Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5170 | 10 Nov 2024
Klinis : Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Penurunan kapasitas adaptif intrakranial, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko perubahan otak (Intracranial Adaptive Capacity Decreased)
Definisi:
Risiko mengalami perubahan pada fungsi otak sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Risiko terjadinya perubahan pada struktur dan/atau fungsi otak sebagai akibat dari peningkatan tekanan intrakranial.
- Karakteristik Definisi: Penurunan kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan intrakranial.
- Faktor Risiko: Cedera kepala, tumor otak, perdarahan intrakranial, hidrosefalus, edema serebral.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Intrakranial Adaptive Capacity (Kapasitas Adaptif Intrakranial)
- Definisi: Kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan intrakranial.
- Indikator: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologis, pengkajian TIK, penggunaan alat bantu.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Intrakranial, Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial.
- Tujuan: Mempertahankan kapasitas adaptif intrakranial, mencegah peningkatan tekanan intrakranial, dan mencegah terjadinya perubahan otak.
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 5171 | 10 Nov 2024
Klinis : Penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan kesadaran.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Kesadaran
Definisi:
Penurunan kesadaran adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan respon terhadap lingkungan dan ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas.
Faktor Terkait:
- Gangguan neurologis
- Trauma kepala
- Penyakit sistemik (misalnya, infeksi, diabetes, ensefalopati)
- Efek samping obat
Gejala dan Tanda:
- Penurunan respon terhadap rangsangan eksternal
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan pola napas
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan refleks
- Perubahan status mental
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat kesadaran membaik
- Hemodinamik stabil
- Tidak terjadi komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pengaturan posisi
- Pemberian oksigen
- Manajemen nutrisi dan cairan
- Stimulasi kognitif dan sensorik
- Konseling dan dukungan emosional bagi keluarga
Dengan diagnosis keperawatan "Penurunan Kesadaran" dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi tersebut dan langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 5172 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien mengalami perdarahan operasi 1600 ml, TD 60/32 mmhg, Nadi 143 kali permenit, EKG Sinus Takhikardi, akral dingin pucat, produksi drain 100 ml per jam,produksi urine 0,3 ml perkgBB per jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Hipovolemia berhubungan dengan perdarahan operasi yang berlebihan
Penjelasan singkat:
Hipovolemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan volume cairan dalam tubuh yang signifikan. Dalam kasus ini, pasien mengalami perdarahan operasi yang banyak sehingga menyebabkan hipovolemia.
SDKI:
Kode: 00027
Judul: Hipovolemia
Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular yang mengancam fungsi sirkulasi dan perfusi jaringan.
SLKI:
Kode: 10024
Judul: Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Kemampuan pemberian oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan perifer.
SIKI:
Kode: 00001
Judul: Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Tindakan mengukur, mengobservasi, dan mencatat parameter-parameter fisiologis yang merefleksikan fungsi tubuh.
Kode: 00002
Judul: Manajemen Perdarahan
Definisi: Tindakan mencegah dan mengendalikan perdarahan.
Kode: 00003
Judul: Resusitasi Cairan
Definisi: Tindakan untuk mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. -
Article No. 5173 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "Fraktur Costae":
1. Kode ICD-10:
- Kode: S22.3
- Deskripsi: Fraktur rib (tulang rusuk)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.01
- Deskripsi: Tindakan pembedahan terbuka untuk fraktur rib, dengan fiksasi internal
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 S22.3 (Fraktur rib) digunakan untuk mengkodekan kondisi medis di mana terjadi patahan atau keretakan pada satu atau lebih tulang rusuk. Hal ini biasanya terjadi akibat trauma, seperti kecelakaan atau cedera dada.
2. Jika diperlukan tindakan medis untuk mengelola fraktur rib, kode ICD-9-CM 79.01 (Tindakan pembedahan terbuka untuk fraktur rib, dengan fiksasi internal) dapat digunakan. Prosedur ini melibatkan pembedahan terbuka untuk memperbaiki fraktur rib dan menstabilkannya menggunakan alat fiksasi internal, seperti plat atau sekrup.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, membantu dalam proses perawatan pasien, serta memfasilitasi penagihan dan reimbursasi yang sesuai. -
Article No. 5174 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi fraktur costae.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria hasil yang diharapkan dalam penanganan nyeri akut antara lain:
1. Klien melaporkan nyeri berkurang
2. Klien dapat mengenali faktor penyebab dan memiliki strategi penanganan nyeri
3. Klien menunjukkan perilaku kooperatif selama intervensi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada kasus fraktur costae antara lain:
1. Manajemen nyeri: Pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi
2. Observasi tanda-tanda vital dan respon nyeri
3. Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Sebagai perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan komprehensif yang bertujuan mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi, dan mempercepat pemulihan klien dengan fraktur costae. -
Article No. 5175 | 10 Nov 2024
Klinis : Fraktur costae selain nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fraktur costae
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan pada nyeri akut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi nyeri, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi modalitas, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Persona: Sebagai pakar keperawatan, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut terkait fraktur costae. Saya akan memberikan informasi yang jelas dan terperinci agar Anda dapat memahami kondisi klien dan langkah-langkah penanganannya dengan baik. -
Article No. 5176 | 10 Nov 2024
Klinis : defisit pengetahuan mengenai akseptor kb, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang kb defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan 1:
Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Terkait kondisi: Defisit pengetahuan mengenai akseptor KB, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang KB.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Pengetahuan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Pengetahuan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi Kesehatan
Diagnosa Keperawatan 2:
Defisit Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Terkait kondisi: Defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Pengetahuan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Pengetahuan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi Kesehatan
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya melihat bahwa pasien membutuhkan edukasi dan peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi, baik mengenai KB maupun perawatan kehamilan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman pasien. -
Article No. 5177 | 10 Nov 2024
Klinis : defisit pengetahuan mengenai akseptor kb, tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut dan tidak memiliki pengetahuan tentang kb defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, tidak pernah melakukan senam hamil dan breast care
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.3
- Deskripsi: Konseling dan pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.32
- Deskripsi: Konseling keluarga dan pemeriksaan kontrasepsi
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami defisit pengetahuan mengenai akseptor KB dan tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut serta tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang KB. Untuk kondisi ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah Z71.3, yang menggambarkan konseling dan pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi.
Selain itu, pasien juga mengalami defisit pengetahuan mengenai pemeriksaan antenatal, tidak memeriksa pemantauan tumbuh kembang secara teratur, dan tidak pernah melakukan senam hamil serta breast care. Untuk kondisi ini, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik, karena yang diperlukan adalah konseling dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait perawatan antenatal.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan, jika ada, kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Hal ini penting untuk dokumentasi medis, penagihan asuransi, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 5178 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien terdapat kelenjar tiroid, sesak napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pertukaran Gas
b. Risiko Aspirasi
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Definisi: Ketidakefektifan pertukaran gas di alveoli dan pembuluh darah.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi napas, penggunaan otot tambahan untuk bernapas, dan perubahan warna kulit.
b. Risiko Aspirasi:
- Definisi: Rentan terhadap masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran napas.
- Faktor Risiko: Perubahan fungsi menelan, refleks batuk tidak efektif, dan penurunan kesadaran.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Luaran: Ventilasi Adekuat
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada penggunaan otot tambahan untuk bernapas, dan warna kulit normal.
b. Risiko Aspirasi:
- Luaran: Tidak Terjadi Aspirasi
- Kriteria Hasil: Tidak ada masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran napas.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Gangguan Pertukaran Gas:
- Intervensi: Pemantauan Fungsi Pernafasan, Terapi Oksigen, dan Manajemen Jalan Napas.
b. Risiko Aspirasi:
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nutrisi, dan Manajemen Risiko.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dan mendalam mengenai diagnosa keperawatan, penilaian SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas. -
Article No. 5179 | 10 Nov 2024
Klinis : pasien terdapat kelenjar tiroid, sesak napas, pernapasan 25x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu adanya kelenjar tiroid, sesak napas, dan frekuensi pernapasan 25x/menit, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi pola pernapasan yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
Penyebab: Gangguan neuromuskular, obstruksi saluran napas, perubahan mekanik dinding dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang normal.
- Pasien menunjukkan rasa nyaman saat bernapas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Kaji fungsi pernapasan, meliputi frekuensi, kedalaman, dan pola pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan medis sesuai kondisi pasien.
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan pasien.
- Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang efektif.
- Monitor tanda-tanda vital pasien secara berkala.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan kelenjar tiroid dan sesak napas dengan frekuensi pernapasan 25x/menit menunjukkan adanya ketidakefektifan pola napas. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan neuromuskular, obstruksi saluran napas, atau perubahan mekanik dinding dada. Tujuan keperawatan adalah pasien menunjukkan pola napas yang efektif, tanda-tanda vital normal, dan rasa nyaman saat bernapas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengkaji fungsi pernapasan, berkolaborasi dengan tim medis, memberikan oksigenasi, menganjurkan latihan pernapasan, dan memonitor tanda-tanda vital pasien.