Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5836 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien usia 29 th infertilitas selama 11 tahun, perempuan datang dari poli klinik mengeluhkan sakit hebat saat haid skala sakit 8/10, ditemukan adanya mioma uterus dan harus dilakukan operasi pengangkatan rahim, saat dilakukan pengkajian, pasien merupakan seorang buruh pabrik yang berkerja selama 5 hari dalam seminggu, pasien terlihat gelisah, lemas dan mengeluh pusing saat dilakukan pengkajian. pasien memiliki gelang resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut terkait Mioma Uterus
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang potensial atau aktual, yang dirasakan pada daerah panggul dan perut.
- SDKI: Nyeri Akut
2. Defisit Perawatan Diri terkait Kelemahan Fisik
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SDKI: Defisit Perawatan Diri
3. Ansietas terkait Prosedur Pembedahan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan antisipasi terhadap bahaya yang tidak jelas penyebabnya.
- SDKI: Ansietas
4. Risiko Jatuh terkait Gelang Penanda Risiko Jatuh
- Definisi: Kerentanan yang meningkat untuk terjatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SDKI: Risiko Jatuh
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah kesehatan yang menjadi fokus asuhan keperawatan. SDKI memberikan definisi, faktor yang berhubungan, dan tanda-gejala untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI mencakup berbagai luaran yang dapat dicapai oleh pasien, keluarga, dan komunitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. SIKI memberikan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengembangkan dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 5837 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien usia 29 th infertilitas selama 11 tahun, perempuan datang dari poli klinik mengeluhkan sakit hebat saat haid skala sakit 8/10, ditemukan adanya mioma uterus dan harus dilakukan operasi pengangkatan rahim, saat dilakukan pengkajian, pasien merupakan seorang buruh pabrik yang berkerja selama 5 hari dalam seminggu, pasien terlihat gelisah, lemas dan mengeluh pusing saat dilakukan pengkajian. pasien memiliki gelang resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan mioma uterus.
2. Ketidakefektifan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan.
3. Risiko Jatuh berhubungan dengan kondisi pasien (gelang risiko jatuh).
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan mioma uterus:
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Tingkat Nyeri Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Ketidakefektifan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan:
- SDKI: Kualitas Tidur Terganggu
- SLKI: Kualitas Tidur Membaik
- SIKI: Manajemen Kecemasan
3. Risiko Jatuh berhubungan dengan kondisi pasien (gelang risiko jatuh):
- SDKI: Risiko Jatuh
- SLKI: Risiko Jatuh Terkontrol
- SIKI: Pencegahan Jatuh
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menyarankan agar perawat dapat memahami dan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 5838 | 15 Nov 2024
Klinis : HYPERTENSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkatnya berdasarkan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Sistem Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Hipertensi.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Pengurangan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengancam fungsi jantung.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
3. Risiko Perubahan Perfusi Serebral
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat mengancam fungsi otak.
Penjelasan Singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan sistem standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mendukung praktik keperawatan di Indonesia. Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama:
1. SDKI: Menyediakan daftar diagnosis keperawatan yang terstandar dan terkini, yang dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
2. SLKI: Menyediakan daftar luaran keperawatan yang terstandar, yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
3. SIKI: Menyediakan daftar intervensi keperawatan yang terstandar, yang dapat digunakan oleh perawat untuk merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat.
Dalam konteks pasien dengan Hipertensi, diagnosis keperawatan yang relevan mencakup Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, Intoleransi Aktivitas, dan Risiko Perubahan Perfusi Serebral. Masing-masing diagnosis ini memiliki definisi dan karakteristik yang spesifik, sehingga perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 5839 | 15 Nov 2024
Klinis : HIPERTENSI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Berlebih
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Berlebih adalah keadaan dimana individu mengkonsumsi makanan atau minuman melebihi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko kondisi kesehatan yang buruk, seperti hipertensi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Berat Badan: Berat badan individu berada dalam rentang normal sesuai usia dan jenis kelamin.
2. Tekanan Darah: Tekanan darah individu berada dalam rentang normal.
3. Pengetahuan: Individu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pola nutrisi dan dampaknya terhadap kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi: Mengkaji pola makan, mengevaluasi kebutuhan nutrisi, dan merencanakan intervensi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi yang seimbang.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada individu tentang pentingnya pola nutrisi yang seimbang, hubungannya dengan hipertensi, dan langkah-langkah untuk mencapai pola nutrisi yang sehat.
3. Konseling Gizi: Memberikan bimbingan dan dukungan kepada individu dalam mengubah pola makan dan mempertahankan pola nutrisi yang seimbang.
Dalam penanganan hipertensi, diagnosa keperawatan Pola Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Berlebih merupakan salah satu fokus utama, karena asupan nutrisi yang berlebih dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Perawat berperan penting dalam mengelola dan mengedukasi pasien hipertensi untuk mencapai pola nutrisi yang seimbang dan berdampak positif pada tekanan darah. -
Article No. 5840 | 15 Nov 2024
Klinis : risiko hipotermia bayi baru lahir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko hipotermia pada bayi baru lahir.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipotermia Bayi Baru Lahir
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko hipotermia bayi baru lahir adalah keadaan di mana bayi baru lahir berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah 36,5°C yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti lingkungan yang dingin, pakaian yang tidak sesuai, dan status gizi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko hipotermia bayi baru lahir adalah tercapainya suhu tubuh bayi dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C), keseimbangan cairan dan elektrolit, serta tidak terjadi komplikasi akibat hipotermia seperti gangguan sirkulasi, metabolisme, dan pernafasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko hipotermia bayi baru lahir meliputi:
1. Menjaga kehangatan bayi dengan metode kangguru, inkubator, atau selimut hangat.
2. Mempertahankan suhu lingkungan yang sesuai.
3. Memantau suhu tubuh bayi secara rutin.
4. Memberikan nutrisi yang adekuat untuk menjaga metabolisme.
5. Mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi yang dapat memicu hipotermia.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan risiko hipotermia pada bayi baru lahir dapat diminimalisir dan bayi dapat tumbuh kembang dengan optimal. -
Article No. 5841 | 15 Nov 2024
Klinis : Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi:
Risiko terjadinya penurunan aliran darah ke otak yang dapat mempengaruhi fungsi serebral.
Faktor Risiko:
1. Gangguan fungsi kardiovaskular
2. Hipotensi
3. Hipoksia
4. Hipoperfusi
5. Penyakit serebrovaskular
Tujuan Keperawatan:
1. Klien tidak mengalami penurunan perfusi serebral.
2. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Klien menunjukkan peningkatan fungsi serebral.
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala.
2. Monitor status neurologi (kesadaran, orientasi, refleks).
3. Berikan oksigen jika diperlukan.
4. Bantu aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan klien.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan medis.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. Dalam kasus "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SDKI memuat definisi, faktor risiko, gejala dan tanda, serta rumusan diagnosis keperawatan yang sesuai.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan. Untuk "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SLKI mencakup indikator luaran seperti stabilitas tanda-tanda vital, fungsi serebral, dan kemampuan aktivitas sehari-hari.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif", SIKI memuat intervensi seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status neurologi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi "Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif" pada klien. -
Article No. 5842 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan otot, malnutrisi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien, baik data subjektif maupun data objektif.
- Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus ini adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, dan Intoleransi Aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah Toleransi Aktivitas Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Batuk.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Nutrisi. -
Article No. 5843 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, hasil ureum dengan nilai 14, dan creatinin 10, kondisi pasien sesak , kaki terjadi pembengkakan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat diberikan Diagnosis Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kelebihan volume cairan adalah kondisi klinis di mana individu mengalami peningkatan cairan tubuh total atau komponen cairan tertentu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan pengeluaran cairan yang adekuat, intake cairan terkontrol, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan edukasi mengenai manajemen cairan.
Penjelasan:
Pasien dengan usia 45 tahun mengalami kondisi sesak napas dan pembengkakan kaki, serta hasil laboratorium menunjukkan peningkatan nilai ureum dan kreatinin. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan kelebihan volume cairan dalam tubuh. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan cairan. -
Article No. 5844 | 15 Nov 2024
Klinis : Kencing bercampur darah, nyerih saat berkemuih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat, berikut saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kencing bercampur darah dan nyerih saat berkemih:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan eliminasi urin (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin secara efektif.
- Karakteristik: Kencing bercampur darah, nyeri saat berkemih, peningkatan frekuensi berkemih.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen eliminasi urin
- Tujuan: Mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif.
- Aktivitas: Mengkaji pola berkemih, memantau karakteristik urin, mengajarkan teknik berkemih yang benar, memberikan kenyamanan saat berkemih.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pola eliminasi urin
- Indikator: Frekuensi berkemih, volume urin, warna urin, konsistensi urin.
- Target: Frekuensi berkemih normal, volume urin adekuat, warna urin jernih, tidak ada darah dalam urin, tidak ada nyeri saat berkemih.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan eliminasi urin" menggambarkan kondisi pasien yang tidak dapat mengeluarkan urin secara efektif. Karakteristiknya meliputi kencing bercampur darah dan nyeri saat berkemih, yang mengindikasikan adanya gangguan pada saluran kemih.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah Manajemen eliminasi urin, bertujuan untuk mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif. Aktivitas keperawatannya meliputi mengkaji pola berkemih, memantau karakteristik urin, mengajarkan teknik berkemih yang benar, dan memberikan kenyamanan saat berkemih.
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Pola eliminasi urin yang normal, dengan indikator frekuensi berkemih, volume urin, warna urin, dan konsistensi urin yang sesuai dengan target yang diinginkan, yaitu frekuensi berkemih normal, volume urin adekuat, warna urin jernih, tidak ada darah dalam urin, dan tidak ada nyeri saat berkemih. -
Article No. 5845 | 15 Nov 2024
Klinis : kaki kiri bengkak, kemerahan terbalut kasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular dan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas Infeksi
2. Tanda-tanda Infeksi menurun
3. Perilaku Pencegahan Infeksi meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Lingkungan: Pertahankan higiene dan sanitasi lingkungan yang baik.
2. Perawatan Luka: Lakukan perawatan luka yang tepat, termasuk membersihkan dan mengganti balutan secara rutin.
3. Edukasi Kesehatan: Berikan edukasi kepada pasien mengenai tanda-tanda infeksi, pencegahan infeksi, dan pentingnya perawatan luka yang tepat.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka yang tepat, dan edukasi pasien untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat risiko infeksi pada kondisi kaki kiri yang bengkak dan kemerahan tersebut. Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil perawatan yang optimal.