Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5104 | 09 Nov 2024
Klinis : imobilisasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan pergerakan bebas dan terkoordinasi, baik secara mandiri maupun dengan bantuan alat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi imobilisasi adalah Mobilitas Fisik yang Membaik. Indikatornya meliputi kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan secara bebas dan terkoordinasi, serta keterlibatan pasien dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan Mobilitas
2. Terapi Latihan
3. Fasilitasi Pergerakan
4. Perawatan Alat Bantu Mobilitas
5. Manajemen Nyeri
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan mobilitas fisik pasien sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Secara umum, pendekatan holistik diperlukan dalam mengelola kondisi imobilisasi, melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain, seperti fisioterapis, juga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 5105 | 09 Nov 2024
Klinis : imobilisasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "imobilisasi" sesuai format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z74.3
- Deskripsi: Ketergantungan pada penggunaan peralatan medis lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.51
- Deskripsi: Aplikasi dan penyesuaian alat bantu gerak dan alat ortopedi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z74.3 (Ketergantungan pada penggunaan peralatan medis lainnya) sesuai untuk kondisi "imobilisasi" karena pasien memerlukan penggunaan peralatan medis tertentu untuk membatasi pergerakan atau menjaga posisi tubuh tertentu.
2. Kode ICD-9-CM 93.51 (Aplikasi dan penyesuaian alat bantu gerak dan alat ortopedi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai untuk tindakan medis yang berkaitan dengan imobilisasi, seperti pemberian alat bantu gerak, splint, atau fiksasi lainnya untuk membatasi pergerakan anggota tubuh.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini dapat digunakan oleh dokter, perekam medis, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kondisi pasien terkait imobilisasi serta tindakan medis yang dilakukan untuk mengelola kondisi tersebut. -
Article No. 5106 | 09 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan kusta, pasien mengatakan nyeri pada daerah kulit yang terkena kusta, skala nyeri 4, merasa khawatir dengan kondisinya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien gelisah, bercak-bercak putih pada kulit dan pasien berkeringat. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,3°C. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? Defisit nutrisi. Kerusakan integritas kulit. Nyeri akut. Hipovolemia Ansietas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah Nyeri akut.
Penjelasan:
1. Nyeri akut
- Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik (SDKI): Pasien mengeluh nyeri pada daerah kulit yang terkena kusta dengan skala nyeri 4, menunjukkan ekspresi wajah kesakitan, gelisah, dan berkeringat.
- Faktor yang berhubungan (SDKI): Kerusakan integritas kulit akibat kusta.
2. Ansietas
- Definisi (SDKI): Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik (SDKI): Pasien mengatakan merasa khawatir dengan kondisinya.
3. Defisit nutrisi
- Definisi (SDKI): Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik (SDKI): Pasien tidak memiliki nafsu makan.
4. Kerusakan integritas kulit
- Definisi (SDKI): Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik (SDKI): Ditemukan bercak-bercak putih pada kulit pasien.
Jadi, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah Nyeri akut. Sedangkan ansietas, defisit nutrisi, dan kerusakan integritas kulit merupakan masalah keperawatan lainnya yang juga perlu ditangani. -
Article No. 5107 | 09 Nov 2024
Klinis : gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi -perfusi (edema paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (edema paru).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas b.d Ketidakseimbangan Ventilasi-Perfusi (Edema Paru)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pertukaran Gas merupakan ketidakmampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida) secara normal, yang ditandai dengan perubahan kadar gas darah arterial, perubahan status respirasi, dan perubahan status kardiovaskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, ditandai dengan status respirasi dan kardiovaskular yang membaik, serta kadar gas darah arterial yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
1. Pemantauan status pernapasan dan kardiovaskular
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Manajemen ventilasi mekanik (jika diperlukan)
4. Manajemen cairan dan elektrolit
5. Edukasi pasien dan keluarga terkait kondisi dan penatalaksanaannya
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pertukaran gas akibat ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (edema paru). Tujuan utamanya adalah memulihkan status pertukaran gas yang adekuat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5108 | 09 Nov 2024
Klinis : Delirium, GCS 224, gangrene, pelo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan gangrene
2. Risiko Perilaku Tidak Selaras berhubungan dengan delirium
3. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan GCS 224
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
SDKI: Definisi, Faktor Risiko, Gejala dan Tanda
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Monitoring Integritas Kulit, Perawatan Luka, Pencegahan Komplikasi
2. Risiko Perilaku Tidak Selaras
SDKI: Definisi, Faktor Risiko, Gejala dan Tanda
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Manajemen Delirium, Promosi Orientasi, Pengurangan Faktor Pencetus
3. Penurunan Kesadaran
SDKI: Definisi, Faktor Risiko, Gejala dan Tanda
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Airway, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. Penerapan standar ini akan membantu mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5109 | 09 Nov 2024
Klinis : intervensi hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi hipovolemia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan terkait Kehilangan Cairan Aktual
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan terkait Kehilangan Cairan Aktual
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu mengalami kekurangan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tercapainya keseimbangan volume cairan yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan atau mencapai keseimbangan volume cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan untuk Hipovolemia:
1. Pemantauan Tanda Vital
- Mengukur dan memantau tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi) secara teratur.
- Mengidentifikasi perubahan tanda vital yang mengindikasikan hipovolemia.
2. Manajemen Cairan
- Menghitung intake dan output cairan.
- Memantau dan mengganti cairan yang hilang.
- Memberikan cairan intravena sesuai indikasi.
3. Terapi Oksigen
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Menjelaskan penyebab, tanda, dan gejala hipovolemia.
- Mengajarkan teknik-teknik untuk mencegah atau mengatasi hipovolemia.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi intervensi hipovolemia. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 5110 | 09 Nov 2024
Klinis : pada pasien umur 11 tahun dengan diagnosa medis palatoskizis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien umur 11 tahun dengan diagnosa medis palatoskizis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan akibat palatoskizis.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka pada langit-langit mulut.
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan kelainan bentuk langit-langit mulut.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Makan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan akibat palatoskizis:
- SDKI: Gangguan Pola Makan
- SLKI: Peningkatan Kemampuan Makan
- SIKI: Manajemen Nutrisi
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka pada langit-langit mulut:
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan kelainan bentuk langit-langit mulut:
- SDKI: Gangguan Citra Tubuh
- SLKI: Peningkatan Citra Tubuh
- SIKI: Konseling Citra Tubuh
Dalam kasus ini, dengan tone = akademis dan persona = pakar, perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk edukasi mengenai perawatan palatoskizis, manajemen nutrisi, pencegahan infeksi, dan konseling citra tubuh. Perawat juga harus mampu bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5111 | 09 Nov 2024
Klinis : pada pasien umur 11 tahun dengan diagnosa medis palatoskizis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berkenaan dengan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q35
- Deskripsi: Palatoskizis (celah langit-langit)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 27.62
- Deskripsi: Palatoplasti, teknik Furlow (penutupan celah langit-langit dengan teknik Furlow)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Q35 merujuk pada palatoskizis atau celah langit-langit, yang merupakan salah satu kelainan kongenital pada sistem craniofasial. Celah langit-langit ini dapat terjadi secara terisolasi atau dalam kombinasi dengan kelainan lain, seperti celah bibir (labioschisis).
2. Dalam kasus ini, kemungkinan akan dilakukan prosedur pembedahan untuk menutup celah langit-langit, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 27.62. Teknik Furlow adalah salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam palatoplasti, di mana celah langit-langit ditutup dengan menggunakan rekonstruksi flap mukosa.
Penatalaksanaan celah langit-langit biasanya melibatkan kolaborasi multidisiplin dari tim ahli, termasuk dokter bedah plastik, dokter anak, dokter gigi, dan terapis wicara, untuk memastikan hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 5112 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, dengan hasil pemeriksaan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.3
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, konfirmasi bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 11.11
- Deskripsi: Biopsi jaringan paru, transtoraks.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.3 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru, yang dikonfirmasi secara bakteriologis dan histologis. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki gejala-gejala yang khas untuk tuberkulosis paru, serta hasil pemeriksaan radiologis yang menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 11.11 untuk biopsi jaringan paru, transtoraks, dapat digunakan jika dokter mempertimbangkan perlu dilakukan prosedur ini untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru secara lebih rinci. Prosedur biopsi paru dapat dilakukan untuk mengevaluasi lebih lanjut lesi yang terlihat pada pemeriksaan rontgen.
Catatan: Kode ICD-9-CM prosedur hanya akan digunakan jika prosedur medis tersebut dilakukan. Jika tidak ada prosedur yang dilakukan, maka hanya akan ada kode ICD-10 untuk diagnosis. -
Article No. 5113 | 09 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru dengan diagnosis awal tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau rintangan di saluran napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan suction.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan sesuai dengan kebutuhan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi dan pemberian makanan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan fisik untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen energi dan peningkatan aktivitas.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan di atas menggambarkan kondisi pasien dengan tuberkulosis paru yang dapat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi, dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, fisioterapi dada, suction, manajemen nutrisi, pemberian makanan, manajemen energi, dan peningkatan aktivitas. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, mempertahankan berat badan sesuai dengan kebutuhan, dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.