Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7376 | 29 Nov 2024
Klinis : vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusing, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Muntah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan volume dan/atau komposisi cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, bebas dari tanda-tanda dehidrasi, dan dapat memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, pantau tanda-tanda dehidrasi, berikan cairan intravena jika diperlukan, anjurkan asupan cairan oral, dan edukasi pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
2. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Iritasi Lambung
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah adalah sensasi tidak nyaman pada perut yang diikuti dengan kontraksi otot-otot abdomen untuk mengeluarkan isi lambung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, bebas dari komplikasi, dan dapat mempertahankan nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor frekuensi dan jumlah muntah, berikan antiemetik sesuai instruksi, anjurkan diet lunak dan mudah dicerna, dan edukasi pasien tentang manajemen mual dan muntah.
3. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Dehidrasi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman pada kepala atau leher yang menyebabkan rasa sakit, menyiksa, atau tidak menyenangkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri kepala, bebas dari komplikasi, dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intensitas nyeri, berikan analgetik sesuai instruksi, anjurkan istirahat, dan edukasi pasien tentang manajemen nyeri kepala.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 7377 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus buatkan diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru, ditandai dengan frekuensi pernapasan 24 kali/menit, retraksi dinding dada (-), SpO2 95%.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh cenderung demam, nadi teraba kuat.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan kondisi kritis, ditandai dengan tekanan darah 134/80 mmHg, denyut nadi radial 97 x/menit, denyut nadi karotis 101 x/menit, CRT 2 detik.
4. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penyakit kritis, ditandai dengan akral hangat dan cenderung demam.
5. Risiko Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur invasif, ditandai dengan skala nyeri 3.
6. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan kondisi kritis, ditandai dengan GCS 6 (E2, V1, M3) dan Karnofsky 20.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pertukaran Gas Efektif: Pasien menunjukkan frekuensi pernapasan 12-20 kali/menit, retraksi dinding dada tidak ada, dan saturasi oksigen darah (SpO2) 97-100%.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal: Pasien menunjukkan suhu tubuh 36,5-37,5°C, kulit hangat dan kering.
3. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tekanan darah 120-140/80-90 mmHg, denyut nadi 80-100 kali/menit, dan CRT <2 detik.
4. Perfusi Jaringan Perifer Adekuat: Pasien menunjukkan ekstremitas hangat, warna kulit normal, dan CRT <2 detik.
5. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan skala nyeri 1-2.
6. Integritas Kulit Terjaga: Pasien menunjukkan tidak ada kerusakan pada kulit.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Pertukaran Gas:
- Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan ventilator
2. Intervensi untuk Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik
3. Intervensi untuk Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan dukungan cairan dan terapi vasopressor jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan obat-obatan
4. Intervensi untuk Perubahan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitor tanda-tanda perfusi perifer
- Pertahankan posisi ekstremitas di atas jantung
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi
5. Intervensi untuk Risiko Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Gunakan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
6. Intervensi untuk Risiko Kerusakan Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan kulit dan pencegahan dekubitus
- Pertahankan posisi pasien sesuai prinsip pencegahan dekubitus
- Kolaborasi dengan tim medis untuk perawatan luka jika ada
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI) disusun berdasarkan data klinis yang diberikan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan utama, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. Setiap poin dijelaskan secara rinci dan terperinci untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang asuhan keperawatan yang diperlukan bagi pasien dalam kondisi kritis ini. -
Article No. 7378 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus tapi mau ambil diagnosa keperawatan resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah, penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif, bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Penurunan curah jantung
3. Pola napas tidak efektif
4. Bersihan jalan napas tidak efektif
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Penurunan curah jantung:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal (tekanan darah, nadi, frekuensi napas)
- Perfusi jaringan adekuat (akral hangat, CRT normal, urine output adekuat)
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
3. Pola napas tidak efektif:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama dan kedalaman napas normal
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen dalam batas normal
4. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Jalan napas paten
- Tidak ada sputum yang mengganggu
- Tidak ada komplikasi pernapasan (atelektasis, pneumonia)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah:
- Monitor kadar glukosa darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi insulin jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen kadar glukosa darah
- Pemantauan tanda-tanda komplikasi akibat hiperglikemia atau hipoglikemia
2. Penurunan curah jantung:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Auskultasi suara jantung dan paru-paru
- Observasi tanda-tanda sirkulasi perifer (akral, CRT)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan medis yang tepat (obat-obatan, terapi cairan, dll.)
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen penurunan curah jantung
3. Pola napas tidak efektif:
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Observasi adanya retraksi dinding dada
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan ventilator (mode, pengaturan TV, FiO2, dan PEEP)
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pembersihan jalan napas
4. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Suction jalan napas secara rutin
- Monitor produksi dan karakteristik sekret
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mobilisasi sekret
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pembersihan jalan napas
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien secara komprehensif. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7379 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus tapi mau ambil diagnosa keperawatan yg berfokus untuk Ketoasidosis DM nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami ketoasidosis diabetes melitus, serta luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan ketoasidosis diabetes melitus ditandai dengan perubahan tanda-tanda vital, asidosis metabolik, dan dehidrasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Elektrolit
- Indikator:
a. Kadar elektrolit dalam rentang normal
b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara teratur
2. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan ketoasidosis
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan diri terkait diabetes melitus
Penjelasan:
Pasien dengan ketoasidosis diabetes melitus mengalami ketidakseimbangan elektrolit akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tanda-tanda vital, asidosis metabolik, dan dehidrasi. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan keseimbangan elektrolit, menjaga tanda-tanda vital dalam rentang normal, dan mencegah tanda-tanda dehidrasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian terapi cairan dan elektrolit, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan diri terkait diabetes melitus. -
Article No. 7380 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Berat badan 60 Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak574, Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3. dirawat diruang ciu Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT 2detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett Pasien terpasang NOT No 16 Batas 55cm (17/11), tidak ada residu diit tolerit sesuai dengan advice spgk Terpasang catheter urin, produksi urine ada dan adekuat, warna kuning khas urin Tidak ada dekubitus tapi mau ambil 3 diagnosa keperawatan yg berfokus untuk Ketoasidosis DM nya saja yg berkaitan dengan data yg saya berikan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, tiga diagnosa keperawatan yang berfokus pada kondisi ketoasidosis diabetes melitus (DM) adalah:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Keseimbangan Cairan
- Elektrolit dalam Rentang Normal
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Monitor status cairan dan elektrolit (Na, K, Cl, HCO3)
- Atur pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan overload cairan
2. Intoleransi Aktivitas
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
- Atur lingkungan yang mendukung untuk aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi
3. Risiko Perfusi Jaringan Terganggu
- Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Perfusi Jaringan Adekuat
- Tidak Ada Tanda Hipoperfusi
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Monitor tanda-tanda vital dan hipoperfusi (CRT, nadi, suhu)
- Atur pemberian cairan dan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian insulin dan terapi lainnya
- Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Penjelasan rinci:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Pasien mengalami ketoasidosis DM yang menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemantauan status cairan dan elektrolit serta pemberian terapi yang tepat sangat penting untuk mengoreksi kondisi ini.
2. Intoleransi Aktivitas
- Kondisi ketoasidosis DM menyebabkan pasien mengalami penurunan toleransi aktivitas dan kelelahan. Intervensi keperawatan yang berfokus pada peningkatan toleransi aktivitas dan pengurangan kelelahan diperlukan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Perfusi Jaringan Terganggu
- Ketoasidosis DM dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan akibat dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemantauan tanda-tanda hipoperfusi dan pemberian terapi yang tepat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan luaran/output yang diharapkan dapat tercapai dan membantu pasien dalam pemulihan dari kondisi ketoasidosis DM. -
Article No. 7381 | 29 Nov 2024
Klinis : buatkan diagnosa keperawatan untuk pasien ketoasidosis dm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Ketoasidosis DM:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan untuk pasien dengan kondisi ketoasidosis diabetes mellitus (DM), antara lain:
a. Ketidakseimbangan Cairan: Kelebihan Volume Cairan Terkait Retensi Cairan Sekunder Akibat Peningkatan Kadar Glukosa Darah
Kondisi ini ditandai dengan adanya edema, peningkatan berat badan, dan peningkatan volume cairan intravaskular.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit: Ketidakseimbangan Elektrolit Terkait Peningkatan Kadar Glukosa Darah dan Asidosis
Kondisi ini ditandai dengan adanya hiponatremia, hipokalemia, dan peningkatan kadar asam laktat.
c. Intoleransi Aktivitas Terkait Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Keletihan
Kondisi ini ditandai dengan adanya kelelahan, kelemahan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan ketoasidosis DM dapat mencapai luaran/output berikut:
a. Tercapainya keseimbangan cairan, ditandai dengan adanya kontrol cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda edema, dan berat badan stabil.
b. Tercapainya keseimbangan elektrolit, ditandai dengan kadar elektrolit (natrium, kalium, dan asam laktat) berada dalam rentang normal.
c. Peningkatan toleransi aktivitas, ditandai dengan meningkatnya kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Intervensi untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Cairan:
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
- Berikan cairan intravena dengan laju infus yang sesuai untuk mempertahankan keseimbangan cairan
- Berikan terapi insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah
- Pantau tanda-tanda vital dan berat badan pasien secara berkala
b. Intervensi untuk Mengatasi Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Pantau kadar elektrolit (natrium, kalium, dan asam laktat) secara berkala
- Berikan terapi penggantian elektrolit sesuai dengan kebutuhan pasien
- Berikan dukungan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
- Pantau status asam-basa dan berikan terapi pengoreksi asidosis jika diperlukan
c. Intervensi untuk Meningkatkan Toleransi Aktivitas:
- Evaluasi tingkat kelelahan dan kemampuan aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya
- Berikan edukasi dan dukungan psikologis untuk meningkatkan motivasi pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, nutrisionis) untuk menyusun program rehabilitasi yang sesuai
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien dengan ketoasidosis DM. -
Article No. 7382 | 29 Nov 2024
Klinis : buatkan diagnosa keperawatan untuk pasien ketoasidosis dm di ruang icu yg terpasang ventilator, Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak 37,5c , Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3, Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah analisis kasus ketoasidosis diabetikum pada pasien di ruang ICU yang terpasang ventilator berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan proses patofisiologi ketoasidosis diabetikum yang ditandai dengan dehidrasi, peningkatan natrium, kalium, dan osmolaritas serum.
2. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan penurunan kesadaran dan kelelahan otot pernapasan akibat ketoasidosis diabetikum yang ditandai dengan penurunan frekuensi napas, retraksi dada, dan penurunan SpO2.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses patofisiologi ketoasidosis diabetikum yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan dehidrasi dan gangguan hemodinamik akibat ketoasidosis diabetikum yang ditandai dengan akral hangat, CRT <2 detik, dan nadi kuat.
5. Penurunan kesadaran berhubungan dengan gangguan metabolik akibat ketoasidosis diabetikum yang ditandai dengan penurunan skor GCS.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, seperti mempertahankan status hidrasi, osmolaritas serum normal, dan elektrolit dalam batas normal.
2. Ventilasi spontan: Pasien menunjukkan pola napas yang adekuat, mempertahankan frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada retraksi dada, dan SpO2 dalam batas normal.
3. Suhu tubuh normal: Pasien mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4. Perfusi jaringan yang adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang adekuat, seperti akral hangat, CRT <2 detik, dan nadi kuat.
5. Tingkat kesadaran yang membaik: Pasien menunjukkan peningkatan skor GCS dan mempertahankan status mental yang optimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen cairan dan elektrolit:
- Pantau input dan output cairan
- Pantau status cairan dan elektrolit (natrium, kalium, osmolaritas)
- Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi cairan dan elektrolit
2. Manajemen ventilasi:
- Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, retraksi dada)
- Pertahankan ventilasi mekanis yang adekuat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan ventilator
3. Manajemen hipertermi:
- Pantau tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh
- Berikan intervensi penurun panas (kompres hangat, kipas angin)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan hipertermi
4. Manajemen perfusi jaringan:
- Pantau tanda-tanda perfusi (akral, CRT, nadi)
- Berikan terapi cairan dan vasopressor sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan terapi hemodinamik
5. Manajemen penurunan kesadaran:
- Pantau status mental dan skor GCS
- Pertahankan jalan napas yang aman
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan penurunan kesadaran
Penjelasan rinci dan terperinci dari setiap poin di atas diberikan dengan nada akademis dan persona pakar/perawat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu/Bapak. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 7383 | 29 Nov 2024
Klinis : buatkan diagnosa keperawatan untuk pasien ketoasidosis dm di ruang icu yg terpasang ventilator, Tekanan daran 134/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 101, Sunu ketiak 37,5c , Frekuensi Pernatasan 24 SPO2 95, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3, Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Berhubungan Dengan Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit Sekunder Akibat Ketoasidosis Diabetik.
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat mengancam fungsi dan struktur organ.
2. Ketidakefektifan Ventilasi Berhubungan Dengan Penurunan Kemampuan Pertukaran Gas Sekunder Akibat Ketoasidosis Diabetik.
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
3. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Patologis Sekunder Akibat Ketoasidosis Diabetik.
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
4. Perubahan Status Mental Berhubungan Dengan Gangguan Metabolik Sekunder Akibat Ketoasidosis Diabetik.
Definisi: Perubahan fungsi kognitif, persepsi, mood, atau perilaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Perfusi Jaringan:
- Tanda-tanda vital stabil
- Akral hangat dan kering
- Capillary Refill Time (CRT) kurang dari 2 detik
- Urin output adekuat
2. Ventilasi Efektif:
- Frekuensi pernapasan 12-20 kali per menit
- Irama pernapasan teratur
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen (SpO2) 95-99%
3. Suhu Tubuh dalam Batas Normal:
- Suhu tubuh 36,5-37,5°C
- Tidak ada tanda-tanda hipertermia
4. Status Mental Membaik:
- Tingkat kesadaran membaik (GCS 15)
- Dapat merespon stimulus dengan baik
- Tidak ada perubahan perilaku atau persepsi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Perbaikan Perfusi Jaringan:
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Pantau intake dan output cairan
- Observasi akral dan capillary refill time
- Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal
2. Intervensi untuk Ventilasi Efektif:
- Lakukan manajemen ventilator sesuai kondisi pasien
- Monitor parameter ventilator dan saturasi oksigen
- Lakukan suction endotrakeal secara teratur
- Berikan bronkodilator dan mukolitik jika diperlukan
- Atur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi
3. Intervensi untuk Mengatasi Hipertermia:
- Pantau suhu tubuh secara teratur
- Berikan terapi penurun panas sesuai indikasi
- Lakukan tindakan pendinginan pasif (kompres, kipas angin)
- Pertahankan suhu ruangan yang nyaman
4. Intervensi untuk Memulihkan Status Mental:
- Monitor status mental dan kesadaran pasien
- Berikan stimulasi kognitif sesuai kemampuan pasien
- Gali riwayat kesehatan mental pasien
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan ketoasidosis diabetik di ruang ICU yang terpasang ventilator memerlukan penanganan yang komprehensif dan terstruktur. Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi mencakup penurunan perfusi jaringan, ketidakefektifan ventilasi, hipertermia, dan perubahan status mental. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memperbaiki perfusi jaringan, memastikan ventilasi efektif, mengembalikan suhu tubuh dalam batas normal, dan memulihkan status mental pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, pengelolaan ventilator, tindakan pendinginan untuk mengatasi hipertermia, serta stimulasi kognitif dan dukungan keluarga untuk memulihkan status mental. Evaluasi luaran diharapkan dapat menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kondisi pasien, sehingga pasien dapat berangsur pulih dan dipindahkan ke perawatan selanjutnya. -
Article No. 7384 | 29 Nov 2024
Klinis : buatkan diagnosa keperawatan untuk pasien ketoasidosis dm di ruang icu yg terpasang ventilator, Tekanan daran 160/80, Detak Jantung Radial 97, Detak Jantung Kortoid 105, Sunu ketiak 40c , Frekuensi Pernatasan 25 SPO2 90, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3, Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba kuat, CRT <2 detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau ventilasi yang adekuat.
- Tanda dan Gejala: Distres pernapasan, SaO2 < 90%, PaCO2 > 45 mmHg, pH < 7,35.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena kelelahan atau kurangnya energi.
- Tanda dan Gejala: Karnofsky 20, GCS 6, nadi cepat, retraksi dada (-), akral hangat, cenderung demam.
3. Kejang
- Definisi: Perubahan kesadaran yang tidak terkontrol akibat aktivitas listrik yang tidak normal di otak.
- Tanda dan Gejala: GCS 6 (Mata: 2, Verbal 1, Motorik 3).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Fungsi Pernapasan Membaik
- Kriteria Hasil: Distres pernapasan menurun, SaO2 ≥ 92%, PaCO2 normal, pH normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Karnofsky ≥ 50, GCS ≥ 13, nadi normal, akral hangat, afebril.
3. Bebas Kejang
- Kriteria Hasil: Tidak terjadi kejang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pengisapan Jalan Napas
- Manajemen Ventilasi Mekanis
- Manajemen Oksigenasi
2. Manajemen Energi
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Kelelahan
3. Manajemen Kejang
- Manajemen Kejang
- Manajemen Perilaku
Penjelasan:
Pasien dengan ketoasidosis DM yang terpasang ventilator di ruang ICU memiliki masalah keperawatan utama yaitu gangguan pertukaran gas, intoleransi aktivitas, dan kejang. Diagnosa keperawatan ini didasarkan pada tanda dan gejala yang tampak, seperti distres pernapasan, penurunan kesadaran, dan gangguan neurologis.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah fungsi pernapasan yang membaik, toleransi aktivitas yang meningkat, dan pasien bebas dari kejang. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, manajemen energi, dan manajemen kejang. Perawat harus secara komprehensif mengelola kondisi pasien, mulai dari mempertahankan oksigenasi yang adekuat, mengelola aktivitas dan kelelahan, serta mencegah dan menangani kejang.
Perawatan yang diberikan harus berpusat pada pasien, dengan mempertimbangkan kondisi klinis, respons terhadap intervensi, dan preferensi pasien/keluarga. Perawat harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pemberian asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 7385 | 29 Nov 2024
Klinis : buatkan diagnosa keperawatan yg fokus untuk pasien ketoasidosis dm di ruang icu yg terpasang ventilator, Tekanan daran 160/80, Detak Jantung Radial 95, Detak Jantung Kortoid 105, Suhu ketiak 40c , Frekuensi Pernatasan 25 kali/menit, SPO2 90, Karnofsky 20, GCS 6 (Mata: 2. Verbal 1, Motorik 3) Skala Nyeri 3, Terpasang ett No 7.5 Batas 21cm (17/11), stem kuning kental, On Verit Mode SIMV FIO2 50% TV 350 Peep 5 RR 12, retraksi dada (-), Akral hangat dan cenderung demam, nadi teraba lemah, CRT >2 detik, Terpasang CVC Tripple Lumen di Jugularis Dextra (17/11) dengan IVFD, Keadaan umum berat, kesadaran DPO EIM3Vett
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk pasien ketoasidosis DM di ruang ICU yang terpasang ventilator:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
3. Hipertermia
4. Ketidakseimbangan Elektrolit
5. Penurunan Cardiac Output
6. Risiko Infeksi
7. Gangguan Pola Tidur
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien menunjukkan pola napas teratur dengan frekuensi 12-20 kali/menit
- Tidak ditemukan bunyi napas tambahan
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen (SpO2) 95-100%
2. Perfusi Jaringan Adekuat
- Tekanan darah dalam batas normal (120-140/70-90 mmHg)
- Nadi perifer teraba kuat dan regular, CRT ≤2 detik
- Akral hangat, tidak ada tanda-tanda sianosis
3. Suhu Tubuh Normal
- Suhu tubuh berada dalam rentang 36,5-37,5°C
4. Keseimbangan Elektrolit Terpelihara
- Kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan
5. Cardiac Output Adekuat
- Tekanan darah sistolik 100-140 mmHg
- Nadi perifer teraba kuat dan regular, 60-100 kali/menit
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
6. Bebas Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, leukosit, CRP)
- Hasil kultur negatif
7. Pola Tidur yang Adekuat
- Pasien dapat tidur dengan tenang tanpa gangguan
- Pasien merasa segar saat bangun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pertahankan jalan napas paten dengan perawatan ETT/ventilator
- Lakukan suction endotrakeal secara teratur
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Pantau status respirasi dan oksigenasi
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif:
- Pantau tanda-tanda vital (TD, nadi, CRT, suhu)
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Berikan vasopressor jika diperlukan untuk mempertahankan TD
- Pantau intake/output dan keseimbangan cairan
3. Hipertermia:
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara teratur
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi
- Pertahankan lingkungan ruangan sejuk
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
4. Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Monitor kadar elektrolit serum (Na+, K+, Cl-)
- Berikan terapi penggantian elektrolit sesuai indikasi
- Pantau input/output cairan dan elektrolit
5. Penurunan Cardiac Output:
- Pantau tanda-tanda vital (TD, nadi, CRT)
- Berikan dukungan cairan dan vasopressor jika diperlukan
- Lakukan pemantauan hemodinamik lanjut (jika tersedia)
6. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan akses intravena dan CVC secara aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, CRP)
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
7. Gangguan Pola Tidur:
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Berikan obat sedasi/hipnotik sesuai indikasi
- Lakukan intervensi non-farmakologis (teknik relaksasi)
Catatan:
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) secara rinci dan terperinci untuk pasien ketoasidosis DM di ruang ICU yang terpasang ventilator. Tone dan persona yang digunakan adalah akademis dan pakar/perawat.