Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18632 | 16 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan terasa ada benjolan di payudara sebelah kiri dan terasa nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan benjolan di payudara sebelah kiri dan terasa nyeri.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Perubahan Integritas Kulit" (SDKI, 2017). Hal ini dikarenakan adanya benjolan di payudara yang dapat menyebabkan perubahan pada integritas kulit. Perubahan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal" (SDKI, 2017).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran Utama: Pemulihan Integritas Kulit
b. Luaran Khusus:
- Luka/Rusaknya Kulit Terkendali
- Nyeri Terkendali
- Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Luka Meningkat
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan integritas kulit, dengan luka/rusaknya kulit terkendali, nyeri terkendali, serta pengetahuan pasien tentang perawatan luka meningkat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Luka
- Identifikasi karakteristik luka/benjolan
- Bersihkan luka dengan cairan saline atau antiseptik
- Aplikasikan balutan luka yang sesuai
- Evaluasi perkembangan luka secara berkala
b. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri pasien (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas)
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, relaksasi, dsb.)
- Evaluasi efektivitas manajemen nyeri
c. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka di rumah
- Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan luka dan tanda-tanda infeksi
- Diskusikan rencana tindak lanjut dan pemeriksaan lebih lanjut
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen luka, manajemen nyeri, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk memulihkan integritas kulit, mengendalikan nyeri, dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang perawatan luka.
Sebagai seorang perawat, saya akan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien ini dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien dan berbasis bukti terbaik. Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 18633 | 16 Jun 2025
Klinis : CRT jari-jari 3 detik, CRT pada jari-jari tangan < 2 detik. Warna kulit menghitam, bersisik, kulit kaki kering, perabaan kaki dingin dan kulit kaki berkilap. Kuku jari kaki dalam darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
2. Penjelasan Singkat:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah kondisi di mana aliran darah ke jaringan perifer terganggu, sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
3. Kode dan Definisi SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Gangguan aliran darah ke ekstremitas yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00804
Definisi: Pemulihan perfusi jaringan perifer yang adekuat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00804
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke ekstremitas dan mempertahankan integritas jaringan.
Berdasarkan kode dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi yang anda paparkan menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer, yang memerlukan intervensi keperawatan untuk memulihkan perfusi jaringan yang adekuat. -
Article No. 18634 | 16 Jun 2025
Klinis : program pemerintah tablet tambah darah unttuk remaja putri bertujuan menurunkan prevalensi anemia kalangan remaja. seorang perawat dari puskesmas melakukan kunjungan ke smp 1 banjarmasin, untuk melakukan edukasi dan pemberian TTD. beberapa siswi menolak atau ragu mengosumsi tablet karen takut efek samping seperti mual atau tidak memahami manfaatnnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kurang Pengetahuan Terkait Kesehatan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan kondisi/masalah kesehatan, pengobatan, pemulihan, atau pencegahan penyakit.
- Dalam kasus ini, beberapa siswi menolak atau ragu mengonsumsi tablet besi karena takut efek samping dan tidak memahami manfaatnya. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan terkait tablet tambah darah dan anemia.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan Terkait Kesehatan
- Definisi: Peningkatan informasi kognitif yang terkait dengan kondisi/masalah kesehatan, pengobatan, pemulihan, atau pencegahan penyakit.
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat menjelaskan definisi, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi anemia.
b. Klien dapat menjelaskan manfaat dan cara konsumsi tablet tambah darah.
c. Klien dapat menyebutkan cara mengatasi efek samping konsumsi tablet tambah darah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
- Definisi: Pemberian informasi yang terencana dan sistematis untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan.
- Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan klien terkait anemia dan tablet tambah darah.
b. Jelaskan definisi, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi anemia.
c. Jelaskan manfaat dan cara konsumsi tablet tambah darah.
d. Jelaskan cara mengatasi efek samping konsumsi tablet tambah darah.
e. Berikan kesempatan klien untuk bertanya dan diskusi.
f. Evaluasi pemahaman klien dan identifikasi kebutuhan edukasi lebih lanjut.
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Dalam kasus ini, program pemerintah tablet tambah darah untuk remaja putri bertujuan menurunkan prevalensi anemia di kalangan remaja. Perawat dari puskesmas melakukan kunjungan ke SMP 1 Banjarmasin untuk melakukan edukasi dan pemberian tablet tambah darah. Namun, beberapa siswi menolak atau ragu mengonsumsi tablet karena takut efek samping dan tidak memahami manfaatnya.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Kurang Pengetahuan Terkait Kesehatan". Hal ini didasarkan pada adanya kurangnya informasi kognitif pada siswi terkait tablet tambah darah, termasuk manfaat dan efek sampingnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Peningkatan Pengetahuan Terkait Kesehatan". Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien dapat menjelaskan definisi, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi anemia, dapat menjelaskan manfaat dan cara konsumsi tablet tambah darah, serta dapat menyebutkan cara mengatasi efek samping konsumsi tablet tambah darah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) adalah "Edukasi Kesehatan". Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien, menjelaskan definisi, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi anemia, menjelaskan manfaat dan cara konsumsi tablet tambah darah, menjelaskan cara mengatasi efek samping, memberikan kesempatan klien untuk bertanya dan diskusi, serta mengevaluasi pemahaman klien dan mengidentifikasi kebutuhan edukasi lebih lanjut.
Dengan memberikan edukasi kesehatan yang komprehensif, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswi terkait anemia dan tablet tambah darah, sehingga mereka dapat memahami manfaat dan cara mengonsumsi tablet dengan benar, serta mampu mengatasi efek samping yang mungkin timbul. -
Article No. 18635 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Ny. R berdasarkan data klinis yang disampaikan:
---
### **Diagnosa Keperawatan Utama**
**Kode DX.0006: Intoleransi Aktivitas**
**Definisi (SDKI):** Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan aktivitas fisik yang adekuat karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Keterkaitan dengan Kasus:**
- Gejala cepat lelah, lemah, dan bradikardi (nadi 56x/menit) menunjukkan penurunan metabolisme akibat hipotiroidisme.
- Gangguan fungsi tiroid memengaruhi produksi energi seluler, menyebabkan intoleransi aktivitas.
**Luaran yang Diharapkan (SLKI):**
**Kode LO.0006.1: Toleransi Aktivitas Meningkat**
- Kriteria:
- Denyut nadi dalam rentang normal saat aktivitas (60–100x/menit).
- Pasien melaporkan penurunan keluhan lelah setelah aktivitas ringan.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode IN.0006.1: Manajemen Energi**
- Tindakan:
- Ajarkan teknik penghematan energi (contoh: istirahat antaraktivitas).
- Monitor tanda vital sebelum/sesudah aktivitas.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi hormon tiroid.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan**
1. **Kode DX.0017: Gangguan Pola Tidur**
- **Keterkaitan:** Hipotiroidisme menyebabkan hipometabolisme, memicu kelelahan dan gangguan siklus tidur-bangun.
- **SLKI (LO.0017.1):** Pola tidur membaik (durasi 7–8 jam/hari).
- **SIKI (IN.0017.1):** Edukasi kebersihan tidur dan manajemen stres.
2. **Kode DX.0023: Konstipasi**
- **Keterkaitan:** Motilitas usus menurun akibat hipotiroidisme.
- **SLKI (LO.0023.1):** BAB teratur (1–2x/hari) dengan konsistensi lunak.
- **SIKI (IN.0023.1):** Asupan serat dan cairan adekuat, mobilisasi fisik ringan.
3. **Kode DX.0009: Risiko Gangguan Integritas Kulit**
- **Keterkaitan:** Kulit kering dan kasar akibat penurunan produksi kelenjar sebasea.
- **SLKI (LO.0009.1):** Kulit tetap utuh, lembap, dan tidak bersisik.
- **SIKI (IN.0009.1):** Aplikasi pelembap non-alergen dan hindari mandi air panas.
---
### **Rasional Klinis**
- **Hipotiroidisme** (diduga dari gejala: bradikardi, kenaikan berat badan, kulit kering, dan riwayat gondok) menjadi etiologi utama gangguan sistemik pada Ny. R.
- Intervensi keperawatan fokus pada **manajemen gejala** dan **kolaborasi medis** (terapi levotiroksin).
---
### **Catatan Penting**
- **Kolaborasi:** Rujuk ke dokter untuk pemeriksaan TSH, T3, T4, dan terapi farmakologis.
- **Edukasi:** Pentingnya kepatuhan pengobatan dan pemantauan gejala hipotiroidisme jangka panjang.
Format ini mengacu pada **PPNI (2017)** dan disesuaikan dengan evidence-based practice. -
Article No. 18636 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Ny. R sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)
Definisi: Keterbatasan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Definisi: Keterbatasan kemampuan fisik dan/atau psikologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LD001
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri pada tingkat yang diharapkan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IC001
Definisi: Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami Ny. R, yaitu cepat lelah, merasa sangat lemah, dan lambatnya pergerakan, dapat disimpulkan bahwa Ny. R mengalami intoleransi aktivitas. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi hipotiroidisme yang belum dikelola dengan baik. Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas sesuai dengan SDKI, dengan tujuan perawatan untuk meningkatkan kemampuan Ny. R dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri (SLKI) melalui intervensi keperawatan yang sesuai (SIKI). -
Article No. 18637 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus Ny. R berdasarkan data klinis yang diberikan.
### **Diagnosa Keperawatan Utama:**
**Gangguan Keseimbangan Energi: Hipotiroidisme (SDKI Code: D.0016)**
**Penjelasan:**
Ny. R menunjukkan tanda dan gejala klinis yang konsisten dengan hipotiroidisme, seperti kelelahan, kenaikan berat badan tanpa sebab, intoleransi dingin, kulit kering, bradikardi, sembelit, suara serak, dan gangguan menstruasi. Riwayat gondok sebelumnya juga mendukung kemungkinan disfungsi tiroid.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
1. **Keseimbangan Energi Meningkat (SLKI Code: L.14030)**
- Kriteria:
- Pasien melaporkan peningkatan energi.
- Tanda vital dalam batas normal (nadi >60x/menit).
- Berat badan stabil.
- Kulit lembap dan elastis.
2. **Toleransi Aktivitas Meningkat (SLKI Code: L.04001)**
- Kriteria:
- Pasien mampu melakukan aktivitas harian tanpa kelelahan berlebihan.
- Tidak mengeluh lemas atau sesak napas saat beraktivitas.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
1. **Manajemen Hipotiroid (SIKI Code: I.14030)**
- Tindakan:
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan TSH, T3, T4.
- Edukasi tentang pentingnya terapi pengganti hormon tiroid (levotiroksin).
- Pantau tanda vital (terutama nadi dan suhu tubuh).
2. **Edukasi Kesehatan (SIKI Code: I.09001)**
- Tindakan:
- Ajarkan tanda dan gejala hipotiroid yang perlu diwaspadai.
- Anjurkan diet tinggi serat untuk mengatasi sembelit.
- Sarankan penggunaan pelembap kulit untuk mencegah kekeringan.
3. **Pemantauan Keseimbangan Cairan dan Nutrisi (SIKI Code: I.06001)**
- Tindakan:
- Pantau asupan dan output cairan.
- Anjurkan konsumsi makanan bergizi seimbang dengan kontrol kalori.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Diagnosis Banding:** Anemia, depresi, atau gangguan metabolik lain perlu dipertimbangkan, tetapi temuan klinis (bradikardi, kulit kering, riwayat gondok) sangat mengarah ke hipotiroidisme.
- **Rujukan:** Perlu pemeriksaan laboratorium (TSH, free T4) dan konsultasi endokrinologi untuk konfirmasi diagnosis dan penatalaksanaan medis.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan untuk Ny. R. -
Article No. 18638 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI BERDASARKAN SDKI - SLKI - SIKI (PPNI)**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Energi (SDKI Code: B.3.1)**
*Definisi:* Kondisi di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara kebutuhan energi dan pasokan energi, yang dapat mengakibatkan kelelahan, penurunan toleransi aktivitas, atau perubahan metabolisme.
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data klinis Ny. R (kelelahan, kenaikan berat badan, intoleransi dingin, kulit kering, bradikardi, dan riwayat gondok), gejala mengarah pada **hipotiroidisme**. Kondisi ini menyebabkan metabolisme basal menurun, sehingga pasien mengalami gangguan keseimbangan energi.
---
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
**Kode: L.3.1.1** – *Keseimbangan Energi Tercapai*
**Kriteria Luaran:**
1. Pasien melaporkan peningkatan energi dan penurunan kelelahan.
2. Tanda vital dalam batas normal (nadi >60x/menit, suhu tubuh 36,5–37,5°C).
3. Berat badan stabil dengan pola makan sesuai kebutuhan metabolik.
4. Kulit lembap dan elastis.
---
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
**Kode: I.3.1.1** – *Manajemen Energi*
**Intervensi:**
1. **Pemantauan Metabolik:**
- Observasi tanda vital (khususnya nadi dan suhu) setiap 4–8 jam.
- Dokumentasi perubahan berat badan dan gejala hipotiroid.
2. **Edukasi Gizi:**
- Anjurkan diet tinggi serat untuk mengatasi sembelit.
- Batasi makanan tinggi kalori kosong untuk mencegah kenaikan berat badan lebih lanjut.
3. **Dukungan Aktivitas:**
- Rencanakan aktivitas bertahap sesuai toleransi untuk mengurangi kelelahan.
- Ajarkan teknik penghematan energi (misalnya istirahat antaraktivitas).
4. **Kolaborasi Medis:**
- Rujuk ke dokter untuk evaluasi fungsi tiroid (TSH, T3, T4) dan terapi hormon tiroid jika diperlukan.
- Pantau respons terhadap terapi penggantian hormon.
---
**Catatan Tambahan:**
- **Kode Diagnosa Tambahan (jika diperlukan):**
- **Gangguan Integritas Kulit (B.1.5)** terkait kulit kering dan kasar.
- **Konstipasi (B.5.1.1)** akibat perlambatan motilitas usus.
- **Personalisasi Intervensi:** Sesuaikan dengan hasil laboratorium dan respons pasien terhadap terapi medis.
**Referensi:**
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi terbaru PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi)* -
Article No. 18639 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Energi: Hipotiroidisme** *(Kode SDKI: D.0006)*
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data subjektif dan objektif, Ny. R menunjukkan tanda dan gejala klinis hipotiroidisme, termasuk kelelahan, penambahan berat badan, intoleransi dingin, kulit kering, bradikardi, dan pembesaran tiroid (goiter). Riwayat gondok yang tidak ditangani juga mendukung kemungkinan disfungsi tiroid.
---
### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**D.0006 – Gangguan Keseimbangan Energi**
**Definisi:** Kondisi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan energi yang dimanifestasikan dengan kelelahan, intoleransi aktivitas, atau gangguan metabolik.
**Karakteristik Mayor:**
- Kelemahan fisik
- Peningkatan berat badan tanpa sebab jelas
- Intoleransi dingin
- Bradikardi
- Kulit kering dan kasar
**Faktor yang Berhubungan:**
- Disfungsi tiroid (hipotiroidisme)
- Gangguan metabolisme
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**L.0404 – Keseimbangan Energi Meningkat** *(Kriteria Evaluasi: Setelah intervensi, pasien menunjukkan peningkatan energi dan penurunan gejala hipotiroidisme)*
**Indikator:**
1. Pasien melaporkan penurunan kelelahan. *(Skala: 1–5, target ?4)*
2. Berat badan stabil atau menurun sesuai target. *(Skala: 1–5, target ?3)*
3. Toleransi terhadap suhu dingin meningkat. *(Skala: 1–5, target ?4)*
4. Frekuensi nadi dalam rentang normal (60–100 kali/menit). *(Skala: 1–5, target ?4)*
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**I.0406 – Manajemen Hipotiroidisme** *(Kode SIKI: I.0406)*
**Intervensi Utama:**
1. **Pemantauan Tanda Vital dan Gejala**
- Pantau frekuensi nadi, suhu tubuh, dan tekanan darah.
- Observasi tanda hipoglikemia (jika ada).
2. **Edukasi Pasien dan Keluarga**
- Jelaskan pentingnya terapi penggantian hormon tiroid (levotiroksin).
- Anjurkan diet tinggi serat untuk mengatasi sembelit.
3. **Dukungan Psikologis**
- Berikan motivasi untuk meningkatkan aktivitas fisik bertahap.
- Diskusikan dampak hipotiroidisme pada emosi dan konsentrasi.
4. **Kolaborasi dengan Tim Medis**
- Rujuk ke dokter untuk evaluasi kadar TSH, T3, dan T4.
- Diskusikan kebutuhan terapi farmakologis.
---
**Catatan Tambahan:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada stabilisasi metabolisme dan pencegahan komplikasi (misalnya mixedema).
- **Pemantauan Jangka Panjang:** Pasien perlu kontrol rutin untuk menilai respons terapi.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis.)*
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
- American Thyroid Association. (2021). *Clinical Guidelines for Hypothyroidism.* -
Article No. 18640 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Ny. R**
Berdasarkan data klinis yang disajikan, Ny. R menunjukkan tanda dan gejala yang konsisten dengan **hipotiroidisme**, kemungkinan terkait dengan riwayat gondok (goiter) yang tidak ditangani. Berikut diagnosa keperawatan sesuai Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) oleh PPNI:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0026** – **Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari secara adekuat akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Data Pendukung:**
- Keluhan cepat lelah dan lemah meski tanpa aktivitas berat.
- Bradikardi (nadi 56x/menit), gerakan lambat, dan bicara melambat.
- Penambahan berat badan tanpa perubahan pola makan.
**Kode: D.0042** – **Gangguan Pola Tidur** *(jika terdapat keluhan sulit tidur/insomnia)*
**Kode: D.0008** – **Konstipasi**
**Definisi:** Penurunan frekuensi defekasi disertai kesulitan mengeluarkan feses yang keras dan kering.
**Data Pendukung:**
- Keluhan sembelit.
- Kulit kering dan kasar (efek metabolik hipotiroid).
**Kode: D.0061** – **Gangguan Integritas Kulit**
**Definisi:** Kerusakan fungsi atau struktur kulit akibat faktor internal/eksternal.
**Data Pendukung:**
- Kulit kering, kasar, dan rambut rontok (madarosis).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.14026** – **Intoleransi Aktivitas: Tercapai**
**Kriteria Evaluasi:**
- Pasien mampu melakukan aktivitas harian dengan tingkat kelelahan minimal.
- Tanda vital stabil (nadi >60x/menit, tidak sesak).
**Kode: L.14008** – **Konstipasi: Teratasi**
**Kriteria Evaluasi:**
- Frekuensi defekasi ?3x/minggu dengan konsistensi feses normal.
**Kode: L.14061** – **Integritas Kulit: Membaik**
**Kriteria Evaluasi:**
- Kulit lembap, tidak bersisik, dan rambut rontok berkurang.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.11226** – **Manajemen Energi**
**Tindakan:**
- Anjurkan istirahat cukup antara aktivitas.
- Bantu pasien membuat jadwal aktivitas sesuai toleransi.
**Kode: I.11008** – **Manajemen Konstipasi**
**Tindakan:**
- Tingkatkan asupan serat dan cairan.
- Anjurkan latihan pergerakan usus (contoh: jalan kaki ringan).
**Kode: I.11061** – **Perawatan Kulit**
**Tindakan:**
- Gunakan pelembap non-parfum untuk kulit kering.
- Hindari mandi air panas terlalu lama.
---
### **Penjelasan Singkat**
- **Hipotiroidisme** pada Ny. R diduga akibat tiroiditis autoimun (Hashimoto) atau defisiensi yodium kronis (berdasar riwayat gondok). Gejala seperti bradikardi, kulit kering, dan konstipasi disebabkan oleh penurunan metabolisme basal.
- **Pemeriksaan Lanjutan:** TSH, T4 bebas, dan USG tiroid diperlukan untuk konfirmasi diagnosis.
- **Kolaborasi:** Rujuk ke dokter untuk terapi hormon tiroid (levotiroksin) dan pemantauan laboratorium rutin.
**Catatan:** SDKI-SLKI-SIKI digunakan untuk menstandarkan dokumentasi asuhan keperawatan di Indonesia, memastikan pendekatan holistik dan berbasis bukti.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem dokumentasi klinis).* -
Article No. 18641 | 16 Jun 2025
Klinis : Ny. R, seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama cepat lelah dan merasa sangat lemah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ia juga menyampaikan bahwa belakangan ini berat badannya naik sekitar 6 kg dalam tiga bulan terakhir tanpa perubahan pola makan yang signifikan. Ny. R juga merasa sering kedinginan, bahkan saat cuaca tidak dingin, dan kulitnya menjadi kering serta kasar. Ia juga mengalami sembelit, suara menjadi serak, dan merasa kesulitan berkonsentrasi saat bekerja. Dari riwayat kesehatan, diketahui bahwa Ny. R telah mengalami gangguan menstruasi berupa menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya selama enam bulan terakhir. Ia tidak memiliki riwayat penyakit diabetes maupun hipertensi, namun mengaku pernah didiagnosis memiliki gondok sekitar lima tahun lalu tetapi tidak melakukan pengobatan lebih lanjut. Saat ini Ny. R bekerja sebagai pegawai administrasi di kantor kecamatan dan tinggal bersama suami serta dua orang anak. Pada pemeriksaan fisik, Ny. R tampak lemah, bicara lambat, dan gerakannya melambat. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 56 kali/menit (bradikardi), pernapasan 18 kali/menit, dan suhu tubuh 36,0°C. Teraba pembesaran ringan di daerah leher bagian depan (tiroid). Kulit tampak kering dan kasar, rambut rontok di bagian tepi alis dan kepala.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Ny. R mengarah pada diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral yang dikaitkan dengan hipotiroidisme. Berikut penjelasan singkat mengenai diagnosis keperawatan, kode, dan definisi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Kode SDKI: 00027
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Perfusi Jaringan
Kode SLKI: 03008
Definisi: Tindakan pemantauan tanda dan gejala gangguan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipotiroidisme
Kode SIKI: I0178
Definisi: Serangkaian tindakan untuk membantu klien dengan hipotiroidisme mencapai dan mempertahankan status kesehatan yang optimal.
Penjelasan singkat:
Kondisi Ny. R mengarah pada diagnosis keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral yang dikaitkan dengan hipotiroidisme. Tanda dan gejala yang muncul, seperti cepat lelah, lemah, sering kedinginan, kulit kering dan kasar, serta gangguan kognitif, menunjukkan adanya penurunan sirkulasi darah ke otak yang dapat mempengaruhi pasokan oksigen dan nutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipotiroidisme, yang mencakup serangkaian tindakan untuk membantu Ny. R mencapai dan mempertahankan status kesehatan yang optimal terkait kondisi hipotiroidismenya.