. Mobilisasi tiap 2 jam b. Melakukan massage C. Melatih ROM (pasif) d. Memberikan kompres air hangat e. Terapi relaksasi napas dalam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak ekstremitas atas dan bawah, ditandai dengan pasien tidak dapat menggerakkan ekstremitas secara aktif.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hambatan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas fisik: status kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri dan terkoordinasi.
2. Integritas Kulit: status keutuhan dan kondisi fisik dari lapisan epidermis dan dermis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas: tindakan untuk memfasilitasi pergerakan dan fungsi fisik yang optimal.
2. Perawatan Luka: tindakan untuk mempertahankan kondisi kulit yang optimal.
Tindakan Mandiri Keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pasien:
a. Melatih ROM (Rentang Gerak) secara pasif: Membantu pasien menggerakkan ekstremitas secara perlahan untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas.
c. Melatih ROM (Rentang Gerak) secara pasif: Membantu pasien menggerakkan ekstremitas secara perlahan untuk mempertahankan dan meningkatkan mobilitas.
d. Memberikan kompres air hangat: Dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi nyeri pada area yang tampak kemerahan.
e. Terapi relaksasi napas dalam: Dapat membantu pasien mengurangi kecemasan dan meningkatkan rileksasi.
Dengan memperhatikan kondisi pasien, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain adalah melatih ROM secara pasif, memberikan kompres air hangat, dan melakukan terapi relaksasi napas dalam untuk meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 5055 | 08 Nov 2024
Klinis : Tn. A, berusia 45 tahun, mengalami Space- Occupying Lesion (SOL) intrakranial yang didiagnosis melalui MRI dengan massa berukuran 5 cm di lobus frontal kiri, menyebabkan edema serebral. Gejala yang dialami termasuk sakit kepala berat, mual, muntah, kelemahan di sisi kanan tubuh, dan perubahan perilaku. Pasien mengalami papiledema dan mengalami hemiparesis di sisi kanan tubuh. Tindakan keperawatan paling tepat yang harus dilakukan oleh perawat untuk mengatasi kondisi ini adalah.... a. Memberikan edukasi mengenai pola makan sehat untuk pemulihan b. Menginstruksikan pasien untuk melakukan latihan pernapasan dalam c. Memantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala d. Mengurangi rangsangan eksternal untuk meningkatkan kenyamanan pasien e. Mengajarkan latihan mobilitas untuk meningkatkan fungsi motorik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita Tn. A, diagnosa keperawatan yang paling tepat adalah:
1. Risiko Penurunan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Space-Occupying Lesion (SOL) Intrakranial.
Penjelasan:
- Tn. A mengalami SOL intrakranial yang menyebabkan edema serebral, sehingga terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang dapat mengganggu perfusi serebral.
- Gejala yang dialami Tn. A, seperti sakit kepala berat, mual, muntah, dan hemiparesis di sisi kanan tubuh, menunjukkan adanya penurunan perfusi serebral.
Rencana Tindakan Keperawatan (SLKI-SIKI):
c. Memantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
Rasional: Pemantauan tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala penting untuk mendeteksi perubahan perfusi serebral dan mencegah komplikasi.
Selain itu, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
d. Mengurangi rangsangan eksternal untuk meningkatkan kenyamanan pasien
Rasional: Mengurangi rangsangan eksternal dapat membantu menurunkan tekanan intrakranial dan meningkatkan kenyamanan pasien.
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah:
e. Mengajarkan latihan mobilitas untuk meningkatkan fungsi motorik
Rasional: Latihan mobilitas dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan fungsi motorik, seperti mengatasi hemiparesis yang dialami Tn. A.
Sehingga, jawaban yang paling tepat adalah opsi c. Memantau tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala.