Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5295 | 11 Nov 2024
Klinis : FIE bayi 2 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan mengalami luka bakar pada tubuh dan kepala. Selain luka-luka, bayi ini menderita sesak napas, bronkopneumonia dan jamuran di mulut.Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita.Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat.Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua."Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. buatkan gejala mayor dan minor untuk diagnosa gangguan integritas kulit sesuai sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi 2 bulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mengalami luka bakar pada tubuh dan kepala, serta menderita sesak napas, bronkopneumonia, dan jamuran di mulut.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Gejala Mayor:
1. Adanya luka bakar pada tubuh dan kepala bayi.
2. Terdapat kerusakan atau hilangnya lapisan epidermis, dermis, atau jaringan subkutan.
3. Kulit tampak kemerahan, bengkak, dan blistering.
4. Kulit terasa nyeri.
Gejala Minor:
1. Suhu tubuh meningkat.
2. Edema di area luka.
3. Perubahan warna kulit di sekitar luka.
4. Drainase atau eksudat dari luka.
5. Tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, kemerahan, dan pembengkakan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah panduan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat terhadap respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses hidup. Dalam kasus ini, diagnosa "Gangguan Integritas Kulit" dipilih karena sesuai dengan gejala-gejala yang dialami oleh bayi, yaitu adanya luka bakar pada tubuh dan kepala.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah perbaikan integritas kulit, pengurangan nyeri, dan pencegahan infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan mengenai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan infeksi.
Dengan memahami SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pemulihan bayi dari luka bakar, sesak napas, bronkopneumonia, dan jamuran di mulut. -
Article No. 5296 | 11 Nov 2024
Klinis : sesak napas nyeri dada nadi 108x/ menit td 61/33
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu sesak napas, nyeri dada, dan nadi 108 kali per menit dengan tekanan darah 61/33, maka diagnosa keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Pola napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Faktor yang berhubungan: Gangguan mekanis, kecemasan.
2. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Faktor yang berhubungan: Agen fisik (contoh: penyakit jantung).
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang didasarkan pada penilaian dan analisis data pasien. SDKI terdiri dari definisi, penyebab, dan karakteristik diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI mencakup indikator, kriteria hasil, dan batas nilai untuk setiap diagnosis keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan indikasi untuk setiap intervensi keperawatan.
Dalam konteks kondisi yang Anda sampaikan, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan pasien. -
Article No. 5297 | 11 Nov 2024
Klinis : sesak napas nadi 108x/ menit td 61/33
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas membaik
2. Frekuensi napas normal
3. Irama napas teratur
4. Penggunaan otot bantu napas menurun
5. Oksigenasi meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kaji tanda-tanda vital (termasuk frekuensi napas)
2. Pantau oksigenasi (saturasi oksigen)
3. Posisikan klien senyaman mungkin (posisi semifowler)
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
6. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau diuretik jika perlu
Persona: Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap klien, mengidentifikasi masalah keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat berdasarkan Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk membantu klien memulihkan pola napas yang efektif dan meningkatkan oksigenasi. -
Article No. 5298 | 11 Nov 2024
Klinis : resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi resiko terhadap cidera b.d aktivitas kejang.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Cidera b.d aktivitas kejang
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan untuk mengalami luka fisik akibat terjadinya kontraksi otot yang tidak terkendali (kejang).
- Faktor yang berhubungan: Aktivitas yang dapat memicu kejang, seperti kurang tidur, stres, kelelahan, perubahan hormon, dan obat-obatan tertentu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien bebas dari cidera, tidak terjadi komplikasi, dan dapat beraktivitas dengan aman.
- Indikator: Tidak terjadi cidera selama kejang, tanda-tanda vital stabil, dan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Observasi: Pantau tanda-tanda vital, pola tidur, dan faktor pemicu kejang.
b. Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang pencegahan dan penanganan saat terjadi kejang.
c. Manajemen lingkungan: Ciptakan lingkungan yang aman untuk mencegah cidera saat kejang.
d. Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat dan penanganan komprehensif.
Kesimpulan, Diagnosa Keperawatan "Resiko Cidera b.d aktivitas kejang" membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mencegah terjadinya cidera dan memastikan klien dapat beraktivitas dengan aman. -
Article No. 5299 | 11 Nov 2024
Klinis : defisit volume cairan b.d kondisi demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan kondisi demam:
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat kondisi demam.
Penjelasan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai pengurangan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang dapat mengganggu kesehatan. Tanda dan gejala yang dapat muncul antara lain: mulut kering, turgor kulit menurun, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, dan output urin menurun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan defisit volume cairan adalah pemulihan volume cairan yang adekuat. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain: tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, dan gangguan fungsi organ berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor tanda-tanda vital, catat intake dan output cairan, berikan cairan intravena/oral sesuai kebutuhan, pantau laboratorium terkait elektrolit, dan edukasi pada pasien/keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi defisit volume cairan berhubungan dengan kondisi demam berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5155 | 10 Nov 2024
Klinis : a. Risiko penurunan curah jantung d.d Tn. A mengeluh sesak napas, batuk dan mengatakan badan terasa sakit. Tn. A terlihat napas berat, tampak lelah, terlihat pucat, TD : 164/101 mmHg dan BB : 48 Kg. b. Gangguan pola tidur b.d Kurang kontrol tidur d.d Tn. A mengeluh sulit tidur, pola tidur berubah, sering terbangun dan susah tidur lagi, dan mengatakan tidak nyenyak tidur serta tidur hanya 4 – 5 jam. c. Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Tn. A mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya, merokok sehari 1 bungkus, memiliki kebiasaan minum kopi sehari 3 kali, suka makan ikan asin dan tampak bingung serta bertanya – tanya tentang penyakitnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: a. Risiko penurunan curah jantung
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Risiko penurunan curah jantung
Penjelasan:
Risiko penurunan curah jantung adalah kondisi dimana individu berisiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung setiap kontraksi, yang dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti sesak napas, batuk, dan rasa sakit pada tubuh.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Curah jantung, Perfusi jaringan perifer, Tekanan darah
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Manajemen gagal jantung, Pemantauan hemodinamik, Manajemen aktivitas.
b. Gangguan pola tidur
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Gangguan pola tidur
Penjelasan:
Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana individu mengalami kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang adekuat. Gejala yang muncul antara lain sulit tidur, pola tidur berubah, sering terbangun, dan tidur tidak nyenyak.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Kualitas tidur, Durasi tidur
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Manajemen tidur, Terapi relaksasi, Edukasi pola tidur.
c. Defisit pengetahuan
Diagnosa Keperawatan (SDKI): Defisit pengetahuan
Penjelasan:
Defisit pengetahuan adalah kondisi dimana individu memiliki informasi yang kurang atau tidak akurat tentang suatu masalah kesehatan. Gejala yang muncul antara lain pasien belum mengetahui tentang penyakitnya, memiliki kebiasaan tidak sehat, serta tampak bingung dan bertanya-tanya tentang penyakitnya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Pengetahuan tentang penyakit, Perilaku kesehatan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Edukasi kesehatan, Konseling, Fasilitasi pengambilan keputusan. -
Article No. 5156 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan kegiatan rutin yang diharapkan sesuai dengan usia dan peran sosial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang diharapkan berdasarkan usia dan peran.
- Faktor yang Berhubungan: Gangguan perkembangan, keterbatasan fisik, keterbatasan kognitif, keterbatasan psikososial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang Diharapkan: Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
- Kriteria Hasil: Anak menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, anak dapat beradaptasi dengan lingkungan, anak menunjukkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Latihan aktivitas sehari-hari, modifikasi lingkungan, peningkatan kemampuan, pemberian dukungan, bimbingan orang tua.
- Komponen Intervensi: Identifikasi kemampuan anak, menetapkan tujuan yang realistis, melatih aktivitas sehari-hari secara bertahap, melibatkan keluarga dalam proses pelatihan, memantau kemajuan anak.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan keluarga dan tim multidisipliner untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Melalui intervensi yang komprehensif, kami akan membantu anak mencapai potensi optimal dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 5157 | 10 Nov 2024
Klinis : daftar diagnosa keperawatan anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut saya sajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi anak berkebutuhan khusus:
Diagnosa Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus:
1. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis akibat faktor intrinsik dan/atau ekstrinsik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengatasi kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit anak berkebutuhan khusus.
2. Resiko Jatuh
- SDKI: Peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko jatuh pada anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencegah atau mengurangi risiko jatuh.
3. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas perawatan diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
4. Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak berkebutuhan khusus.
5. Gangguan Komunikasi
- SDKI: Keterbatasan dalam mengirim dan/atau menerima pesan verbal, nonverbal, atau tulisan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi komunikasi anak berkebutuhan khusus.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan acuan yang digunakan oleh perawat di Indonesia dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu bagi anak berkebutuhan khusus. Diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan standar tersebut dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan anak dan merencanakan serta melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat. -
Article No. 5158 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi anak berkebutuhan khusus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Aktivitas Fisik
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penyebab: Gangguan neuromuskuler, perkembangan fisik yang terganggu, kurangnya motivasi, dan lingkungan yang tidak mendukung.
2. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi tentang penampilan dan fungsi tubuh yang terganggu.
Penyebab: Kondisi medis yang mempengaruhi penampilan atau fungsi tubuh, pengalaman negatif, dan stigma masyarakat.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi untuk merawat diri sendiri, serta dukungan sosial yang tidak memadai.
Penjelasan Singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk memandu praktik keperawatan di Indonesia. Standar ini membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan, dan intervensi yang tepat bagi pasien.
Diagnosa keperawatan di atas menggambarkan masalah kesehatan yang umum dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Perawat dapat menggunakan standar ini untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 5159 | 10 Nov 2024
Klinis : diagnosa anak berkebutuhan khusus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi anak berkebutuhan khusus dapat didiagnosis sebagai Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak.
Gangguan Proses Tumbuh Kembang Anak adalah keadaan di mana anak tidak mencapai tahapan perkembangan fisik, psikososial, kognitif, dan/atau emosional sesuai dengan usia dan potensinya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fisik, neurologis, mental, atau sosial.
Pada anak berkebutuhan khusus, proses tumbuh kembang dapat terganggu akibat adanya kondisi medis, neurologis, atau fisik yang mempengaruhi perkembangan mereka. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu anak mencapai potensi tumbuh kembangnya secara optimal.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Stimulasi perkembangan
2. Perawatan dan pemantauan kesehatan
3. Edukasi dan dukungan bagi keluarga
4. Kolaborasi dengan tim interdisipliner
5. Pengembangan program intervensi yang komprehensif dan terintegrasi
Dengan penerapan intervensi yang tepat, anak berkebutuhan khusus dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.