Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5114 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial yang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan penurunan berat badan.
3. Hipertermia (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami demam, yang merupakan salah satu tanda-tanda infeksi, seperti tuberkulosis paru.
4. Risiko Infeksi (SDKI)
Penjelasan: Pasien memiliki diagnosis awal tuberkulosis paru, yang merupakan penyakit menular dan dapat berisiko menularkan kepada orang lain.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Meningkatkan Bersihan Jalan Napas
2. Mempertahankan Keseimbangan Nutrisi
3. Menurunkan Suhu Tubuh
4. Mencegah Transmisi Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Demam
4. Manajemen Risiko Infeksi
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang sesuai dengan standar praktik keperawatan untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 5115 | 09 Nov 2024
Klinis : Inkontinensia urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Inkontinensia urin.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia Urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan otot panggul, gangguan neurologi, atau faktor-faktor lain yang memengaruhi kontrol kandung kemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan Inkontinensia Urin adalah kemampuan pasien untuk mengendalikan pengeluaran urin, pemulihan fungsi kandung kemih, dan pencegahan komplikasi terkait, seperti infeksi saluran kemih, luka pada kulit, dan masalah psikososial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Inkontinensia Urin mencakup:
1. Manajemen cairan dan pola berkemih
2. Latihan otot dasar panggul (Kegel)
3. Terapi farmakologis (jika diperlukan)
4. Penggunaan alat bantu, seperti kateter atau penyerap urin
5. Edukasi dan konseling bagi pasien dan keluarga
Peran perawat dalam penanganan Inkontinensia Urin adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, melakukan evaluasi secara berkala, dan memastikan pasien dan keluarga memahami dan dapat menerapkan strategi penanganan yang sesuai. -
Article No. 5116 | 09 Nov 2024
Klinis : Eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Eliminasi Urin.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Inkontinensia urin didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin secara tidak sengaja. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelemahan otot dasar panggul, gangguan neurologis, efek samping obat, atau penyakit kronis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan inkontinensia urin adalah:
1. Pasien dapat mengontrol pengeluaran urin
2. Pasien dapat mempertahankan integritas kulit di area genital
3. Pasien dapat meningkatkan kualitas hidup terkait inkontinensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi inkontinensia urin antara lain:
1. Identifikasi penyebab inkontinensia urin
2. Latihan otot dasar panggul (Kegel)
3. Modifikasi diet dan pola eliminasi
4. Terapi farmakologis sesuai indikasi
5. Penggunaan alat bantu inkontinensia jika perlu
6. Edukasi dan konseling bagi pasien dan keluarga
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah eliminasi urin pada pasien. -
Article No. 5117 | 09 Nov 2024
Klinis : Eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi eliminasi urin.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin
Definisi:
Gangguan Eliminasi Urin adalah ketidakmampuan untuk mengontrol atau mengosongkan kandung kemih secara efektif.
Penyebab:
1. Gangguan neurologi (misalnya, cedera tulang belakang, stroke, multiple sclerosis)
2. Obstruksi saluran urinaria (misalnya, pembesaran prostat, batu ginjal, kanker)
3. Infeksi saluran urinaria
4. Penurunan fungsi ginjal
5. Faktor psikologis (misalnya, kecemasan, depresi)
Karakteristik Utama:
1. Inkontinensia urin (urine bocor)
2. Retensi urin (tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap)
3. Frekuensi berkemih yang tidak normal (terlalu sering atau tidak sering)
4. Nyeri saat berkemih
Intervensi Keperawatan:
1. Evaluasi pola eliminasi urin
2. Identifikasi penyebab gangguan eliminasi urin
3. Pantau intake dan output cairan
4. Berikan edukasi tentang manajemen gangguan eliminasi urin
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter, fisioterapis) untuk penanganan yang komprehensif
Outcome yang Diharapkan:
1. Pasien dapat mengontrol eliminasi urin secara efektif
2. Tidak terjadi komplikasi terkait gangguan eliminasi urin
3. Pasien dan keluarga memahami dan mampu mengelola gangguan eliminasi urin
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, saya bersedia membantu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 5118 | 09 Nov 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat sore. Perkenalkan saya adalah seorang perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), serta Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi NYERI.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (pain)
Penjelasan singkat:
SDKI:
Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, penyakit, atau prosedur medis. Tanda dan gejala nyeri dapat meliputi ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan perilaku.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri antara lain: pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan pasien dapat beradaptasi terhadap nyeri yang dialami.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri meliputi:
1. Manajemen nyeri: mengkaji nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Terapi sensasi: memberikan stimulasi kulit, terapi es/hangat, dan posisi yang nyaman.
3. Dukungan psikologis: mendengarkan keluhan pasien, memberikan empati, dan memfasilitasi ekspresi perasaan.
Demikian penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 5119 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita mengeluh sakit perut sudah 3 hari, tidak mau makan dan tidak mau minum. Nafasnya sesak, dan sering muntah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan SLKI, SIKI dan kodenya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu sakit perut sudah 3 hari, tidak mau makan dan minum, nafas sesak, serta sering muntah, dapat ditegakkan diagnosis ICD-10 K52.9 yaitu Gastroenteritis dan kolitis tidak terspesifikasi.
Pasien perlu mendapatkan tindakan pemberian cairan intravena (kode ICD-9-CM 99.21) untuk mengatasi dehidrasi akibat tidak mau makan dan minum serta muntah-muntah. Tindakan ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Selain itu, berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, manifestasi klinis:
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan cairan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan
2. Mual berhubungan dengan iritasi gastrointestinal, manifestasi klinis:
- SLKI: Kontrol mual
- SIKI: Manajemen mual
Pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi pasien perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas tatalaksana yang diberikan. -
Article No. 4980 | 08 Nov 2024
Klinis : keletihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Keletihan (Fatigue)
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan:
Keletihan (Fatigue) adalah suatu kondisi di mana individu mengalami penurunan kapasitas fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Menurut SDKI, keletihan dapat diidentifikasi melalui beberapa kriteria, seperti adanya keluhan rasa lelah, peningkatan kebutuhan istirahat, penurunan toleransi aktivitas, dan penurunan kemampuan berkonsentrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama intervensi keperawatan pada kondisi keletihan adalah untuk memulihkan energi klien, meningkatkan kemampuan beraktivitas, dan mencegah terjadinya komplikasi. Luaran keperawatan yang diharapkan antara lain peningkatan tingkat energi, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keletihan mencakup pemberian edukasi tentang manajemen energi, pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat, pemberian nutrisi yang adekuat, serta aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi klien.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap klien, mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keletihan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada klien untuk membantu pemulihan dan peningkatan kapasitas fisik maupun mental klien. -
Article No. 4981 | 08 Nov 2024
Klinis : Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Perfusi Perifer Tidak Efektif dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah ketidakcukupan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
1. Ekstremitas dingin
2. Kulit pucat, sianosis, atau mottled
3. Nyeri atau kram otot
4. Pulsasi perifer menurun atau tidak teraba
5. Edema perifer
Faktor Berhubungan:
1. Gangguan sirkulasi
2. Vasokonstriksi
3. Penurunan curah jantung
4. Trauma
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
2. Integritas Kulit Terpelihara
3. Sensasi Ekstremitas Membaik
4. Fungsi Motorik Ekstremitas Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Sirkulasi Perifer
2. Peningkatan Sirkulasi Perifer
3. Manajemen Nyeri
4. Perawatan Luka
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perfusi perifer tidak efektif pada pasien. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana keperawatan yang berfokus pada intervensi-intervensi untuk meningkatkan perfusi perifer, mengelola nyeri, dan mempertahankan integritas kulit. Tujuan akhirnya adalah untuk memulihkan perfusi jaringan perifer yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 4982 | 08 Nov 2024
Klinis : NYERI KRONIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi NYERI KRONIS. Saya akan menggunakan nada akademis dan berbicara sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Definisi:
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Laporkan nyeri yang terus-menerus atau berkala
- Ekspresi wajah menunjukkan nyeri
- Perilaku protektif terhadap area yang sakit
Faktor yang Berhubungan:
- Proses penyakit kronis
- Cedera atau trauma
- Penyalahgunaan zat
- Stres psikologis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
- Klien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan aktivitas fungsional sehari-hari
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Manajemen nyeri: farmakologis dan non-farmakologis
- Terapi modalitas: terapi panas/dingin, TENS, akupunktur
- Edukasi klien dan keluarga tentang nyeri kronis dan manajemennya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri kronis
Kesimpulan, nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang terstandar digunakan untuk mengelola kondisi ini secara komprehensif. -
Article No. 4983 | 08 Nov 2024
Klinis : Hasil FGD di suatu daerah terdapat 98 orang penduduk (55 % perempuan, 45% laki-laki), kemudian berdasarkan kategori umur (10% lansia, 40% dewasa, 20% remaja, 30% anak-anak), ada 5 orang ibu hamil di wilayah tersebut, dengan 3 diantaranya mengalami anemia, 3 balita stunting, 25 orang menderita Hipertensi, 12 orang diabetes melitus, 1 posyandu balita, kawasan ini padat penduduk di daerah industri dan terletak hanya 2km dari kawasan industri. Kondisi lingkungan banyak debu, sampah tidak terkoordinir, jarak wilayah tersebut dengan Rumah Sakit 5 km, jarak dengan Puskesmas 1km, Posyandu Lansia belum tersedia di wilayah tersebut, Apabila lansia ingin memiliki kegiatan harus mengikuti di RT yang lain. Keluhan yang dirasakan penderita hipertensi adalah pusing, tidak bisa tidur, Pada Penderita Diabetes tidak ada yang melakukan diet, yang terpenting adalah minum oabt secara teratur. Hasil pemeriksanaan mayoritas penderita Hipertensi tekanan darahnya tinggi, mayoritas penderita DM GDA diatas batas normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Penurunan Asupan Cairan pada Ibu Hamil dengan Anemia
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Berhubungan dengan Stunting pada Balita
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan tentang Hipertensi dan Diabetes Melitus
4. Defisit Perawatan Diri Berhubungan dengan Kurangnya Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Lansia
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif: Kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mengomunikasikan informasi terkait kondisi kesehatannya.
4. Defisit Perawatan Diri: Kondisi di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengelolaan Hidrasi, Keseimbangan Nutrisi, Pengetahuan Penyakit Kronis, dan Kemandirian Perawatan Diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan, Edukasi Gizi, Manajemen Penyakit Kronis, dan Perawatan Diri.
Dengan diagnosa dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI di atas, diharapkan dapat memberikan gambaran terkait kondisi kesehatan masyarakat di wilayah tersebut dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan.