Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5362 | 12 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan susah nelan seperti ada tulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan informasi yang Anda berikan, kami dapat mengidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berikut adalah penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia)
- Definisi: Ketidakmampuan atau kesulitan dalam menelan makanan, cairan, atau obat-obatan.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti obstruksi, kelemahan otot, atau gangguan sistem saraf.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan adanya rasa seperti ada tulang di tenggorokan, kesulitan menelan, tersedak, atau regurgitasi.
SLKI:
- Pemulihan Menelan
- Definisi: Kemampuan untuk menelan makanan, minuman, dan obat-obatan dengan aman.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menelan tanpa tersedak atau aspirasi, mempertahankan berat badan, dan tidak mengalami komplikasi akibat gangguan menelan.
SIKI:
- Manajemen Disfagia
- Definisi: Serangkaian tindakan untuk membantu pasien dengan gangguan menelan.
- Intervensi: Modifikasi konsistensi makanan dan cairan, latihan menelan, pemberian nutrisi enteral jika perlu, dan edukasi pasien/keluarga.
Dalam konteks ini, pendekatan yang akademis dan persona pakar dapat membantu memberikan informasi yang komprehensif dan terpercaya kepada pasien mengenai kondisinya, serta merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi gangguan menelan (dysphagia) yang dialami. -
Article No. 5363 | 12 Nov 2024
Klinis : sakit kepala sebelah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai tenaga kesehatan, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi sakit kepala sebelah.
1. Kode ICD-10:
- Kode: G43.0
- Deskripsi: Migrain tanpa aura [klasik migrain]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.17
- Deskripsi: Pemeriksaan fisik kepala dan leher, termasuk pemberian instruksi kepada pasien.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G43.0 "Migrain tanpa aura [klasik migrain]" sesuai dengan kondisi sakit kepala sebelah yang dialami oleh pasien. Migrain adalah jenis sakit kepala neurologi yang ditandai dengan nyeri kepala yang berat, biasanya hanya di satu sisi kepala, disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
2. Kode ICD-9-CM 89.17 "Pemeriksaan fisik kepala dan leher, termasuk pemberian instruksi kepada pasien" dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam mengevaluasi kondisi sakit kepala sebelah pasien. Pemeriksaan fisik ini dapat mencakup pemeriksaan neurologi, palpasi, dan pemberian informasi atau instruksi kepada pasien terkait manajemen gejala dan pengobatan.
Dalam memberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM, saya telah mempertimbangkan informasi yang tersedia dan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan standar internasional. Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis dan menentukan tindakan medis yang tepat. -
Article No. 5364 | 12 Nov 2024
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi SDKI:
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Definisi SIKI:
Intervensi yang dilakukan untuk membantu individu dalam mempertahankan pola napas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Pola Napas Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi sesak napas yang dialami pasien. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
Dalam SDKI, definisi dari Pola Napas Tidak Efektif adalah pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi. Sementara dalam SLKI, kemampuan individu untuk mempertahankan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi disebut sebagai Bersihan Jalan Napas.
Terkait dengan intervensi keperawatan, SIKI menyediakan intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk membantu individu dalam mempertahankan pola napas yang efektif, seperti manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan edukasi mengenai teknik pernapasan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan kondisi sesak napas dapat memberikan panduan bagi perawat dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 5365 | 12 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh susah bernapas, batuk berdahak susah keluar, terdengar ronchi dan wheezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, mengurangi sesak napas, dan tidak terdengar suara napas tambahan (ronchi, wheezing).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan
2. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Melakukan suction atau batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
4. Mengajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif
5. Memberikan bronkodilator atau mukolitik sesuai resep dokter
6. Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif dan mengurangi gejala sesak napas serta suara napas tambahan. -
Article No. 5366 | 12 Nov 2024
Klinis : pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien Hipertensi:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (Ineffective Health Management)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor penyebab atau faktor yang dapat mempengaruhi masalah kesehatannya.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang manajemen hipertensi, kurangnya motivasi, dan ketidakmampuan untuk mengambil tindakan yang efektif.
2. Risiko Perburukan Perfusi Jaringan Serebral (Risk for Impaired Cerebral Tissue Perfusion)
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
- Penyebab: Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol.
3. Resiko Perburukan Perfusi Jaringan Kardiovaskular (Risk for Impaired Cardiovascular Tissue Perfusion)
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke jantung dan sistem kardiovaskular, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan.
- Penyebab: Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI Standar dari PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjadi acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- Memuat definisi, etiologi, dan gejala/tanda diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar luaran (outcome) keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Disusun oleh PPNI untuk menjadi acuan bagi perawat dalam menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan indikator luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- Disusun oleh PPNI untuk menjadi acuan bagi perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
- Memuat definisi, aktivitas, dan fokus intervensi keperawatan. -
Article No. 5367 | 12 Nov 2024
Klinis : Penyulit persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penyulit persalinan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Penjelasan: Kondisi ini menggambarkan potensi terjadinya gangguan aliran darah ke otak yang dapat disebabkan oleh penyulit persalinan, seperti perdarahan, hipotensi, atau komplikasi lainnya yang dapat mempengaruhi pasokan oksigen ke otak.
2. Risiko Hipotermi
Penjelasan: Penyulit persalinan dapat menyebabkan risiko hipotermia pada ibu dan bayi, terutama jika terjadi perdarahan atau komplikasi yang memerlukan intervensi medis yang lama.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan: Penyulit persalinan, seperti robekan atau laserasi pada jalan lahir, dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu jika tidak ditangani dengan baik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Standar diagnosis keperawatan yang digunakan adalah SDKI yang diterbitkan oleh PPNI.
- SDKI memberikan standar definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Standar luaran keperawatan yang digunakan adalah SLKI yang diterbitkan oleh PPNI.
- SLKI memberikan standar hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Standar intervensi keperawatan yang digunakan adalah SIKI yang diterbitkan oleh PPNI.
- SIKI memberikan standar tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada setiap diagnosa keperawatan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memandu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas pada pasien dengan penyulit persalinan. -
Article No. 5368 | 12 Nov 2024
Klinis : gastritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Gastritis:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung, ditandai dengan keluhan rasa nyeri atau tidak nyaman pada epigastrium.
Penjelasan singkat:
Menurut SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Dalam kasus gastritis, nyeri akut terjadi karena inflamasi pada mukosa lambung, yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman di area epigastrium.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Pada gastritis, anoreksia, mual, dan muntah dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan mukosa lambung.
Penjelasan singkat:
Sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), Resiko infeksi adalah rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan. Pada gastritis, kerusakan mukosa lambung dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama infeksi oleh Helicobacter pylori.
Sebagai seorang pakar dan perawat, saya menekankan pentingnya melakukan evaluasi komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor risiko, dan mengembangkan rencana perawatan yang berpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi gastritis secara efektif. -
Article No. 5369 | 12 Nov 2024
Klinis : pasien laki laki dengan diagnosa medis trombositopenia ec DHF grade 1 dengan dehidrasi ringan. Hari ini pasien sudah lebih 3 kali muntah, pasien mengeluh lemas, nafsu makan berkurang, terdapat bintik bintik merah di tubuh. hasil laboratorium leukosit 2.740, trombosit 112.000, Natrium 127
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Penjelasan Singkat:
Pasien laki-laki dengan diagnosis medis trombositopenia ec DHF grade 1 memiliki risiko perdarahan yang tinggi karena jumlah trombosit yang rendah. Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah, sehingga penurunan jumlahnya dapat menyebabkan perdarahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Rentan terhadap hilangnya darah dari sistem vaskular yang melebihi kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostasis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00044
Luaran: Tidak Terjadi Perdarahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6120
Intervensi: Pencegahan Perdarahan
2. Kurang Volume Cairan berhubungan dengan muntah dan asupan cairan kurang
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami dehidrasi ringan akibat muntah berulang dan asupan cairan yang kurang. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SDKI:
Kode: 00027
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI:
Kode: 00011
Luaran: Cairan Tubuh Seimbang
SIKI:
Kode: 6780
Intervensi: Manajemen Cairan
3. Penurunan Nafsu Makan berhubungan dengan mual dan muntah
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat mual dan muntah yang terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi asupan nutrisi dan status gizi pasien.
SDKI:
Kode: 00002
Definisi: Berkurangnya minat untuk makan yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis, psikologis, sosial-ekonomi, atau lingkungan.
SLKI:
Kode: 00039
Luaran: Nutrisi Adekuat
SIKI:
Kode: 1100
Intervensi: Manajemen Nutrisi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 5370 | 12 Nov 2024
Klinis : tensi 170/90
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu tensi 170/90, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi hipertensi. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Hipertensi
2. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
- Penyebab: Faktor gaya hidup, genetik, penyakit penyerta, stres, dll.
- Tanda dan Gejala: Sakit kepala, pusing, rasa berat di dada, perubahan penglihatan, dll.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada komplikasi, gaya hidup sehat.
- Kriteria Hasil: Tekanan darah sistolik 120-129 mmHg dan diastolik 80-84 mmHg, tidak ada keluhan, aktif dalam aktivitas sehari-hari.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, edukasi gaya hidup sehat, manajemen stres, pemberian obat antihipertensi, dll.
- Tujuan Intervensi: Menurunkan tekanan darah, mencegah komplikasi, meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam konteks tone akademis, persona pakar dan perawat, penjelasan di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang jelas, terstruktur, dan fokus pada aspek klinis serta standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 5371 | 12 Nov 2024
Klinis : Keluarga mengatakan klien mengeluh sesak nafas pada tanggal 02 November 2024 pada malam hari tetapi belum terlalu parah dan pada tanggal 03 November 2023 di malam hari, sesak nafas bertambah parah dan keluarga langsung membawa ke RSUD Dr. Gondo Suwarno Ungaran dan masuk melalui IGD dengan TTV, TD:120/61 mmHg, N: 84x/menit, S:39,1 C, RR:26x/menit, SPO2: 91%. Saat di IGD pasien mendapat terapi medis berupa infus NACL 20 tpm, injeksi omeprazole, inj. Ondansentron, inj. novorapil, infus pct, terpasang nassal kanul. Pasien dipindahkan ke bangsal Cattleya pada Pukul 20.00 WIB.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa klien mengalami kondisi sesak napas. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif adalah keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya kondisi medis yang memengaruhi fungsi pernapasan, kelelahan otot pernapasan, atau penyakit paru-paru.
Kode SDKI:
10001 Pola Napas Tidak Efektif
Kode SLKI:
L-0102 Pemulihan Pola Napas
Kode SIKI:
I-0102 Manajemen Jalan Napas
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengalami sesak napas yang semakin memburuk, dengan tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya penurunan saturasi oksigen (SPO2: 91%). Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan manajemen jalan napas sesuai dengan kondisi klien.