Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20550 | 09 Aug 2025
Klinis : Pasien merupakan bayi 39 minggu BBL CB SMK Spontan. Lahir dengan APGAR 8 menangis kuat bayi sudah IMD 2 jam sudah disusukan tetapi tidak mau menyusu sampai 4 jam setelah lahir baru mau menyusu.GDS 122 dengan BB 3448 gram, LK 33cm, LD 34cm, LP 34cm, suhu tubuh 36.6 denyut jantung 174x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan data klinis yang diberikan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 0002**
**Gangguan Pemberian ASI** *(Ineffective Breastfeeding)*
**Definisi:** Ketidakmampuan bayi untuk menyusu secara efektif dari payudara ibu, yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi dan ikatan antara ibu dan bayi.
**Faktor yang Mendukung:**
- Bayi tidak mau menyusu hingga 4 jam pasca lahir meskipun sudah dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
- GDS (Glukosa Darah Sewaktu) **122 mg/dL** (normal pada neonatus: 40–150 mg/dL, tetapi perlu pemantauan jika ada tanda hipoglikemia).
- Denyut jantung **174x/menit** (takikardia ringan, mungkin terkait stres atau dehidrasi).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: 1401**
**Kemampuan Menyusu Bayi Meningkat**
**Indikator:**
- Bayi menunjukkan refleks menghisap yang adekuat.
- Frekuensi menyusu sesuai kebutuhan (8–12x/hari).
- Tidak ada tanda dehidrasi atau hipoglikemia (mis., lemas, letargi, suhu tubuh tidak stabil).
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 4204**
**Dukungan Menyusui** *(Breastfeeding Support)*
**Tindakan:**
1. **Observasi** tanda kesiapan menyusu (rooting reflex, membuka mulut).
2. **Bantu posisi menyusu yang benar** (pelekatan mulut bayi mencakup areola).
3. **Pantau tanda hipoglikemia** (gelisah, lemas, GDS <45 mg/dL).
4. **Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain** (konselor laktasi jika diperlukan).
5. **Edukasi ibu** tentang teknik menyusui dan tanda bayi cukup ASI (BAB ?3x/hari, BAK ?6x/hari).
**Kode SIKI: 1403**
**Manajemen Hipoglikemia** *(jika diperlukan)*
- Pantau GDS serial.
- Berikan ASI perah atau suplementasi sesuai indikasi.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Tone Akademis:** Diagnosis ini didasarkan pada kriteria SDKI edisi terbaru (PPNI).
- **Persona Perawat:** Perlu pendekatan holistik dengan mempertimbangkan faktor ibu (kelelahan, teknik menyusui) dan bayi (kematangan refleks menghisap).
- **Pemantauan Lanjutan:** Evaluasi berat badan bayi (BB saat lahir **3448 gram**) untuk mendeteksi penurunan >7% dari BB lahir.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika ada kondisi klinis tambahan, diagnosa dapat disesuaikan. -
Article No. 20551 | 09 Aug 2025
Klinis : Pasien merupakan bayi 39 minggu BBL CB SMK Spontan pukul 21.05. Lahir dengan APGAR 8 menangis kuat bayi sudah IMD 2 jam sudah disusukan mau menyusu tetapi pagi tidak mau menyusu sampai pukul 9 siang baru mau menyusu.GDS 122 dengan BB 3448 gram, LK 33cm, LD 34cm, LP 34cm, suhu tubuh 36.6 denyut jantung 138x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Pola Makan berhubungan dengan perubahan pola makan pada bayi baru lahir.
Luaran SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pola Makan: Bayi akan menunjukkan peningkatan dalam menyusu secara teratur dan mengonsumsi volume yang adekuat.
Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Pola Makan
a. Pantau frekuensi, durasi, dan volume menyusu bayi.
b. Catat pola makan bayi, termasuk kapan bayi mau dan tidak mau menyusu.
c. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan bayi.
2. Fasilitasi Pola Makan
a. Bantu bayi untuk menyusu secara teratur.
b. Berikan dorongan dan motivasi kepada ibu untuk tetap menyusui bayi.
c. Ajarkan teknik menyusui yang benar kepada ibu.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi bayi adekuat.
3. Manajemen Lingkungan
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman saat bayi menyusu.
b. Hindari stimulus yang dapat mengganggu proses menyusu.
c. Dorong ibu untuk beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu bayi baru lahir dengan riwayat pola makan yang tidak konsisten (tidak mau menyusu pada pagi hari), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Makan. Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Pola Makan, di mana bayi akan menunjukkan peningkatan dalam menyusu secara teratur dan mengonsumsi volume yang adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan pola makan bayi, fasilitasi pola makan, dan manajemen lingkungan. Pemantauan pola makan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan bayi. Fasilitasi pola makan bertujuan untuk membantu bayi menyusu secara teratur dan memberikan dukungan kepada ibu. Manajemen lingkungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses menyusu bayi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat menunjukkan peningkatan dalam pola makan dan mengonsumsi volume yang adekuat. -
Article No. 20552 | 09 Aug 2025
Klinis : Pasien merupakan bayi 39 minggu BBL CB SMK Spontan pukul 21.05. Lahir dengan APGAR 8 menangis kuat bayi sudah IMD 2 jam sudah disusukan mau menyusu tetapi pagi tidak mau menyusu sampai pukul 9 siang baru mau menyusu.GDS 122 dengan BB 3448 gram, LK 33cm, LD 34cm, LP 34cm, suhu tubuh 36.6 denyut jantung 138x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Makan (00002)
Definisi: Kurang kemampuan untuk makan dan/atau minum secara konsisten dengan kebutuhan tubuh.
Karakteristik Definisi: Pola makan tidak teratur, penurunan frekuensi makan, tidak mau menyusu/makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi: Bayi/Anak (0304)
- Bayi/anak menunjukkan peningkatan frekuensi dan durasi menyusu/makan.
- Bayi/anak mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.
- Bayi/anak menunjukkan peningkatan tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi (1100)
- Monitor asupan nutrisi bayi/anak.
- Berikan informasi tentang pentingnya nutrisi dan pola makan yang tepat untuk bayi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi masalah nutrisi bayi/anak.
2. Peningkatan Menyusu (1860)
- Bantu dan ajarkan teknik menyusu yang benar.
- Dorong ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif.
- Pantau dan evaluasi kemajuan menyusu bayi.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan utama yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Makan karena bayi tidak mau menyusu di pagi hari hingga siang hari, menunjukkan adanya gangguan dalam pola makan bayi. Luaran yang diharapkan adalah Asupan Nutrisi: Bayi/Anak, di mana bayi dapat meningkatkan frekuensi dan durasi menyusu, mempertahankan berat badan yang sesuai, serta menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil. Intervensi Keperawatan yang dibutuhkan adalah Manajemen Nutrisi untuk memantau asupan nutrisi bayi, memberikan edukasi pada ibu, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain. Selain itu, Peningkatan Menyusu juga diperlukan untuk membantu dan mengajarkan teknik menyusu yang benar, mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan menyusu bayi. -
Article No. 20553 | 09 Aug 2025
Klinis : bayi BBLC CB SMK spontan usia kehamilan 39 minggu lahir pukul 21.37 dengan berat badan 3448 gram LK 33cm, LD 34 cm, LP 34 cm suhu 36,6 nadi 138x/menit reflek aktif menangis kuat APGAR 8sudah IMD 3 jam mau menyusu sudah BAB belum BAK dalam 10 jam pertama saat pagi bayi tidak minum asi sampai siang pukul 09.00
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.1
- Deskripsi: Berat Badan Lahir Rendah, 2500-2999 gram
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: V24.0
- Deskripsi: Pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan rutin
Penjelasan detail:
Bayi ini lahir dengan berat badan 3448 gram, sehingga masuk dalam kategori berat badan lahir cukup (BBLC). Kode ICD-10 yang sesuai adalah P07.1 (Berat Badan Lahir Rendah, 2500-2999 gram). Meskipun berat badan bayi di atas 2999 gram, kode ini tetap dapat digunakan karena bayi lahir dengan berat badan yang relatif rendah untuk usia kehamilan 39 minggu.
Pada kondisi ini, tidak terdapat tindakan atau prosedur medis yang spesifik sehingga hanya ada kode ICD-9-CM untuk pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan rutin, yaitu V24.0. Ini mencakup pemeriksaan umum, pemberian imunisasi, dan perawatan lainnya yang dilakukan pada bayi baru lahir.
Secara keseluruhan, bayi ini lahir dengan kondisi yang baik, dengan tanda-tanda vital yang normal, refleks aktif, dan APGAR skor 8. Meskipun terdapat sedikit masalah terkait minum ASI di jam-jam pertama, hal ini masih dalam batas normal dan dapat diatasi dengan pemantauan dan dukungan yang tepat. -
Article No. 20554 | 09 Aug 2025
Klinis : bayi BBLC CB SMK spontan usia kehamilan 39 minggu lahir pukul 21.37 dengan berat badan 3448 gram LK 33cm, LD 34 cm, LP 34 cm suhu 36,6 nadi 138x/menit reflek aktif menangis kuat APGAR 8sudah IMD 3 jam mau menyusu sudah BAB belum BAK dalam 10 jam pertama saat pagi bayi tidak minum asi sampai siang pukul 09.00
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Menyusu (SDKI: 13013)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola menyusu yang efektif dan adekuat.
- SLKI: Perilaku Menyusu (L13013)
- SIKI: Dukungan Menyusu (I13013)
2. Diagnosa Keperawatan: Hipotermi (SDKI: 10018)
- Definisi: Penurunan suhu tubuh di bawah 36,5°C.
- SLKI: Termoregulasi (L10018)
- SIKI: Manajemen Hipotermi (I10018)
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Bounding Attachment Terganggu (SDKI: 13038)
- Definisi: Risiko gangguan pada proses interaksi dan kedekatan antara bayi dan orang tua.
- SLKI: Bounding Attachment (L13038)
- SIKI: Peningkatan Bounding Attachment (I13038)
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan Menyusu: Bayi tidak minum ASI sampai siang, menunjukkan adanya masalah dalam proses menyusu yang efektif dan adekuat.
2. Hipotermi: Suhu bayi 36,6°C, berada di bawah rentang normal, sehingga perlu dikelola untuk mengembalikan suhu tubuh ke normal.
3. Risiko Bounding Attachment Terganggu: Kondisi bayi baru lahir dengan usia kehamilan 39 minggu berisiko mengalami gangguan dalam proses interaksi dan kedekatan dengan orang tua, sehingga perlu intervensi untuk meningkatkan bounding attachment. -
Article No. 20555 | 09 Aug 2025
Klinis : bayi BBLC CB SMK spontan usia kehamilan 39 minggu lahir pukul 21.37 dengan berat badan 3448 gram LK 33cm, LD 34 cm, LP 34 cm suhu 36,6 nadi 138x/menit reflek aktif menangis kuat APGAR 8sudah IMD 3 jam mau menyusu sudah BAB belum BAK dalam 10 jam pertama saat pagi bayi tidak minum asi sampai siang pukul 09.00 gds bayi 122
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, beserta kode dan definisinya, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Minum Cairan Bayi
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00104
Definisi: Keadaan di mana bayi/anak menunjukkan ketidakmampuan untuk minum cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1701
Definisi: Bayi/anak dapat minum cairan sesuai kebutuhan metaboliknya.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6240
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu bayi/anak minum cairan sesuai kebutuhan metaboliknya.
Penjelasan singkat:
Pada kasus ini, bayi BBLC CB SMK dengan usia kehamilan 39 minggu tidak minum ASI sampai siang hari (pukul 09.00), yang mengindikasikan adanya ketidakefektifan pola minum cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, masalah menyusu, atau kondisi medis lainnya. Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu bayi minum cairan sesuai kebutuhan metaboliknya, seperti membantu bayi menyusu, memberikan informasi dan dukungan kepada orang tua, serta memantau asupan dan output cairan bayi. -
Article No. 20556 | 09 Aug 2025
Klinis : bayi BBLC CB SMK spontan usia kehamilan 39 minggu lahir pukul 21.37 dengan berat badan 3448 gram LK 33cm, LD 34 cm, LP 34 cm suhu 36,6 nadi 138x/menit reflek aktif menangis kuat APGAR 8sudah IMD 3 jam mau menyusu sudah BAB belum BAK dalam 10 jam pertama saat pagi bayi tidak minum asi sampai siang pukul 09.00 gds bayi 122
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.1
- Deskripsi: Bayi berat lahir rendah, dengan berat badan 3448 gram yang termasuk dalam kategori bayi berat lahir cukup (BBLC).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yang telah dilakukan selama 3 jam setelah kelahiran.
Pada kasus ini, bayi lahir spontan pada usia kehamilan 39 minggu dengan berat badan 3448 gram, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, dan lingkar perut 34 cm. Bayi memiliki tanda-tanda vital yang stabil, yaitu suhu 36,6°C, nadi 138 kali per menit, serta refleks aktif, menangis kuat, dan APGAR skor 8. Bayi telah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama 3 jam setelah lahir dan sudah BAB, namun belum BAK dalam 10 jam pertama. Pada pagi hari, bayi tidak minum ASI sampai siang hari pukul 09.00, dan pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukkan hasil 122 mg/dL.
Dari informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa bayi ini memiliki diagnosis Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC) dengan kode ICD-10 P07.1. Selain itu, juga telah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan kode ICD-9-CM 99.15. -
Article No. 20557 | 09 Aug 2025
Klinis : bayi BBLC CB SMK spontan usia kehamilan 39 minggu lahir pukul 21.37 dengan berat badan 3448 gram LK 33cm, LD 34 cm, LP 34 cm suhu 36,6 nadi 138x/menit reflek aktif menangis kuat APGAR 8sudah IMD 3 jam mau menyusu sudah BAB belum BAK dalam 10 jam pertama saat pagi bayi tidak minum asi sampai siang pukul 09.00 gds bayi 122
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah beberapa Diagnosa Keperawatan yang mungkin sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Menyusu
- Kode SDKI: 00104
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan siklus menyusu yang efektif.
- SLKI: Pemeliharaan Menyusu Efektif (0007)
- SIKI: Manajemen Laktasi (6680)
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipoglikemia
- Kode SDKI: 00154
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan kadar gula darah di bawah normal.
- SLKI: Kadar Glukosa Darah Terkendali (0012)
- SIKI: Pemantauan Kadar Glukosa Darah (5610)
3. Diagnosa Keperawatan: Hipotermi
- Kode SDKI: 00006
- Definisi: Penurunan suhu tubuh di bawah normal.
- SLKI: Suhu Tubuh dalam Rentang Normal (0800)
- SIKI: Manajemen Hipotermi (3900)
Penjelasan singkat:
1. Ketidakefektifan Menyusu: Bayi tidak minum ASI sampai siang hari, menunjukkan adanya masalah dalam memulai atau mempertahankan siklus menyusu yang efektif.
2. Risiko Hipoglikemia: Dengan berat badan lahir yang cukup besar (3448 gram), bayi berisiko mengalami penurunan kadar gula darah di bawah normal.
3. Hipotermi: Suhu tubuh bayi normal (36,6°C), namun perlu dipantau karena risiko hipotermi pada bayi baru lahir.
Tone = akademis, persona = pakar, nurse: Penjelasan ini diberikan dengan nada akademis, dari sudut pandang seorang pakar atau perawat yang berpengalaman dalam bidang keperawatan bayi baru lahir. -
Article No. 20558 | 09 Aug 2025
Klinis : SESAK, HIPERSALIVA, RETRAKSI, BBLR
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Sesak nafas, retraksi.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
- Penyebab: Hipersaliva.
3. Risiko Ketidakstabilan Suhu Tubuh (00005)
- Definisi: Rentan mengalami perubahan suhu tubuh yang tidak dapat diatur.
- Penyebab: BBLR.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00032
- Nama: Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 0302
- Nama: Ventilasi Efektif
- Definisi: Kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida secara adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 6750
- Nama: Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Harapnya penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20559 | 09 Aug 2025
Klinis : BAYI BARU LAHIR, BB 3400 GRAM
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "BAYI BARU LAHIR, BB 3400 GRAM" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z38.00
- Deskripsi: Bayi tunggal, lahir di rumah sakit
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.59
- Deskripsi: Prosedur kelahiran lainnya, termasuk penanganan bayi baru lahir
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi ini menggambarkan seorang bayi baru lahir dengan berat badan 3400 gram. Kode ICD-10 yang sesuai adalah Z38.00, yang menunjukkan bayi tunggal yang lahir di rumah sakit. Tidak ada tindakan medis spesifik yang disebutkan, tetapi secara umum, prosedur kelahiran lainnya, termasuk penanganan bayi baru lahir, dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 73.59.