Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5524 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan sekresi yang berlebihan akibat infeksi paru.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat sesak napas.
3. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan asupan makanan dan cairan akibat penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Kekurangan Volume Cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Contohnya, pada kasus ini, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, mempertahankan toleransi aktivitas, dan mempertahankan volume cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. Contohnya, pada kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan peningkatan asupan cairan dan nutrisi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI yang berlaku di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 5525 | 13 Nov 2024
Klinis : Di desa Kuala Secapah terdapat 50 KK dengan jumlah warga sebanyak 300 jiwa dengan pasangan usia subur terdiri dari 40 KK yang berusia rata- rata 25-40 tahun. Sisanya 10 KK bukan termasuk pasangan usia subur dengan rincian 5 KK berusia 41-50 tahun dan 5 KK berusia 51-60 tahun. Warga desa bekerja sebagai nelayan ratarata penghasilan setiap bulan adalah sekitar 1 juta. Komunikasi antarwarga berjalan dengan baik karena jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Hubungan setiap pasangan usia subur pun berjalan dengan lancar, sehingga jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Di desa Kuala Secapah terdapat pos pelayanan polisi, dan terdapat 8 pos ronda yang terletak di setiap RT. Warga desa Kuala Secapah mayoritas beragama islam. Dari data yang diperoleh, pasangan usia subur di desa Kuala Secapah mayoritas berpendidikan SD dan SMP dan warga dengan usia lanjut tidak pernah mengikuti pendidikan formal, tidak terdapat tempat rekreasi di desa Kuala Secapah. Fasilitas kesehatan yang ada di desa Kuala Secapah adalah 1 bidan polindes, dan 1 praktik dokter umum, Warga menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas namun tidak sedikit masyarakat yang malas untuk pergi ke puskesmas bila sedang sakit, sehingga memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko. Sebagian warga juga ada yang masih lebih memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan. Dalam 2 bulan terakhir ini, terdapat 8 orang yang menderita kista dan 12 orang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin. Selain itu kematian di desa kuala dalam 2 bulan terakhir terdapat 5 orang yang sudah meninggal dunia akibat perdarahan saat persalinan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, 40 KK pasangan usia subur di desa kuala terdapat 15 KK menggunakan alat kontrasepsi dan 25 KK tidak menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama, dan mereka takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan seperti pertambahan berat badan pada wanita. Namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian besar tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, serta mereka memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk berpantang mengkonsumsi makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil tidak tercukupi. Di desa Kuala Secapah ini sudah ada pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang tidak mampu dan sudah ada program kesehatan yang dilakukan seperti program kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan, namun mengalami hambatan karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi di desa Kuala Secapah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Menular Seksual (SIKI: Risiko Infeksi Seksual)
- Berhubungan dengan perilaku seksual yang tidak aman (tidak menggunakan alat kontrasepsi) dan ketidakpatuhan pengobatan.
- Ditandai dengan adanya 12 orang yang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin.
2. Risiko Perdarahan Pasca Persalinan (SIKI: Risiko Perdarahan Pasca Persalinan)
- Berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan yang tidak rutin dan gizi ibu hamil yang tidak tercukupi.
- Ditandai dengan adanya 5 orang yang meninggal akibat perdarahan saat persalinan dalam 2 bulan terakhir.
3. Ketidakpatuhan Regimen Terapi (SIKI: Ketidakpatuhan Pengobatan)
- Berhubungan dengan kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama dan takut akan perubahan fisik dan kesehatan.
- Ditandai dengan 25 KK pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
4. Risiko Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil (SIKI: Risiko Kekurangan Gizi)
- Berhubungan dengan kebiasaan pantang mengkonsumsi makanan tertentu saat hamil.
- Ditandai dengan beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi menderita anemia.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien/klien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur hasil intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merencanakan intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan standar profesi. -
Article No. 5526 | 13 Nov 2024
Klinis : Di desa Kuala Secapah terdapat 50 KK dengan jumlah warga sebanyak 300 jiwa dengan pasangan usia subur terdiri dari 40 KK yang berusia rata- rata 25-40 tahun. Sisanya 10 KK bukan termasuk pasangan usia subur dengan rincian 5 KK berusia 41-50 tahun dan 5 KK berusia 51-60 tahun. Warga desa bekerja sebagai nelayan ratarata penghasilan setiap bulan adalah sekitar 1 juta. Komunikasi antarwarga berjalan dengan baik karena jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Hubungan setiap pasangan usia subur pun berjalan dengan lancar, sehingga jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Di desa Kuala Secapah terdapat pos pelayanan polisi, dan terdapat 8 pos ronda yang terletak di setiap RT. Warga desa Kuala Secapah mayoritas beragama islam. Dari data yang diperoleh, pasangan usia subur di desa Kuala Secapah mayoritas berpendidikan SD dan SMP dan warga dengan usia lanjut tidak pernah mengikuti pendidikan formal, tidak terdapat tempat rekreasi di desa Kuala Secapah. Fasilitas kesehatan yang ada di desa Kuala Secapah adalah 1 bidan polindes, dan 1 praktik dokter umum, Warga menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas namun tidak sedikit masyarakat yang malas untuk pergi ke puskesmas bila sedang sakit, sehingga memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko. Sebagian warga juga ada yang masih lebih memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan. Dalam 2 bulan terakhir ini, terdapat 8 orang yang menderita kista dan 12 orang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin. Selain itu kematian di desa kuala dalam 2 bulan terakhir terdapat 5 orang yang sudah meninggal dunia akibat perdarahan saat persalinan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, 40 KK pasangan usia subur di desa kuala terdapat 15 KK menggunakan alat kontrasepsi dan 25 KK tidak menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama, dan mereka takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan seperti pertambahan berat badan pada wanita. Namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian besar tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, serta mereka memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk berpantang mengkonsumsi makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil tidak tercukupi. Di desa Kuala Secapah ini sudah ada pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang tidak mampu dan sudah ada program kesehatan yang dilakukan seperti program kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan, namun mengalami hambatan karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Kehamilan tidak Diinginkan berhubungan dengan Ketidakefektifan Penggunaan Kontrasepsi.
b. Risiko Perdarahan Saat Persalinan berhubungan dengan Ketidakpatuhan Memeriksakan Kehamilan.
c. Risiko Infeksi Menular Seksual berhubungan dengan Perilaku Seksual Berisiko.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Kepatuhan Kesehatan Keluarga Kurang berhubungan dengan Sikap dan Kepercayaan Tradisional Masyarakat.
b. Perawatan Kesehatan Keluarga Kurang berhubungan dengan Keterbatasan Sumber Daya Kesehatan.
c. Kesiapan Meningkatkan Perilaku Kesehatan Keluarga.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Pengendalian Kehamilan Tidak Efektif berhubungan dengan Pengetahuan dan Keyakinan yang Kurang Memadai.
b. Perawatan Kehamilan Tidak Adekuat berhubungan dengan Akses Pelayanan Kesehatan yang Terbatas.
c. Pencegahan Infeksi Menular Seksual Tidak Efektif berhubungan dengan Perilaku Berisiko Tinggi.
Secara singkat, beberapa permasalahan kesehatan yang teridentifikasi di desa Kuala Secapah adalah risiko kehamilan tidak diinginkan, risiko perdarahan saat persalinan, risiko infeksi menular seksual, kepatuhan kesehatan keluarga yang kurang, perawatan kesehatan keluarga yang kurang, pengendalian kehamilan yang tidak efektif, perawatan kehamilan yang tidak adekuat, serta pencegahan infeksi menular seksual yang tidak efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti ketidakefektifan penggunaan kontrasepsi, ketidakpatuhan memeriksakan kehamilan, perilaku seksual berisiko, sikap dan kepercayaan tradisional masyarakat, keterbatasan sumber daya kesehatan, serta pengetahuan dan keyakinan yang kurang memadai. -
Article No. 5527 | 13 Nov 2024
Klinis : Di desa Kuala Secapah terdapat 50 KK dengan jumlah warga sebanyak 300 jiwa dengan pasangan usia subur terdiri dari 40 KK yang berusia rata- rata 25-40 tahun. Sisanya 10 KK bukan termasuk pasangan usia subur dengan rincian 5 KK berusia 41-50 tahun dan 5 KK berusia 51-60 tahun. Warga desa bekerja sebagai nelayan ratarata penghasilan setiap bulan adalah sekitar 1 juta. Komunikasi antarwarga berjalan dengan baik karena jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Hubungan setiap pasangan usia subur pun berjalan dengan lancar, sehingga jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Di desa Kuala Secapah terdapat pos pelayanan polisi, dan terdapat 8 pos ronda yang terletak di setiap RT. Warga desa Kuala Secapah mayoritas beragama islam. Dari data yang diperoleh, pasangan usia subur di desa Kuala Secapah mayoritas berpendidikan SD dan SMP dan warga dengan usia lanjut tidak pernah mengikuti pendidikan formal, tidak terdapat tempat rekreasi di desa Kuala Secapah. Fasilitas kesehatan yang ada di desa Kuala Secapah adalah 1 bidan polindes, dan 1 praktik dokter umum, Warga menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas namun tidak sedikit masyarakat yang malas untuk pergi ke puskesmas bila sedang sakit, sehingga memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko. Sebagian warga juga ada yang masih lebih memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan. Dalam 2 bulan terakhir ini, terdapat 8 orang yang menderita kista dan 12 orang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin. Selain itu kematian di desa kuala dalam 2 bulan terakhir terdapat 5 orang yang sudah meninggal dunia akibat perdarahan saat persalinan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, 40 KK pasangan usia subur di desa kuala terdapat 15 KK menggunakan alat kontrasepsi dan 25 KK tidak menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama, dan mereka takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan seperti pertambahan berat badan pada wanita. Namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian besar tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, serta mereka memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk berpantang mengkonsumsi makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil tidak tercukupi. Di desa Kuala Secapah ini sudah ada pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang tidak mampu dan sudah ada program kesehatan yang dilakukan seperti program kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan, namun mengalami hambatan karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan. diagnosis komunitas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis komunitas yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z59.5
- Deskripsi: Kemiskinan
Penjelasan: Warga desa Kuala Secapah memiliki rata-rata penghasilan bulanan sekitar 1 juta rupiah, yang dapat dikategorikan sebagai kemiskinan berdasarkan definisi kemiskinan di Indonesia.
2. Kode ICD-10:
- Kode: Z59.1
- Deskripsi: Masalah perumahan
Penjelasan: Komunikasi antar warga berjalan baik karena jarak rumah satu sama lain yang berdekatan, menunjukkan bahwa kondisi perumahan di desa Kuala Secapah relatif baik.
3. Kode ICD-10:
- Kode: Z59.2
- Deskripsi: Pengangguran
Penjelasan: Tidak ada informasi yang menunjukkan adanya warga yang tidak memiliki pekerjaan, namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan yang terbatas.
4. Kode ICD-10:
- Kode: Z59.4
- Deskripsi: Ketidakmampuan memperoleh akses ke layanan kesehatan dan layanan sosial lainnya
Penjelasan: Warga desa Kuala Secapah cenderung malas pergi ke puskesmas saat sakit dan lebih memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko, serta sebagian warga masih memilih untuk melakukan persalinan di dukun. Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan dalam mengakses layanan kesehatan yang tersedia.
5. Kode ICD-10:
- Kode: Z59.6
- Deskripsi: Ketidaktersediaan dan tidak terjangkaunya layanan rekreasi dan aktivitas waktu luang
Penjelasan: Tidak terdapat tempat rekreasi di desa Kuala Secapah, yang menunjukkan keterbatasan akses warga terhadap fasilitas rekreasi dan aktivitas waktu luang.
6. Kode ICD-10:
- Kode: Z13.8
- Deskripsi: Pemeriksaan lainnya untuk deteksi dini penyakit dan gangguan
Penjelasan: Terdapat 8 orang yang menderita kista dan 12 orang tertular penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin dalam 2 bulan terakhir. Selain itu, terdapat 5 orang yang meninggal dunia akibat perdarahan saat persalinan. Hal ini menunjukkan perlunya pemeriksaan kesehatan yang lebih komprehensif untuk mendeteksi dan menangani masalah kesehatan warga desa Kuala Secapah.
7. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Konseling dan nasihat medis terkait dengan perilaku
Penjelasan: Sebagian besar pasangan usia subur di desa Kuala Secapah (25 KK) tidak menggunakan alat kontrasepsi karena kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama dan takut akan perubahan fisik dan kesehatan. Hal ini menunjukkan perlunya konseling dan edukasi medis terkait dengan perilaku dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan reproduksi.
8. Kode ICD-10:
- Kode: Z72.0
- Deskripsi: Penyalahgunaan alkohol
Penjelasan: Tidak ada informasi yang menunjukkan adanya penyalahgunaan alkohol di desa Kuala Secapah. Namun, penyalahgunaan alkohol dapat menjadi risiko potensial yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan program kesehatan masyarakat di desa tersebut.
Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dapat diidentifikasi dari informasi yang diberikan. -
Article No. 5528 | 13 Nov 2024
Klinis : Di desa Kuala Secapah terdapat 50 KK dengan jumlah warga sebanyak 300 jiwa dengan pasangan usia subur terdiri dari 40 KK yang berusia rata- rata 25-40 tahun. Sisanya 10 KK bukan termasuk pasangan usia subur dengan rincian 5 KK berusia 41-50 tahun dan 5 KK berusia 51-60 tahun. Warga desa bekerja sebagai nelayan ratarata penghasilan setiap bulan adalah sekitar 1 juta. Komunikasi antarwarga berjalan dengan baik karena jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Hubungan setiap pasangan usia subur pun berjalan dengan lancar, sehingga jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Di desa Kuala Secapah terdapat pos pelayanan polisi, dan terdapat 8 pos ronda yang terletak di setiap RT. Warga desa Kuala Secapah mayoritas beragama islam. Dari data yang diperoleh, pasangan usia subur di desa Kuala Secapah mayoritas berpendidikan SD dan SMP dan warga dengan usia lanjut tidak pernah mengikuti pendidikan formal, tidak terdapat tempat rekreasi di desa Kuala Secapah. Fasilitas kesehatan yang ada di desa Kuala Secapah adalah 1 bidan polindes, dan 1 praktik dokter umum, Warga menggunakan sepeda motor untuk melakukan aktivitas namun tidak sedikit masyarakat yang malas untuk pergi ke puskesmas bila sedang sakit, sehingga memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko. Sebagian warga juga ada yang masih lebih memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan. Dalam 2 bulan terakhir ini, terdapat 8 orang yang menderita kista dan 12 orang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin. Selain itu kematian di desa kuala dalam 2 bulan terakhir terdapat 5 orang yang sudah meninggal dunia akibat perdarahan saat persalinan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, 40 KK pasangan usia subur di desa kuala terdapat 15 KK menggunakan alat kontrasepsi dan 25 KK tidak menggunakan alat kontrasepsi. 25 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama, dan mereka takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan seperti pertambahan berat badan pada wanita. Namun beberapa ibu hamil dari pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tersebut menderita anemia dan sebagian besar tidak rutin memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, serta mereka memiliki kebiasaan bila ibu hamil untuk berpantang mengkonsumsi makanan tertentu sehingga gizi pada ibu hamil tidak tercukupi. Di desa Kuala Secapah ini sudah ada pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang tidak mampu dan sudah ada program kesehatan yang dilakukan seperti program kunjungan nifas oleh tenaga kesehatan, namun mengalami hambatan karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan. diagnosis komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan komunitas yang dapat diidentifikasi di Desa Kuala Secapah, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Defisit Pengetahuan Masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi
- SDKI: Defisit Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Edukasi Kesehatan Reproduksi
Penjelasan: Banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa KB dilarang oleh agama dan takut akan mengalami perubahan fisik dan kesehatan. Selain itu, terdapat ibu hamil yang tidak rutin memeriksakan kehamilannya serta memiliki kebiasaan berpantang mengkonsumsi makanan tertentu, sehingga membutuhkan peningkatan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perilaku Kesehatan Masyarakat yang Tidak Sehat
- SDKI: Perilaku Kesehatan Tidak Sehat
- SLKI: Peningkatan Perilaku Kesehatan
- SIKI: Konseling Perilaku Kesehatan
Penjelasan: Masih terdapat masyarakat yang memilih mengkonsumsi jamu atau obat-obatan yang dijual di toko dan lebih memilih pergi ke dukun untuk melakukan persalinan, sehingga membutuhkan peningkatan perilaku kesehatan yang sehat.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
- SDKI: Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
- SLKI: Peningkatan Keselamatan Ibu dan Bayi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Maternitas
Penjelasan: Terdapat 5 orang yang meninggal akibat perdarahan saat persalinan, serta ibu hamil yang menderita anemia dan tidak rutin memeriksakan kehamilannya, sehingga membutuhkan peningkatan keselamatan ibu dan bayi.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)
- SDKI: Penularan Penyakit Menular Seksual
- SLKI: Pencegahan Penularan Penyakit Menular Seksual
- SIKI: Edukasi Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Penjelasan: Terdapat 12 orang yang tertular PMS seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin, sehingga membutuhkan pencegahan penularan penyakit menular seksual.
Secara umum, diagnosa-diagnosa tersebut menunjukkan perlunya peningkatan pengetahuan, perilaku, dan keselamatan masyarakat di Desa Kuala Secapah, terutama terkait kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, dan pencegahan penyakit menular seksual. -
Article No. 5529 | 13 Nov 2024
Klinis : suara napas pasien wheezing, menggunakan ventilator dan trakeostomi, produksi sputum banayk, hb hemtocrit dan erotrosit tinggi, trombosit juga tinggi ph pasien tinggi hc03 tinggi natrium tinggi kalium tinggi klorida tinggi, td 89/70, crt lebih 3 detikterdapat edema pada ektermitas atas dan bawah hasil ekg sinus tacicardia pasien gcsnya stupor E4m2VT, terpasang ngt, pasien masuk noerpinefirn dan kcl , rotegn thorax hasil efusi pleura kiri riwayat ca mamae meta brain,vetevra dan paru, urine ouput1570 ml/24 jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan dengan penjelasan singkat menggunakan format SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Pola napas tidak efektif yang ditandai dengan adanya suara napas wheezing, penggunaan ventilator dan trakeostomi, serta produksi sputum yang berlebihan.
SLKI: Peningkatan risiko penurunan oksigenasi yang ditandai dengan hematokrit dan eritrosit yang tinggi, serta pH, HCO3, Na, K, dan Cl yang tinggi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan, mengoptimalkan ventilasi, dan mengelola sekresi pernapasan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI: Penurunan toleransi terhadap aktivitas yang ditandai dengan adanya edema pada ekstremitas atas dan bawah serta TD rendah.
SLKI: Penurunan kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas yang ditandai dengan CRT lebih dari 3 detik dan sinus takikardia pada EKG.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatur aktivitas, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan dukungan mobilisasi yang sesuai.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
SDKI: Penurunan sirkulasi perifer yang ditandai dengan edema pada ekstremitas atas dan bawah, CRT lebih dari 3 detik, dan TD rendah.
SLKI: Penurunan oksigenasi jaringan yang ditandai dengan edema pada ekstremitas atas dan bawah serta sinus takikardia pada EKG.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau sirkulasi perifer, mengatur posisi ekstremitas, dan mengoptimalkan manajemen cairan.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya penyakit kanker payudara, otak, tulang belakang, dan paru-paru.
SLKI: Pengalaman subyektif dari ketidaknyamanan fisik yang berlangsung lama.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengelola regimen analgesik, memberikan terapi komplementer, dan memberikan dukungan psikososial.
5. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Perfusi Ginjal
SDKI: Peningkatan fungsi ginjal yang ditandai dengan output urin yang tinggi (1570 ml/24 jam).
SLKI: Peningkatan kemampuan untuk mempertahankan perfusi ginjal yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau fungsi ginjal, mengoptimalkan asupan cairan, dan memfasilitasi manajemen farmakologis.
Secara umum, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini berfokus pada gangguan pernapasan, penurunan toleransi aktivitas, gangguan perfusi jaringan, nyeri kronis, dan peningkatan perfusi ginjal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan memantau status klinis, mengoptimalkan fungsi organ, mengelola gejala, dan memberikan dukungan yang sesuai. -
Article No. 5530 | 13 Nov 2024
Klinis : - Suara napas wheezing - Menggunakan ventilator dan trakeostomi - Produksi sputum yang berlebih - Hasil PH : 7,525 (meningkat) - Hasil PO2 : 144 (meningkat ) - GCS E4M2VT (Stupor) - Warna kulit tampak pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Pertukaran Gas Tidak Efektif
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
4. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Ditandai dengan adanya wheezing pada suara napas, menggunakan ventilator dan trakeostomi, dan produksi sputum yang berlebih.
2. Pertukaran Gas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan/atau mengeluarkan karbon dioksida.
- Ditandai dengan hasil pH yang meningkat (7,525) dan hasil PO2 yang meningkat (144), menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- Ditandai dengan produksi sputum yang berlebih dan penggunaan ventilator dan trakeostomi.
4. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan suplai oksigen yang adekuat ke jaringan.
- Ditandai dengan GCS E4M2VT (Stupor) dan warna kulit yang tampak pucat, menunjukkan gangguan perfusi jaringan.
Dalam standar SLKI, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigenasi
- Manajemen Ventilasi
- Manajemen Perfusi
Sementara dalam standar SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Fisioterapi Dada
- Terapi Oksigen
- Perawatan Trakeostomi
- Manajemen Cairan
Dengan menggunakan pendekatan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan dapat membantu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengatasi kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 5531 | 13 Nov 2024
Klinis : tinggi natrium tinggi kalium tinggi klorida tinggi, td 89/70, crt lebih 3 detikterdapat edema pada ektermitas atas dan bawah hasil ekg sinus tacicardia pasien gcsnya stupor E4m2VT, terpasang ngt, pasien masuk noerpinefirn dan kcl , rotegn thorax hasil efusi pleura kiri riwayat ca mamae meta brain,vetevra dan paru, urine ouput1570 ml/24 jam dari data tersbut diagnosa keperawatan menurut sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan menurut SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan asupan cairan, hasil dari proses penyakit.
Penjelasan singkat: Pasien mengalami peningkatan kadar natrium, kalium, dan klorida, serta edema pada ekstremitas atas dan bawah, yang menunjukkan adanya kelebihan volume cairan dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit yang sedang dialami pasien, seperti kanker metastasis.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efusi pleura.
Penjelasan singkat: Hasil rontgen thoraks menunjukkan adanya efusi pleura, yang dapat menyebabkan gangguan dalam pertukaran gas di paru-paru.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Penjelasan singkat: Pasien berada dalam kondisi stupor dengan GCS E4M2V, menunjukkan adanya penurunan kesadaran dan kelemahan fisik yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas.
4. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan metastasis otak.
Penjelasan singkat: Pasien memiliki riwayat kanker metastasis ke otak, yang dapat menyebabkan perubahan perfusi jaringan serebral dan mempengaruhi fungsi neurologis.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan, saya telah menggunakan format SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang merupakan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Saya telah berusaha menyampaikan informasi dengan nada akademis dan persona pakar perawat. -
Article No. 5532 | 13 Nov 2024
Klinis : tinggi natrium tinggi kalium tinggi klorida tinggi, td 89/70, crt lebih 3 detikterdapat edema pada ektermitas atas dan bawah hasil ekg sinus tacicardia pasien gcsnya stupor E4m2VT, terpasang ngt, pasien masuk noerpinefirn dan kcl , rotegn thorax hasil efusi pleura kiri riwayat ca mamae meta brain,vetevra dan paru, urine ouput1570 ml/24 jam dari data tersbut diagnosa keperawatan menurut sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan Utama:
Ketidakseimbangan Elektrolit
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara konsentrasi natrium, kalium, dan klorida dalam cairan ekstraseluler.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengalami peningkatan natrium, kalium, dan klorida dalam darah.
- Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan cairan dan elektrolit yang berlebihan, gangguan fungsi ginjal, atau penyakit mendasar lainnya.
- Ketidakseimbangan elektrolit ini dapat menyebabkan gejala seperti edema, perubahan tanda vital, dan perubahan status mental.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain pemantauan tanda vital, pembatasan asupan cairan dan elektrolit, serta terapi penggantian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
2. Diagnosis Keperawatan Lainnya:
a. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Penjelasan Singkat:
- Pasien memiliki tanda-tanda penurunan perfusi jaringan seperti edema, penurunan CRT, dan takikardia.
- Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan kardiovaskular, penyakit mendasar, atau efek samping obat-obatan.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, dan terapi cairan sesuai kebutuhan.
b. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan yang mendasarinya.
Penjelasan Singkat:
- Pasien mengalami edema pada ekstremitas atas dan bawah, yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit.
- Edema dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan kardiovaskular, penyakit mendasar, atau efek samping obat-obatan.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain perawatan kulit, penggunaan alat bantu untuk mencegah kerusakan kulit, dan manajemen edema.
c. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
Penjelasan Singkat:
- Pasien memiliki riwayat penyakit kanker yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti efusi pleura.
- Gangguan pernapasan ini dapat menyebabkan ketidakefektifan bersihan jalan napas.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain pemantauan status pernapasan, pengisapan lendir, dan pemberian oksigen sesuai kebutuhan. -
Article No. 5533 | 13 Nov 2024
Klinis : rendah natrium rendah kalium rendah klorida rendah, td 89/70, crt lebih 3 detikterdapat edema pada ektermitas atas dan bawah hasil ekg sinus tacicardia pasien gcsnya stupor E4m2VT, terpasang ngt, pasien masuk noerpinefirn dan kcl , rotegn thorax hasil efusi pleura kiri riwayat ca mamae meta brain,vetevra dan paru, urine ouput1570 ml/24 jam dari data tersbut diagnosa keperawatan menurut sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data klinis yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit
Definisi: Kondisi di mana terjadi penurunan konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Adanya penurunan natrium, kalium, klorida, dan edema pada ekstremitas.
2. Penurunan Cardiac Output
Definisi: Kondisi di mana jumlah darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menurun, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Penyebab: Adanya takikardia sinus, efusi pleura, dan riwayat metastasis kanker yang dapat memengaruhi fungsi jantung.
3. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Kondisi di mana aliran darah ke otak menurun, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi otak.
Penyebab: Adanya penurunan tekanan darah, takikardia, dan penurunan kesadaran (GCS stupor).
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan Elektrolit:
- Tanda dan gejala: Penurunan natrium, kalium, klorida, edema pada ekstremitas.
- Faktor risiko: Asupan dan/atau kehilangan elektrolit yang tidak seimbang.
- Intervensi keperawatan (SIKI): Pemantauan elektrolit, pemberian cairan dan elektrolit, manajemen cairan.
2. Penurunan Cardiac Output:
- Tanda dan gejala: Takikardia sinus, efusi pleura, riwayat metastasis kanker.
- Faktor risiko: Gangguan fungsi jantung, gangguan mekanik jantung.
- Intervensi keperawatan (SIKI): Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, terapi oksigen, manajemen nyeri.
3. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral:
- Tanda dan gejala: Penurunan tekanan darah, takikardia, penurunan kesadaran (GCS stupor).
- Faktor risiko: Hipovolemia, gangguan hemodinamik.
- Intervensi keperawatan (SIKI): Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, terapi oksigen, manajemen nyeri.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat