Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5133 | 09 Nov 2024
Klinis : 2. Keluhan sekarang Pasien mengeluh napasnya sesak dan berat terutama apabila posisinya tidur, Pasien mengatakan napasnya membaik ketika posisinya duduk. 3. Riyawat penyakit sebelumnya • Riwayat merokok sejak SMA (kurang lebih 6 batang/hari), baru berhenti merokok sejak 1 bulan SMRS. • Memiliki tato di lengan dan dadanya • Sebelumnya pasien pernah dirawat di RS X karena tipes kurang lebih 1 minggu. 2 minggu setelah pasien dirawat, pasien mengeluh sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan adanya pembesaran jantung. • Pasien kemudian di rawat kembali, setelah itu pasien di rujuk ke RS Z dan didapatkan adanya efusi pleura dan efusi perikardium. RS Z hanya mampu melakukan penanganan pada efusi perikardiumnya saja, sehingga pasien dirujuk ke RS Binawan. Hasil Echo di RS Z didapatkan: - Dimensi ruang jantung normal, tidak ada ruang kolaps; - Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 72% LV Global normokinetik, LV geometri normal; - Katup-katup normal; - Kontraktilitas RV menurun, TAPSE 14 mm; - Tampak penebalan perikard dengan gambaran pemadatan di rongga perikard terutama di apeks-posterior LV 1,6-1,8 cm. Analisa data 1. Data subjektif • Pasien mengeluh sesak napas, terutama saat tidur (ortopneu) • Pasien mengeluh tidak bisa tidur terlentang karena sesak • Pasien memiliki riwayat merokok (6 batang/hari, berhenti 1 bulan sebelum dirawat). • Pasien mengalami penurunan berat badan (dari 85 kg ke 78 kg dalam 10 bulan). • Riwayat tipes, dirawat di RS X dan kemudian dirujuk ke RS Z. • Batuk kering, tidak ada batuk darah. • Memiliki keluhan keringat malam. • Pasien mengatakan sering buang air kecil karena ada riwayat diuretik 2. Data objektif • Tanda-Tanda vital: - Nadi 100 kali/menit, - RR 23 kali/menit, - SpO2 99%. • Pemeriksaan fisik: - Mata tidak anemis - Tidak ada perbesaran kelenjar getah bening (KGB) - Inspeksi paru didapatkan simetris - Palpasi simetris antara kanan dan kiri - Suara paru menurun di basal kiri, - Perkusi sonor dan redup pada basal kiri - auskultasi vesikuler namun menurun di basal kiri - Tidak ditemukan suara napas tambahan seperti ronkhi dan wheezing - bunyi jantung S1 dan S2, - Murmur tidak ada, - Gallop tidak ada, - Abdomen supel, - Edema ekstrimitas tidak ada. • Hasil laboratorium: - Hemoglobin: 10,7 g/dL - Hematokrit: 33,0 % - Eritrosit: 3,76 x 10^6/AuL - MCV: 87,8 fL - MCH: 28,5 pg - MCHC: 32,5 g/dL - Leukosit: 4,07 x 10^3/AuL - Trombosit: 243 x 10^3/AuL - Albumin: 3,58 g/dL - Kreatinin: 1,1 mg/dL - SGOT: 30 U/L - SGPT: 56 U/L - Ureum darah : 19 mg/dL • Hasil analisa cairan eksudat Warna Merah Kejernihan Keruh Bekuan Bekuan spontan Jumlah sel 5910 sel/AuL PMN 5 % MN 95 % Glukosa cairan 107 mg/dL <76 Glukosa serum 140,6 mg/dL <126 Protein cairan 4,6 g/dL Protein serum 6,6 g/dL 6,2 - 8,5 R. Protein cairan/serum 0,70 = Transudat: <0,5, eksudat >=0,5 LDH cairan 365 U/L LDH serum 307 U/L R. LDH cairan/serum 1,19 = Transudat <0,6, eksudat >=0,6 pH 8,0 Kesan : Eksudat • Hasil ECHO: - Dimensi ruang jantung normal, tidak ada ruang kolaps; - Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 72% LV Global normokinetik, LV geometri normal; - Katup-katup normal; - Kontraktilitas RV menurun, TAPSE 14 mm; - Tampak penebalan perikard dengan gambaran pemadatan di rongga perikard terutama di apeks-posterior LV 1,6-1,8 cm. • Rontgen thoraks Ekspertise - Cor kesan membesar, sinus kanan kiri tumpul dan diafragma baik; - Aorta dan hilus baik; - GGO kanan kiri bawah; - Efusi pleura kanan kiri. Kesan - Kardiomegali - Efusi pleura kanan kiri • Hasil analisa gas darah - pH: 7,489 - pCO2: 25,70 mmHg - pO2: 88,10 mmHg - HCO3: 19,70 mmol/L - Base Excess: -3,80 mmol/L • Pasien sudah dilakukan efusi pleura kiri keluar cairan 250 cc, serohemoragik dari estimasi 550 cc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan efusi pleura dan penurunan kontraktilitas RV (berdasarkan hasil pemeriksaan ECHO).
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida di tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Perbaikan Pertukaran Gas
Definisi: Kondisi di mana pasien mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Perawatan Efusi Pleura.
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional sekunder efusi pleura dan penurunan kontraktilitas RV.
Penjelasan singkat:
SDKI: Kelelahan
Definisi: Pengalaman subyektif akan kekurangan energi, ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas secara konsisten, dan perasaan kelelahan yang berlebihan.
SLKI: Pemulihan Energi
Definisi: Kemampuan mempertahankan tingkat energi yang memadai untuk aktivitas harian.
SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas.
Dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas terutama saat tidur, efusi pleura, penurunan kontraktilitas RV, serta adanya keluhan kelelahan, maka diagnosa keperawatan di atas dapat ditegakkan dan diberikan intervensi keperawatan yang sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 5134 | 09 Nov 2024
Klinis : 2. Keluhan sekarang Pasien mengeluh napasnya sesak dan berat terutama apabila posisinya tidur, Pasien mengatakan napasnya membaik ketika posisinya duduk. 3. Riyawat penyakit sebelumnya • Riwayat merokok sejak SMA (kurang lebih 6 batang/hari), baru berhenti merokok sejak 1 bulan SMRS. • Memiliki tato di lengan dan dadanya • Sebelumnya pasien pernah dirawat di RS X karena tipes kurang lebih 1 minggu. 2 minggu setelah pasien dirawat, pasien mengeluh sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan adanya pembesaran jantung. • Pasien kemudian di rawat kembali, setelah itu pasien di rujuk ke RS Z dan didapatkan adanya efusi pleura dan efusi perikardium. RS Z hanya mampu melakukan penanganan pada efusi perikardiumnya saja, sehingga pasien dirujuk ke RS Binawan. Hasil Echo di RS Z didapatkan: - Dimensi ruang jantung normal, tidak ada ruang kolaps; - Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 72% LV Global normokinetik, LV geometri normal; - Katup-katup normal; - Kontraktilitas RV menurun, TAPSE 14 mm; - Tampak penebalan perikard dengan gambaran pemadatan di rongga perikard terutama di apeks-posterior LV 1,6-1,8 cm. Analisa data 1. Data subjektif • Pasien mengeluh sesak napas, terutama saat tidur (ortopneu) • Pasien mengeluh tidak bisa tidur terlentang karena sesak • Pasien memiliki riwayat merokok (6 batang/hari, berhenti 1 bulan sebelum dirawat). • Pasien mengalami penurunan berat badan (dari 85 kg ke 78 kg dalam 10 bulan). • Riwayat tipes, dirawat di RS X dan kemudian dirujuk ke RS Z. • Batuk kering, tidak ada batuk darah. • Memiliki keluhan keringat malam. • Pasien mengatakan sering buang air kecil karena ada riwayat diuretik 2. Data objektif • Tanda-Tanda vital: - Nadi 100 kali/menit, - RR 23 kali/menit, - SpO2 99%. • Pemeriksaan fisik: - Mata tidak anemis - Tidak ada perbesaran kelenjar getah bening (KGB) - Inspeksi paru didapatkan simetris - Palpasi simetris antara kanan dan kiri - Suara paru menurun di basal kiri, - Perkusi sonor dan redup pada basal kiri - auskultasi vesikuler namun menurun di basal kiri - Tidak ditemukan suara napas tambahan seperti ronkhi dan wheezing - bunyi jantung S1 dan S2, - Murmur tidak ada, - Gallop tidak ada, - Abdomen supel, - Edema ekstrimitas tidak ada. • Hasil laboratorium: - Hemoglobin: 10,7 g/dL - Hematokrit: 33,0 % - Eritrosit: 3,76 x 10^6/AuL - MCV: 87,8 fL - MCH: 28,5 pg - MCHC: 32,5 g/dL - Leukosit: 4,07 x 10^3/AuL - Trombosit: 243 x 10^3/AuL - Albumin: 3,58 g/dL - Kreatinin: 1,1 mg/dL - SGOT: 30 U/L - SGPT: 56 U/L - Ureum darah : 19 mg/dL • Hasil analisa cairan eksudat Warna Merah Kejernihan Keruh Bekuan Bekuan spontan Jumlah sel 5910 sel/AuL PMN 5 % MN 95 % Glukosa cairan 107 mg/dL <76 Glukosa serum 140,6 mg/dL <126 Protein cairan 4,6 g/dL Protein serum 6,6 g/dL 6,2 - 8,5 R. Protein cairan/serum 0,70 = Transudat: <0,5, eksudat >=0,5 LDH cairan 365 U/L LDH serum 307 U/L R. LDH cairan/serum 1,19 = Transudat <0,6, eksudat >=0,6 pH 8,0 Kesan : Eksudat • Hasil ECHO: - Dimensi ruang jantung normal, tidak ada ruang kolaps; - Fungsi sistolik global LV normal, LVEF 72% LV Global normokinetik, LV geometri normal; - Katup-katup normal; - Kontraktilitas RV menurun, TAPSE 14 mm; - Tampak penebalan perikard dengan gambaran pemadatan di rongga perikard terutama di apeks-posterior LV 1,6-1,8 cm. • Rontgen thoraks Ekspertise - Cor kesan membesar, sinus kanan kiri tumpul dan diafragma baik; - Aorta dan hilus baik; - GGO kanan kiri bawah; - Efusi pleura kanan kiri. Kesan - Kardiomegali - Efusi pleura kanan kiri • Hasil analisa gas darah - pH: 7,489 - pCO2: 25,70 mmHg - pO2: 88,10 mmHg - HCO3: 19,70 mmol/L - Base Excess: -3,80 mmol/L • Pasien sudah dilakukan efusi pleura kiri keluar cairan 250 cc, serohemoragik dari estimasi 550 cc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif (SDKI: Pola Napas Tidak Efektif)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penjelasan: Pasien mengeluh sesak napas, terutama saat tidur (ortopnea) yang mengindikasikan adanya gangguan pola napas. Penurunan kontraktilitas RV yang ditemukan pada pemeriksaan ekokardiografi juga dapat menyebabkan pola napas tidak efektif.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI: Intoleransi Aktivitas)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan, serta mengeluh sesak napas terutama saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan intoleransi aktivitas.
3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan (SDKI: Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan)
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan sirkulasi darah ke jaringan yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan: Adanya efusi pleura dan efusi perikardium, serta penurunan kontraktilitas RV dapat menyebabkan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengembangkan dan menerapkan ketiga standar tersebut dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 5135 | 09 Nov 2024
Klinis : kode diagnosa pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pola nafas tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola nafas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pola nafas yang memberikan oksigenasi adekuat. Indikator diagnostik meliputi frekuensi nafas di luar rentang normal, kedalaman nafas tidak adekuat, penggunaan otot bantu pernapasan, dan hipoksemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat mempertahankan pola nafas yang efektif, yang ditandai dengan frekuensi nafas dalam rentang normal, kedalaman nafas adekuat, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, dan tidak terjadi hipoksemia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi pola nafas tidak efektif meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, khususnya frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
3. Latihan pernapasan dan teknik relaksasi untuk meningkatkan pola nafas yang efektif.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan pola nafas yang efektif.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis dan dokter, untuk menentukan tindakan tambahan yang diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menetapkan diagnosis keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan pola nafas yang efektif demi mencapai luaran yang diharapkan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 5136 | 09 Nov 2024
Klinis : os mengeluh mual,riw gerd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu mual dan riwayat penyakit refluks gastroesofagus (GERD), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (Nausea)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Mual merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Rasa Nyaman dengan kelas Sensasi Nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Salah satu luaran yang dapat ditetapkan adalah Kontrol Mual yang dapat diukur melalui indikator seperti frekuensi, intensitas, dan durasi mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Mual, pemberian antiemetik, pengaturan diet, dan teknik relaksasi.
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi keluhan mual yang dialami oleh pasien.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 5137 | 09 Nov 2024
Klinis : NYERI PERUT, URIN MERAH, MUNTAH, TIDAK NAFSU MAKAN, PENURUNAN BERAT BADAN, KONJUNGTIVA ANEMIS, HEMOGLOBIN KURANG, HASIL USG TUMOR GINJAL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, tidak terspesifikasi
- Kode: R31.9
- Deskripsi: Hematuria, tidak terspesifikasi
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
- Kode: R63.4
- Deskripsi: Penurunan berat badan abnormal
- Kode: H11.3
- Deskripsi: Konjungtiva anemis
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia, tidak terspesifikasi
- Kode: D41.0
- Deskripsi: Tumor ginjal, patogenesis tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.76
- Deskripsi: Ultrasonografi (USG) abdomen
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10:
- Nyeri perut (R10.4): Menggambarkan adanya gejala nyeri perut yang tidak terspesifikasi lebih lanjut.
- Hematuria (R31.9): Menunjukkan adanya darah dalam urin, tanpa diagnosis penyebab yang jelas.
- Mual dan muntah (R11.2): Menggambarkan gejala mual dan muntah yang dialami pasien.
- Anoreksia (R63.0): Menunjukkan hilangnya nafsu makan atau anoreksia pada pasien.
- Penurunan berat badan abnormal (R63.4): Mengindikasikan penurunan berat badan yang tidak normal atau tidak terkontrol.
- Konjungtiva anemis (H11.3): Menggambarkan adanya tanda anemia pada konjungtiva (selaput bening mata).
- Anemia, tidak terspesifikasi (D64.9): Menunjukkan adanya kondisi anemia dengan penyebab yang belum jelas.
- Tumor ginjal, patogenesis tidak terspesifikasi (D41.0): Mengindikasikan adanya tumor pada ginjal, namun penyebab atau sifat tumor belum dapat ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Ultrasonografi (USG) abdomen (88.76): Menunjukkan bahwa telah dilakukan prosedur pemeriksaan USG pada abdomen pasien, yang kemudian mengidentifikasi adanya tumor ginjal.
Berdasarkan informasi klinis yang diberikan, pasien ini tampak memiliki gejala-gejala yang mengarah pada kemungkinan adanya tumor ginjal, yang didukung oleh hasil pemeriksaan USG. Selain itu, pasien juga menunjukkan gejala-gejala lain seperti nyeri perut, hematuria, mual, anoreksia, penurunan berat badan, dan tanda-tanda anemia. Pemeriksaan lebih lanjut dan evaluasi oleh dokter spesialis akan diperlukan untuk menentukan diagnosis definitif dan rencana penatalaksanaan yang sesuai. -
Article No. 5138 | 09 Nov 2024
Klinis : NYERI PERUT, URIN MERAH, MUNTAH, TIDAK NAFSU MAKAN, PENURUNAN BERAT BADAN, KONJUNGTIVA ANEMIS, HEMOGLOBIN KURANG, HASIL USG TUMOR GINJAL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Tumor Ginjal
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Berhubungan dengan Perdarahan dan Penurunan Asupan
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Penurunan Nafsu Makan dan Mual
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Tumor Ginjal
- SDKI: Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mengontrol nyeri dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi farmakologis, dan terapi nonfarmakologis.
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Berhubungan dengan Perdarahan dan Penurunan Asupan
- SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit adalah kondisi di mana volume dan/atau komposisi cairan tubuh menyimpang dari rentang normal.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status cairan dan elektrolit, pemberian cairan dan elektrolit, serta manajemen komplikasi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Penurunan Nafsu Makan dan Mual
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan berat badan ideal dan status gizi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian status nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, serta manajemen mual dan muntah.
Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 5139 | 09 Nov 2024
Klinis : os mengeluh kepala pusing berputar 4 hari ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Vertigo
Penjelasan Singkat Berdasarkan Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Vertigo didefinisikan sebagai persepsi palsu atau ilusi gerakan tubuh atau lingkungan sekitar, yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular, visual, atau somatosensorik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan vertigo adalah klien dapat mengenali faktor penyebab, mendemonstrasikan manajemen vertigo, dan tidak mengalami episode vertigo lagi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani vertigo meliputi:
1. Mengkaji tanda dan gejala vertigo secara komprehensif.
2. Mengidentifikasi faktor penyebab vertigo.
3. Mengajarkan teknik manajemen vertigo, seperti latihan Canalith Repositioning Procedure (CRP).
4. Memantau tanda vital dan tingkat nyeri/pusing klien.
5. Memberikan edukasi tentang vertigo dan manajemennya.
6. Mengkolaborasikan terapi farmakologis jika diperlukan.
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal untuk mengatasi kondisi vertigo yang dialami oleh klien. -
Article No. 5140 | 09 Nov 2024
Klinis : os mengeluh pusing berputar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi os mengeluh pusing berputar.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh (Risiko Pusing) berhubungan dengan penurunan fungsi sensorik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh (Risiko Pusing) adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan keseimbangan tubuh yang dapat menyebabkan pusing.
- Penyebab utama risiko ini dapat berupa penurunan fungsi sensorik, seperti gangguan sistem vestibular, sistem visual, atau sistem proprioseptif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Tubuh Membaik, yang ditandai dengan stabilitas postur dan gerakan yang optimal, serta minimnya episode pusing.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen Lingkungan: Mengoptimalkan pencahayaan, meminimalkan risiko jatuh, dan menyediakan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
- Terapi Aktivitas: Melakukan latihan keseimbangan, latihan koordinasi, dan latihan vestibular untuk meningkatkan fungsi sensorik.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan manajemen pusing.
- Pemantauan Tanda Vital: Memantau tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi keseimbangan.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai standar SDKI-SLKI-SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi risiko gangguan keseimbangan tubuh (pusing) yang dialami oleh os. -
Article No. 5141 | 09 Nov 2024
Klinis : Nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri dada.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada jantung, paru-paru, atau struktur dada lainnya.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
- Karakteristik nyeri akut meliputi onset tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung tidak lebih dari 3-6 bulan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri.
- Pasien akan mendemonstrasikan perilaku mengatasi nyeri yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif, mengelola nyeri melalui farmakologi dan nonfarmakologi, serta mengevaluasi efektivitas intervensi nyeri.
- Peningkatan Kenyamanan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan, memfasilitasi lingkungan yang nyaman, dan mengoptimalkan kenyamanan pasien.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi terkait nyeri, penyebab, pengelolaan, dan pencegahan komplikasi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, mengelola nyeri melalui intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta memantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. Edukasi dan dukungan juga akan diberikan untuk membantu pasien dalam mengelola nyeri dada secara efektif. -
Article No. 5142 | 09 Nov 2024
Klinis : Nyeri dada Tekanan darah meningkat Cemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP, 1994). Nyeri akut biasanya bersifat mendadak, intensitasnya dari ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu singkat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Nyeri Akut antara lain:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien melaporkan dapat mengendalikan nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Nyeri Akut antara lain:
- Manajemen nyeri: Identifikasi penyebab, karakteristik, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Teknik nonfarmakologis: relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin.
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri.
Berdasarkan kasus yang dipaparkan, dimana pasien mengalami nyeri dada, tekanan darah meningkat, dan cemas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis, serta edukasi pasien dan keluarga.