Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5352 | 12 Nov 2024
Klinis : Nanah di payudara kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu adanya nanah di payudara kanan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi. Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya infeksi pada payudara, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cedera, perubahan hormon, atau masalah pada saluran air susu.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan untuk masuknya organisme patogen ke dalam tubuh, yang dapat mengganggu kesehatan.
- Karakteristik Definisi:
1. Riwayat infeksi sebelumnya
2. Paparan lingkungan yang tidak sehat
3. Malnutrisi
4. Prosedur invasif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan:
1. Bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Tidak ada komplikasi akibat infeksi
3. Tidak ada penularan infeksi kepada orang lain
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Perawatan luka
3. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
4. Edukasi pencegahan infeksi
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
Dalam kondisi ini, perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perawatan luka, pemberian antibiotik sesuai indikasi, edukasi pencegahan infeksi, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk meminimalkan risiko infeksi dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 5353 | 12 Nov 2024
Klinis : Nanah di payudara kanan, ada balutan tidak ada rembesan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nanah di payudara kanan, ada balutan tanpa rembesan:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berkaitan Dengan Luka di Payudara
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah keadaan rentan terhadap masuknya patogen yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan normal, yang dapat ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan perubahan pada warna, konsistensi, atau drainase luka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidak terjadi infeksi pada luka di payudara
2. Luka di payudara sembuh secara progresif
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka yang baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan luka: Mempertahankan lingkungan luka yang lembab, membersihkan luka, dan mengganti balutan secara aseptik untuk mempercepat penyembuhan.
2. Manajemen Infeksi: Memantau tanda-tanda infeksi, memberikan terapi antibiotik sesuai indikasi, dan mengedukasi pasien mengenai pencegahan infeksi.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka, tanda-tanda infeksi, dan upaya pencegahan infeksi.
Persona: Sebagai perawat profesional, saya akan membantu Anda memahami dan mengatasi kondisi nanah di payudara kanan yang Anda alami. Saya akan memberikan perawatan luka yang tepat, memantau tanda-tanda infeksi, dan mengedukasi Anda serta keluarga mengenai langkah-langkah penyembuhan yang efektif. Dengan kerjasama yang baik, saya yakin Anda akan segera pulih. -
Article No. 5354 | 12 Nov 2024
Klinis : Nyeri di payudara kanan karena infeksi nanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri di payudara kanan karena infeksi nanah.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan infeksi di payudara kanan.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik: Tanda dan gejala yang menyertai nyeri, seperti ekspresi wajah mengernyit, gerakan protektif/menghindar, dan perubahan tanda-tanda vital.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima.
- Kriteria Hasil: Melaporkan nyeri berkurang, menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan kepuasan dengan pengelolaan nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri atau peningkatan toleransi terhadap nyeri.
- Aktivitas: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
Dalam kasus ini, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi farmakologi dan nonfarmakologi yang sesuai, serta melibatkan pasien dalam pengelolaan nyeri sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai. -
Article No. 5355 | 12 Nov 2024
Klinis : Nyeri di payudara kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri di Payudara Kanan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri di payudara kanan merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami ketidaknyamanan sensorik dan emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial pada area payudara kanan. Kriteria diagnostik meliputi adanya keluhan nyeri, peka/sensitif, dan perubahan warna pada payudara kanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri di payudara kanan adalah pasien dapat melaporkan pengurangan atau hilangnya rasa nyeri, dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat nyeri, dan dapat menerapkan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri di payudara kanan antara lain pemberian analgesik, terapi dingin/panas, relaksasi, distraksi, dan edukasi terkait manajemen nyeri. Evaluasi keberhasilan intervensi dapat dilihat dari penurunan skor nyeri yang dilaporkan pasien. -
Article No. 5356 | 12 Nov 2024
Klinis : Nyeri di payudara kanan karena luka infeksi nanah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan luka infeksi nanah pada payudara kanan.
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979). Nyeri Akut berhubungan dengan luka infeksi nanah pada payudara kanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, serta mengevaluasi efektivitas intervensi.
2. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan dan perawatan luka infeksi nanah pada payudara kanan, serta memantau perkembangan penyembuhan luka.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri, perawatan luka, dan pencegahan infeksi.
Dengan penanganan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5357 | 12 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan cemas akan kondisinya, kuatir dengan hal-hal yang akan terjadi, cemas karena tidak dapat menyusui anaknya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Cemas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan dan ketidakmampuan menyusui anak.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi dan menentukan masalah kesehatan pasien.
- Diagnosis keperawatan "Cemas" merupakan salah satu diagnosis yang tercantum dalam SDKI. Cemas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami cemas yang berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan dan ketidakmampuan menyusui anak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar hasil atau luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan diagnosa keperawatan "Cemas" antara lain adalah pasien dapat mengidentifikasi penyebab cemas, mendemonstrasikan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan penurunan tingkat kecemasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk pasien dengan diagnosa "Cemas" antara lain adalah memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberikan informasi terkait kondisi kesehatan serta manajemen menyusui.
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah kecemasan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 5358 | 12 Nov 2024
Klinis : Bayi Ny. P laki-laki berusia 0 hari mempunyai bentuk kaki sebelah kanan tidak lurus sejak lahir. Kaki sebelah kanan bengkok, bagian depan kaki tampak masuk ke arah dalam dan tidak bisa diluruskan namun orang tua tidak menganggap itu kelainan. Kaki kanan tampak cenderung fleksi, tidak aktif, terlihat sulit digerakkan dan kaku. Ibu mengatakan bahwa selama masa kehamilan, ibu mendapatkan antenatal care di Poli Kandungan salah satu RS di Kota Bandung dan mengatakan tidak pernah merokok, konsumsi alkohol hingga menyangkal adanya riwayat hipertensi, gula tinggi, atau penyakit lainnya saat masa kehamilan. Ibu melahirkan bayinya dengan usia kehamilan 38 minggu. Bayi lahir spontan kepala dengan berat badan lahir 2.850 gram, panjang badan lahir 54 cm, lingkar kepala 34 cm, dan skor APGAR pada menit pertama adalah 8, dan menit kelima adalah 9. Setelah kelahiran, bayi terlihat sehat hanya bagian kakinya saja yang tidak bisa lurus. Ny. P mengatakan di keluarganya tidak pernah ada yang mengalami penyakit serupa dengan anaknya sekarang. Hasil pengkajian tanda-tanda vital menunjukkan frekuensi nadi 115 kali per menit, frekuensi nafas 44 kali per menit, suhu tubuh 36,7 0C, dan saturasi oksigen 98%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ibu Ny. P yang saya hormati.
Berdasarkan hasil pengkajian yang Ibu sampaikan, kondisi bayi Ibu menunjukkan adanya Diagnosa Keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelainan Kongenital Ekstremitas Bawah (Clubfoot)".
Penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan ini berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
SDKI:
Gangguan Mobilitas Fisik adalah kemampuan yang terbatas untuk melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terarah secara mandiri.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari Diagnosa Keperawatan ini adalah Mobilitas Fisik Meningkat, yang ditandai dengan kemampuan bayi dalam melakukan pergerakan dan posisi secara mandiri.
SIKI:
Intervensi Keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Mobilitas Fisik: Memfasilitasi pergerakan dan posisi bayi secara aman dan sesuai kondisinya.
2. Perawatan Ekstremitas: Menjaga kebersihan dan posisi ekstremitas bayi yang mengalami kelainan.
3. Edukasi Keluarga: Memberikan informasi dan pelatihan kepada orang tua mengenai perawatan bayi dengan kelainan kongenital ekstremitas bawah.
Melalui penanganan yang tepat dan kerja sama yang baik antara perawat, dokter, dan orang tua, diharapkan kondisi bayi Ibu dapat terus dipantau dan ditangani dengan optimal sehingga dapat mencapai perkembangan dan pertumbuhan yang maksimal. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Ibu memahami kondisi bayi Ibu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wasalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. -
Article No. 5359 | 12 Nov 2024
Klinis : Bayi Ny. P laki-laki berusia 0 hari mempunyai bentuk kaki sebelah kanan tidak lurus sejak lahir. Kaki sebelah kanan bengkok, bagian depan kaki tampak masuk ke arah dalam dan tidak bisa diluruskan namun orang tua tidak menganggap itu kelainan. Kaki kanan tampak cenderung fleksi, tidak aktif, terlihat sulit digerakkan dan kaku. Ibu mengatakan bahwa selama masa kehamilan, ibu mendapatkan antenatal care di Poli Kandungan salah satu RS di Kota Bandung dan mengatakan tidak pernah merokok, konsumsi alkohol hingga menyangkal adanya riwayat hipertensi, gula tinggi, atau penyakit lainnya saat masa kehamilan. Ibu melahirkan bayinya dengan usia kehamilan 38 minggu. Bayi lahir spontan kepala dengan berat badan lahir 2.850 gram, panjang badan lahir 54 cm, lingkar kepala 34 cm, dan skor APGAR pada menit pertama adalah 8, dan menit kelima adalah 9. Setelah kelahiran, bayi terlihat sehat hanya bagian kakinya saja yang tidak bisa lurus. Ny. P mengatakan di keluarganya tidak pernah ada yang mengalami penyakit serupa dengan anaknya sekarang. Hasil pengkajian tanda-tanda vital menunjukkan frekuensi nadi 115 kali per menit, frekuensi nafas 44 kali per menit, suhu tubuh 36,7 0C, dan saturasi oksigen 98%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas kongenital pada ekstremitas bawah.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko gangguan mobilitas fisik: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja secara mandiri di lingkungannya.
- Faktor yang berhubungan: Deformitas kongenital pada ekstremitas bawah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu mempertahankan kemampuan pergerakan yang optimal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen mobilitas
2. Terapi latihan
3. Edukasi terkait mobilitas
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya ortopedi) untuk penanganan deformitas.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, bayi Ny. P memiliki risiko gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan deformitas kongenital pada ekstremitas bawah (kaki kanan). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mobilitas, terapi latihan, edukasi terkait mobilitas, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti spesialis ortopedi untuk penanganan deformitas tersebut. -
Article No. 5360 | 12 Nov 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang ke Rumah Sakit Mata dengan keluhan ada bayangan hitam yang menghalangi penglihatan mata kanan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya pantulan putih di mata kanan dan penglihatan semakin buram sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat mata merah berulang, trauma dan keluhan lain sebelumnya tidak ada. Riwayat keluhan yang sama di keluarga tidak ada. Riwayat kehamilan normal, riwayat kelahiran spontan, cukup bulan, berat badan lahir 3100 gram, langsung menangis dan riwayat imunisasi lengkap. Pasien lalu berobat ke salah satu rumah sakit swasta lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mata. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/60mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,4°C. Pemeriksaan tajam penglihatan mata kanan (OD) 1/60 dan mata kiri (OS) 1,0 dengan posisi bola mata orthotropia, gerakan bola mata baik serta tekanan intraokular (TIO) dengan tonometri non kontak didapatkan OD 14 mmHg dan OS 19 mmHg. Pemeriksaan segmen anterior diameter kornea kedua mata 12 mm, mata kanan bilik mata depan sedang, didapatkan leukokoria pada lensa dengan vitreus sel +2. Pemeriksaan segmen posterior didapatkan kesan ablasio retina eksudatif dan massa tumor intraokular belum dapat disingkirkan. Pemeriksaan segmen anterior dan posterior mata kiri dalam batas normal. Pemeriksaan mata kanan didapatkan hasil kesan kekeruhan vitreus dengan tanda kalsifikasi tidak jelas dan ablasio retina. Pasien didiagnosa dengan leukokoria OD et causa suspek massa intraokular suspek retinoblastoma dengan diagnosis banding Coats disease.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan
- SDKI: Gangguan Penglihatan adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan atau perubahan fungsi penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah individu menunjukkan peningkatan atau pemulihan fungsi penglihatan. Intervensi keperawatan meliputi pemantauan fungsi penglihatan, pemberian informasi tentang perawatan mata, dan edukasi tentang upaya pencegahan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemeriksaan Mata, Terapi Cahaya, Tes Penglihatan, Edukasi Kesehatan Mata, dan Konseling Penglihatan.
2. Diagnosa Keperawatan: Takut
- SDKI: Takut adalah respon emosional individu terhadap ancaman yang dirasakan atau dipersepsikan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah individu menunjukkan penurunan tingkat kecemasan. Intervensi keperawatan meliputi pemberian informasi tentang kondisi dan prosedur, pendekatan terapeutik, dan dukungan emosional.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Ansietas, Pemberian Informasi, dan Terapi Spesifik Kecemasan.
3. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
- SDKI: Defisit Pengetahuan adalah keadaan di mana individu/keluarga/masyarakat kurang informasi mengenai kondisi/masalah kesehatan.
- SLKI: Tujuan keperawatan adalah individu/keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kondisi/masalah kesehatan. Intervensi keperawatan meliputi pemberian informasi, pendidikan kesehatan, dan konseling.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Edukasi Kesehatan, Konseling, dan Bimbingan Perubahan Perilaku.
Dalam kasus ini, pasien anak perempuan usia 6 tahun dengan keluhan adanya bayangan hitam, pantulan putih, dan penglihatan yang semakin buram pada mata kanan. Berdasarkan pemeriksaan, didapatkan diagnosis medis suspek retinoblastoma atau Coats disease. Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain Gangguan Penglihatan, Takut, dan Defisit Pengetahuan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan fungsi penglihatan, pemberian informasi dan edukasi tentang kondisi, serta dukungan emosional untuk mengurangi kecemasan pasien dan keluarga. -
Article No. 5361 | 12 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kerongkongan seperti ada tulang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan jaringan tersebut. Nyeri akut biasanya berlangsung dalam waktu singkat dan terkait dengan suatu penyebab yang dapat diidentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan tingkat nyeri yang terkontrol, mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, dan dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk pasien dengan nyeri akut di tenggorokan meliputi:
1. Manajemen nyeri: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (seperti kompres hangat, relaksasi).
2. Peningkatan kenyamanan: Mengatur posisi yang nyaman, memberikan makan dan minum sesuai toleransi pasien.
3. Edukasi: Menjelaskan penyebab, tanda, gejala, dan penatalaksanaan nyeri akut di tenggorokan.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi nyeri akut yang dialami pasien.