Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5439 | 13 Nov 2024
Klinis : bab keras perut sakit , mules tapi tidak mencret,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami adalah nyeri perut tanpa diare. Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, tidak spesifik
Penjelasan: Kode R10.4 dalam ICD-10 adalah untuk diagnosis nyeri perut, tanpa adanya spesifikasi lebih lanjut mengenai penyebabnya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti spasme otot, irritasi saluran cerna, atau masalah lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai, karena informasi yang diberikan hanya mencakup gejala klinis dan tidak mencakup tindakan medis yang dilakukan.
Dalam praktik klinis, untuk menentukan diagnosis dan tindakan yang tepat, diperlukan informasi lebih lanjut dari pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, dan evaluasi komprehensif oleh tenaga kesehatan yang berwenang. -
Article No. 5440 | 13 Nov 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru, atau bahkan gangguan neurologis. Kode ICD-10 R05 mencakup semua jenis batuk, termasuk batuk produktif, batuk kering, batuk paroksismal, dan batuk kronis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.19
- Deskripsi: Terapi batuk, jenis lainnya
Jika pasien memerlukan terapi tambahan untuk mengatasi batuk, seperti pemberian obat antitusif atau ekspektoran, prosedur ini dapat dicatat dengan kode ICD-9-CM 94.19. Kode ini mencakup berbagai jenis terapi batuk, selain penggunaan ventilator mekanik (kode 93.90).
Dokumentasi yang rinci mengenai gejala, durasi, frekuensi, dan karakteristik batuk, serta pengobatan atau terapi yang diberikan, akan membantu memastikan koding yang akurat dan lengkap dalam rekam medis pasien. -
Article No. 5441 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenankan saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan adanya obstruksi jalan napas.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria hasil: Pasien dapat batuk efektif, suara napas normal, tidak ada suara napas tambahan, dan frekuensi napas dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan memfasilitasi pembersihan sekret.
- Tindakan keperawatan: Observasi status pernapasan, auskultasi suara napas, berikan posisi semi fowler, berikan oksigenasi sesuai kebutuhan, lakukan tindakan batuk efektif, dan berikan terapi inhalasi mukolitik.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan memfasilitasi pembersihan sekret agar dapat meningkatkan bersihan jalan napas pasien.
Harap diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang saya sampaikan merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Penerapannya di lapangan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi pasien dan keputusan tim kesehatan yang merawatnya. -
Article No. 5442 | 13 Nov 2024
Klinis : pasien memiliki seklusio pupil, fungsi penglihatan menurun,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang memiliki seklusio pupil dan fungsi penglihatan menurun.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Penglihatan Terganggu
Definisi: Perubahan dalam kuantitas atau kualitas respon sensori terhadap rangsangan visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan Fungsi Penglihatan
- Kemampuan Adaptasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Gangguan Penglihatan
- Perawatan Mata
- Terapi Kognitif
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan seklusio pupil dan fungsi penglihatan menurun memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memulihkan fungsi penglihatan dan membantu pasien beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Perawat akan melakukan manajemen gangguan penglihatan, seperti memberikan perawatan mata yang tepat, serta terapi kognitif untuk membantu pasien memahami dan menerima kondisi visual yang dialami. Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat memulihkan fungsi penglihatan semaksimal mungkin dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. -
Article No. 5443 | 13 Nov 2024
Klinis : post op jari tangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan format yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi post op jari tangan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S61.8XXA
- Deskripsi: Luka terbuka pada satu atau lebih jari tangan, termasuk kuku, dengan kerusakan jaringan, kode untuk kunjungan awal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridement kulit dan subkutan luka, termasuk luka dengan jaringan mati, tanpa pengangkatan tulang, sendi, atau tendon.
Penjelasan:
Untuk kondisi pasca pembedahan (post op) pada jari tangan, kode ICD-10 yang sesuai adalah S61.8XXA, yang menggambarkan luka terbuka pada satu atau lebih jari tangan, termasuk kuku, dengan kerusakan jaringan. Kode ini digunakan untuk kunjungan awal pasien dengan kondisi tersebut.
Selanjutnya, jika terdapat tindakan medis yang dilakukan, seperti debridement (pembersihan) luka pada kulit dan jaringan subkutan tanpa pengangkatan tulang, sendi, atau tendon, maka kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 86.22. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan jaringan mati dan mempersiapkan luka agar dapat sembuh dengan baik.
Penggunaan kode-kode ini membantu dalam dokumentasi dan pengkodean yang akurat pada rekam medis pasien, serta memfasilitasi proses tagihan dan reimbursement yang sesuai. -
Article No. 5444 | 13 Nov 2024
Klinis : post op amputasi jari tangan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, sebagai petugas medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi post op amputasi jari tangan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S68.4
- Deskripsi: Amputasi traumatis dari satu atau lebih jari tangan pada tingkat pergelangan tangan dan/atau tangan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.01
- Deskripsi: Amputasi jari tangan, total atau parsial.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S68.4 termasuk dalam kategori "Amputasi traumatis dari satu atau lebih jari tangan pada tingkat pergelangan tangan dan/atau tangan". Ini sesuai dengan kondisi pasca-operasi amputasi jari tangan.
- Kode ICD-9-CM 84.01 mengacu pada "Amputasi jari tangan, total atau parsial", yang mencakup prosedur amputasi jari tangan yang dilakukan pada pasien.
- Penggunaan kode-kode tersebut membantu dalam pengkodean dan pencatatan yang akurat dalam rekam medis pasien, serta memfasilitasi penagihan dan pelaporan yang tepat untuk tujuan klinis, administratif, dan epidemiologis. -
Article No. 5445 | 13 Nov 2024
Klinis : PASIEN USIA 35 TAHUN DENGAN KELUHAN HYPERTENSI DENGAN TENSI 180/100, NYERI PADA LEHER
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien usia 35 tahun dengan keluhan hipertensi dengan tekanan darah 180/100 dan nyeri pada leher:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.88
- Deskripsi: Pengukuran dan pencatatan tekanan darah
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 (Hipertensi esensial (primer)) digunakan untuk menggambarkan kondisi hipertensi pada pasien usia 35 tahun dengan tekanan darah yang tinggi (180/100 mmHg).
2. Kode ICD-9-CM 93.88 (Pengukuran dan pencatatan tekanan darah) dapat digunakan untuk mencatat prosedur pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan dan evaluasi pasien.
Perlu dicatat bahwa tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk nyeri pada leher, karena nyeri pada leher dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan diagnosis yang sesuai. Dalam kasus ini, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan kode yang terkait dengan gejala nyeri leher, seperti:
- 723.1 Nyeri leher
- 724.1 Nyeri punggung bawah dan leher
Namun, untuk menentukan kode yang tepat, diperlukan informasi tambahan mengenai penyebab dan karakteristik nyeri leher yang dialami oleh pasien. -
Article No. 5446 | 13 Nov 2024
Klinis : PASIEN USIA 35 TAHUN DENGAN KELUHAN HYPERTENSI DENGAN TENSI 180/100, NYERI PADA LEHER
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi akut
2. Nyeri akut pada leher
Penjelasan Singkat:
1. Hipertensi akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Peningkatan tekanan darah di atas nilai normal yang terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan penanganan segera.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tercapainya penurunan tekanan darah ke dalam batas normal, pengelolaan gejala, dan pencegahan komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi farmakologis, pengaturan aktivitas dan istirahat, serta edukasi gaya hidup yang sehat.
2. Nyeri akut pada leher
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat mendadak atau lambat, dengan durasi kurang dari 3 bulan, pada area leher.
- SLKI: Tercapainya penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan untuk beraktivitas, dan peningkatan kualitas hidup.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, terapi dingin/hangat, latihan pergerakan leher, serta edukasi manajemen nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, melaksanakan tindakan, serta mengevaluasi hasil yang dicapai berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5447 | 13 Nov 2024
Klinis : PASIEN USIA 35 TAHUN DENGAN KELUHAN HYPERTENSI DENGAN TENSI 180/100, NYERI PADA LEHER
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
Penjelasan: Pasien usia 35 tahun dengan keluhan hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg, menunjukkan kondisi hipertensi yang tidak terkontrol. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti kerusakan organ vital.
2. Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mengalami keluhan nyeri pada leher, yang mengindikasikan adanya nyeri akut. Nyeri akut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan otot atau peradangan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Hipertensi Tidak Terkontrol: Kode 00268, meliputi karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala.
- Nyeri Akut: Kode 00132, meliputi karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Hipertensi Tidak Terkontrol: Kode L13010, meliputi kriteria hasil dan indikator.
- Nyeri Akut: Kode L01010, meliputi kriteria hasil dan indikator.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Hipertensi Tidak Terkontrol:
- Kode I13010, Manajemen Hipertensi
- Kode I13011, Pemantauan Tekanan Darah
- Nyeri Akut:
- Kode I01010, Manajemen Nyeri
- Kode I01011, Pemberian Analgesik
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh, menetapkan diagnosis keperawatan, dan kemudian merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, yaitu hipertensi tidak terkontrol dan nyeri akut. -
Article No. 5448 | 13 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun tersebut kemungkinan mengarah pada diagnosis campak (measles). Berikut adalah informasi kodenya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.72
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak, parotitis, rubella, dan varisela
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 diberikan untuk diagnosis campak tanpa komplikasi. Gejala-gejala yang disebutkan, seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, sesuai dengan presentasi klinis dari penyakit campak.
- Kode ICD-9-CM 99.72 untuk prosedur pemberian vaksin campak, parotitis, rubella, dan varisela. Meskipun tidak dijelaskan apakah pasien menerima vaksinasi, kode ini disertakan sebagai referensi untuk tindakan yang mungkin akan dilakukan dalam penanganan kasus.
Catatan penting: Diagnosa dan kode yang diberikan harus dikonfirmasikan oleh dokter atau tenaga medis yang menangani pasien secara langsung untuk memastikan ketepatan diagnosis dan kode yang digunakan.