Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5586 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan Eksaserbasi Akut, Tidak Dispesifikasikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.80
- Deskripsi: Implantasi Alat Pacu Jantung, Tidak Dispesifikasikan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tuan M memiliki gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan eksaserbasi akut. Pasien memiliki riwayat sesak napas yang berlangsung selama 8 tahun dan memberat dalam 2 minggu terakhir, disertai batuk dengan sekret putih kental. Pasien juga memiliki riwayat merokok yang berhenti pada usia 45 tahun.
Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tidak mampu menarik napas dalam, ditemukan retraksi iga, cuping hidung, serta suara napas tambahan berupa wheezing dan ronchi. Hasil analisis gas darah juga menunjukkan profil yang sesuai dengan PPOK, dengan nilai pH 7.492, PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg, dan HCO3 20.2 mmHg.
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung berupa Congestive Heart Failure (CHF) dan Coronary Artery Disease (CAD), serta telah terpasang alat pacu jantung (pacemaker). Oleh karena itu, kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 37.80 (Implantasi Alat Pacu Jantung, Tidak Dispesifikasikan). -
Article No. 5587 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.80
- Deskripsi: Pemasangan atau penggantian alat pacu jantung, tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.1 (Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi):
- Tuan M memiliki riwayat PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) yang telah berlangsung selama 8 tahun dan mengalami perburukan gejala dalam 2 minggu terakhir.
- Gejala yang ada meliputi sesak napas, batuk dengan produksi sekret putih kental, dan adanya suara napas tambahan (wheezing dan ronki).
- Riwayat merokok di masa lalu menunjukkan kontribusi terhadap perkembangan PPOK.
2. Kode ICD-9-CM 37.80 (Pemasangan atau penggantian alat pacu jantung, tidak dispesifikasi):
- Tuan M memiliki riwayat penyakit jantung, yang ditandai dengan pemasangan alat pacu jantung (pacemaker) sebelumnya.
- Kode ini menggambarkan tindakan pemasangan atau penggantian alat pacu jantung yang telah dilakukan pada pasien.
Secara keseluruhan, kasus ini menunjukkan adanya eksaserbasi akut dari PPOK pada seorang mantan perokok dengan riwayat penyakit jantung yang memerlukan alat pacu jantung. Kondisi ini ditandai dengan gejala sesak napas, produksi sekret, dan suara napas tambahan, serta didukung oleh hasil analisis gas darah. -
Article No. 5588 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan Eksaserbasi Akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.80
- Deskripsi: Implantasi alat pacu jantung, tidak dinyatakan lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.1 (Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan Eksaserbasi Akut) sesuai dengan gejala sesak napas yang memberat, batuk dengan sekret putih kental, serta riwayat penyakit PPOK yang diderita oleh pasien.
2. Kode ICD-9-CM 37.80 (Implantasi alat pacu jantung, tidak dinyatakan lain) sesuai dengan informasi bahwa pasien telah terpasang pacemaker di jantung.
Berdasarkan temuan klinis, pasien mengalami eksaserbasi akut PPOK dengan hipoksemia (SPO2 88% RA) dan alkalosis respiratorik (pH 7.492, PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg, HCO3 20.2 mmHg). Gejala sesak napas, batuk produktif, dan retraksi interkostal juga mendukung diagnosis PPOK. Riwayat merokok dimasa lalu dan penyakit jantung bawaan (CHF, CAD) merupakan faktor risiko yang berkontribusi pada kondisi ini. -
Article No. 5589 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronis dengan eksaserbasi akut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pasien memiliki riwayat PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) yang telah berlangsung selama 8 tahun.
- Keluhan utama adalah sesak nafas yang memberat selama 2 minggu terakhir.
- Terdapat batuk dengan sekret putih kental, yang merupakan gejala khas PPOK.
- Pasien adalah mantan perokok aktif, yang merupakan faktor risiko utama PPOK.
- Hasil analisa gas darah menunjukkan pola pernapasan tipe respirasi asidosis metabolik kompensasi respiratoik, yang konsisten dengan PPOK.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.80
- Deskripsi: Pemasangan alat pacu jantung, tidak ditentukan jenis lainnya
- Penjelasan: Pasien telah terpasang alat pacu jantung sebelumnya, yang merupakan tindakan medis untuk mengatasi masalah kardiovaskular yang menyertai PPOK, seperti penyakit jantung koroner (CAD) dan gagal jantung kongestif (CHF).
Secara keseluruhan, diagnosis utama pasien adalah PPOK dengan eksaserbasi akut, yang ditunjukkan oleh kode ICD-10 J44.1. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit kardiovaskular yang telah ditangani dengan pemasangan alat pacu jantung, yang ditunjukkan oleh kode ICD-9-CM 37.80. -
Article No. 5590 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tuan M.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan kronis (PPOK), sekret yang berlebihan, gangguan neuromuskular.
- Karakteristik Mayor: Batuk tidak efektif, sumbatan jalan napas, perubahan suara napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan kronis, kelemahan otot pernapasan.
- Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, SPO2 di bawah normal.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik, keterbatasan fisiologis.
- Karakteristik Mayor: Kelelahan yang berlebihan, dispnea saat aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Identifikasi penyebab, pantau status pernapasan, ajarkan teknik batuk efektif.
- Pola Napas Tidak Efektif: Identifikasi penyebab, pantau status pernapasan, ajarkan teknik pernapasan.
- Intoleransi Aktivitas: Identifikasi faktor penyebab, ajarkan manajemen energi, monitor respon tubuh terhadap aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Bebas obstruksi jalan napas, peningkatan volume batuk.
- Pola Napas Tidak Efektif: Stabilitas hemodinamik, perbaikan status pernapasan.
- Intoleransi Aktivitas: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas rutin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Manajemen jalan napas, manajemen batuk.
- Pola Napas Tidak Efektif: Manajemen pernapasan, manajemen oksigenasi.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas.
Dengan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi permasalahan Tuan M. -
Article No. 5591 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi klien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Pola napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi tubuh.
SLKI: Peningkatan usaha napas, penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi, perubahan irama pernapasan.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian oksigen, posisi semi fowler, dan latihan napas dalam.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SLKI: Adanya sputum/sekret yang berlebih dan sulit dikeluarkan, suara napas tambahan, retraksi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain suction, inhalasi, dan terapi batuk.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Penurunan berat badan, penurunan massa otot, dan penurunan lemak tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian nutrisi enteral atau parenteral, konseling gizi, dan pemberian suplemen.
Dengan mempertimbangkan kondisi klien yang disertai riwayat penyakit CHF, CAD, dan PPOK, serta penggunaan alat pacu jantung (pacemaker), maka diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat diterapkan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh klien. -
Article No. 5592 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
SLKI: Intervensi untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI: Tindakan untuk meningkatkan fungsi pernapasan agar terjadi pertukaran gas yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan dan pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas klien.
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Keterbatasan pada kemampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
SIKI: Tindakan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif:
Klien menunjukkan gejala sesak napas, retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, dan penurunan oksigenasi darah. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
Klien memiliki riwayat PPOK, batuk dengan sekret kental, dan bunyi napas tambahan (wheezing dan ronchi). Ini menunjukkan adanya gangguan pada bersihan jalan napas yang tidak efektif.
3. Intoleransi Aktivitas:
Klien memiliki riwayat penyakit jantung (CHF, CAD) dan penyakit paru (PPOK) yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik. Hal ini ditandai dengan sesak napas yang memberat saat beraktivitas.
Dalam menangani kondisi ini, perawat akan melakukan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu klien mencapai pola napas yang efektif, memfasilitasi bersihan jalan napas, dan meningkatkan toleransi aktivitas. -
Article No. 5593 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tuan M:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi
- SLKI: Meningkatkan ventilasi, mempertahankan pola napas efektif
- SIKI: Manajemen Ventilasi, Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan, mengosongkan, atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memenuhi kebutuhan ventilasi
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka, meningkatkan bersihan jalan napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Sekresi, Fisioterapi Dada
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Terapi Latihan
Penjelasan:
Tuan M mengalami sesak napas yang memberat dalam 2 minggu terakhir, batuk dengan sekret putih kental, nyeri dada hilang timbul, dan riwayat penyakit CHF, CAD, serta PPOK. Hasil pemeriksaan menunjukkan pola napas tidak efektif, retraksi iga, cuping hidung, suara napas tambahan wheezing dan ronchi, serta saturasi oksigen rendah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ventilasi, manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, fisioterapi dada, manajemen aktivitas, dan terapi latihan. -
Article No. 5594 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pemeliharaan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan singkat:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas ditandai dengan adanya sesak napas, batuk produktif dengan sekret putih kental, serta suara napas tambahan seperti wheezing dan ronki. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi atau penyempitan pada saluran napas, yang dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru kronis seperti PPOK. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, penghisapan sekret, dan latihan pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
Intoleransi Aktivitas ditandai dengan kemampuan menurun dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat sesak napas dan nyeri dada. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (CHF, CAD) serta penyakit paru-paru kronis (PPOK). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perencanaan aktivitas, manajemen energi, dan edukasi terkait aktivitas yang aman.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Penjelasan singkat:
Kecemasan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan yang kronis dan progresif, seperti sesak napas yang memberat dan nyeri dada. Kecemasan dapat memengaruhi kemampuan pasien dalam mengelola penyakitnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi asesmen kecemasan, pemberian terapi nonfarmakologis, dan kolaborasi dengan profesi lain untuk penanganan kecemasan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 5595 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung.riwayat penyakit terdahulu CHF, CAD dan PPOK. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai, suara nafas tambahan dijumpai wheezing dan ronchi. SPO2 88 % RA dan 98 % nasal kanul 5 lpm. Hasil analisa gas darah pH 7.492. PCO2 26.1 mmHg, PO2 188.7 mmHg dan HCO3 20.2 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tuan M yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang dapat menganggu ventilasi.
- SLKI: Mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan pola napas yang efektif, seperti mengatur posisi, pemberian oksigen, dan latihan pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas, seperti fisioterapi dada, pengisapan lendir, dan pemberian bronkodilator.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan fisik dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal, seperti manajemen energi, latihan fisik, dan pemberian oksigen.
Berdasarkan kondisi Tuan M, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI di atas menggambarkan kerangka kerja standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menangani kondisi Tuan M.