Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5744 | 14 Nov 2024
Klinis : Pathway leukemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "Pathway leukemia" dengan format yang terstruktur dan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: C95.90
- Deskripsi: Leukemia tidak dijelaskan, tanpa pemeriksaan morfologi atau imunofenotipe
Penjelasan:
- Kode C95.90 dalam ICD-10 digunakan untuk mengklasifikasikan leukemia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain (NOS) dan tanpa spesifikasi morfologi atau imunofenotipe.
- Pathway leukemia merujuk pada proses perkembangan atau progresivitas penyakit leukemia, yang dapat mencakup berbagai jenis leukemia, seperti akut atau kronik, mieloid atau limfositik.
- Kode ini digunakan jika tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang jenis leukemia yang diderita pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Pemberian obat kemoterapi untuk penyakit neoplastik lainnya
Penjelasan:
- Kode 99.25 dalam ICD-9-CM digunakan untuk mengklasifikasikan pemberian obat kemoterapi untuk pengobatan penyakit neoplastik, termasuk leukemia.
- Pemberian kemoterapi mungkin menjadi bagian dari manajemen perawatan pasien dengan pathway leukemia, yang bertujuan untuk menghambat atau menghentikan perkembangan sel-sel leukemia.
- Kode ini mencakup pemberian obat-obatan kemoterapi secara intravena, intramuskular, atau subkutan.
Dalam penanganan pathway leukemia, kode ICD-10 C95.90 dapat digunakan untuk mengklasifikasikan diagnosis, dan kode ICD-9-CM 99.25 dapat digunakan untuk mengklasifikasikan prosedur pemberian kemoterapi, jika dilakukan. Penanganan pathway leukemia juga dapat melibatkan prosedur diagnostik, pemantauan, dan terapi lainnya, yang akan membutuhkan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 5745 | 14 Nov 2024
Klinis : Pathway leukemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pathway leukemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat pathway leukemia.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari infeksi selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Perawatan higiene
- Pemberian obat sesuai instruksi
- Edukasi pencegahan infeksi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah akibat pathway leukemia.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan asupan dan output nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Manajemen gejala mual dan muntah
- Edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Sebagai pakar perawat, saya berharap penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pathway leukemia secara akademis. -
Article No. 5558 | 14 Nov 2024
Klinis : BICARA PELO
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Komunikasi Verbal
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Komunikasi Verbal adalah ketidakmampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara lisan dengan jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Komunikasi Verbal adalah pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan jelas dan efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan komunikasi verbal pasien
2. Penggunaan teknik komunikasi yang sesuai dengan kondisi pasien
3. Kolaborasi dengan ahli wbicara atau terapis wicara untuk rehabilitasi komunikasi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif
5. Modifikasi lingkungan untuk mendukung komunikasi verbal yang efektif
Dengan penanganan yang komprehensif sesuai standar PPNI, diharapkan pasien dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi verbalnya sehingga dapat berinteraksi dan menyampaikan kebutuhan dengan baik. -
Article No. 5559 | 14 Nov 2024
Klinis : Mengeluhkan nyeri dada seperti tertindih skala 3/10 di daerah tengah dada (sternum) Mengatakan nyeri tidak menjalar dan hilang timbul Mengatakan berat saat menarik napas Mengatakan memiliki hipertensi, kolesterol, asam urat, dan diabetes Mengatakan rutin minum obat dari dokter Mengatakan sekarang merasa banyak pikiran Sekarang tinggal bersama anak di Jakarta Mengatakan tidak nafsu makan dan malas makan Mengatakan biasanya tidak pernah sahur saat puasa (puasa senin kamis) Mengatakan makan hanya ⅓ dari porsi yang diberikan di rumah sakit Mengatakan tidak pernah merasa lapar dan memilih puasa saja Mengatakan merasa malas dan takut makan karena penyakitnya saat ini Mengatakan BAB 2-3x/seminggu, feses terasa keras dan berwarna coklat Mengatakan BAK kurang lebih 1 jam sekali, berwarna bening dan kuning jernih Mengatakan belum tidur dari semalam Mengatakan biasanya tidur dari jam 9 malam – 4 pagi Mengatakan setiap malam terbangun untuk BAK dan merasa tidak segar setelah bangun Mengatakan akan sulit untuk tertidur kembali (kurang lebih dibutuhkan waktu 30–60 menit untuk tertidur kembali) Mengatakan tidur siang kurang lebih 30 menit Mengatakan pernah operasi katarak sebelum COVID dan sebelah kiri baru kanan Mengatakan ibu memiliki masalah jantung Mengatakan sering melakukan treadmill selama 15 menit dan sepeda statis setiap sore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Dada Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah dada.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri dada berkurang, pasien mampu mengontrol nyeri dada, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat nyeri dada.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, relaksasi, dan edukasi tentang nyeri dada.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Makan
- SDKI: Asupan makanan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Pasien mencapai berat badan ideal, pasien mampu mengatur pola makan yang sesuai, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat gangguan pola makan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain edukasi gizi, konseling gizi, dan pemantauan asupan nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Perubahan kualitas dan kuantitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- SLKI: Pasien melaporkan pola tidur yang adekuat, pasien mampu mengatasi masalah tidur, dan pasien tidak mengalami komplikasi akibat gangguan pola tidur.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang higiene tidur, relaksasi, dan manajemen stres.
Secara umum, pasien ini mengalami nyeri dada, gangguan pola makan, dan gangguan pola tidur yang terkait dengan kondisi medis yang dimiliki, seperti hipertensi, kolesterol, asam urat, diabetes, serta adanya faktor psikologis seperti banyak pikiran. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan harus fokus pada manajemen gejala, peningkatan kepatuhan pengobatan, serta promosi gaya hidup sehat. -
Article No. 5560 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Kekurangan volume cairan
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas:
- Karakteristik: Suara napas bronkial, batuk produktif, sesak napas, dan sputum yang berlebih.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru, efek obat, dan sekresi yang berlebihan.
2. Intoleransi aktivitas:
- Karakteristik: Kelelahan, dispnea, dan penurunan tingkat energi.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit paru, gejala penyakit, dan penurunan fungsi.
3. Kekurangan volume cairan:
- Karakteristik: Penurunan berat badan, penurunan turgor kulit, dan peningkatan rasa haus.
- Faktor yang berhubungan: Kehilangan cairan melalui pernafasan, demam, dan penurunan asupan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas yang efektif
2. Toleransi aktivitas yang memadai
3. Volume cairan yang adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen aktivitas
3. Manajemen cairan
Secara singkat, pasien ini mengalami masalah keperawatan terkait dengan bersihan jalan napas yang tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan kekurangan volume cairan. Rencana keperawatan akan fokus pada intervensi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, dan manajemen cairan. -
Article No. 5561 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru, tertutup [jarum biopsi]
Penjelasan:
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi di paru. Pada kasus tuberkulosis paru, konfirmasi diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan bakteriologis (misalnya, pemeriksaan sputum) dan/atau histologis (misalnya, biopsi paru).
Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi paru, tertutup [jarum biopsi]) dapat digunakan untuk tindakan pengambilan sampel jaringan paru melalui prosedur biopsi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat dilakukan jika diperlukan konfirmasi histologis dari lesi yang terlihat pada hasil pemeriksaan radiologi.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM digunakan untuk mencatat tindakan/prosedur medis, sedangkan kode ICD-10 digunakan untuk mencatat diagnosis. Penentuan kode yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan pengkodean yang sesuai. -
Article No. 5562 | 14 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan kebersihan jalan napas.
- Penyebab: Adanya sekresi mukus yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mengeluarkannya secara efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan atau melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Penyebab: Kelemahan umum dan sesak napas yang dialami pasien.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan dan mual yang dialami pasien.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pasien mengalami batuk berdahak yang disertai dengan suara napas bronkial di paru kanan atas, menandakan adanya sekresi mukus yang berlebihan dan tidak dapat dikeluarkan secara efektif.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen jalan napas, terapi batuk, dan tindakan fisioterapi dada untuk membantu membersihkan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien mengalami sesak napas, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik pada tingkat yang diinginkan.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup manajemen aktivitas, oksigenasi, dan latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan kehilangan berat badan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pengkajian nutrisi, pemberian dukungan nutrisi, dan edukasi mengenai peningkatan asupan nutrisi.
Secara umum, diagnosa keperawatan ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 5563 | 14 Nov 2024
Klinis : DO: - DS: - Ibu klien mengatakan An S mengeluh tidak enak badan - Suhu badan naik, Ibu klien mmengtakan suhu An S saat di periksa 39 C - - Ibu kien mengatakan An S mengeluh badannya terasa panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh respons fisiologis tubuh terhadap rangsangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
3. Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
4. Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk
5. Berikan obat penurun panas jika diperlukan
Dalam kasus ini, klien mengalami peningkatan suhu tubuh (39°C) yang merupakan salah satu tanda dan gejala hipertermia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan yang cukup, menciptakan lingkungan yang nyaman dan sejuk, serta pemberian obat penurun panas jika diperlukan. -
Article No. 5564 | 14 Nov 2024
Klinis : mohon buatkan DS dan DO pada pasien dengan diasnosa konstipasi pada ileus obstruktif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi konstipasi pada ileus obstruktif.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi Berhubungan dengan Obstruksi Usus
Definisi:
Konstipasi berhubungan dengan obstruksi usus adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan frekuensi, volume, atau kesulitan dalam defekasi yang disebabkan oleh adanya obstruksi mekanis di dalam sistem pencernaan.
Faktor Terkait:
- Obstruksi usus (tumor, striktur, volvulus, hernia)
- Penurunan motilitas usus
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Kurang asupan cairan dan serat
Gejala dan Tanda Mayor (DS dan DO):
Data Subjektif (DS):
- Keluhan sulit buang air besar
- Perut terasa penuh dan kembung
- Distensi abdominal
- Mual dan muntah
Data Objektif (DO):
- Hasil pemeriksaan imaging menunjukkan adanya obstruksi usus
- Peristaltik usus menurun
- Abdomen tampak distended
- Tanda-tanda dehidrasi (kulit kering, turgor kulit menurun)
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Konstipasi
2. Manajemen Nyeri
3. Manajemen Cairan
4. Manajemen Nutrisi
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pengeluaran feses normal
2. Penurunan rasa tidak nyaman akibat konstipasi
3. Keseimbangan cairan yang memadai
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dalam penanganan konstipasi pada ileus obstruktif, perawat berperan penting dalam melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Perawat harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang efektif bagi pasien. -
Article No. 5565 | 14 Nov 2024
Klinis : Mohon jelaskan jumlah peristaltik usus dan bising usus pada orang dengan ileus obstruksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ileus obstruksi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Fungsi Gastrointestinal
Definisi: Penurunan kemampuan saluran gastrointestinal untuk melakukan fungsi pencernaan dan penyerapan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
a. Gejala dan tanda: Penurunan atau tidak ada peristaltik usus, bising usus hipoaktif atau tidak ada, nyeri abdomen, distensio abdomen, muntah, konstipasi, dan malabsorpsi.
b. Faktor risiko: Obstruksi mekanis, ileus paralitik, dan penurunan asupan cairan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
a. Luaran yang diharapkan: Peristaltik usus membaik, bising usus normal, nyeri abdomen menurun, distensio abdomen berkurang, tidak ada muntah, dan fungsi gastrointestinal membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
a. Intervensi keperawatan: Observasi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen nutrisi dan cairan, manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam kondisi ileus obstruksi, pasien akan mengalami penurunan atau tidak ada peristaltik usus dan bising usus yang hipoaktif atau tidak ada. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi mekanis pada saluran pencernaan, sehingga menghambat pergerakan dan fungsi usus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, manajemen nutrisi dan cairan, manajemen nyeri, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mengatasi penyebab dan gejala ileus obstruksi.