Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5786 | 15 Nov 2024
Klinis : 1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang dapat digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri, mampu mengontrol nyeri, dan dapat kembali ke aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain manajemen nyeri, terapi komplementer, dan edukasi. -
Article No. 5787 | 15 Nov 2024
Klinis : 2. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat diruang interna dengan tumor otak . Hasil pengkajian : sakit kepala skala 5 dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat saat ini, pasien tampak lemah, pasien tampak memegang kepalanya dan meringis, kekuatan otot 2 pada ekstremitas sebelah kanan, ADL dibantu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Intrakranial berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat tumor otak, ditandai dengan sakit kepala skala 5, pasien tampak memegang kepala dan meringis.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan otak.
- Karakteristik: Keluhan nyeri kepala, pasien tampak memegang kepala, ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil Keperawatan yang Diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, tidak tampak memegang kepala atau meringis, tanda-tanda vital stabil.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Aktivitas, Pemantauan Tekanan Intrakranial.
- Tindakan Keperawatan: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor pencetus nyeri, monitor tanda-tanda vital, bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai toleransi, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian analgesik dan penanganan edukasi tumor otak.
Pada kasus ini, fokus utama adalah pengelolaan nyeri intrakranial akibat peningkatan tekanan intrakranial karena tumor otak. Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi yang tepat, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mengatasi masalah yang dialami oleh pasien. -
Article No. 5788 | 15 Nov 2024
Klinis : 2. Seorang laki-laki berusia 52 tahun dirawat diruang interna dengan tumor otak . Hasil pengkajian : sakit kepala skala 5 dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat saat ini, pasien tampak lemah, pasien tampak memegang kepalanya dan meringis, kekuatan otot 2 pada ekstremitas sebelah kanan, ADL dibantu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Nyeri, Manajemen Obat Nyeri, Distraksi, Relaksasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pengkajian Nyeri, Intervensi Farmakologi Nyeri, Intervensi Non-Farmakologi Nyeri.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Peningkatan Mobilitas, Perawatan Sehari-hari, Terapi Bermain.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pengkajian Aktivitas/Latihan, Latihan Rentang Gerak, Perawatan Diri.
3. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Defisit perawatan diri adalah keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang mandiri.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Perawatan Diri, Peningkatan Keterampilan Perawatan Diri, Dukungan Perawatan Diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pengkajian Perawatan Diri, Bantuan Perawatan Diri, Edukasi Perawatan Diri.
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki berusia 52 tahun dengan tumor otak mengalami nyeri kepala yang semakin memberat, kelemahan pada ekstremitas kanan, serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (ADL). Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut, Keterbatasan Mobilitas Fisik, dan Defisit Perawatan Diri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, peningkatan mobilitas, dan bantuan perawatan diri. -
Article No. 5789 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan.keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian : BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin
Penjelasan Singkat:
Kondisi perempuan usia 39 tahun dengan keluhan sering BAK yang disertai nyeri, BAK tidak tuntas dan hanya menetes, serta terdapat distensi kandung kemih dapat mengarah pada diagnosis keperawatan Gangguan Eliminasi Urin. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan tidur bagi pasien.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami perubahan pola eliminasi urin yang tidak efektif.
Karakteristik Definisi: Frekuensi berkemih yang meningkat, sensasi tidak dapat menahan, distensi kandung kemih, rasa tidak nyaman atau nyeri saat berkemih.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang Diharapkan:
1. Pola eliminasi urin kembali normal.
2. Pasien dapat melakukan eliminasi urin dengan lancar.
3. Pasien tidak mengalami distensi kandung kemih.
4. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Eliminasi Urin
2. Terapi Fisik: Terapi Latihan
3. Manajemen Nyeri
Dengan memperhatikan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan eliminasi urin pada pasien. -
Article No. 5790 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB . Hasil pengkajian ditemukan : pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4 : 200/ml3
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Malnutrisi
2. Kekurangan volume cairan
3. Nyeri akut
Penjelasan singkat:
1. Malnutrisi
- Definisi SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat yang menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi tubuh yang merugikan.
- Definisi SLKI: Penanganan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Definisi SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan komposisi dan fungsi tubuh.
2. Kekurangan volume cairan
- Definisi SDKI: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Definisi SLKI: Penanganan untuk mempertahankan dan meningkatkan volume cairan dalam tubuh.
- Definisi SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi penurunan volume cairan dalam tubuh.
3. Nyeri akut
- Definisi SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Definisi SLKI: Penanganan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Definisi SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien.
Dalam konteks ini, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa, serta melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengatasi kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 5791 | 15 Nov 2024
Klinis : Status Jalan Nafas (Airway) Look : Tidak terdapat obstruksi jalan napas pada pasien Listen : Tidak ada suara nafas abnormal Feel : Terasa hembusan nafas pada pasien Pernapasan (Breathing) Look : Respiratory rate pada pasien 20 x/menit, nafas reguler, pergerakan dada simetris tidak terdapat retraksi dada. Listen : Terdapat suara sonor tidak terdapat suara tambahan Feel : SpO2 100% on room air Status Sirkulasi (Circulation) Look : Pasien tidak tampak ikterik, kulit kering, turgor kulit tidak elastis, tidak ada tanda sianosis Listen : TD 199/104 mmHg Feel : frekuensi nadi 98 x/menit, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, suhu 36°C Fungsi Persyarafan (Disability) Look : tingkat kesadaran composmentis dengan GCS: E4;V5;M6, bentuk kepala simetris, tidak ada fraktur, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Kekuatan otot pasien: Ekstremitas kiri atas : 5 Ekstremitas kanan atas : 5 Ekstremitas kiri bawah : 4 Ekstremitas kanan bawah : 4 Exposure Look : Pasien tidak dapat mobilisasi secara mandiri harus dibantu keluarga, tidak ada jejas, akral hangat dan terdapat edema pada kedua kaki. Foley Catheter : pasien tidak terpasang folwy catheter Gastric Tube : pasien tidak terpasang nasogastric tube Heart Monitor : pasien terpasang bedside monitor dengan manset tensi sebelah tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi akut
2. Risiko penurunan curah jantung
Penjelasan Singkat:
1. Hipertensi akut
- SDKI: Tekanan darah tinggi
- SLKI: Manajemen hipertensi
- SIKI: Pemantauan tekanan darah
Pasien mengalami peningkatan tekanan darah yang mendadak (199/104 mmHg). Hal ini perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Risiko penurunan curah jantung
- SDKI: Risiko penurunan curah jantung
- SLKI: Manajemen risiko penurunan curah jantung
- SIKI: Pemantauan fungsi kardiovaskular
Pasien memiliki tanda-tanda yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung, seperti tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan edema pada ekstremitas bawah. Perlu pemantauan dan intervensi yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI ini didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Untuk penanganan lebih lanjut, perlu dilakukan evaluasi dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 5792 | 15 Nov 2024
Klinis : 5. Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan membantu Anda dengan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis, serta diagnosa keperawatan utama dan intervensinya untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N39.0
- Deskripsi: Infeksi saluran kemih tidak ditentukan tempat
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik tercantum dalam keterangan kasus.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih yang ditandai dengan sering berkemih, nyeri saat berkemih, dan distens kandung kemih.
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital, catat jumlah urin yang keluar dan keluhan nyeri saat berkemih.
2. Kaji pola eliminasi urin, termasuk frekuensi, kesulitan, nyeri, dan tampilan urin.
3. Berikan terapi cairan yang cukup untuk meningkatkan produksi urin dan mengurangi infeksi.
4. Berikan analgesik dan antipiretik jika diperlukan untuk mengurangi nyeri dan demam.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik sesuai dengan hasil kultur urin.
6. Ajarkan pasien teknik berkemih yang benar dan cara meningkatkan asupan cairan.
7. Lakukan perawatan kandung kemih jika diperlukan untuk mencegah komplikasi.
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai infeksi saluran kemih, pencegahan, dan gejala yang harus dilaporkan.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi infeksi saluran kemih dan memperoleh kembali pola eliminasi urin yang normal. -
Article No. 5793 | 15 Nov 2024
Klinis : 5. Seorang perempuan berusia 39 tahun dirwat diruang interna dengan keluhan sering BAK yang disertai nyeri. Hasil pengkajian BAK tidak tuntas dan kadang hanya menetes, terdapat distensi kandung kemih, sehingga sulit untuk tidur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan intervensi berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Retensi Urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih ditandai dengan rasa tidak nyaman saat berkemih, distensi kandung kemih, dan kesulitan tidur.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien perempuan berusia 39 tahun mengeluhkan sering berkemih yang tidak tuntas, kadang hanya menetes, disertai dengan adanya distensi kandung kemih. Kondisi ini menunjukkan adanya retensi urin atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi pada saluran kemih, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman saat berkemih dan kesulitan tidur.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji tanda dan gejala retensi urin, seperti rasa tidak nyaman saat berkemih, distensi kandung kemih, kesulitan tidur, dan pola berkemih.
2. Monitor intake dan output cairan, serta karakteristik urin.
3. Berikan tindakan dekompresi kandung kemih, seperti kateterisasi intermiten atau pemasangan kateter urin jika perlu.
4. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan lanjut dan penanganan penyebab retensi urin.
5. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat berkemih.
6. Edukasikan kepada pasien dan keluarga mengenai retensi urin, penyebab, dan penanganannya.
7. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
Dengan penanganan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien dapat segera teratasi dan mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan eliminasi urin.
Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih dan wassalamualaikum. -
Article No. 5794 | 15 Nov 2024
Klinis : 3. Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri ulu hati dan sering BAB. Hasil pengkajian ditemukan: pasien tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, tampak membrane mukosa bibir menebal dan berawarnah putih, berat badan menurun 5 kg sejak 2 bulan terakhir. Hasil CD4: 200/ml. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi yang Tidak Adekuat
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 42 tahun menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, seperti tampak kurus dan lemah, nafsu makan menurun, membrane mukosa bibir menebal dan berwarna putih, serta penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Hal ini mengindikaskan adanya risiko malnutrisi yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
Intervensi Keperawatan:
1. Asesmen Nutrisi
- Kaji status gizi pasien, termasuk berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT), dan riwayat perubahan berat badan.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, seperti penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, atau gangguan pencernaan.
2. Intervensi Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Berikan makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna, serta sesuai dengan preferensi pasien.
- Pantau asupan nutrisi dan catat jumlah nutrisi yang dikonsumsi pasien.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
3. Monitoring dan Evaluasi
- Pantau berat badan pasien secara berkala.
- Evaluasi efektivitas intervensi nutrisi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memastikan penanganan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mengatasi risiko malnutrisi pada pasien dan membantu mencapai status gizi yang optimal. -
Article No. 5795 | 15 Nov 2024
Klinis : Status Jalan Nafas (Airway) Look : Tidak terdapat obstruksi jalan napas pada pasien Listen : Tidak ada suara nafas abnormal Feel : Terasa hembusan nafas pada pasien Pernapasan (Breathing) Look : Respiratory rate pada pasien 20 x/menit, nafas reguler, pergerakan dada simetris tidak terdapat retraksi dada. Listen : Terdapat suara sonor tidak terdapat suara tambahan Feel : SpO2 100% on room air Status Sirkulasi (Circulation) Look : Pasien tidak tampak ikterik, kulit kering, turgor kulit tidak elastis, tidak ada tanda sianosis Listen : TD 199/104 mmHg Feel : frekuensi nadi 98 x/menit, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, suhu 36°C Fungsi Persyarafan (Disability) Look : tingkat kesadaran composmentis dengan GCS: E4;V5;M6, bentuk kepala simetris, tidak ada fraktur, pupil isokor, reflek cahaya +/+. Kekuatan otot pasien: Ekstremitas kiri atas : 5 Ekstremitas kanan atas : 5 Ekstremitas kiri bawah : 4 Ekstremitas kanan bawah : 4 Exposure Look : Pasien tidak dapat mobilisasi secara mandiri harus dibantu keluarga, tidak ada jejas, akral hangat dan terdapat edema pada kedua kaki. Foley Catheter : pasien tidak terpasang folwy catheter Gastric Tube : pasien tidak terpasang nasogastric tube Heart Monitor : pasien terpasang bedside monitor dengan manset tensi sebelah tangan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Status Jalan Nafas (Airway), Pernapasan (Breathing), Status Sirkulasi (Circulation), Fungsi Persyarafan (Disability), dan Exposure.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Ventilasi Efektif: Kemampuan untuk melakukan pertukaran gas secara adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien tidak memiliki obstruksi jalan napas, namun memiliki respiratory rate 20x/menit, suara sonor, dan SpO2 100% on room air. Ini menunjukkan adanya pola napas tidak efektif yang perlu ditangani melalui manajemen jalan napas untuk mempertahankan dan menjaga jalan napas tetap terbuka, sehingga ventilasi efektif dapat tercapai.