Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7232 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang mahasiswa semester 3 datang ke poliklinik dengan diagnosis generalized anxiety disorder (GAD). Klien mengeluh sering tidak dapat tidur saat malam hari. Klien tidak dapat fokus belajar karena selalu kepikiran dengan teman-temannya. Pasien merasa tidak diterima di lingkungan pertemanan dikampus. Pasien sering berfikir yang berlebihan yang akhirnya membuat detak jantungnya meningkat dan merasa nyeri di tengkuknya. Pasien juga mengeluhkan mengalami gangguan tidur. Hasil pemeriksaan fisik TD 110/80, N: 90x/m, RR: 22x/m. Hasil pengkajian riwayat keluarga ditemukan pengalaman penolakan keluarga dan perbedaan perlakukan dengan saudaranya. Hasil pengkajian kecemasan menunjukkan pasien mengalami kecemasan sedang. Pasien tampak sering kebingungan, lapang pandang menyempit dan berkurangnya respon dari pendengaran dan penglihatannya. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah putus asa dengan yang apa yang dialaminya saat ini. Pasien mengatakan sudah tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Perawat mengajarkan teknik relaksasi otot progresif dan teknik 5 jari untuk mengurangi kecemasannya serta menganjurkan pasien berdzikir secara rutin setelah sholat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kecemasan Berhubungan Dengan Harga Diri Rendah Akibat Penolakan Lingkungan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh persepsi ancaman yang ditandai dengan perilaku gelisah, khawatir, takut, dan tegang.
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kecemasan
Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kecemasan Menurun
Definisi: Tingkat perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh persepsi ancaman menurun.
Indikator:
a. Pasien tampak tenang
b. Pasien dapat mengontrol kecemasan
c. Pasien dapat mengenali faktor pencetus kecemasan
d. Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
2. Pola Tidur Membaik
Definisi: Kualitas dan kuantitas tidur yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Indikator:
a. Pasien dapat tertidur dalam waktu 30 menit
b. Pasien dapat tidur tanpa terbangun selama 6-8 jam
c. Pasien merasa segar saat bangun tidur
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
Definisi: Tindakan membantu pasien untuk mengenali, mengurangi, dan mengatasi rasa cemas.
a. Identifikasi penyebab kecemasan
b. Latih teknik relaksasi (napas dalam, otot progresif, imajinasi terpimpin)
c. Berikan terapi distraksi (musik, hobi, dzikir)
d. Optimalkan dukungan keluarga
e. Monitor tanda-tanda vital
2. Manajemen Tidur
Definisi: Tindakan membantu pasien untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat.
a. Identifikasi penyebab gangguan tidur
b. Anjurkan rutinitas tidur yang teratur
c. Atur lingkungan yang nyaman untuk tidur
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk memudahkan tidur
e. Monitor kualitas dan kuantitas tidur pasien
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan yang dipilih berdasarkan kondisi pasien yang mengalami kecemasan dan gangguan pola tidur akibat harga diri rendah karena penolakan lingkungan. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan kualitas tidurnya. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen kecemasan dan manajemen tidur, yang mencakup identifikasi penyebab, latihan relaksasi, terapi distraksi, dukungan keluarga, serta pengaturan lingkungan dan rutinitas tidur. Perawat berperan dalam membantu pasien mencapai tujuan tersebut melalui pendekatan holistik dan kolaboratif. -
Article No. 7233 | 28 Nov 2024
Klinis : alergi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait asuhan keperawatan pada kondisi alergi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi alergi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, seperti yang biasa dilakukan sebelumnya". Pada kondisi alergi, pasien dapat mengalami gejala-gejala seperti pembengkakan, ruam kulit, kesulitan bernafas, dan reaksi lainnya yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan kondisi alergi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu:
1. Toleransi Aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami gejala alergi yang mengganggu.
2. Kontrol Gejala: Pasien mampu mengidentifikasi dan mengendalikan gejala alergi yang muncul.
3. Pengetahuan: Pasien memahami penyebab, pencetus, dan manajemen alergi.
4. Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan: Pasien terlibat aktif dalam perawatan dan pengobatan alergi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Alergi:
- Identifikasi pemicu alergi dan upaya menghindarinya.
- Edukasi pasien tentang penggunaan obat-obatan, terapi, dan tindakan penanganan alergi.
- Monitoring tanda dan gejala alergi serta respons terhadap pengobatan.
2. Manajemen Aktivitas:
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas sehari-hari.
- Ajukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
- Berikan bantuan dan adaptasi aktivitas sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi nyeri yang timbul akibat gejala alergi.
- Berikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan pendidikan kesehatan tentang penyebab, pencetus, dan manajemen alergi.
- Dorong pasien untuk terlibat aktif dalam perawatan dan pengobatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan edukasi yang komprehensif.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi alergi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti toleransi aktivitas yang meningkat, kontrol gejala yang optimal, peningkatan pengetahuan, dan partisipasi aktif dalam perawatan kesehatannya. -
Article No. 7234 | 28 Nov 2024
Klinis : sakit mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi sakit mata.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sakit mata adalah "Gangguan Penglihatan". Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai perubahan dalam kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas, nyaman, dan aman. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, trauma, kelainan struktural, atau penyakit kronis. Gejala yang umum dialami pada kondisi ini termasuk nyeri, rasa gatal, bengkak, dan perubahan pada penglihatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan melihat dengan jelas, nyaman, dan aman.
2. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan penurunan atau hilangnya nyeri pada mata.
3. Manajemen Gejala: Pasien menunjukkan pengurangan atau resolusi gejala-gejala yang terkait dengan kondisi sakit mata, seperti rasa gatal, bengkak, dan perubahan pada penglihatan.
4. Peningkatan Fungsi Penglihatan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang melibatkan penglihatan dengan lebih baik.
5. Pemahaman tentang Kondisi: Pasien menunjukkan pemahaman tentang penyebab, pencegahan, dan pengelolaan kondisi sakit mata.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pengkajian Komprehensif: Melakukan pengkajian yang menyeluruh terhadap kondisi mata pasien, termasuk riwayat, gejala, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan fisik.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri pada mata, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, dan teknik relaksasi.
3. Perawatan Mata: Melakukan perawatan mata yang sesuai, seperti pembersihan mata, pemberian tetes mata, dan perawatan luka (jika ada).
4. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi sakit mata, cara perawatan, pencegahan, dan pengelolaan gejala.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti oftalmolog, untuk memastikan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat.
6. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan terhadap perkembangan kondisi pasien dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk menangani kondisi sakit mata pada pasien. -
Article No. 7235 | 28 Nov 2024
Klinis : Penyalahgunaan zat adiktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penyalahgunaan zat adiktif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketergantungan Zat Adiktif
Definisi: Pola penggunaan zat-zat tertentu yang menyebabkan gangguan fungsi sosial, okupasional, dan/atau fisik secara signifikan.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Berisiko mengalami perilaku agresif yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan di atas mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial yang terkait dengan penyalahgunaan zat adiktif. Ketergantungan Zat Adiktif mengacu pada ketidakmampuan individu untuk mengendalikan penggunaan zat-zat tertentu yang berdampak buruk. Risiko Perilaku Kekerasan mencerminkan potensi agresi dan tindakan berbahaya yang dapat timbul akibat kondisi tersebut. Gangguan Pola Tidur mengindikasikan adanya hambatan dalam memperoleh istirahat yang cukup dan berkualitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada kondisi ini antara lain: peningkatan kemampuan mengelola ketergantungan zat adiktif, penurunan risiko perilaku kekerasan, serta perbaikan kualitas dan kuantitas tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: terapi perilaku, edukasi terkait bahaya penyalahgunaan zat, manajemen stres, pelatihan keterampilan coping, pemberian terapi farmakologis (jika diperlukan), serta kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk penanganan komprehensif.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi permasalahan yang terkait dengan penyalahgunaan zat adiktif dan mencapai kondisi yang lebih baik. -
Article No. 7236 | 28 Nov 2024
Klinis : menanyakan kapan segera pindah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Pindah (Readiness for Enhanced Transfer)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mempersiapkan diri secara fisik, emosional, dan sosial dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.
Karakteristik Definisi:
1. Mampu mengidentifikasi alasan pindah
2. Memiliki pengetahuan tentang proses perpindahan
3. Memiliki rencana untuk memenuhi kebutuhan selama dan setelah perpindahan
4. Memiliki dukungan dari orang terdekat untuk melakukan perpindahan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Asesmen Kesiapan Pindah
2. Edukasi Proses Perpindahan
3. Fasilitasi Perencanaan Perpindahan
4. Dukungan Emosional Selama Perpindahan
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Kesiapan Pindah Meningkat
2. Pengetahuan Proses Perpindahan Memadai
3. Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Terpenuhi
4. Dukungan Sosial Tersedia
Dalam konteks akademis, sebagai perawat profesional, saya sarankan Anda untuk segera mempersiapkan diri secara fisik, emosional, dan sosial dalam melakukan perpindahan. Hal ini penting untuk memastikan proses perpindahan berjalan lancar dan Anda dapat beradaptasi dengan baik di tempat baru. Jangan ragu untuk meminta dukungan dari orang terdekat dan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional jika diperlukan. -
Article No. 7237 | 28 Nov 2024
Klinis : luka pada dagu, robek, jahitan. hari ini kontrol jahitan hari ke 3
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah informasi yang saya berikan terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S01.01
- Deskripsi: Luka terbuka pada dagu
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.59
- Deskripsi: Reparasi luka lain pada kulit dan jaringan subkutan
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 S01.01 menunjukkan luka terbuka pada dagu. Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan luka terbuka pada daerah kepala, muka, dan leher.
2. Kode ICD-9-CM 86.59 adalah kode untuk reparasi luka lain pada kulit dan jaringan subkutan. Ini mencakup prosedur penjahitan untuk menutup luka pada dagu.
Dalam hal ini, pasien datang untuk kontrol jahitan hari ke-3 setelah prosedur penjahitan. Hal ini merupakan bagian dari perawatan lanjutan untuk memastikan penyembuhan luka yang baik dan mencegah komplikasi. -
Article No. 7238 | 28 Nov 2024
Klinis : diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis diare, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis dari penyebab infeksi yang tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 A09 (Diare dan gastroenteritis dari penyebab infeksi yang tidak ditentukan):
- Kode ini mencakup diare akut dari penyebab infeksi yang tidak dapat ditentukan secara spesifik.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai patogen, seperti virus, bakteri, atau parasit.
- Gejala yang umum terjadi adalah diare, mual, muntah, dan kram perut.
2. Kode ICD-9-CM 45.23 (Kolonoskopi):
- Prosedur ini melibatkan pemeriksaan visual dari dalam kolon menggunakan sebuah kolonoskop.
- Kolonoskopi dapat digunakan untuk menyelidiki penyebab diare, seperti mendeteksi peradangan, polip, atau lesi di dalam kolon.
- Selain diagnosis, kolonoskopi juga dapat digunakan untuk melakukan tindakan terapeutik, seperti pengambilan sampel jaringan (biopsi) atau penyingkiran polip.
Kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang diberikan di atas merupakan informasi yang relevan untuk diagnosis diare dan tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam penanganan kondisi tersebut. -
Article No. 7239 | 28 Nov 2024
Klinis : ispa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi ISPA:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode J06.9 dalam ICD-10 digunakan untuk mengkodekan infeksi saluran pernapasan atas yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik.
- Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) adalah istilah umum yang mencakup berbagai kondisi seperti rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, dan trakeitis yang melibatkan bagian atas saluran pernapasan.
- Kode ini digunakan saat gejala atau tanda-tanda ISPA tidak dapat dengan jelas diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk ISPA
- Deskripsi: Tidak ada kode prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk ISPA. Penanganan ISPA biasanya meliputi terapi simptomatik, pemberian obat-obatan, dan tindakan suportif lainnya yang tidak dikodekan secara spesifik.
Penjelasan:
- Pada ICD-9-CM, tidak ada kode prosedur/tindakan medis yang secara khusus dikaitkan dengan ISPA.
- Penanganan ISPA umumnya tidak memerlukan prosedur medis yang dikodekan secara spesifik, tetapi lebih berfokus pada pemberian terapi simptomatik, obat-obatan, dan tindakan suportif lainnya.
- Kode prosedur/tindakan medis yang mungkin digunakan terkait dengan ISPA dapat mencakup kode untuk penggunaan obat-obatan, pemberian cairan intravena, atau tindakan lain yang dilakukan untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 7240 | 28 Nov 2024
Klinis : pneumonia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter dan perekam medis, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi pneumonia.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
- Kode J15.9 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (ICD-10) digunakan untuk mengidentifikasi pneumonia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini mencakup kondisi-kondisi seperti pneumonia bakterial, pneumonia viralis, dan pneumonia organisme lainnya.
- Kode ini digunakan ketika penyebab spesifik pneumonia tidak dapat ditentukan atau tidak diklasifikasikan di bawah kategori lain dalam ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Ventilasi mekanik untuk pernapasan.
Penjelasan:
- Kode 93.94 dalam Modifikasi Klinis Klasifikasi Internasional Penyakit, Edisi Kesembilan (ICD-9-CM) digunakan untuk tindakan ventilasi mekanik untuk membantu pernapasan pasien dengan pneumonia.
- Prosedur ini dapat dilakukan jika pasien mengalami kesulitan bernapas atau membutuhkan bantuan pernapasan yang lebih intensif akibat komplikasi pneumonia.
Dengan demikian, kode ICD-10 untuk diagnosis pneumonia adalah J15.9, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur ventilasi mekanik adalah 93.94, jika dibutuhkan untuk menangani komplikasi pernapasan dari kondisi pneumonia. -
Article No. 7241 | 28 Nov 2024
Klinis : bronchopneumonia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis bronchopneumonia dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemberian oksigen terapeutik.
Penjelasan:
Bronchopneumonia merupakan jenis pneumonia yang menyebabkan infeksi di bronkus dan jaringan paru-paru. Kode ICD-10 J15.9 digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi ini sebagai pneumonia bakteri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Prosedur pengobatan yang umum dilakukan adalah pemberian oksigen terapeutik, yang tercatat dengan kode ICD-9-CM 93.94. Pemberian oksigen dapat membantu meningkatkan oksigenasi darah dan mendukung fungsi pernafasan pasien dengan bronchopneumonia.