Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20592 | 10 Aug 2025
Klinis : pasien perempuan umur 70 tahun dengan diagnosa adhf,dm dan hipertensi dengan oedem kaki dan ada suara ronkhi pada paru paru,mengeluhkan sesak, kardiomegali
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau trakeal-alveolar.
Faktor yang Berhubungan:
- Penyakit kardiovaskular (Gagal jantung)
- Penyakit ginjal
- Obat-obatan
- Pembatasan natrium
- Pembatasan cairan
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
Faktor yang Berhubungan:
- Hipersekresi mukus
- Kelemahan otot pernapasan
- Peningkatan produksi sekret
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda edema
- Intake dan output cairan seimbang
- Berat badan stabil
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Pola napas efektif
- Tidak ada suara napas tambahan
- Klien dapat batuk dan bernapas dalam secara efektif
- Sekresi saluran napas minimal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelebihan Volume Cairan (00026)
- Pantau tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau intake dan output cairan
- Timbang berat badan harian
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian diuretik, agen anti-hipertensi, dan pembatasan cairan
- Ajarkan klien tentang pembatasan cairan dan natrium
- Observasi tanda-tanda edema
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Pantau pola napas dan suara napas tambahan
- Lakukan fisioterapi dada dan teknik batuk yang efektif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan klien teknik batuk dan napas dalam yang efektif
- Bantu klien untuk mempertahankan posisi yang nyaman
Penjelasan Rinci:
Pasien perempuan berusia 70 tahun dengan diagnosa ADHF (Acute Decompensated Heart Failure), DM, dan hipertensi menunjukkan gejala klinis yang mengindikasikan adanya kelebihan volume cairan dan bersihan jalan napas yang tidak efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (gagal jantung), penyakit ginjal, dan diabetes mellitus.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Kelebihan Volume Cairan (00026) dan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031). Kelebihan volume cairan dapat ditandai dengan edema kaki dan kardiomegali, sedangkan bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya suara ronki pada paru-paru dan keluhan sesak napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) meliputi stabilnya tanda-tanda vital, tidak adanya tanda-tanda edema, seimbangnya intake dan output cairan, serta berat badan yang stabil untuk Kelebihan Volume Cairan (00026). Untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031), diharapkan pola napas yang efektif, tidak ada suara napas tambahan, kemampuan klien untuk batuk dan bernapas dalam secara efektif, serta sekresi saluran napas yang minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi pemantauan tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta berat badan harian. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian diuretik, agen anti-hipertensi, dan pembatasan cairan juga diperlukan. Selain itu, edukasi kepada klien tentang pembatasan cairan dan natrium, serta observasi tanda-tanda edema juga penting dilakukan.
Untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031), intervensi yang diperlukan adalah pemantauan pola napas dan suara napas tambahan, fisioterapi dada dan teknik batuk yang efektif, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik, pemberian oksigen sesuai kebutuhan, serta edukasi kepada klien tentang teknik batuk dan napas dalam yang efektif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tim medis, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan membantu pasien dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 20593 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan latar belakang dan masalah nutrisi yang disampaikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O26.0
- Deskripsi: Defisiensi asam folat dalam kehamilan
Penjelasan:
Kode ICD-10 O26.0 (Defisiensi asam folat dalam kehamilan) sesuai dengan kondisi Sarah, yang mengalami kekurangan asam folat selama awal kehamilan. Kondisi ini meningkatkan risiko cacat tabung saraf pada janin, seperti spina bifida.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: V78.2
- Deskripsi: Skrining prenatal untuk kelainan tabung saraf
Penjelasan:
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, dapat diasumsikan bahwa dokter melakukan skrining prenatal untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan tabung saraf pada janin. Kode ICD-9-CM V78.2 (Skrining prenatal untuk kelainan tabung saraf) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan pemeriksaan ini.
Selain itu, dokter juga memberikan edukasi intensif kepada Sarah mengenai pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan intervensi terhadap risiko cacat lahir akibat defisiensi asam folat. -
Article No. 20594 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan latar belakang kasus yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Nutrisi Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan (SDKI Kode: 00235)
Penjelasan Singkat:
Risiko Ketidakefektifan Nutrisi Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat, yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi yang tepat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00235
Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1814
Judul: Pengetahuan: Manajemen Nutrisi
Definisi: Tingkat pemahaman individu tentang perencanaan dan pelaksanaan nutrisi yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6550
Judul: Edukasi Nutrisi
Definisi: Membantu individu memahami dan menerapkan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang sehat.
Dalam kasus ini, Sarah berisiko mengalami Risiko Ketidakefektifan Nutrisi Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan karena ia sering melewatkan sarapan, tidak menyukai sayuran hijau, dan tidak mengonsumsi suplemen asam folat selama awal kehamilan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Edukasi Nutrisi, yang bertujuan untuk membantu Sarah memahami dan menerapkan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang sehat, terutama asupan asam folat selama kehamilan. -
Article No. 20595 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan latar belakang dan masalah nutrisi yang disampaikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nutrisi Tidak Adekuat: Kebutuhan Tubuh Kurang
- Definisi: Asupan makanan dan/atau zat gizi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Tanda dan Gejala: Berat badan tidak sesuai usia gestasi, intake makanan tidak adekuat, ditemukan defisiensi nutrisi spesifik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemenuhan Nutrisi
- Kriteria Hasil:
- Asupan nutrisi mencapai kebutuhan tubuh
- Tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
- Berat badan sesuai usia gestasi
- Tidak ada komplikasi kesehatan terkait defisiensi nutrisi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi dan pola makan
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan, terutama asam folat
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen asam folat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk rencana diet yang kaya asam folat
- Monitor asupan nutrisi dan progress berat badan
- Evaluasi dan modifikasi intervensi sesuai respon pasien
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Nutrisi Tidak Adekuat: Kebutuhan Tubuh Kurang" dipilih karena Sarah memiliki defisiensi asam folat, yang merupakan zat gizi penting untuk perkembangan janin. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan serius, sehingga perlu segera diatasi.
Luaran/Output yang diharapkan adalah Pemenuhan Nutrisi, dimana asupan nutrisi, terutama asam folat, dapat tercukupi sehingga tidak ada tanda-tanda defisiensi dan perkembangan janin dapat berjalan normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan mencakup Manajemen Nutrisi, yaitu pengkajian status nutrisi, edukasi, kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk pemberian suplemen dan rencana diet yang tepat, serta monitor dan evaluasi secara berkala. Tujuannya adalah untuk memastikan kebutuhan nutrisi Sarah dan janin terpenuhi. -
Article No. 20596 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Kondisi di mana individu mengalami risiko kekurangan asupan makanan dan/atau cairan yang dibutuhkan untuk metabolisme normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator:
a. Mencapai/mempertahankan berat badan yang sesuai untuk usia dan kondisi
b. Tingkat energi dalam rentang normal
c. Tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien (riwayat makan, berat badan, dll.)
- Identifikasi faktor risiko yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai, termasuk asupan asam folat yang cukup
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan, terutama asam folat
- Monitor asupan nutrisi dan respons pasien terhadap intervensi
2. Peningkatan Pengetahuan
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan
- Berikan edukasi tentang sumber-sumber makanan kaya asam folat dan pentingnya suplemen asam folat
- Dorong pasien untuk aktif bertanya dan terlibat dalam perencanaan diet
3. Dukungan Emosional
- Diskusikan perasaan pasien terkait kondisinya dan kemungkinan dampak pada janin
- Berikan dukungan dan validasi atas upaya pasien untuk memperbaiki asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk memberi dukungan komprehensif
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" sesuai dengan kondisi Sarah yang memiliki riwayat asupan asam folat yang tidak adekuat selama awal kehamilan. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi, ditandai dengan berat badan yang sesuai, energi yang memadai, dan tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nutrisi, peningkatan pengetahuan, dan dukungan emosional untuk membantu Sarah mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 20597 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Latar Belakang Kasus:**
Sarah, usia 28 tahun, mengalami defisiensi asam folat selama kehamilan akibat pola makan tidak seimbang (melewatkan sarapan, rendah asupan sayuran hijau) dan tidak mengonsumsi suplemen pra-kehamilan. Kondisi ini meningkatkan risiko *neural tube defect* (NTD) seperti spina bifida pada janin.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0026** – **Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh**
*(Risk for Imbalanced Nutrition: Less Than Body Requirements)*
**Penjelasan:**
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), diagnosa ini menggambarkan kerentanan Sarah terhadap defisiensi nutrisi spesifik (asam folat) yang dapat mengganggu kesehatan maternal dan perkembangan janin. Faktor risiko utama meliputi:
- Pola makan tidak adekuat (minim sayuran hijau, melewatkan waktu makan).
- Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
- Riwayat tidak mengonsumsi suplemen pra-konsepsi.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.14016** – **Pengetahuan tentang Nutrisi Meningkat**
*(Knowledge: Nutrition Improved)*
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien mampu menyebutkan **3 sumber makanan kaya folat** (misal: bayam, brokoli, kacang merah).
- Klien memahami **dampak defisiensi asam folat** terhadap perkembangan janin.
- Klien konsisten mengonsumsi suplemen folat sesuai resep.
**Kode Tambahan: L.14001** – **Kepatuhan terhadap Rekomendasi Diet**
*(Compliance with Dietary Recommendations)*
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.15224** – **Edukasi Nutrisi**
*(Nutritional Education)*
**Rencana Tindakan:**
- **Penyuluhan individual** tentang:
- Peran asam folat dalam pencegahan NTD (*Neural Tube Defects*).
- Daftar makanan tinggi folat dan strategi memasak untuk mempertahankan nutrisi (misal: hindari overcooking sayuran).
- **Kolaborasi dengan ahli gizi** untuk menyusun menu harian.
- **Pemantauan asupan folat** melalui *food diary* dan evaluasi laboratorium ulang.
**Kode Tambahan: I.18020** – **Dukungan Emosional**
*(Emotional Support)*
- Mengatasi perasaan bersalah klien dengan pendekatan *non-judgmental*.
- Memotivasi klien untuk fokus pada perubahan perilaku positif.
---
### **Dasar Teoritis**
- **Asam folat** (vitamin B9) esensial untuk sintesis DNA dan pembentukan tabung saraf janin pada trimester pertama (WHO, 2022).
- Defisiensi folat meningkatkan risiko NTD hingga 70% (CDC, 2021).
- Intervensi edukasi efektif meningkatkan kepatuhan suplementasi folat (Journal of Midwifery, 2023).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- WHO. (2022). *Guideline on Prenatal Care for a Positive Pregnancy Experience*.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan dokumentasi rekam medis. -
Article No. 20598 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Latar Belakang:
- Sarah sering melewatkan sarapan dan tidak menyukai sayuran hijau, sehingga berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai.
- Sebelum dan selama awal kehamilan, Sarah tidak mengonsumsi suplemen asam folat, yang meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi: Adekuat
Definisi: Individu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia, jenis kelamin, aktivitas, dan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Gizi
- Jelaskan pentingnya asam folat selama kehamilan untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin.
- Anjurkan Sarah untuk mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan.
- Edukasi tentang pentingnya sarapan dan konsumsi sayuran hijau untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan Sarah selama kehamilan.
- Pantau asupan nutrisi Sarah secara berkala dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena Sarah memiliki faktor risiko, yaitu sering melewatkan sarapan, tidak menyukai sayuran hijau, dan tidak mengonsumsi suplemen asam folat sebelum dan selama awal kehamilan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya kekurangan nutrisi, khususnya asam folat, yang dapat berdampak pada perkembangan janin.
Luaran yang diharapkan adalah "Asupan Nutrisi: Adekuat", di mana Sarah dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah edukasi gizi dan manajemen nutrisi, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Sarah tentang pentingnya asam folat dan nutrisi yang seimbang, serta memastikan asupan nutrisinya terpenuhi sesuai kebutuhan. -
Article No. 20599 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Latar Belakang Kasus:**
Sarah (28 tahun), desainer grafis dengan kebiasaan melewatkan sarapan dan asupan sayuran hijau yang rendah, mengalami defisiensi asam folat selama kehamilan. Kondisi ini meningkatkan risiko *neural tube defect* (NTD) seperti *spina bifida* pada janin. Intervensi diberikan berupa suplementasi asam folat dosis tinggi dan modifikasi diet.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: B.3.1)**
**Defisit Pengetahuan tentang Kebutuhan Nutrisi dan Suplementasi Asam Folat**
*(Deficient Knowledge: Nutrition and Folic Acid Supplementation)*
**Penjelasan SDKI:**
Diagnosa ini mencerminkan ketidakadekuatan pemahaman Sarah mengenai pentingnya asam folat dalam mencegah NTD, serta kurangnya kesadaran akan sumber makanan kaya folat. Kode B.3.1 mengacu pada defisit pengetahuan terkait manajemen nutrisi (PPNI, 2017).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI – Kode: L.3.1.1)**
**Pengetahuan Klien tentang Nutrisi Meningkat**
*(Knowledge: Nutrition Adequate)*
**Kriteria Evaluasi (SKNI):**
- Menyebutkan manfaat asam folat untuk perkembangan janin.
- Mengidentifikasi 3 sumber makanan kaya folat (e.g., bayam, brokoli, kacang-kacangan).
- Konsisten mengonsumsi suplemen sesuai resep.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: I.3.1.1.1)**
**Edukasi Kebutuhan Nutrisi dan Suplementasi**
*(Nutrition Education and Supplementation Management)*
**Tindakan Spesifik:**
- **Penyuluhan Individual (I.3.1.1.1):**
- Menjelaskan hubungan defisiensi folat dengan risiko NTD menggunakan media visual.
- Melibatkan Sarah dalam perencanaan menu harian kaya folat.
- **Kolaborasi (I.3.2.1):**
- Koordinasi dengan dokter untuk memantau kadar serum folat dan kepatuhan suplementasi.
- **Dukungan Emosional (I.5.1):**
- Mengurangi rasa bersalah dengan pendekatan *non-judgmental* dan motivasi perubahan perilaku.
---
### **Dasar Teori:**
- Asam folat esensial untuk sintesis DNA dan penutupan tabung saraf janin pada trimester pertama (WHO, 2022).
- Rekomendasi suplementasi: 400–800 mcg/hari untuk wanita hamil (Kemenkes RI, 2020).
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- WHO. (2022). *Guidelines on Maternal Nutrition*.
**Catatan:** Intervensi difokuskan pada pemberdayaan klien melalui edukasi dan dukungan psikologis untuk meminimalkan risiko komplikasi. -
Article No. 20600 | 10 Aug 2025
Klinis : Latar Belakang: Sarah usia 28 tahun adalah seorang desainer grafis yang sibuk dan sering melewatkan sarapan. Ia juga tidak terlalu menyukai sayuran hijau. Sebelum dan selama awal kehamilan, ia tidak mengonsumsi suplemen asam folat karena ia merasa "cukup sehat." Masalah Nutrisi: Selama pemeriksaan rutin trimester pertama, dokter menemukan bahwa kadar asam folat Sarah sangat rendah. Kekurangan asam folat pada awal kehamilan meningkatkan risiko cacat lahir serius pada janin, seperti spina bifida (cacat tabung saraf). Dampak: Dokter memberikan edukasi intensif kepada Sarah tentang pentingnya asam folat untuk perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin. Sarah kini harus mengonsumsi suplemen asam folat dosis tinggi setiap hari dan menambah asupan makanan kaya folat seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan. Ia merasa sangat menyesal karena kurangnya pengetahuan ini berpotensi membahayakan bayinya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan untuk kondisi Sarah adalah sebagai berikut:
1. Ketidakadekuatan Asupan Nutrisi (NANDA-I: 00002)
Definisi: Intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kode SDKI: P-00001
Kode SLKI: P-0001
Kode SIKI: P-0001
2. Risiko Cacat Lahir (NANDA-I: 00111)
Definisi: Risiko terjadinya kelainan kongenital atau abnormalitas pada bayi yang baru lahir.
Kode SDKI: R-00062
Kode SLKI: R-0062
Kode SIKI: R-0062
Penjelasan singkat:
1. Ketidakadekuatan Asupan Nutrisi (P-00001)
Masalah ini terjadi karena Sarah sering melewatkan sarapan dan tidak terlalu menyukai sayuran hijau, yang merupakan sumber asam folat. Hal ini menyebabkan asupan nutrisi yang tidak mencukupi, terutama asam folat, yang penting untuk perkembangan janin.
2. Risiko Cacat Lahir (R-00062)
Masalah ini terkait dengan kekurangan asam folat pada awal kehamilan Sarah. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat tabung saraf pada janin, seperti spina bifida. Edukasi intensif dari dokter dan perubahan pola makan Sarah diharapkan dapat mengurangi risiko ini.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai standar yang digunakan oleh perawat di Indonesia. Kode-kode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah keperawatan, hasil yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 20601 | 10 Aug 2025
Klinis : batuk, sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi batuk dan sesak, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi batuk dan sesak adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mencerminkan adanya hambatan dalam proses bersihan jalan napas, yang dapat menyebabkan akumulasi sekret dan kesulitan bernapas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, atau penyakit paru-paru lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (SLKI, 2019): Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk atau suction secara efektif, tidak ada suara napas tambahan, dan frekuensi napas dalam batas normal.
2. Bebas Distres Pernapasan (SLKI, 2019): Pasien tidak mengalami sesak napas, dapat bernapas dengan nyaman, dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan secara berlebihan.
3. Pengetahuan Tentang Manajemen Batuk dan Sesak (SLKI, 2019): Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda, dan gejala batuk dan sesak, serta tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi tersebut.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI, 2018):
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk menilai status bersihan jalan napas.
- Bantu pasien melakukan teknik batuk efektif, seperti batuk dengan perut atau batuk berkala.
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk membantu ventilasi.
2. Manajemen Distres Pernapasan (SIKI, 2018):
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan relaksasi untuk mengurangi sesak napas.
- Pertahankan posisi yang nyaman bagi pasien, seperti semifowler atau posisi duduk.
- Pantau tanda-tanda vital dan observasi perubahan status pernapasan.
3. Edukasi Kesehatan (SIKI, 2018):
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, dan gejala batuk dan sesak.
- Ajarkan strategi manajemen mandiri, seperti penggunaan bronkodilator, penghirupan uap, dan penghindaran faktor pemicu.
- Berikan informasi tentang sumber daya yang tersedia untuk mendukung pengelolaan kondisi pasien.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, bebas distres pernapasan, serta memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen batuk dan sesak.