Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18715 | 17 Jun 2025
Klinis : Pasien dengan CKD yang menjalani hemodialisa rutin merasa lemah, tampak pucat, dan kadar Hb-nya 7 g/dL. Apa intervensi keperawatan yang sesuai?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pasien dengan CKD (Chronic Kidney Disease) yang menjalani hemodialisis rutin dengan keluhan lemah, tampak pucat, dan kadar Hb (Hemoglobin) 7 g/dL, maka diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Diagnosa Utama: Kelelahan (00093)
Definisi: Sensasi terus-menerus dan berkelanjutan akan kekurangan energi dan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan sehari-hari.
b. Diagnosa Terkait: Risiko Perdarahan (00206)
Definisi: Rentan mengalami kehilangan cairan tubuh yang melebihi laju penggantian, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Intervensi Keperawatan:
a. Intervensi untuk Diagnosa Utama: Kelelahan (00093)
1) Identifikasi penyebab kelelahan, seperti anemia, malnutrisi, dan disfungsi organ.
2) Pantau tanda-tanda vital, termasuk tingkat energi, pola tidur, dan toleransi aktivitas.
3) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi untuk meningkatkan oksigenasi.
4) Atur jadwal aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
5) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai.
6) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
b. Intervensi untuk Diagnosa Terkait: Risiko Perdarahan (00206)
1) Pantau tanda-tanda perdarahan, seperti perubahan warna kulit, muntah darah, atau gusi berdarah.
2) Identifikasi faktor risiko perdarahan, seperti trombositopenia, gangguan koagulasi, dan trauma.
3) Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengelola faktor risiko perdarahan.
4) Berikan perawatan kulit dan mukosa untuk mencegah perdarahan.
5) Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
3. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan toleransi aktivitas.
b. Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan.
c. Kadar Hb pasien meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan.
4. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk mencapai luaran "Pasien menunjukkan peningkatan energi dan toleransi aktivitas":
1) Pantau tanda-tanda vital, termasuk tingkat energi, pola tidur, dan toleransi aktivitas.
2) Atur jadwal aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang sesuai.
4) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
b. Intervensi untuk mencapai luaran "Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan":
1) Pantau tanda-tanda perdarahan, seperti perubahan warna kulit, muntah darah, atau gusi berdarah.
2) Identifikasi faktor risiko perdarahan, seperti trombositopenia, gangguan koagulasi, dan trauma.
3) Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengelola faktor risiko perdarahan.
4) Berikan perawatan kulit dan mukosa untuk mencegah perdarahan.
5) Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
c. Intervensi untuk mencapai luaran "Kadar Hb pasien meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan":
1) Kolaborasi dengan ahli farmasi untuk pemberian suplemen, seperti zat besi atau eritropoietin, untuk mengatasi anemia.
2) Pantau kadar Hb secara berkala sesuai dengan protokol.
3) Evaluasi efektivitas terapi suplemen dan lakukan penyesuaian dosis jika diperlukan.
4) Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan terhadap terapi suplemen.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan energi, tidak ada tanda-tanda perdarahan, dan kadar Hb yang meningkat sesuai dengan target yang ditetapkan. -
Article No. 18716 | 17 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal di area muka sudah 2 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal di area wajah selama 2 hari, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Perasaan kelelahan, Batasan aktivitas sehari-hari, Perubahan pola tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Toleransi Aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa disertai perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis.
- Indikator:
a. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
b. Mempertahankan pola tidur yang adekuat.
c. Melaporkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Gejala (6680)
- Definisi: Identifikasi, pemantauan, dan pengelolaan gejala untuk memaksimalkan kenyamanan pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi penyebab dan karakteristik gejala gatal-gatal.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi yang tepat, seperti pemberian obat anti-gatal.
c. Ajarkan pasien teknik manajemen gejala, seperti penerapan kompres dingin, penggunaan emolien, dan menghindari rangsangan yang memperparah gejala.
d. Pantau efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Aktivitas (0200)
- Definisi: Bantuan dan dukungan yang diberikan untuk mengatur dan melaksanakan aktivitas sehari-hari.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi kemampuan dan batasan pasien dalam melakukan aktivitas.
b. Kolaborasi dengan pasien untuk menetapkan tujuan aktivitas yang realistis.
c. Bantu pasien dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan memperhatikan kondisi gatal-gatal.
d. Evaluasi kemajuan pasien dalam mencapai tujuan aktivitas dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas tanpa disertai perasaan tidak nyaman fisik atau psikologis akibat gejala gatal-gatal. -
Article No. 18717 | 17 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
Karakteristik definisi ini meliputi:
- Adanya penumpukan sekret pada saluran pernapasan
- Ketidakmampuan dalam membersihkan sekret tersebut
- Obstruksi pada saluran pernapasan
- Kesulitan dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan diagnosa ini adalah:
- Penyakit paru-paru (misalnya PPOK, asma, pneumonia)
- Kelemahan otot-otot pernapasan
- Kekurangan cairan
- Ketidakmampuan untuk batuk atau bernapas dalam
- Paralisis otot pernapasan
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
- Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih dari sekret atau obstruksi.
- Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terbatas oleh masalah bersihan jalan napas.
- Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif dan tidak terhambat.
Indikator-indikator pencapaian luaran ini meliputi:
- Pasien dapat batuk dan bernapas dalam secara efektif
- Tidak ada suara napas tambahan (wheezing, ronki, dsb.)
- Tidak ada sianosis atau sesak napas saat beraktivitas
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Saturasi oksigen dalam batas normal
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
- Manajemen Jalan Napas
- Pemantauan status pernapasan
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pengisapan sekret jika diperlukan
- Latihan batuk dan napas dalam
- Terapi Inhalasi
- Pemberian bronkodilator
- Pemberian mukolitik
- Peningkatan Batuk
- Latihan batuk efektif
- Fisioterapi dada
- Manajemen Ventilasi
- Penyediaan alat bantu pernapasan jika diperlukan
- Pengaturan posisi tubuh yang tepat untuk memfasilitasi pernapasan
Implementasi dari intervensi-intervensi ini harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan bagi pasien dengan kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif". Perawat harus melakukan evaluasi secara berkala dan melakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan. -
Article No. 18718 | 17 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif"
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi:
- Adanya sumbatan jalan napas
- Pola napas berubah
- Pernapasan cuping hidung
- Produksi sekret berlebih
- Suara napas tambahan (ronki, wheezing, stridor)
- Kesulitan bernapas
- Batuk tidak produktif
Faktor yang Berhubungan:
- Peningkatan produksi sekret
- Penurunan kemampuan batuk
- Penurunan refleks batuk
- Peningkatan sekresi mukus
- Obstruksi jalan napas
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
Bersihan Jalan Napas
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Tidak ada suara napas tambahan
- Batuk efektif
- Tidak ada sputum yang tertahan
- Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
- Pantau status pernapasan, tanda-tanda vital, dan bunyi napas
- Lakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan posisi yang memudahkan drainase sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, obat-obatan, dan intervensi lain yang diperlukan
2. Manajemen Sekresi
- Nilai jumlah, konsistensi, dan warna sputum
- Lakukan fisioterapi dada untuk memobilisasi sekret
- Berikan humidifikasi atau nebulisasi untuk meningkatkan drainase sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan mukolitik atau ekspektoran
3. Peningkatan Batuk
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan posisi yang memudahkan drainase sekret
- Lakukan fisioterapi dada untuk memobilisasi sekret
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan mukolitik atau ekspektoran
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak dapat dipertahankan terbuka. Karakteristik definisi seperti adanya sumbatan jalan napas, perubahan pola napas, produksi sekret berlebih, dan suara napas tambahan menjadi fokus dalam pengkajian.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Bersihan Jalan Napas", yang menggambarkan kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan sehingga jalan napas dapat dipertahankan terbuka. Indikator-indikator seperti frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, dan kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka menjadi tolak ukur keberhasilan intervensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) terdiri dari Manajemen Jalan Napas, Manajemen Sekresi, dan Peningkatan Batuk. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, memantau status pernapasan, membersihkan jalan napas, meningkatkan drainase sekret, dan meningkatkan kemampuan batuk yang efektif. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian oksigen, obat-obatan, dan intervensi lain, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18719 | 17 Jun 2025
Klinis : risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini menggambarkan kerentanan individu terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan. Risiko infeksi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, prosedur invasif, paparan sumber infeksi, dan kebersihan yang buruk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran yang dicapai adalah:
1. Tidak terjadi infeksi pada pasien selama masa perawatan.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda peradangan yang minimal atau membaik.
4. Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan mukosa.
5. Pasien dan keluarga mampu mengenali tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang tepat.
6. Pasien dan keluarga menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Monitoring tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara berkala.
2. Perawatan luka atau area kulit yang berisiko infeksi dengan teknik aseptik.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, termasuk pentingnya kebersihan tangan, penggunaan masker, dan perawatan luka yang benar.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk pemberian antibiotik atau tindakan lain yang diperlukan untuk mencegah atau mengatasi infeksi.
5. Pemantauan dan pengendalian faktor risiko infeksi, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengatur nutrisi pasien, dan menghindari paparan sumber infeksi.
6. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan keperawatan jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" menggambarkan kemungkinan terjadinya invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan pasien. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, tindakan invasif, atau kebersihan yang buruk. Luaran yang diharapkan adalah mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan tanda-tanda vital dan integritas kulit/mukosa, serta meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mencegah infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka aseptik, edukasi, kolaborasi dengan tim kesehatan, dan pengendalian faktor risiko. Evaluasi dan modifikasi rencana asuhan keperawatan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan efektivitas intervensi. -
Article No. 18720 | 17 Jun 2025
Klinis : risiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi" adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini menggambarkan kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi Diagnosa Keperawatan SDKI "Risiko Infeksi":
Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Ketidakmampuan pertahanan tubuh
- Paparan terhadap patogen
- Prosedur invasif
- Kondisi kronis
- Malnutrisi
- Faktor lingkungan
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan untuk kondisi "risiko infeksi", luaran/output yang diharapkan adalah:
- Bebas Infeksi
Definisi: Individu bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Indikator Luaran:
- Tidak ada tanda dan gejala infeksi (demam, nyeri, kemerahan, bengkak, drainase)
- Hasil pemeriksaan laboratorium (hitung sel darah putih, CRP) normal
- Tidak ada riwayat infeksi baru selama perawatan
- Tidak ada kebutuhan terapi antimikroba
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Bebas Infeksi" pada kondisi "risiko infeksi", intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien
- Pantau tanda dan gejala infeksi secara berkala
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi antimikroba sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
b. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka aseptik sesuai prosedur
- Pantau kondisi luka secara berkala
- Dokumentasi kondisi luka dan evaluasi perkembangannya
c. Pencegahan Komplikasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menjaga status nutrisi pasien
- Anjurkan aktivitas fisik dan mobilisasi sesuai toleransi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi:
a. Manajemen Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi pada pasien, seperti kondisi imunitas, riwayat penyakit kronis, prosedur invasif, dan lingkungan.
- Pantau tanda dan gejala infeksi (demam, nyeri, kemerahan, bengkak, drainase) secara berkala untuk deteksi dini.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk pemberian terapi antimikroba sesuai indikasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan menjaga kebersihan lingkungan.
b. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka aseptik sesuai prosedur, termasuk pembersihan, disinfeksi, dan aplikasi balutan yang tepat.
- Pantau kondisi luka secara berkala, seperti ada tidaknya tanda infeksi, perkembangan granulasi, dan epitalisasi.
- Dokumentasi kondisi luka dan evaluasi perkembangannya untuk menilai efektivitas intervensi.
c. Pencegahan Komplikasi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menjaga status nutrisi pasien yang optimal, karena malnutrisi dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Anjurkan aktivitas fisik dan mobilisasi sesuai toleransi pasien, karena aktivitas dapat meningkatkan sirkulasi darah dan fungsi imun.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, seperti cuci tangan, mandi teratur, dan perawatan kulit.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang dilakukan harus komprehensif, mencakup manajemen infeksi, perawatan luka, dan pencegahan komplikasi, serta melibatkan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai luaran "Bebas Infeksi" pada kondisi "risiko infeksi". -
Article No. 18721 | 17 Jun 2025
Klinis : risiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko jatuh, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat pakar.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko jatuh adalah "Risiko Jatuh" (00155). Diagnosis ini mengacu pada peningkatan risiko jatuh yang mungkin terjadi pada pasien. Kondisi ini ditandai dengan faktor risiko seperti usia lanjut, riwayat jatuh sebelumnya, penurunan kekuatan otot, gangguan sensorik, dan lingkungan yang tidak aman.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Tingkat Risiko Jatuh Terkendali (0404): Pasien menunjukkan tingkat risiko jatuh yang terkendali, artinya faktor-faktor risiko jatuh dapat dikurangi atau dihilangkan.
b. Keseimbangan Tubuh Membaik (0202): Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam menjaga keseimbangan tubuh, sehingga mengurangi risiko jatuh.
c. Mobilitas Fisik Membaik (0208): Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas fisik, sehingga mengurangi risiko jatuh.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Manajemen Risiko Jatuh (6490):
- Identifikasi faktor risiko jatuh pada pasien.
- Lakukan modifikasi lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko jatuh dan strategi pencegahan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk mengatasi risiko jatuh.
b. Peningkatan Keseimbangan (0222):
- Lakukan asesmen keseimbangan tubuh pasien.
- Berikan latihan keseimbangan dan koordinasi sesuai kemampuan pasien.
- Pantau perubahan kemampuan keseimbangan pasien.
c. Peningkatan Mobilitas Fisik (0208):
- Lakukan asesmen kemampuan mobilitas fisik pasien.
- Berikan latihan pergerakan dan aktivitas fisik sesuai kemampuan pasien.
- Pantau perubahan kemampuan mobilitas fisik pasien.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang telah dijelaskan, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien mengurangi risiko jatuh, meningkatkan keseimbangan, dan meningkatkan mobilitas fisik, sehingga dapat mencapai kondisi yang lebih aman dan optimal. -
Article No. 18722 | 17 Jun 2025
Klinis : demam, batuk pilek
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J00
- Deskripsi: Acute nasopharyngitis (common cold)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: -
- Deskripsi: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk demam dan batuk pilek, karena kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan medis khusus selain penanganan gejala dan perawatan simptomatik.
Penjelasan:
Kode ICD-10 J00 (Acute nasopharyngitis) mencakup kondisi demam, batuk, dan pilek yang umumnya disebut sebagai "common cold" atau flu ringan. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan atas dan biasanya memiliki gejala seperti hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, dan batuk. Pada umumnya, kondisi ini tidak memerlukan tindakan medis khusus selain pemberian obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala. Perawatan utamanya adalah istirahat, asupan cairan yang cukup, dan penanganan gejala secara suportif. -
Article No. 18723 | 17 Jun 2025
Klinis : demam, batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam, batuk, dan pilek:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Hipertermia (00007)
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SLKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengelola peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Gangguan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
c. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Rentan terhadap serangan patogen biologis, yang dapat mengakibatkan kerusakan sel.
- SLKI: Rentan terhadap serangan patogen biologis, yang dapat mengakibatkan kerusakan sel.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengelola risiko terhadap serangan patogen biologis.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan respons manusia terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran/hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diagnosis keperawatan yang ditetapkan adalah hipertermia, bersihan jalan napas tidak efektif, dan risiko infeksi, dengan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 18677 | 17 Jun 2025
Klinis : E. Analisis Data a. Data Subjektif - Klien menyatakan mengalami nyeri punggung yang tidak tertahankan - Nyeri sudah berlangsung bertahun-tahun dan semakin memburuk dalam 1 tahun terakhir - Keluhan nyeri mengganggu kemampuan bekerja b. Data Objektif - Riwayat penggunaan NSAID dan pelemas otot selama 4 tahun - Telah menjalani terapi fisik dan latihan di rumah - Tidak ada tanda-tanda perbaikan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi yang komprehensif berdasarkan informasi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Nyeri Kronis berhubungan dengan perubahan fisiologis, ditandai dengan klien menyatakan nyeri punggung yang tidak tertahankan, nyeri sudah berlangsung bertahun-tahun dan semakin memburuk dalam 1 tahun terakhir, serta keluhan nyeri mengganggu kemampuan bekerja.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Klien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi, ditandai dengan skala nyeri menurun dari 8/10 menjadi 4/10 atau kurang.
2. Mobilitas Fisik: Klien akan meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang signifikan, ditandai dengan kemampuan melakukan aktivitas meningkat dari 50% menjadi 80% atau lebih.
3. Manajemen Nyeri: Klien akan mendemonstrasikan penggunaan strategi manajemen nyeri yang efektif, ditandai dengan klien dapat menjelaskan dan menerapkan setidaknya 3 teknik manajemen nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif untuk mengetahui karakteristik, intensitas, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk menentukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang tepat.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, terapi panas-dingin, dan latihan fisik.
- Motivasi klien untuk secara aktif terlibat dalam pengelolaan nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Kaji kemampuan fungsional klien dan identifikasi hambatan dalam melakukan aktivitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi klien.
- Ajarkan dan motivasi klien untuk melakukan latihan fisik secara rutin di rumah.
- Pantau kemajuan klien dalam meningkatkan mobilitas fisik dan adaptasi aktivitas sehari-hari.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang nyeri kronis, faktor-faktor yang memengaruhi, dan strategi manajemen nyeri.
- Dorong klien untuk secara aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Berikan konseling dan dukungan emosional untuk membantu klien beradaptasi dengan kondisi nyeri kronis.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri Kronis" dipilih karena klien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai, yaitu nyeri punggung yang tidak tertahankan, nyeri sudah berlangsung bertahun-tahun, dan semakin memburuk dalam 1 tahun terakhir. Selain itu, keluhan nyeri juga mengganggu kemampuan bekerja klien.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) mencakup tiga aspek utama, yaitu kontrol nyeri, mobilitas fisik, dan manajemen nyeri. Tujuan-tujuan ini dirancang untuk mengatasi masalah nyeri kronis yang dialami klien, meningkatkan kemampuan fungsional, dan memampukan klien untuk mengelola nyerinya secara efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang direkomendasikan berfokus pada manajemen nyeri, peningkatan mobilitas fisik, dan edukasi kesehatan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan beraktivitas, dan membekali klien dengan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk mengelola kondisi nyeri kronis secara mandiri.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan fisioterapis, sangat penting untuk memastikan pendekatan yang komprehensif dan efektif dalam mengelola nyeri kronis klien.