Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5566 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon buatkan data DS dan DO pada pasien ileus obstruksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan ileus obstruksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Intoleransi Aktivitas
3. Gangguan Pola Defekasi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri, Terapi Analgesik, Terapi Komplementer.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, pasien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Peningkatan Mobilitas, Terapi Latihan.
3. Gangguan Pola Defekasi
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, eliminasi, atau kenyamanan saat berkemih, yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
- SLKI: Pasien menunjukkan pola eliminasi yang normal, pasien melaporkan tidak ada masalah dalam eliminasi.
- SIKI: Manajemen Konstipasi, Manajemen Diare, Edukasi Perawatan Diri.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan nyeri perut yang terus-menerus dan semakin memberat.
- Pasien merasa lemah dan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien mengeluhkan sulit buang air besar sejak beberapa hari yang lalu.
Data Objektif (DO):
- Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 38,2°C.
- Pemeriksaan fisik: Abdomen membuncit, nyeri tekan, bising usus menurun.
- Pemeriksaan penunjang: Foto polos abdomen menunjukkan dilatasi usus halus, CT scan abdomen menunjukkan obstruksi usus.
Kesimpulan, pasien dengan ileus obstruksi memerlukan penanganan yang komprehensif meliputi manajemen nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan manajemen gangguan pola defekasi sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 5567 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon jelaskan peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang akan membahas tentang diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan peristaltik usus berhubungan dengan ileus paralitik
Penjelasan:
Ileus paralitik adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau hilangnya gerakan peristaltik usus, sehingga menyebabkan penumpukan gas dan cairan di dalam usus. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan peristaltik usus, yang ditandai dengan adanya bising usus yang sangat berkurang atau tidak terdengar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan peristaltik usus berhubungan dengan ileus paralitik, dengan definisi: Penurunan atau hilangnya gerakan usus yang terkoordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan adalah Peristaltik usus membaik, dengan kriteria hasil:
1. Bising usus meningkat
2. Frekuensi BAB kembali normal
3. Perut tidak kembung
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Monitoring peristaltik usus dan bising usus secara berkala
2. Pemberian cairan intravena untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Pemberian obat-obatan prokinetik untuk meningkatkan peristaltik usus
4. Pemberian diet yang sesuai, seperti diet cair atau makanan lunak
5. Posisikan pasien dengan posisi fowler atau semi fowler untuk memfasilitasi pengeluaran gas
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus paralitik. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 5568 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon jelaskan peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus obstruktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi peristaltik usus dan bising usus pada pasien ileus obstruktif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan obstruksi usus, ditandai dengan penurunan peristaltik usus dan bising usus hipoaktif.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Motilitas Gastrointestinal didefinisikan sebagai ketidakmampuan usus untuk melakukan kontraksi dan relaksasi yang terkoordinasi, yang menyebabkan penurunan atau peningkatan aktivitas peristaltik. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi usus, paralisis usus, atau kondisi lain yang mempengaruhi fungsi usus.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Gangguan Motilitas Gastrointestinal antara lain: peningkatan peristaltik usus, pemulihan pola bising usus yang normal, pemulihan fungsi gastrointestinal, dan kemampuan pasien dalam mengatasi masalah.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Motilitas Gastrointestinal pada pasien ileus obstruktif antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan peristaltik usus dan bising usus, manajemen nyeri, pemberian antiemetik dan prokinetik, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Sebagai perawat, saya akan memantau dan mengevaluasi secara ketat kondisi peristaltik usus dan bising usus pasien, serta melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memfasilitasi pemulihan fungsi gastrointestinal dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 5569 | 14 Nov 2024
Klinis : DS: Klien mengatakan belum BAB sejak masuk rs tgl 7/11/2024, 1 x BAB lendir warna hijau tua,bercak di celana saja DO: Bising usus 3x/m Peristaltik usus 1x/m Hasil Radiologi: Paralitik Ileus dan Obstruksi partial pada rectosigmoid (berak lender)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Obstipasi (NANDA-I)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Obstipasi: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan untuk buang air besar yang berkepanjangan atau tidak dapat buang air besar sama sekali.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Lancarnya eliminasi: Kemampuan individu untuk mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh secara lancar dan teratur.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Obstipasi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memfasilitasi proses pengeluaran sisa metabolisme dari dalam tubuh secara lancar dan teratur.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, klien mengalami gejala obstipasi, yaitu belum buang air besar sejak masuk rumah sakit pada tanggal 7/11/2024, dengan hasil radiologi menunjukkan adanya paralitik ileus dan obstruksi parsial pada rektosigmoid (berak lendir). Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan kesulitan buang air besar.
Sebagai perawat, intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Monitoring eliminasi dan status gastrointestinal
2. Pemberian laksatif atau enema, sesuai kondisi klien
3. Edukasi tentang pentingnya eliminasi regular
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif.
Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses pembuangan sisa metabolisme secara lancar dan teratur, sehingga klien dapat kembali memiliki pola eliminasi yang normal. -
Article No. 5570 | 14 Nov 2024
Klinis : DS: Klien mengatakan belum BAB 1 minggu, 1 x BAB lendir warna hijau tua,bercak di celana saja DO: Peristaltik usus 1x/m Hasil Radiologi: Paralitik Ileus dan Obstruksi partial pada rectosigmoid (berak lender)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (SDKI)
Definisi: Kondisi yang ditandai dengan kesulitan, rasa tidak nyaman, atau ketidakmampuan untuk defekasi secara teratur.
2. Obstruksi saluran cerna (SDKI)
Definisi: Kondisi yang ditandai dengan hambatan aliran digesta di sepanjang saluran cerna.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi dan Obstruksi saluran cerna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan target atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Beberapa luaran yang mungkin sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Pola defekasi kembali normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat obstruksi saluran cerna
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang mungkin sesuai untuk kasus ini antara lain:
1. Manajemen konstipasi
2. Manajemen obstruksi saluran cerna
3. Pemantauan tanda-tanda vital
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan pemantauan yang ketat untuk memastikan kesejahteraan pasien. Koordinasi dengan tim medis lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 5571 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak tergolongkan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.09
- Deskripsi: Pemberian obat antipiretik dan analgesik
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak tergolongkan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan kondisi keluhan demam yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori diagnosis yang lebih spesifik. Hal ini dapat terjadi ketika penyebab demam belum dapat ditentukan atau tidak ditemukan.
2. Kode ICD-9-CM 99.09 (Pemberian obat antipiretik dan analgesik) digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi demam, yaitu pemberian obat antipiretik dan analgesik. Hal ini merupakan tindakan umum yang dilakukan untuk mengelola dan meredakan gejala demam pada pasien.
Penggunaan kode-kode ini memungkinkan pencatatan dan dokumentasi yang akurat dalam rekam medis pasien, serta memudahkan analisis epidemiologis dan statistik terkait kondisi demam dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 5572 | 14 Nov 2024
Klinis : A. KEADAAN SAKIT Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak sakit Alasan: Klien dalam keadaan sadar penuh Keluhan utama: Nyeri perut, sulit BAB dan perut kembung. • Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang ke Igd tanggal 7/11/2024 dengan membawa pengantar dari dokter praktek dengan keluhan sejak satu minggu yang lalu perut membesar, tidak BAB, badan lemas, mual dan muntah setiap habis makan dan minum. Terpasang NGT dekompresi, infus RL, D5, Panamin (2:1:1) 20 tetes permenit, cateter, warna cairan drainase kuning muda, urine berwarna kuning, sulit BAB dan BAB lendir 1x jumlah sedikit (bercak dicelana),warna hijau tua, aktivitas miring kiri/ kanan mandiri, duduk, mandi , berpakaian dengan bantuan keluarga, nyeri pada perut hilang timbul dengan skala nyeri 4 (sedang). Klien mengatakan cemas dengan rencana tindakan operasi, sejak masuk rs pasien dipuasakan, wajah tampak pucat, tampak tegang, kulit tampak kurang bersih, mukosa mulut tampak kurang bersih TTV: TD: 120/70 mmHg, HR: 89 x/m, RR; 18 x/m, S: 36℃, SpO2: 98 % peristaltik usus 0-1xpermenit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien:
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi
SDKI: Ketidakmampuan untuk berkemih atau defekasi secara rutin.
SLKI: Kemampuan untuk melakukan defekasi dengan frekuensi, konsistensi, dan pengeluaran yang sesuai.
SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pengosongan usus secara efektif dan aman.
2. Nyeri akut
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang nyata atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan.
SLKI: Tingkat kenyamanan secara fisik dan psikologis.
SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan.
3. Kecemasan
SDKI: Kekhawatiran, ketakutan, atau keprihatinan yang berkaitan dengan sumber yang dapat diidentifikasi dan tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh individu.
SLKI: Tingkat ketenangan, ketidakkhawatiran, dan rasa aman yang dialami oleh individu.
SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengurangi rasa cemas yang dialami oleh individu.
4. Risiko Defisit Nutrisi
SDKI: Risiko kurang asupan nutrisi oral yang dapat menyebabkan perubahan status gizi.
SLKI: Kemampuan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi individu.
B. PENJELASAN SINGKAT
1. Konstipasi: Klien mengalami kesulitan dalam melakukan BAB, perut kembung dan adanya pengeluaran BAB yang sedikit dengan konsistensi lendir. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya obstruksi atau perlambatan motilitas usus.
2. Nyeri akut: Klien mengeluhkan nyeri perut yang hilang timbul dengan skala sedang. Nyeri dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem pencernaan.
3. Kecemasan: Klien merasa cemas dengan rencana tindakan operasi yang akan dilakukan. Kecemasan dapat disebabkan oleh ketidakpastian kondisi dan prognosis penyakit.
4. Risiko Defisit Nutrisi: Klien mengalami mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan yang dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi. Hal ini dapat mempengaruhi status gizi klien. -
Article No. 5573 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.80
- Deskripsi: Implantasi atau penggantian perangkat jantung elektronik, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 (Penyakit paru obstruktif kronik, tidak spesifik):
- Pasien memiliki keluhan utama sesak napas yang telah berlangsung selama 8 tahun dan semakin memberat dalam 2 minggu terakhir.
- Pasien juga mengeluhkan batuk dengan sekret berwarna putih kental.
- Pasien merupakan mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti pada usia 45 tahun.
- Gejala-gejala ini mengarah pada diagnosis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
2. Kode ICD-9-CM Procedure 37.80 (Implantasi atau penggantian perangkat jantung elektronik, tidak terspesifikasi):
- Pasien telah terpasang pacemaker di bagian jantung.
- Kode ini digunakan untuk mencatat prosedur pemasangan atau penggantian perangkat jantung elektronik, dalam kasus ini adalah pemasangan pacemaker.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis utama pasien adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan pasien telah menjalani pemasangan pacemaker di jantung. -
Article No. 5574 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Tuan M mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, Perubahan pola napas, Produksi sputum yang berlebihan, Dispnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Tidak Ada Sputum
3. Pola Napas Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Manajemen Batuk
4. Manajemen Sputum
Pasien Tuan M mengalami sesak napas yang memberat, batuk dengan sputum kental putih, dan riwayat merokok sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif. Perawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, manajemen batuk, dan manajemen sputum untuk membantu mencapai bersihan jalan napas yang efektif, mengurangi produksi sputum, dan menjaga pola napas yang adekuat. -
Article No. 5575 | 14 Nov 2024
Klinis : Tuan m datang keluhan utama sesak nafas, sesak nafas dijumpai sejak 8 tahun ini dan memberat 2 minggu terakhir. sesak nafas tidak berhubungan dengan cuaca. batuk dijumpai dan sulit untuk dikeluarkan. sekret berwarna putih kental. klien adalah mantan perokok aktif sejak usia 15 tahun dan berhenti di usia 45 tahun dikarenakan sakit. nyeri dada dijumpai sejak 5 tahun ini, bersifat hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. klien sudah terpasang pitch maker dari bagian jantung. pasien tidak mampu menarik nafas dalam, retraksi iga dijumpai, cuping hidung dijumpai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tuan M adalah:
1. Pola napas tidak efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif
- SLKI: Fungsi Respirasi Terganggu
- SIKI: Gangguan Ventilasi Pernapasan
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak nafas yang memberat, batuk dengan sekret putih kental, serta tidak mampu menarik nafas dalam. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas pasien yang tidak efektif, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Kapasitas Aktivitas Menurun
- SIKI: Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak nafas yang memberat, retraksi iga, dan cuping hidung, yang dapat menghambat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kapasitas aktivitas pasien.
3. Nyeri dada
- SDKI: Nyeri
- SLKI: Fungsi Kardiovaskular Terganggu
- SIKI: Gangguan Rasa Nyaman
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri dada yang hilang timbul pada kedua area dada kiri dan kanan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada fungsi kardiovaskular pasien, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
Standar Diagnosa Keperawatan yang digunakan adalah SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).