Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5263 | 11 Nov 2024
Klinis : Seorang pria berusia 29 tahun menjalani operasi kandung empedu laparoskopi elektif yang berjalan lancar. Malam setelah operasi, pasien gelisah mengeluh sakit perut hebat dengan skala 8/10, berkeringat dingin dan BAB kehitaman cair 5x dalam 6 jam terakhir. Hasil pengkajian menunjukkan HR 130 x/menit, TD 80/40 mm Hg, RR 28 x/menit, hiperventilasi, SpO2 92%, dan haluaran urin 120 cc selama 8 jam terakhir. Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb dari 11 gram/dL sebelum operasi menjadi 6 gram/dl pasca operasi. Pasien mulai mengalami penurunan kesadaran ketika dipindah ke ruang ICU dan penurunan SpO2 88% dengan peningkatan RR 32 x/menit. Hasil gas darah menunjukkan pH 7.29, pCO2 50 mmHg, p02 90 mmHg, HCO3 27 mEq/L, BE -2, AaDO2 48,7. daignosis resiko infeksi dengan faktor resiko apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, penurunan kadar Hb, penurunan kesadaran, dan hiperventilasi.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, penurunan kadar Hb, penurunan kesadaran, dan hiperventilasi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, kadar Hb meningkat, dan kesadaran pasien pulih.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Observasi tanda-tanda vital, pemantauan kadar Hb, pemberian oksigen, peningkatan intake cairan, pemberian antibiotik, dan edukasi tentang pencegahan infeksi.
Berdasarkan kondisi pasien, risiko infeksi merupakan diagnosa keperawatan yang paling sesuai. Faktor risiko yang teridentifikasi adalah prosedur pembedahan, penurunan kadar Hb, penurunan kesadaran, dan hiperventilasi. Perawatan yang komprehensif sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien. -
Article No. 5264 | 11 Nov 2024
Klinis : risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Prosedur invasif
2. Imunokompromais
3. Kerusakan integumen
4. Malnutrisi
5. Usia ekstrem (anak-anak dan lansia)
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bebas Infeksi
2. Tanda-tanda Infeksi Terkendali
3. Pemulihan Integritas Kulit
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
2. Perawatan Luka
3. Pencegahan Infeksi
4. Pemantauan Tanda Vital
5. Edukasi Kesehatan
Penjelasan Singkat:
Risiko Infeksi merupakan diagnosis keperawatan yang mengidentifikasi kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan infeksi antara lain prosedur invasif, imunokompromais, kerusakan integritas kulit, malnutrisi, serta usia ekstrem (anak-anak dan lansia).
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah bebas infeksi, tanda-tanda infeksi terkendali, dan pemulihan integritas kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen infeksi, perawatan luka, pencegahan infeksi, pemantauan tanda vital, serta edukasi kesehatan.
Sebagai perawat profesional, kita perlu memahami dan menerapkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan oleh PPNI untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 5265 | 11 Nov 2024
Klinis : Px dengang gangguan Susana hati berubah"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan gangguan suasana hati berubah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan Suasana Hati (Mood Swings)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Perubahan Suasana Hati (Mood Swings) didefinisikan sebagai perubahan dalam emosi, suasana hati, dan disposisi yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi. Pasien mungkin mengalami perubahan cepat dari suasana hati yang positif ke negatif atau sebaliknya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan pasien dengan Perubahan Suasana Hati (Mood Swings) adalah:
a. Pasien dapat mengenali dan mengelola perubahan suasana hatinya.
b. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang membantu menstabilkan suasana hatinya.
c. Pasien dapat mempertahankan hubungan dan interaksi sosial yang positif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Perubahan Suasana Hati (Mood Swings) meliputi:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perubahan suasana hati pasien.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang tepat.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen perubahan suasana hati.
d. Fasilitasi pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang membantu menstabilkan suasana hatinya.
e. Monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan gambaran terkait diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI untuk kondisi pasien dengan gangguan suasana hati berubah. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 5266 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sesak napas, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi untuk membantu pasien dalam mempertahankan pola napas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif adalah diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan gangguan pernapasan, seperti sesak napas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit paru, gangguan jantung, atau masalah lainnya. Tujuan perawatan adalah membantu pasien mempertahankan pola napas yang efektif dan mencegah komplikasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan mengajarkan teknik pernapasan yang benar.
Dalam konteks ini, peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dan membantu mencapai luaran yang diharapkan, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 5267 | 11 Nov 2024
Klinis : pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi di mana perubahan dalam kedalaman, frekuensi, atau ritme pernapasan yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi alveolar.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola napas tidak efektif ditandai dengan adanya perubahan frekuensi, kedalaman, dan ritme pernapasan yang menyebabkan ventilasi alveolar tidak adekuat.
- Faktor yang berhubungan dapat berupa gangguan mekanik, gangguan pertukaran gas, dan gangguan kontrol neural.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi, kedalaman, dan ritme pernapasan yang normal.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, dan memantau status pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas, mengatur posisi, memberikan oksigen, dan mengatasi faktor penyebab.
- Tujuan intervensi adalah mempertahankan pola napas yang efektif dan mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan pola napas tidak efektif.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola napas tidak efektif, perawat harus memahami standar diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan perawatan yang optimal. -
Article No. 5268 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien yang datang dengan keluhan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Ketegangan Otot
- SDKI: Nyeri Kepala
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan pusing, yang dapat disebabkan oleh ketegangan otot pada kepala. Nyeri kepala dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kelelahan, dehidrasi, atau masalah penglihatan. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada pengelolaan nyeri kepala dan upaya untuk mengurangi ketegangan otot yang menjadi penyebabnya.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengidentifikasi faktor penyebab nyeri kepala
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, kompres hangat, atau pijat
- Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat untuk mengurangi stres
- Memantau tanda-tanda vital dan mengkaji nyeri secara berkala
- Memberikan analgesik sesuai indikasi, jika diperlukan
Luaran yang diharapkan dari intervensi ini adalah pasien dapat mengelola nyeri kepala, merasakan penurunan tingkat nyeri, dan mampu beraktivitas dengan baik.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 5269 | 11 Nov 2024
Klinis : Gusi berdarah sejak seminggu yang lalu dan terdapat keropeng pada alis, pipi dan bokong sejak 1 bulan lalu Do: Terdapat batuk berdahak tapi jarang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berhubungan: Adanya keropeng pada alis, pipi, dan bokong.
- Gejala dan tanda: Perubahan warna dan tekstur kulit, adanya lesi.
2. Pendarahan gusi (SDKI)
- Definisi: Keadaan berdarahnya gusi secara abnormal.
- Faktor yang berhubungan: Gusi berdarah sejak seminggu yang lalu.
- Gejala dan tanda: Perdarahan gusi, perubahan warna gusi.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran pernapasan.
- Faktor yang berhubungan: Adanya batuk berdahak, meskipun jarang.
- Gejala dan tanda: Adanya sputum, perubahan pada suara.
Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas kulit: Pemulihan dan peningkatan fungsi kulit yang optimal.
2. Kontrol perdarahan: Kendali atau perbaikan pada perdarahan.
3. Bersihan jalan napas: Kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi yang adekuat.
Penjelasan singkat SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan luka: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit.
2. Terapi oksigen: Tindakan untuk meningkatkan suplai oksigen.
3. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
Dengan memperhatikan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, menetapkan tujuan, dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi yang dialami pasien. -
Article No. 5270 | 11 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit perut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis gastrointestinal
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dan dapat beraktivitas tanpa hambatan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, terapi farmakologi, dan relaksasi.
2. Gangguan rasa nyaman: Nyaman (fisik) berhubungan dengan stimulus nyeri gastrointestinal
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan rasa nyaman: Nyaman (fisik) adalah pengalaman subjektif dan kompleks yang dirasakan oleh individu terkait dengan sensasi tubuh yang tidak menyenangkan.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah pasien dapat beristirahat dengan nyaman dan melaporkan peningkatan rasa nyaman.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen rasa nyaman, terapi farmakologi, dan terapi posisi.
3. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat nyeri perut
Penjelasan:
- SDKI: Risiko defisit volume cairan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan cairan, terapi cairan, dan edukasi.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang digunakan harus sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menjamin kualitas dan keseragaman praktik keperawatan. -
Article No. 5271 | 11 Nov 2024
Klinis : keluhan sariawan sejak 2 minggu yang lalu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi keluhan sariawan sejak 2 minggu yang lalu, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K12.0
- Deskripsi: Stomatitis aphthosa
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 525.00
- Deskripsi: Perawatan stomatitis, tidak spesifik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K12.0 (Stomatitis aphthosa):
- Stomatitis aphthosa, atau sariawan, adalah kondisi umum yang ditandai dengan terbentuknya lesi atau ulser pada rongga mulut.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, trauma lokal, alergi, atau penyakit sistemik.
- Gejala yang umum ditemui adalah rasa sakit, nyeri, dan inflamasi pada area yang terkena.
- Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat klinis.
2. Kode ICD-9-CM 525.00 (Perawatan stomatitis, tidak spesifik):
- Kode prosedur ini mencakup tindakan perawatan dan manajemen umum untuk kondisi stomatitis, termasuk sariawan.
- Tindakan yang mungkin dilakukan dapat berupa pemberian obat topikal, antiseptik, atau analgesik untuk mengurangi gejala.
- Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan obat sistemik atau bahkan intervensi bedah, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi.
Dalam menangani kasus sariawan, penekanan utama adalah pada manajemen gejala, pencegahan komplikasi, dan identifikasi serta penanganan faktor penyebab yang mendasarinya. Evaluasi dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk memastikan pemulihan yang cepat dan mencegah rekurensi. -
Article No. 5272 | 11 Nov 2024
Klinis : keluhan sariawan sejak 2 minggu yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagosa Keperawatan:
1. Nyeri Oral Akut
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Nyeri Oral Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya lesi atau potensi kerusakan pada rongga mulut.
- Penyebab: Infeksi, trauma, stomatitis, dan lain-lain.
- Gejala: Rasa sakit atau tidak nyaman pada rongga mulut, kesulitan menelan, dan aktivitas berkurang.
- Intervensi Keperawatan: Pemberian analgesik, perawatan mulut, kompres hangat, menghindari makanan yang mengiritasi, dan edukasi pasien.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Penyebab: Nyeri, kelemahan, dan kelelahan.
- Gejala: Kelelahan, dispnea, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen energi, latihan fisik bertahap, dan dukungan psikologis.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Standar diagnosis keperawatan yang direkomendasikan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
- Memuat definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik definisi, dan intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan indikator pengukuran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Standar intervensi keperawatan yang direkomendasikan oleh PPNI.
- Memuat definisi, aktivitas, rasional, dan bukti ilmiah.
Dalam praktik keperawatan, perawat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam menganalisis masalah kesehatan pasien, merencanakan tindakan, dan mengevaluasi hasil perawatan.