Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5397 | 12 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan Ansietas pada pasien dengan hernia scrotalis etiologi, data subjek, data obyektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasannya sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan hernia scrotalis dan diagnosis keperawatan Ansietas.
Diagnosis Keperawatan: Ansietas
Definisi:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respons autonom, perasaan tegang yang disadari, dan sumber yang spesifik yang dapat diidentifikasi.
Etiologi:
1. Perubahan status kesehatan
2. Hospitalisasi
3. Ketidakpastian prognosis
Data Subjektif:
1. Pasien mengungkapkan perasaan cemas, gelisah, atau takut.
2. Pasien mengeluh sulit tidur.
3. Pasien menunjukkan perilaku gelisah.
Data Objektif:
1. Pasien tampak tegang.
2. Pasien tampak tremor.
3. Pasien tampak berkeringat berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
2. Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi dan rencana perawatan.
3. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
4. Ajarkan teknik relaksasi.
5. Berikan dukungan emosional dan spiritual.
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas dengan baik.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang tenang.
3. Pasien dapat beristirahat dengan baik.
Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. Saya akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 5398 | 12 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan Gangguan mobilitas fisik pada pasien dengan hernia scrotalis etiologi, data subjek, data obyektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Etiologi:
Gangguan mobilitas fisik pada pasien dengan hernia scrotalis dapat disebabkan oleh adanya pembengkakan atau penonjolan pada skrotum yang mengganggu pergerakan dan aktivitas fisik pasien. Hernia scrotalis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Data Subyektif:
1. Pasien mengeluhkan adanya pembengkakan atau penonjolan di area skrotum.
2. Pasien merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman saat bergerak atau melakukan aktivitas.
3. Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, duduk, atau bekerja.
Data Obyektif:
1. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya pembengkakan atau penonjolan pada area skrotum.
2. Pasien mengalami keterbatasan dalam jangkauan gerak dan mobilisasi.
3. Postur tubuh pasien tampak terganggu atau tidak nyaman saat bergerak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik ditandai dengan keterbatasan dalam jangkauan gerak, koordinasi, atau kekuatan otot yang memengaruhi pergerakan tubuh atau bagian tubuh tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan mobilitas fisik pada pasien dengan hernia scrotalis adalah:
1. Pasien dapat melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
2. Pasien dapat meningkatkan jangkauan gerak dan kekuatan otot.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan keterbatasan mobilitas yang ada.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik pada pasien dengan hernia scrotalis meliputi:
1. Manajemen nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat bergerak.
2. Latihan mobilisasi dan rentang gerak untuk meningkatkan kemampuan pergerakan.
3. Edukasi dan konseling bagi pasien dan keluarga terkait penatalaksanaan hernia scrotalis dan perawatan diri.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan medis hernia scrotalis. -
Article No. 5399 | 12 Nov 2024
Klinis : diagnosa keperawatan Risiko Infeksi pada pasien dengan hernia scrotalis etiologi, data subjek, data obyektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan risiko infeksi pada hernia scrotalis.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Etiologi:
Pada kasus hernia scrotalis, risiko infeksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Adanya defek pada dinding abdomen yang memungkinkan organ usus atau jaringan lain keluar melalui celah, sehingga dapat menjadi media untuk masuknya mikroorganisme patogen.
2. Proses pembedahan untuk perbaikan hernia yang dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi.
3. Adanya luka pada area operasi yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
4. Penurunan imunitas akibat kondisi penyakit atau tindakan pembedahan.
Data Subjektif:
- Pasien mengeluhkan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada area skrotum.
- Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman atau adanya gejala tidak normal lainnya.
Data Objektif:
- Tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh meningkat, area sekitar luka operasi kemerahan, bengkak, dan nyeri.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan jumlah leukosit.
- Hasil kultur menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme patogen.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain "Keamanan" dengan kelas "Pencegahan Infeksi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko infeksi pada hernia scrotalis antara lain:
- Tidak terjadi infeksi pada luka operasi
- Tanda-tanda infeksi, seperti suhu tubuh, nyeri, bengkak, dan kemerahan, menurun
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani risiko infeksi pada hernia scrotalis antara lain:
- Observasi tanda-tanda infeksi secara berkala
- Perawatan luka operasi dengan teknik aseptik
- Pemberian obat antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Dengan penanganan yang komprehensif sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien dengan hernia scrotalis. -
Article No. 5400 | 12 Nov 2024
Klinis : etiokogi diagnosa keperawatan Risiko Infeksi pada pasien hernia scrotalis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan risiko infeksi pada hernia scrotalis.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi adalah:
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tanda-tanda infeksi menurun
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
4. Klien dapat melakukan pencegahan infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko infeksi pada pasien hernia scrotalis meliputi:
1. Observasi tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan, nyeri, dan suhu tubuh yang meningkat.
2. Menjaga kebersihan dan sterilitas area operasi sesuai prosedur.
3. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan diri.
4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi untuk mencegah infeksi.
5. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik.
Etiologi:
Risiko infeksi pada pasien hernia scrotalis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Prosedur pembedahan yang dapat menyebabkan luka terbuka dan rentan terhadap kontaminasi.
2. Kondisi imunitas pasien yang rendah.
3. Higiene personal yang buruk.
4. Lingkungan yang kurang bersih.
Peran perawat sangat penting dalam mengelola risiko infeksi pada pasien hernia scrotalis melalui observasi, intervensi, dan edukasi yang tepat untuk mencegah komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan pasien. -
Article No. 5401 | 12 Nov 2024
Klinis : penyebab diagnosa keperawatan Risiko cedera pada pasien hernia scrotalis berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan risiko cedera pada pasien hernia scrotalis.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (SDKI)
Definisi:
Risiko Cedera adalah kerentanan terhadap cidera fisik yang dapat membatasi aktivitas.
Penyebab:
Risiko cedera pada pasien hernia scrotalis berhubungan dengan mobilitas fisik terbatas. Hernia scrotalis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan pembengkakan pada skrotum, sehingga dapat membatasi pergerakan dan aktivitas fisik pasien.
Karakteristik Definisi:
1. Riwayat jatuh
2. Penggunaan alat bantu gerak
3. Gangguan keseimbangan
4. Gangguan sensorik
5. Gangguan muskuloskeletal
6. Gangguan kognitif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menata lingkungan yang aman
2. Terapi Aktivitas: Mempertahankan rentang gerak sendi
3. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang terkait dengan hernia scrotalis
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi terkait pencegahan cedera
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan tidak adanya cedera selama perawatan
2. Pasien menunjukkan keterlibatan dalam aktivitas fisik yang aman
3. Pasien menunjukkan penggunaan alat bantu gerak yang tepat
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk risiko cedera pada pasien hernia scrotalis. Sebagai perawat, saya akan fokus pada upaya pencegahan cedera dan memfasilitasi aktivitas fisik yang aman bagi pasien. -
Article No. 5402 | 12 Nov 2024
Klinis : penyebab diagnosa keperawatan ansietas pada pasien hernia scrotalis berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien hernia scrotalis dengan penyebab diagnosa keperawatan ansietas.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian prosedur pembedahan dan hasil yang diharapkan pada pasien hernia scrotalis.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Pada pasien hernia scrotalis, ansietas dapat timbul terkait dengan ketidakpastian mengenai prosedur pembedahan yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan ansietas terkait hernia scrotalis adalah pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, dapat mengungkapkan perasaan cemas, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain terapi relaksasi, terapi kognitif, manajemen ansietas, dan pemberian informasi terkait prosedur pembedahan dan hasil yang diharapkan. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengatasi kecemasan yang dialami.
Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien, perawat dapat membantu pasien hernia scrotalis untuk mengelola ansietas yang dialami sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 5403 | 12 Nov 2024
Klinis : penyebab diagnosa keperawatan nyeri akut pada pasien hernia scrotalis berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan hernia scrotalis yang mengalami nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan ketegangan otot akibat hernia scrotalis
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah tersebut.
- Penyebab: Agen pencedera fisik, agen pencedera biologis, agen pencedera kimiawi, agen pencedera psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik penanganan nyeri, pasien dapat beristirahat dan tidur dengan cukup.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Teknik Relaksasi, Manajemen Aktivitas.
- Tindakan Keperawatan: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik relaksasi, membantu pasien mengatur aktivitas sesuai toleransi.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada pengelolaan nyeri akut yang dialami pasien dengan hernia scrotalis. Dengan menggunakan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan diagnosis keperawatan yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi nyeri dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5404 | 12 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sputum, penyakit paru kronis (tuberkulosis paru).
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan umum, penyakit pernapasan (tuberkulosis paru).
3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan paru
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah ke paru-paru, yang dapat menyebabkan penurunan oksigenasi.
Faktor risiko: Penyakit paru (tuberkulosis paru).
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan faktor yang berhubungan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 5300 | 12 Nov 2024
Klinis : hipertermia b.d efek langsung dan sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan efek langsung dan sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Tanda dan gejala hipertermia meliputi peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, berkeringat, takikardia, dan bisa disertai perubahan kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Manajemen suhu tubuh (pemberian kompres hangat/dingin, kipas angin, dll)
2. Pemberian cairan dan elektrolit
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan intake/output
4. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertermia
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk mengelola hipertermia pada pasien dengan efektif dan aman sesuai standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 5301 | 12 Nov 2024
Klinis : Pasien laki laki dalam perawatan diruang Bougenville dengan geriatri intake sulit , dyspepsia, decubitus, imobilisasi. Saat ini kondisi pasien lemah, terpasang infus Hydromal : Bfluid / 12 jam, terpasang NGT, tidak mau makan, mual muntah, ada penurunan berat badan. Terdapat decubitus di sacrum. Tulang tibia dan shoulder. Hasil Asessment : tampak kurus, kulit kering, terdapat luka di sacrum dengan luas luka panjang 15 CM, lebar 17 Cm, ada necrotic, granulasi minimal, kedalaman luka 2-3cm, ada Pus, sebagian kulit jaringan hilang dan terasa Nyeri. Pasien merupakan geriatric, imobilisasi, mobilisasi hanya ditempat tidur, inkontinensia urine, terpasang kateter no.16 dengan produksi urine kuning. Hemodinamik : TD 138/99mmhg. Nadi 87x/mnt, suhu 36◦C, RR 20x/mnt, Spo2 99%. Hasil Lab : Hb 9.8gr/ dl. Leukosit 13.00. natrium 130, kalium 2.8 , clorida 97.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- SDKI: Risiko Malnutrisi
- SLKI: Pemantauan Status Nutrisi, Pemberian Makanan dan Cairan
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Terapi Nutrisi
2. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Perfusi Jaringan Tidak Adekuat
- SDKI: Kerusakan Integritas Kulit
- SLKI: Perawatan Luka, Pencegahan Komplikasi Akibat Imobilitas
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Dekubitus
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SLKI: Pemantauan Cairan, Pemberian Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan, Terapi Intravena
4. Nyeri Akut Berhubungan dengan Kerusakan Integritas Kulit
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat:
- Pasien memiliki masalah dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat, ditandai dengan geriatric intake sulit, tidak mau makan, mual muntah, dan penurunan berat badan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status nutrisi, memberikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan, serta melakukan manajemen nutrisi dan terapi nutrisi.
2. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Perfusi Jaringan Tidak Adekuat:
- Pasien mengalami dekubitus di sacrum, tibia, dan shoulder, dengan luka yang luas, dalam, dan ada jaringan nekrotik.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan perawatan luka, pencegahan komplikasi akibat imobilitas, dan manajemen dekubitus.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat:
- Pasien memiliki risiko ketidakseimbangan cairan, ditandai dengan terpasang infus Hydromal, NGT, dan produksi urin yang abnormal.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau cairan, memberikan cairan, manajemen cairan, dan terapi intravena.
4. Nyeri Akut Berhubungan dengan Kerusakan Integritas Kulit:
- Pasien mengalami nyeri akut, terutama pada luka dekubitus yang terdapat.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri.
Secara umum, pasien ini membutuhkan perawatan komprehensif yang berfokus pada perbaikan status nutrisi, pengelolaan luka dekubitus, pemantauan dan manajemen cairan, serta pengelolaan nyeri.