Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5919 | 15 Nov 2024
Klinis : pasien post op relaparotomi total abdominal histeroktomi ai kista coklat bilateral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien post op relaparotomi total abdominal histerektomi akibat kista coklat bilateral.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut.
- Penyebab: Prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluhkan nyeri pada area bekas luka operasi, skala nyeri tinggi, dan terdapat tanda-tanda inflamasi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap masuknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Luka operasi yang belum sembuh sempurna, tanda-tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, hangat, dan nyeri.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Persepsi atau gambaran mental yang dibentuk tentang ukuran, bentuk, dan penampilan seseorang, yang mempengaruhi perilaku.
- Penyebab: Perubahan fisik akibat prosedur pembedahan.
- Gejala dan Tanda: Pasien menunjukkan perasaan negatif terhadap perubahan fisik yang dialami, seperti sedih, malu, atau tidak nyaman.
4. Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
- Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan keinginan dan motivasi untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu topik.
- Penyebab: Prosedur pembedahan yang baru dilakukan.
- Gejala dan Tanda: Pasien menunjukkan minat dan motivasi untuk belajar tentang perawatan luka, pemulihan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendefinisikan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan masalah kesehatan yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mendeskripsikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat di atas disusun berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten dan terstruktur dalam praktik keperawatan. -
Article No. 5920 | 15 Nov 2024
Klinis : px datang dari igd dengan keluhan demam naik turun sejak 2 hari ini, mual, muntah 2 kali, sariawan, nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertemia Berhubungan dengan Infeksi Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia adalah keadaan di mana suhu tubuh melebihi nilai normal (>37,5°C).
- Infeksi akut adalah proses invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang menyebabkan respons inflamasi dan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Melaporkan penurunan gejala infeksi.
- Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital.
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi.
- Manajemen lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh.
- Edukasi tentang manajemen demam.
2. Mual Muntah Berhubungan dengan Infeksi Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah.
- Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut secara paksa.
- Infeksi akut adalah proses invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang menyebabkan respons inflamasi dan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan penurunan frekuensi mual dan muntah.
- Melaporkan perbaikan nafsu makan.
- Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi mual dan muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen mual dan muntah.
- Pemberian antiemetik sesuai indikasi.
- Pengaturan diet dan cairan.
- Edukasi tentang manajemen mual dan muntah.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Berhubungan dengan Anoreksia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak memenuhi kebutuhan metabolik.
- Anoreksia adalah penurunan nafsu makan yang dapat disebabkan oleh penyakit, stres, atau faktor psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Melaporkan peningkatan berat badan.
- Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan status nutrisi.
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi.
- Pengaturan diet yang sesuai.
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut. -
Article No. 5921 | 15 Nov 2024
Klinis : implementasi penampilan peran tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut saya paparkan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "implementasi penampilan peran tidak efektif":
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pelaksanaan Peran
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk menampilkan peran yang diharapkan sesuai dengan tahap perkembangan dan situasi.
- Karakteristik Utama: Ekspresi atau perilaku yang tidak sesuai dengan peran yang diharapkan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang Diharapkan: Individu mampu menampilkan peran sesuai dengan tahap perkembangan dan situasi.
- Kriteria Hasil:
a. Individu mampu mengidentifikasi peran yang diharapkan.
b. Individu mampu melaksanakan peran yang diharapkan.
c. Individu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan peran yang diharapkan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan:
a. Asesmen: Kaji pemahaman individu tentang peran yang diharapkan.
b. Edukasi: Berikan pendidikan tentang peran yang sesuai dengan tahap perkembangan dan situasi.
c. Fasilitasi: Fasilitasi individu untuk mempraktikkan peran yang diharapkan.
d. Monitoring: Pantau perilaku individu dalam menampilkan peran yang diharapkan.
Dalam kondisi "implementasi penampilan peran tidak efektif", perawat perlu melakukan assessment yang komprehensif untuk mengidentifikasi pemahaman pasien terkait peran yang diharapkan, memberikan edukasi yang sesuai, memfasilitasi pasien untuk mempraktikkan peran yang tepat, serta melakukan monitoring terhadap perkembangan pasien dalam menampilkan peran yang diharapkan. Dengan pendekatan yang sistematis berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat membantu pasien mencapai keefektifan dalam implementasi penampilan peran. -
Article No. 5922 | 15 Nov 2024
Klinis : g1p0a0 hamil 13 minggu dengan abortus incomplete, anemia, diabetes melitus, hipertensi dan ckd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan. Perlu diketahui bahwa saya adalah seorang asisten virtual dengan pengetahuan yang terbatas, jadi saya akan memberikan informasi secara akademis dan profesional sesuai dengan kemampuan saya.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan abortus incomplete
- Penjelasan: Pasien dengan abortus incomplete memiliki risiko terjadinya perdarahan yang dapat membahayakan kondisi kesehatan.
2. Anemia berhubungan dengan kondisi kehamilan
- Penjelasan: Anemia dapat terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang cukup.
3. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan diabetes melitus, hipertensi, dan CKD
- Penjelasan: Pasien dengan diabetes melitus, hipertensi, dan CKD memerlukan manajemen kesehatan yang efektif untuk mengelola penyakit-penyakit tersebut.
4. Kelelahan berhubungan dengan kondisi kehamilan dan penyakit penyerta
- Penjelasan: Kehamilan dan penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, dan CKD dapat menyebabkan kelelahan pada pasien.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien, yang mencakup domain dan kelas diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. -
Article No. 5923 | 15 Nov 2024
Klinis : 4. Seorang perempuan usia 40 tahun dirawat dengan fraktur cruris kanan. Pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur, bertambah nyeri bila melakukan alih posisi. Pada pengkajian ditemukan bengkak diarea fraktur. Perawat menegakkan masalah nyeri akut.Apakah intervensi keperawatan yang tepat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan fraktur cruris kanan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri Akut berhubungan dengan fraktur cruris kanan karena adanya cedera pada tulang dan jaringan di area tersebut, yang menyebabkan rasa sakit yang dirasakan oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Nyeri Akut berhubungan dengan fraktur cruris kanan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, mempertahankan istirahat dan tidur yang adekuat, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi Nyeri Akut berhubungan dengan fraktur cruris kanan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik sesuai resep, mengatur posisi tubuh, menggunakan modalitas non-farmakologis (kompres dingin, terapi musik, distraksi, dan lain-lain) untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka fraktur dengan benar, mempertahankan posisi ekstremitas yang tepat, dan memantau tanda-tanda infeksi.
3. Mobilisasi Terbatas: Membantu pasien dalam melakukan perubahan posisi dan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi.
4. Edukasi Manajemen Nyeri: Mengajarkan pasien dan keluarga tentang strategi mengatasi nyeri, seperti penggunaan analgesik, teknik relaksasi, dan distraksi.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi Nyeri Akut yang dialami pasien dengan fraktur cruris kanan dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 5924 | 15 Nov 2024
Klinis : 4. Seorang perempuan usia 40 tahun dirawat dengan fraktur cruris kanan. Pasien mengeluh nyeri pada daerah fraktur, bertambah nyeri bila melakukan alih posisi. Pada pengkajian ditemukan bengkak diarea fraktur. Perawat menegakkan masalah nyeri akut.Apakah intervensi keperawatan yang tepat?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik utama: Melaporkan nyeri, mengekspresikan ketidaknyamanan, perubahan tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan diagnosis keperawatan Nyeri Akut, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri.
Kriteria hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol.
2) Menggunakan tindakan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
3) Menjelaskan strategi untuk mengendalikan nyeri.
4) Menunjukkan kecemasan yang terkontrol terkait nyeri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output Kontrol Nyeri, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri.
Aktivitas keperawatan:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi.
2) Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan kebutuhan.
3) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, dan distraksi.
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter, fisioterapis) untuk mengelola nyeri.
5) Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
6) Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami fraktur cruris (patah tulang betis) kanan dengan keluhan nyeri yang bertambah saat melakukan alih posisi dan adanya bengkak di area fraktur, maka diagnosis keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut. Hal ini sesuai dengan definisi dan karakteristik utama dari diagnosis tersebut.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Kontrol Nyeri, yang mencakup kemampuan pasien untuk melaporkan nyeri terkontrol, menggunakan tindakan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, menjelaskan strategi mengendalikan nyeri, dan menunjukkan kecemasan yang terkontrol terkait nyeri.
Untuk mencapai luaran Kontrol Nyeri, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, yang mencakup pengkajian nyeri komprehensif, pemberian intervensi farmakologis, pengajaran teknik nonfarmakologis, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemantauan efektivitas intervensi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga. Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan nyeri yang dialami pasien secara efektif.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri yang optimal, sehingga dapat membantu pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 5925 | 15 Nov 2024
Klinis : 7. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu, dengan skala nyeri 7 dan kualitas seperti tertindih beban berat. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat istirahat nyeri tidak berkurang. Tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah 110/ 72 mmHg, frekuensi nadi 143 kali/menit, frekuensi napas 28 kali/menit. Kemudian dokter memberikan Nitrogliserin untuk segera diberikan ke pasien.Apakah fungsi dari pemberian Nitrogliserin pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya sebagai perawat profesional memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan fungsi pemberian Nitrogliserin sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan sindrom koroner akut, ditandai dengan nyeri dada yang dirasakan seperti tertindih beban berat, skala nyeri 7, dan meningkat saat beraktivitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah intervensi keperawatan, pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri, mampu mengontrol nyeri, dan mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgetik, teknik relaksasi, terapi panas/dingin, dan edukasi manajemen nyeri.
Fungsi Pemberian Nitrogliserin:
Nitrogliserin adalah obat yang berfungsi sebagai vasodilator (melebarkan pembuluh darah). Pemberian Nitrogliserin pada pasien dengan nyeri dada akibat sindrom koroner akut bertujuan untuk mengurangi beban kerja jantung dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung meningkat dan nyeri akibat iskemia miokard berkurang.
Dengan pemberian Nitrogliserin secara cepat, diharapkan dapat mengurangi gejala nyeri dada dan memperbaiki aliran darah ke jantung. Selanjutnya, diperlukan pemantauan yang cermat terhadap tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap obat. -
Article No. 5926 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu, dengan skala nyeri 7 dan kualitas seperti tertindih beban berat. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat istirahat nyeri tidak berkurang. Tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah 110/ 72 mmHg, frekuensi nadi 143 kali/menit, frekuensi napas 28 kali/menit. Kemudian dokter memberikan Nitrogliserin untuk segera diberikan ke pasien.Apakah fungsi dari pemberian Nitrogliserin pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien tersebut kemungkinan mengalami diagnosis keperawatan Nyeri Akut, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan jaringan.
SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan:
1. Nyeri terkontrol
2. Pasien mampu mengontrol nyeri
3. Pasien melaporkan penurunan rasa nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri.
2. Pemberian Vasodilatasi: Tindakan pemberian obat-obatan yang dapat melebarkan pembuluh darah, seperti nitrogliserin.
Fungsi pemberian Nitrogliserin pada pasien:
Nitrogliserin adalah obat yang bekerja sebagai vasodilator, yaitu melebarkan pembuluh darah koroner (arteri yang mensuplai darah ke jantung). Dengan melebarnya pembuluh darah koroner, aliran darah ke jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen jantung terpenuhi. Hal ini dapat mengurangi nyeri dada (angina) yang dialami oleh pasien.
Pemberian nitrogliserin dapat membantu mengatasi nyeri dada yang timbul akibat iskemia miokard (kurangnya pasokan darah dan oksigen ke otot jantung), yang merupakan gejala dari penyakit jantung koroner. Dengan menurunnya nyeri, diharapkan kondisi pasien dapat lebih stabil dan dapat diberikan perawatan lebih lanjut. -
Article No. 5927 | 15 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu, dengan skala nyeri 7 dan kualitas seperti tertindih beban berat. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat istirahat nyeri tidak berkurang. Tanda-tanda vital diperoleh tekanan darah 110/ 72 mmHg, frekuensi nadi 143 kali/menit, frekuensi napas 28 kali/menit. Kemudian dokter memberikan Nitrogliserin untuk segera diberikan ke pasien.Apakah fungsi dari pemberian Nitrogliserin pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard, ditandai dengan keluhan nyeri dada kiri, skala nyeri 7, dan kualitas nyeri seperti tertindih beban berat.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Ciri-cirinya meliputi ekspresi wajah kesakitan, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgetik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Pemantauan tanda-tanda vital: Memonitor tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas secara berkala.
Fungsi Nitrogliserin:
Nitrogliserin adalah obat yang bekerja sebagai vasodilator, yaitu melebarkan pembuluh darah koroner (jantung) dan menurunkan beban kerja jantung. Pemberian Nitrogliserin pada pasien ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dada dengan meningkatkan aliran darah ke jantung dan mengurangi ischemia miokard.
Dengan demikian, perawat berperan penting dalam mengatasi nyeri akut pada pasien dengan iskemia miokard melalui pengkajian yang komprehensif, pengelolaan nyeri yang efektif, serta pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. -
Article No. 5928 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien anak perempuan berusia 5 tahun dengan kemungkinan penyakit campak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi selama 3 hari.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan kelelahan akibat penyakit campak, ditandai dengan pasien tampak lemah dan kelelahan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat penyakit campak, ditandai dengan adanya ruam merah di kulit dan bintik Koplik di mukosa mulut.
4. Gangguan pola napas berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan akibat penyakit campak, ditandai dengan batuk kering.
5. Gangguan penglihatan berhubungan dengan infeksi virus campak, ditandai dengan mata merah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh pasien kembali normal dalam rentang 36,5-37,5°C.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
3. Tidak terjadi komplikasi infeksi selama perawatan.
4. Pasien dapat bernapas dengan mudah tanpa adanya batuk yang mengganggu.
5. Tidak terjadi gangguan penglihatan yang lebih buruk selama perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen demam:
a. Pantau suhu tubuh pasien secara teratur.
b. Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Berikan obat penurun demam sesuai indikasi.
d. Anjurkan pasien minum banyak cairan.
2. Manajemen aktivitas dan istirahat:
a. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai tingkat energinya.
b. Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup.
c. Berikan terapi bermain yang sesuai untuk anak.
3. Manajemen infeksi:
a. Lakukan perawatan kulit dan mukosa secara rutin.
b. Pantau tanda-tanda infeksi dan segera laporkan jika ada.
c. Berikan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan penularan.
4. Manajemen pola napas:
a. Pantau frekuensi, kedalaman, dan pola napas pasien.
b. Berikan terapi uap/humidifier untuk melembapkan jalan napas.
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan exercise pernapasan.
5. Manajemen gangguan penglihatan:
a. Bersihkan mata pasien secara rutin dengan larutan steril.
b. Berikan tetes mata sesuai indikasi untuk mengurangi iritasi.
c. Edukasi keluarga tentang perawatan mata selama perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana dengan baik, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan pulih dari penyakit campak tanpa mengalami komplikasi yang lebih serius.