Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20001 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien sedang dilakukan foto terapi selama 24 jam dari jam 13:00, setelah dilakukan foto terapi diharapkan ikterik neonatus berkurang, bayi di berikan minuman ASI/PASI sesuia program di RS, daan di lakukan perawatan bayi seperti mengganti popok sesui program rs. Selama proses fototerapi dx apa yang akan kamu ambil?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda tanyakan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan kondisi pasien yang sedang menjalani fototerapi selama 24 jam untuk mengurangi ikterik neonatus, serta mendapatkan asupan ASI/PASI dan perawatan bayi, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Ketidakefektifan pembuangan urin (00023)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara lengkap.
Faktor yang berhubungan: Proses patologis (hiperbilirubinemia neonatus).
b. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko terkena infeksi.
Faktor yang berhubungan: Prosedur invasif (fototerapi).
c. Kurang pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Faktor yang berhubungan: Kurang paparan informasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Keefektifan pembuangan urin (0016)
- Indikator: Frekuensi berkemih, volume urin, konsistensi urin.
- Kriteria hasil: Frekuensi berkemih normal, volume urin adekuat, konsistensi urin normal.
b. Kontrol risiko (1902)
- Indikator: Kemampuan untuk mengidentifikasi risiko, kemampuan untuk mengurangi risiko.
- Kriteria hasil: Pasien/keluarga mampu mengidentifikasi dan mengurangi risiko infeksi.
c. Pengetahuan: Perawatan kesehatan (1803)
- Indikator: Pemahaman tentang prosedur perawatan, pemahaman tentang tujuan perawatan.
- Kriteria hasil: Pasien/keluarga memahami prosedur dan tujuan fototerapi, pemberian ASI/PASI, dan perawatan bayi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen eliminasi (0610)
- Aktivitas: Monitor intake dan output cairan, monitor konsistensi dan frekuensi urin, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk intervensi terkait eliminasi.
b. Manajemen risiko (6490)
- Aktivitas: Identifikasi faktor risiko infeksi, edukasi pasien/keluarga tentang tanda-tanda infeksi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk intervensi terkait pencegahan infeksi.
c. Edukasi kesehatan (5510)
- Aktivitas: Identifikasi kebutuhan belajar pasien/keluarga, sediakan materi edukasi tentang fototerapi, pemberian ASI/PASI, dan perawatan bayi, evaluasi pemahaman pasien/keluarga.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang telah dipaparkan diharapkan dapat membantu mencapai tujuan perawatan pasien yang sedang menjalani fototerapi, pemberian ASI/PASI, dan perawatan bayi sesuai program rumah sakit. Penjelasan ini disusun dengan nada akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 20002 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien laki-laki berumur 35 tahun dengan diagnosa medis skiofrenia hebefrenik dengan gejala awal yang ditunjukkan marah-marah,membanting motor, dengan riwayat pernah sakit jiwa 2 tahun yang lalu dan riwayat pernikahan yaitu menikah dengan istri pertama dikaruniai anak 2 dan bercerai menikah lagi dengan istri kedua dikaruniai 1 anak, pasien mengatakan rindu anak, rindu pekerjaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda uraikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Resiko Perilaku Kekerasan (10017)
SDKI: Resiko Perilaku Kekerasan
SLKI: Pengendalian Perilaku Kekerasan
SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Definisi:
Risiko munculnya perilaku yang dapat menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan sebagai bentuk ekspresi kemarahan yang tidak terkontrol.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Kecemasan (10003)
SDKI: Kecemasan
SLKI: Manajemen Kecemasan
SIKI: Terapi Relaksasi
Definisi:
Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam kehidupan yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikontrol.
3. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Proses Pikir (10006)
SDKI: Gangguan Proses Pikir
SLKI: Manajemen Gangguan Proses Pikir
SIKI: Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Kognitif
Definisi:
Perubahan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk memproses, mengintegrasikan, atau menginterpretasikan informasi secara efektif.
4. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakberdayaan (10009)
SDKI: Ketidakberdayaan
SLKI: Pemberdayaan
SIKI: Terapi Suportif
Definisi:
Persepsi individu bahwa ia tidak dapat mempengaruhi peristiwa dan situasi yang berdampak pada dirinya.
Kode dan definisi di atas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20003 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien laki-laki berumur 35 tahun dengan diagnosa medis skiofrenia hebefrenik dengan gejala awal yang ditunjukkan marah-marah,membanting motor, dengan riwayat pernah sakit jiwa 2 tahun yang lalu dan riwayat pernikahan yaitu menikah dengan istri pertama dikaruniai anak 2 dan bercerai menikah lagi dengan istri kedua dikaruniai 1 anak, pasien mengatakan rindu anak, rindu pekerjaan, dan pasien sendiri lebih sering bilang laki-laki itu tujuannya untuk bekerja
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F20.1
- Deskripsi: Skizofrenia hebefrenik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 35 tahun menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan diagnosis skizofrenia hebefrenik (F20.1 dalam ICD-10). Skizofrenia hebefrenik adalah subtipe skizofrenia yang ditandai dengan gejala positif seperti marah-marah, perilaku yang tidak terkontrol (membanting motor), serta gejala negatif seperti apatis, penurunan motivasi, dan isolasi sosial.
Pasien memiliki riwayat penyakit jiwa sebelumnya, yang dapat menjadi faktor predisposisi untuk kekambuhan atau perkembangan lebih lanjut dari kondisi skizofrenia. Selain itu, riwayat pernikahan yang berakhir dengan perceraian dan rindu terhadap anak serta pekerjaan dapat menjadi faktor psikososial yang dapat mempengaruhi kondisi pasien.
Untuk tindakan medis, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Penanganan yang mungkin dilakukan dapat berupa terapi farmakologis dengan obat antipsikotik, terapi psikososial, serta intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaan pasien. -
Article No. 20004 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien laki-laki berumur 35 tahun dengan diagnosa medis skiofrenia hebefrenik dengan gejala awal yang ditunjukkan marah-marah,membanting motor, dengan riwayat pernah sakit jiwa 2 tahun yang lalu dan riwayat pernikahan yaitu menikah dengan istri pertama dikaruniai anak 2 dan bercerai menikah lagi dengan istri kedua dikaruniai 1 anak, pasien mengatakan rindu anak, rindu pekerjaan, dan pasien sendiri lebih sering bilang laki-laki itu tujuannya untuk bekerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
2. Kesepian (00053)
3. Ketidakberdayaan (00125)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
Definisi: Adanya potensi untuk terjadinya perilaku agresif yang dapat menyebabkan cidera pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
2. Kesepian (00053)
Definisi: Perasaan tidak menyenangkan yang dialami individu karena ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan akan hubungan sosial.
3. Ketidakberdayaan (00125)
Definisi: Persepsi individu bahwa ia tidak dapat mempengaruhi situasi atau peristiwa yang terjadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
- Kontrol Perilaku
- Keamanan Diri
2. Kesepian (00053)
- Interaksi Sosial
- Harga Diri
3. Ketidakberdayaan (00125)
- Kontrol Diri
- Harapan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
- Manajemen Marah
- Pencegahan Kekerasan
2. Kesepian (00053)
- Peningkatan Dukungan Sosial
- Terapi Aktivitas Kelompok
3. Ketidakberdayaan (00125)
- Pemberdayaan
- Manajemen Stres
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran sebagai perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. -
Article No. 20005 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien ketika berbicara ngelantur, sulit untuk diajak komunikasi, ketika bangun tidur sering lupa tentang dirinya, dan khawatir akan keamanan dirinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda kemukakan, yaitu pasien mengalami ngelantur saat berbicara, sulit berkomunikasi, sering lupa diri saat bangun tidur, serta khawatir akan keamanan dirinya, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Gangguan Proses Pikir Terganggu
Definisi: Pola pikir yang tidak logis, tidak terorganisir, atau tidak sesuai dengan realitas.
Faktor yang berhubungan: Penurunan kemampuan kognitif, ketidakseimbangan neurokimia, perubahan struktural otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Proses Pikir
Definisi: Kemampuan berpikir yang terorganisir, logis, dan sesuai dengan realitas.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat berbicara dengan jelas dan terorganisir.
- Pasien mampu mempertahankan perhatian dan fokus selama percakapan.
- Pasien dapat mengingat informasi tentang dirinya dan lingkungannya.
- Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan situasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Psikotik
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk membantu pasien dengan gangguan proses pikir terganggu.
Aktivitas:
- Menilai status mental pasien secara berkala.
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan aman bagi pasien.
- Membantu pasien dalam melakukan aktivitas harian secara bertahap.
- Memberikan terapi reminiscence untuk membantu pasien mengingat informasi tentang dirinya.
- Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien dan memberikan edukasi terkait kondisi pasien.
- Memberikan terapi farmakologis sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi gejala psikotik.
- Memantau efek samping dan respons pasien terhadap terapi farmakologis.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Proses Pikir Terganggu" dipilih karena pasien menunjukkan gejala ngelantur saat berbicara, sulit berkomunikasi, sering lupa diri saat bangun tidur, serta khawatir akan keamanan dirinya, yang menunjukkan adanya gangguan dalam proses berpikir pasien. Luaran yang diharapkan adalah "Peningkatan Proses Pikir", yaitu kemampuan berpikir yang terorganisir, logis, dan sesuai dengan realitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Psikotik", yang mencakup berbagai aktivitas untuk membantu pasien dalam mengatasi gangguan proses pikir, termasuk penilaian status mental, penciptaan lingkungan yang tenang dan aman, terapi reminiscence, pelibatan keluarga, serta pemberian terapi farmakologis. -
Article No. 20006 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien ketika berbicara ngelantur, sulit untuk diajak komunikasi, ketika bangun tidur sering lupa tentang dirinya karena faktor usia, dan khawatir akan keamanan dirinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
a. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Perubahan Struktur dan Fungsi Otak Akibat Proses Degeneratif.
Pasien mengalami gangguan proses pikir, yang ditandai dengan pembicaraan yang ngelantur, sulit diajak komunikasi, dan sering lupa tentang dirinya. Hal ini berkaitan dengan perubahan struktur dan fungsi otak akibat proses degeneratif yang terjadi karena faktor usia.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan Proses Pikir
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam proses pikirnya, seperti mampu berkomunikasi dengan lebih baik, pembicaraan yang lebih teratur, dan dapat mengingat dirinya dengan lebih baik.
b. Peningkatan Keamanan Diri
Selain itu, diharapkan pasien dapat meningkatkan keamanan dirinya, yang ditandai dengan berkurangnya kewaspadaan dan kecemasan terkait keselamatannya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Gangguan Proses Pikir
- Lakukan pengkajian komprehensif terhadap proses pikir pasien, termasuk pembicaraan, daya ingat, dan orientasi.
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif.
- Berikan stimulasi kognitif melalui aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien, seperti permainan sederhana atau diskusi ringan.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu pasien mengenali dirinya.
b. Manajemen Keamanan
- Lakukan identifikasi faktor risiko keamanan diri pasien, seperti risiko jatuh atau cedera.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait strategi untuk meningkatkan keamanan diri.
- Sediakan alat bantu atau modifikasi lingkungan untuk mencegah risiko keamanan, seperti pagar pengaman di tempat tidur.
- Lakukan pemantauan keamanan pasien secara berkala dan berikan intervensi yang sesuai.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan proses pikir dan keamanan diri, sehingga kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. -
Article No. 19968 | 22 Jul 2025
Klinis : batuk 2 minggu, demam, pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda berikan, yaitu batuk 2 minggu, demam, dan pusing, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab yang mungkin terkait dengan kondisi ini antara lain produksi sekret yang berlebihan, adanya obstruksi jalan napas, dan ketidakmampuan untuk batuk atau bernapas secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas
a. Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk secara efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien memperlihatkan pola napas yang teratur
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
b. Skala Hasil:
- Skor 5 (Sangat Baik): Pasien dapat batuk secara efektif, pola napas teratur, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
- Skor 1 (Buruk): Pasien tidak dapat batuk secara efektif, pola napas tidak teratur, dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan napas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Tujuan: Mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan napas.
b. Aktivitas:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan ketidaknyamanan).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan terapi inhalasi (misalnya bronkodilator) sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan pernapasan dalam.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
2. Manajemen Demam
a. Tujuan: Menurunkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
b. Aktivitas:
- Monitor suhu tubuh secara berkala.
- Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai indikasi.
- Pertahankan intake cairan yang adekuat.
- Lakukan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
3. Manajemen Nyeri Kepala
a. Tujuan: Mengurangi rasa nyeri kepala yang dirasakan pasien.
b. Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap nyeri.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada pemulihan bersihan jalan napas, manajemen demam, serta penanganan nyeri kepala, diharapkan pasien dapat memperoleh hasil yang optimal dan pulih dari kondisi yang dialami. -
Article No. 19969 | 22 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dari saluran napas.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
2. Kurang Pengetahuan (00126)
- SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- SLKI: Tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan topik tertentu.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan topik tertentu.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tindakan untuk memfasilitasi toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas fisik.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas fisik.
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031):
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya masalah dalam membersihkan saluran napas. Intervensi keperawatan diperlukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan obstruksi dari saluran napas.
2. Kurang Pengetahuan (00126):
Pasien baru didiagnosis dengan tuberkulosis paru, sehingga kemungkinan besar memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit dan penatalaksanaannya. Intervensi keperawatan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait dengan penyakit dan perawatannya.
3. Intoleransi Aktivitas (00092):
Pasien mengalami gejala seperti demam dan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan. Intervensi keperawatan diperlukan untuk memfasilitasi toleransi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik. -
Article No. 19970 | 22 Jul 2025
Klinis : Bab cair 2 hari,hari ini 4x, muntah setiap makan dan minum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Bab cair 2 hari, hari ini 4x, muntah setiap makan dan minum
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu bab cair 2 hari, hari ini 4x, dan muntah setiap makan dan minum, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Diare (Diarrhea)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Penyebab: Infeksi gastrointestinal, malabsorpsi, diet yang tidak tepat, efek samping obat, stres emosional.
Gejala: Feses cair atau encer, sering BAB, rasa tidak nyaman di abdomen, dehidrasi.
b. Intoleransi Makan (Impaired Nutrition: Ingestion)
Definisi: Ketidakmampuan untuk makan atau minum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Mual, muntah, anoreksia, disfagia, disfungsi gastrointestinal.
Gejala: Penurunan asupan nutrisi, penurunan berat badan, kelemahan, dehidrasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Pemulihan Keseimbangan Cairan (Fluid Balance Restoration)
Definisi: Tercapainya keseimbangan cairan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Intake dan output cairan seimbang
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
b. Pemulihan Nutrisi (Nutrition Status: Restoration)
Definisi: Tercapainya status nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Intervensi terkait Pemulihan Keseimbangan Cairan:
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena jika perlu untuk mencegah dehidrasi
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi
b. Intervensi terkait Pemulihan Nutrisi:
- Evaluasi status nutrisi pasien
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan diserap
- Bantu pasien dalam makan dan minum jika diperlukan
- Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan keseimbangan cairan dan status nutrisi yang adekuat. Hal ini penting untuk membantu proses pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 19921 | 22 Jul 2025
Klinis : sesak nafas, dahak positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi sesak nafas dengan dahak positif:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- SLKI: Pemeliharaan Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Peningkatan Ventilasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031):
- Kode SDKI: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Indikasi: Adanya sputum/dahak yang berlebihan, ketidakmampuan untuk batuk/mengusir sputum, serta suara napas tambahan (ronki, wheezing).
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032):
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Indikasi: Napas dangkal, cepat, atau tidak teratur, serta penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
3. Intoleransi Aktivitas (00092):
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Indikasi: Kelelahan yang berlebihan, kesulitan bernapas saat beraktivitas, serta penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kode SLKI dan SIKI terkait dengan masing-masing diagnosa keperawatan di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan dan intervensi keperawatan yang sesuai.