Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5774 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis medis CHF NYHA IV. Pasien mengeluhkan agak sesak dengan pernapasan pasien 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%. Pasien mengalami efusi pleura sinistra karena oedem pulmonal. Pasien telah terpasang selang dada. Hasil pemeriksaan fisik terlihat penonjolan vena jugularis eksterna, tetapi belum dilakukan pemeriksaan JVP. Pasien juga mengalami edema pada tungkai bawah. Saat pengkajian pasien terlihat lemas dan hanya terbaring di tempat tidur. Seluruh kebutuhan sehari-hari dibantu oleh istrinya. Saat malam hari pasien tidak bisa tidur nyenyak karena sesak dan nyeri pada tempat pemasangan WSD. Skala nyeri pasien 3. Saat pengkajian botol WSD sudah penuh dan memerlukan penggantian botol baru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, maka dapat diidentifikasikan diagnosis dan tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.4
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, kelas fungsional IV menurut klasifikasi NYHA (New York Heart Association)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.04
- Deskripsi: Pemasangan selang dada (Chest tube insertion)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I50.4 menunjukkan diagnosis utama pasien yaitu gagal jantung kongestif, kelas fungsional IV berdasarkan klasifikasi NYHA. Pasien mengalami gejala sesak napas yang cukup berat, dengan frekuensi pernapasan 26 kali/menit dan saturasi oksigen 97%, serta efusi pleura sinistra akibat edema pulmonal.
2. Kode ICD-9-CM 34.04 menunjukkan tindakan medis yang telah dilakukan, yaitu pemasangan selang dada (chest tube) untuk mengatasi efusi pleura yang dialami pasien. Hal ini diindikasikan dengan adanya selang dada yang terpasang pada pasien.
Secara keseluruhan, pasien ini memiliki kondisi gagal jantung kongestif kelas NYHA IV yang berat, dengan komplikasi efusi pleura sinistra, sehingga memerlukan pemasangan selang dada untuk penanganannya. Pasien juga mengalami gejala sesak napas, edema pada tungkai bawah, serta kesulitan tidur karena nyeri pada tempat pemasangan selang dada. -
Article No. 5775 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi kasus Tn. T yang dideskripsikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Jalan Napas, Terapeutik: Oksigen
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi
Penjelasan singkat: Tn. T memiliki frekuensi napas yang cepat (32x/menit) dan terdengar suara ronki di kedua paru, menunjukkan adanya obstruksi dan akumulasi sekresi pada jalan napas. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan bersihan jalan napas dan manajemen oksigenasi yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Suhu Tubuh
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Suhu Tubuh
Penjelasan singkat: Tn. T memiliki suhu tubuh yang tinggi (38,1°C), menandakan adanya hipertermia. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk memantau dan mengelola suhu tubuh agar kembali ke kisaran normal.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
Penjelasan singkat: Tn. T menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan fisik, seperti nadi lemah, akral dingin, dan penurunan kesadaran (sopor), yang mengindikasikan intoleransi aktivitas. Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengelola aktivitas dan energi yang tersedia.
4. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular
- SLKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
- SIKI: Asuhan Keperawatan - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
Penjelasan singkat: Tn. T menunjukkan tanda-tanda kekurangan volume cairan, seperti tekanan darah rendah (92/54 mmHg), produksi urine rendah (100 cc/24 jam), dan balans cairan positif (+980 cc). Pasien membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengelola keseimbangan cairan dan mengatasi kondisi syok.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi terkait harus disesuaikan dengan kondisi pasien serta hasil evaluasi yang dilakukan secara berkala. Selain itu, pertimbangan aspek etis (seperti status DNR) juga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan asuhan keperawatan. -
Article No. 5776 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Tn. T:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kegagalan napas sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan frekuensi napas 32x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, SpO2 90%, dan memerlukan bantuan HFNC.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kekurangan energi sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan nadi lemah 121x/menit, akral dingin, dan sopor.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan syok sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan tekanan darah 92/54 mmHg, akral dingin, dan pitting edema ekstremitas bawah.
4. Hipertermia berhubungan dengan infeksi sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan suhu 38,1°C.
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun sekunder limfoma maligna non-Hodgkin yang ditandai dengan leukosit 1,2 x 103/nL dan peningkatan procalcitonin 14 ng/L.
6. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder demam, penurunan asupan, dan peningkatan kehilangan cairan yang ditandai dengan urine 100 cc/24 jam, GDS 92 mg/dL, dan laktat 10 mmol/L.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran untuk setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan klasifikasi standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, komunikasi antar-profesi, dokumentasi, dan penelitian keperawatan. -
Article No. 5777 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Tn. T.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Intoleransi Aktivitas
5. Risiko Infeksi
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih. Intervensi mencakup manajemen oksigen, suction, dan terapi inhalasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan pernapasan, manajemen oksigen, suction, dan terapi inhalasi.
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi mencakup manajemen hemodinamik, terapi cairan, dan vasoaktif.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi vasopressor.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat. Intervensi mencakup manajemen nutrisi enteral dan parenteral.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan nutrisi, intervensi nutrisi enteral, dan intervensi nutrisi parenteral.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sesuai toleransi. Intervensi mencakup manajemen energi, latihan aktivitas, dan rehabilitasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan toleransi aktivitas, manajemen energi, dan intervensi rehabilitasi.
5. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan adalah pasien dapat mempertahankan status bebas infeksi. Intervensi mencakup manajemen infeksi dan pencegahan infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian terapi antibiotik, dan intervensi pencegahan infeksi. -
Article No. 5778 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. T.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Intoleransi Aktivitas
5. Resiko Infeksi
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- SLKI: Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Mempertahankan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perfusi
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Mempertahankan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
5. Resiko Infeksi
- SDKI: Keadaan di mana individu rentan terhadap invasi dan perkembangan mikroorganisme patogen.
- SLKI: Mencegah Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Berdasarkan kondisi Tn. T, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah yang disebutkan di atas. Intervensi keperawatan dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 5779 | 15 Nov 2024
Klinis : Tn. T, usia 78 tahun dirawat di ruang ICU hari kedua dengan gagal nafas. Pasien mempunyai riwayat kemoterapi 3 kali et causa Limfoma Malignant Non Hodgkin. Pasien masuk rumah sakit dengan demam disertai sesak nafas dan penurunan kesadaran sejak dua hari sebelumnya. Hasil pengkajian menunjukkan frekuensi nadi 121 x/menit, lemah, akral dingin, tekanan darah 92/54 mmHg, frekuensi napas 32 x/menit, terdengar suara ronchi di paru kanan dan kiri, suhu 38,1°C, SpO2 90%, GCS E1M1V1, sopor, pitting oedema ekstremitas bawah +3/+2, GDS 92 mg/dL. Pasien terpasang HFNC T 34 Flow 60 FiO2 90%, NGT hari kedua dengan residu kehitaman 150 cc, dan folley catheter hari kedua urine pekat produksi urine/ 24 jam 100 cc, balans cairan +980 cc. Keluarga menyatakan pasien DNR. Hasil lab menunjukkan leukosit 1,2 x 103 nL, Hb 8,6 g/dL, procalcitonin 14 ng/L, CRP 4 mg/L, laktat 10 mmol/L, pH: 7,2, pCO2 28 mmHG, pO2 88, HCO3 15 U/L BE -6, SO2 90%, FiO2 100%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. T.
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan kemampuan fisik yang ditandai dengan kelelahan, takikardi, dan sesak napas.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang ditandai dengan suara napas tambahan (ronchi) dan hipoksemia.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung yang ditandai dengan nadi lemah, akral dingin, dan hipotensi.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan leukopenia dan peningkatan penanda infeksi (procalcitonin, CRP).
5. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan ketidakefektifan mekanisme regulasi yang ditandai dengan oliguria, edema perifer, dan ketidakseimbangan elektrolit (asidosis metabolik).
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen aktivitas: Kolaborasi dengan tim medis untuk merencanakan aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien.
2. Manajemen jalan napas: Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen jalan napas yang efektif, seperti pemberian oksigen dan tindakan suction.
3. Manajemen perfusi: Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen hemodinamik yang adekuat, seperti pemberian cairan dan vasopressor.
4. Manajemen infeksi: Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antimikroba dan pemantauan respon terhadap terapi.
5. Manajemen cairan: Kolaborasi dengan tim medis untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas yang ditandai dengan penurunan tanda-tanda intoleransi (kelelahan, takikardi, sesak napas).
2. Pasien menunjukkan jalan napas yang efektif yang ditandai dengan hilangnya suara napas tambahan (ronchi) dan peningkatan nilai oksigenasi.
3. Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang memadai yang ditandai dengan nadi yang kuat, ekstremitas hangat, dan tekanan darah yang stabil.
4. Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi yang ditandai dengan penurunan nilai penanda infeksi (procalcitonin, CRP) dan peningkatan jumlah leukosit.
5. Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal yang ditandai dengan produksi urin yang adekuat dan nilai asam-basa darah yang normal. -
Article No. 5782 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dalam kondisi yang Anda deskripsikan, berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mengosongkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- Faktor yang Berhubungan: Obstruksi jalan napas oleh sputum.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit paru.
3. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Indikator: Bebas sputum, suara napas normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan.
3. Status Nutrisi
- Indikator: Berat badan sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tindakan: Higiene jalan napas, fisioterapi dada, terapi oksigen.
2. Manajemen Aktivitas
- Tindakan: Latihan fisik bertahap, istirahat yang cukup.
3. Manajemen Nutrisi
- Tindakan: Konsultasi ahli gizi, pemberian makanan bergizi, edukasi nutrisi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan optimal bagi pasien ini agar dapat mengatasi masalah kesehatannya secara komprehensif. Semoga informasi ini bermanfaat. Wassalamualaikum. -
Article No. 5783 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang interna dengan keluhan nyeri dada mnyebar kepunggung. Hasil pengkajain : pasien tampak sesak dan lemah, berkringat dingin, nadi teraba lemah, troponin : 236, EKG : ST segment elevasi pada lead inferior.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner (infark miokard akut)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara tiba-tiba atau progresif dengan tingkat intensitas ringan hingga berat, dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, dan berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dirasakan pasien.
- Pemantauan Tanda-tanda Vital: Tindakan pemeriksaan dan pencatatan tanda-tanda vital pasien secara berkala.
- Pemberian Oksigen: Tindakan pemberian oksigen kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami nyeri dada menyebar ke punggung, sesak napas, keringat dingin, nadi lemah, serta hasil pemeriksaan penunjang yang menunjukkan infark miokard akut, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner (infark miokard akut)". Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian oksigen untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen pasien. -
Article No. 5784 | 15 Nov 2024
Klinis : 4. Seorang laki-laki, usia 56 tahun dirawat diruang interna dengan sirosis hepatis. Hasil pengkajian pasien tampak lemah, asites, edema pada tungkai. berat badan bertamah 3 kg sejak 2 hari yang lalu, Albumin: 2,3 g/dl, kulit kekuningan, Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah Perawat Profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan intervensi atas kasus yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Berat Badan Tidak Seimbang Berhubungan dengan Retensi Cairan Sekunder akibat Sirosis Hepatis.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki usia 56 tahun dengan sirosis hepatis mengalami gejala-gejala seperti asites, edema pada tungkai, dan kenaikan berat badan 3 kg dalam 2 hari terakhir. Hal ini menunjukkan adanya retensi cairan yang menyebabkan ketidakseimbangan berat badan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana berat badan seseorang berada di atas atau di bawah rentang yang diinginkan untuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan masa tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan berat badan yang stabil atau mencapai berat badan ideal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji status cairan pasien secara komprehensif (asupan, output, tanda-tanda retensi cairan)
2. Bantu pasien dalam membatasi asupan cairan dan natrium sesuai dengan kondisi klinis
3. Pantau berat badan pasien secara rutin
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi diuretik dan albumin jika diperlukan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan diet rendah natrium
6. Monitor tanda-tanda vital dan gejala-gejala kelebihan cairan (dispnea, edema, asites)
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan memodifikasi terapi jika diperlukan
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 5785 | 15 Nov 2024
Klinis : 4. Seorang laki-laki, usia 56 tahun dirawat diruang interna dengan sirosis hepatis. Hasil pengkajian pasien tampak lemah, asites, edema pada tungkai. berat badan bertamah 3 kg sejak 2 hari yang lalu, Albumin: 2,3 g/dl, kulit kekuningan, Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus diatas dan intervensinya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan utama dan intervensi yang sesuai berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan Utama:
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan retensi cairan sekunder akibat sirosis hepatis, ditandai dengan ascites, edema pada tungkai, dan peningkatan berat badan.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan sirosis hepatis mengalami gangguan fungsi hati yang menyebabkan penurunan produksi albumin dan peningkatan tekanan vena portal. Hal ini mengakibatkan retensi cairan dan timbulnya ascites serta edema. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau intake dan output cairan secara ketat.
2. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik dan albumin, jika diperlukan.
4. Posisikan pasien dalam posisi semi-fowler untuk mengurangi ascites.
5. Lakukan perawatan kulit untuk mencegah komplikasi akibat edema.
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan, diet rendah garam, dan aktivitas.
7. Kolaborasi dengan tim multidisiplin (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan diet yang sesuai.
Sebagai perawat, saya akan bekerja secara profesional dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien ini.