Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20622 | 10 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun. Datang ke Rumah Sakit dengan keluhan pusing, mual dengan tekanan darah 190/110 mmhg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kode NV-010
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg yang terjadi secara tiba-tiba.
2. Mual
- SDKI: Kode NV-014
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Kode NV-006
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah seperangkat standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam praktik klinis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah seperangkat standar luaran (outcome) keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi luaran keperawatan yang diharapkan dicapai oleh pasien sebagai hasil intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah seperangkat standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari kode dan definisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 20623 | 10 Aug 2025
Klinis : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan hipertermi. dengan suhu 40,5.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan hipertermi dengan suhu 40,5°C.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (0401)
Kode: 0401
Definisi: Keadaan di mana suhu tubuh berada dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (3802)
Kode: 3802
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
Penjelasan singkat:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan hipertermi, yaitu peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk Suhu Tubuh Terkendali (0401), yaitu mengembalikan suhu tubuh ke dalam rentang normal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipertermia (3802), yang meliputi tindakan-tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat. -
Article No. 20624 | 10 Aug 2025
Klinis : PAsien datang ke rumah sakit dengan suhu tubuh 40,5
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (1802)
Definisi: Suhu tubuh yang berada dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (3900)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Penjelasan singkat:
Pasien datang ke rumah sakit dengan suhu tubuh yang tinggi (40,5°C), yang menandakan adanya hipertermia. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mengendalikan suhu tubuh agar berada dalam batas normal (Luaran Keperawatan: Suhu Tubuh Terkendali - 1802). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam (3900), yang meliputi tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal. -
Article No. 20625 | 10 Aug 2025
Klinis : gastritis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI untuk kondisi gastritis.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Gastritis:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gastritis berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik: Klien melaporkan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada epigastrium, mual, muntah, anoreksia, dan nyeri saat menelan.
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik: Klien melaporkan penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan nyeri saat makan.
3. Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
- Karakteristik: Klien merasa cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Klien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
- Klien mendemonstrasikan strategi untuk mengurangi nyeri.
2. Status Nutrisi
- Definisi: Keadaan yang mencerminkan asupan dan penggunaan nutrisi untuk mendukung kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien menyatakan tidak ada mual atau muntah.
- Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Klien mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan efek merugikan.
- Kriteria Hasil:
- Klien melaporkan tidak ada kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Klien mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, frekuensi, kualitas, durasi).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Berikan kompres hangat pada epigastrium untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen Nutrisi
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang sesuai.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan rasa mual.
- Pantau berat badan dan asupan nutrisi klien secara berkala.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien.
- Ajarkan teknik manajemen energi dan penjadwalan aktivitas.
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan toleransi klien.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons klien selama melakukan aktivitas.
Dengan memahami diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola kondisi gastritis secara efektif. -
Article No. 20626 | 10 Aug 2025
Klinis : risiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko penurunan curah jantung adalah "Risiko Penurunan Curah Jantung". Diagnosa ini menggambarkan adanya ancaman atau kemungkinan terjadinya penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan fungsi jantung, perubahan fisiologis, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran atau hasil yang diinginkan, yaitu:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, laju jantung, dan oksigenasi yang berada dalam batas normal.
2. Perfusi Jaringan yang Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang baik, seperti capillary refill yang normal, ekstremitas hangat, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
3. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi yang dapat memperberat kondisi, seperti edema paru, gagal jantung, atau syok.
4. Pengetahuan Pasien Meningkat: Pasien memahami kondisi kesehatannya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi curah jantung, dan cara-cara untuk mencegah penurunan curah jantung.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, laju jantung, dan saturasi oksigen, untuk mendeteksi adanya perubahan atau penurunan curah jantung.
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian cairan intravena atau pembatasan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk menjaga keseimbangan cairan dan mencegah overload atau kekurangan cairan.
3. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi curah jantung, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penurunan curah jantung.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan penanganan pasien dan mencegah komplikasi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk mengatasi risiko penurunan curah jantung pada pasien. -
Article No. 20627 | 10 Aug 2025
Klinis : sesak,kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi sesak napas dan kaki bengkak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Edema (00028)
Definisi: Akumulasi cairan berlebihan dalam jaringan interstisial dan rongga tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Edema (00028)
- Kode: 00028
- Definisi: Akumulasi cairan berlebihan dalam jaringan interstisial dan rongga tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kode: 0301
- Definisi: Kemampuan mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret.
2. Status Cairan
- Kode: 0601
- Definisi: Keseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Kode: 3220
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.
2. Manajemen Cairan
- Kode: 4120
- Definisi: Memantau dan mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Sesak napas dan kaki bengkak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru, atau kondisi lainnya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Edema. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Cairan untuk membantu memperbaiki kondisi pasien. -
Article No. 20628 | 10 Aug 2025
Klinis : sesak,kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Berat Badan Tidak Seimbang: Kelebihan Volume Cairan (00025)
- SDKI: Ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan yang menyebabkan akumulasi cairan dalam tubuh.
- SLKI: Profil Pengelolaan Cairan Tidak Seimbang
- SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Edema
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas fisik.
- SLKI: Profil Toleransi Aktivitas
- SIKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas, Manajemen Energi
Penjelasan Singkat:
1. Berat Badan Tidak Seimbang: Kelebihan Volume Cairan (00025)
- Kondisi ini ditandai dengan sesak napas dan pembengkakan pada kaki, yang merupakan gejala kelebihan volume cairan dalam tubuh.
- Penyebab dapat berupa gangguan jantung, ginjal, atau masalah lain yang menyebabkan retensi cairan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen cairan, manajemen edema, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Kondisi ini ditandai dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat sesak napas.
- Penyebab dapat berupa penurunan kapasitas fungsional, seperti penyakit jantung atau paru-paru.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah peningkatan toleransi aktivitas, manajemen energi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan yang sesuai.
Kode dan Definisi:
1. Berat Badan Tidak Seimbang: Kelebihan Volume Cairan (00025)
- SDKI: Ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan yang menyebabkan akumulasi cairan dalam tubuh.
- SLKI: Profil Pengelolaan Cairan Tidak Seimbang
- SIKI: Manajemen Cairan, Manajemen Edema
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas fisik.
- SLKI: Profil Toleransi Aktivitas
- SIKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas, Manajemen Energi -
Article No. 20629 | 10 Aug 2025
Klinis : sesak,kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi sesak dan kaki bengkak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dijelaskan, yaitu sesak dan kaki bengkak, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan Curah Jantung
Diagnosis ini menggambarkan adanya gangguan pada kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif, sehingga mengakibatkan sesak napas dan pembengkakan pada ekstremitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Peningkatan Curah Jantung
Indikator yang dapat diukur meliputi:
- Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, dan laju napas dalam batas normal)
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jaringan (tidak ada sesak napas, tidak ada edema)
- Hasil pemeriksaan penunjang (misalnya ekokardiografi) menunjukkan fungsi jantung yang membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Perfusi
a. Pantau tanda-tanda vital secara rutin (tekanan darah, nadi, laju napas, dan suhu tubuh)
b. Lakukan pengkajian tanda-tanda gangguan perfusi jaringan (sesak napas, edema, distensi vena leher)
c. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi jantung (diuretik, vasodilator, atau inotropik)
e. Anjurkan pasien untuk beristirahat dan membatasi aktivitas fisik
f. Edukasi pasien dan keluarga terkait penyakit, gejala, dan penatalaksanaannya
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosis Keperawatan Penurunan Curah Jantung
Penurunan curah jantung merupakan kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas dan pembengkakan pada ekstremitas (edema).
2. Luaran/Output yang Diharapkan
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan terjadi peningkatan curah jantung, yang ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, tidak adanya tanda-tanda gangguan perfusi jaringan (sesak napas dan edema), serta hasil pemeriksaan penunjang (misalnya ekokardiografi) yang menunjukkan perbaikan fungsi jantung.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen perfusi, yang meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengkajian tanda-tanda gangguan perfusi, pemberian terapi oksigen, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan, pengaturan istirahat dan aktivitas, serta edukasi pasien dan keluarga. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu meningkatkan fungsi jantung dan memperbaiki perfusi jaringan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi sesak dan kaki bengkak. Jangan ragu untuk bertanya jika masih ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 20630 | 10 Aug 2025
Klinis : sesak,kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu sesak nafas dan pembengkakan pada kaki, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi: Napas pendek, bunyi napas tambahan, kesulitan bernapas, sianosis, produksi sekret berlebih.
2. Edema
Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan di dalam ruang interstisial.
Karakteristik Definisi: Pembengkakan, pitting edema, edema pada ekstremitas bawah.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien menunjukkan pola napas yang normal
- Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa adanya sesak
- Tidak ada bunyi napas tambahan
2. Edema Terkontrol
- Pasien menunjukkan penurunan pembengkakan pada ekstremitas bawah
- Pasien tidak lagi mengalami pitting edema
- Pasien melaporkan berkurangnya rasa berat dan bengkak pada kaki
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pemantauan pernapasan
- Manajemen jalan napas
- Pemberian oksigen
- Manajemen sekresi
- Terapi pernapasan
2. Edema:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Manajemen nutrisi
- Perawatan kaki
- Terapi kompresi
- Terapi elevasi ekstremitas
Penjelasan Rinci:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pemantauan pernapasan: Mengamati frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha bernapas pasien untuk mendeteksi adanya perubahan.
- Manajemen jalan napas: Memastikan jalan napas tetap terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Pemberian oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk meningkatkan saturasi oksigen.
- Manajemen sekresi: Membantu pasien dalam mengeluarkan sekret dari saluran napas, misalnya dengan postural drainage atau suction.
- Terapi pernapasan: Mengajarkan teknik-teknik pernapasan yang tepat, seperti pernapasan diafragma, untuk meningkatkan fungsi pernapasan.
2. Edema:
- Pemantauan tanda-tanda vital: Mengamati tekanan darah, nadi, suhu, dan saturasi oksigen untuk mendeteksi perubahan yang terkait dengan edema.
- Manajemen cairan: Mengatur asupan dan pengeluaran cairan pasien untuk mencegah kelebihan cairan.
- Manajemen nutrisi: Memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang seimbang dan sesuai untuk mengatasi edema.
- Perawatan kaki: Menjaga kebersihan dan kulit kaki pasien serta memberikan massase ringan untuk meningkatkan sirkulasi.
- Terapi kompresi: Menggunakan alat kompresi, seperti stoking kompresi, untuk membantu mengurangi edema.
- Terapi elevasi ekstremitas: Menjaga ekstremitas bawah pada posisi elevasi untuk membantu drainase cairan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan mengatasi masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 20631 | 10 Aug 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri diabdomen diserta mual dan berkurangnya nafsu makan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan gejala yang diderita pasien, yaitu nyeri di abdomen disertai mual dan berkurangnya nafsu makan, maka dapat diidentifikasi diagnosis dan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.1
- Deskripsi: Nyeri perut bagian atas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna bagian atas, tanpa biopsi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R10.1 (Nyeri perut bagian atas) sesuai dengan gejala utama yang dialami pasien, yaitu nyeri di abdomen. Nyeri perut bagian atas ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gastritis, ulkus peptikum, pankreatitis, atau kondisi lainnya yang menyebabkan nyeri abdomen.
- Kode ICD-9-CM 45.23 (Endoskopi saluran cerna bagian atas, tanpa biopsi) dapat dipertimbangkan sebagai prosedur diagnostik untuk menyelidiki penyebab dari keluhan nyeri abdomen, mual, dan berkurangnya nafsu makan yang dialami pasien. Prosedur endoskopi dapat membantu dalam identifikasi kondisi yang mendasari, seperti inflamasi, ulkus, atau kelainan lainnya di saluran cerna bagian atas.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya akan digunakan jika pasien dirawat sebelum 1 Oktober 2015, setelah itu akan menggunakan kode ICD-10.