Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 5889 | 15 Nov 2024
Klinis : PK Hiperbilirubinemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan format SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya untuk kondisi PK Hiperbilirubinemia:
Diagnosa Keperawatan:
Pemburukan perfusi jaringan perifer (00204)
Definisi:
Penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh distal sehingga terjadi penurunan pasokan oksigen, nutrisi, dan/atau pembuangan produk metabolit.
Faktor Terkait:
Peningkatan kadar bilirubin
Ciri-ciri Utama:
1. Perubahan warna kulit (kuning)
2. Perubahan suhu (hangat atau dingin)
3. Edema perifer
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi jaringan perifer: Sirkulasi (0407)
2. Perfusi jaringan: Neurologis (0406)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen cairan
3. Pencegahan hiperbilirubinemia
4. Perawatan kulit
Penjelasan singkat:
Hiperbilirubinemia dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan perifer, yang ditandai dengan perubahan warna kulit, suhu, dan edema. Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan perifer yang optimal dan mencegah komplikasi. Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pencegahan hiperbilirubinemia, dan perawatan kulit. -
Article No. 5890 | 15 Nov 2024
Klinis : risiko perdarahan krn hepatomegali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko perdarahan karena hepatomegali.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko perdarahan berhubungan dengan hepatomegali
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko perdarahan adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
- Hepatomegali adalah pembesaran hati yang dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah dan perdarahan.
- Sehingga, diagnosis keperawatan "Risiko perdarahan berhubungan dengan hepatomegali" mencerminkan kondisi pasien yang berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan akibat pembesaran hati.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Tidak Terjadi Perdarahan", yang ditandai dengan parameter seperti tidak ada tanda-tanda perdarahan, jumlah darah dalam batas normal, dan tidak ada komplikasi yang timbul akibat perdarahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian obat-obatan, tindakan penghentian perdarahan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor risiko dan tanda-tanda perdarahan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi spesifik pasien, faktor-faktor yang berkontribusi, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 5891 | 15 Nov 2024
Klinis : risiko perdarahan krn hepatomegali
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/hasil yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi risiko perdarahan akibat hepatomegali.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu risiko perdarahan akibat hepatomegali, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko perdarahan (SDKI kode: 00206)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem vaskuler.
Karakteristik definisi:
- Adanya kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti hepatomegali
- Adanya faktor risiko perdarahan, seperti perubahan fungsi hati
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/hasil sebagai berikut:
1. Pemantauan Perdarahan (SLKI kode: 0413)
Kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Tidak ada penurunan kadar hemoglobin
- Tidak ada penurunan jumlah trombosit
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/hasil yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Tanda Vital (SIKI kode: 6720)
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan.
- Catat dan laporkan perubahan tanda-tanda vital yang signifikan.
2. Pemantauan Perdarahan (SIKI kode: 6750)
- Pantau adanya tanda-tanda perdarahan, seperti perdarahan aktif, penurunan kadar hemoglobin, dan penurunan jumlah trombosit.
- Catat jumlah, warna, dan sifat perdarahan yang terjadi.
- Laporkan segera jika terjadi perdarahan aktif.
3. Peningkatan Koagulasi (SIKI kode: 6800)
- Berikan suplemen vitamin K atau terapi antikoagulan sesuai dengan indikasi.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait fungsi koagulasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pengelolaan terapi antikoagulan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Risiko perdarahan" dipilih karena kondisi hepatomegali yang dialami pasien dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan risiko perdarahan. Luaran/hasil yang diharapkan adalah pemantauan perdarahan, dengan kriteria tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif, stabilnya tanda-tanda vital, dan tidak ada penurunan kadar hemoglobin atau jumlah trombosit. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda vital, pemantauan perdarahan, dan peningkatan koagulasi untuk mencegah dan mendeteksi dini kemungkinan terjadinya perdarahan. -
Article No. 5892 | 15 Nov 2024
Klinis : mual, muntah, nyeri uku hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: mual, muntah, nyeri ulu hati
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu mual, muntah, dan nyeri ulu hati, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Mual (00134)
- Kontrol mual meningkat
- Frekuensi mual menurun
- Durasi mual menurun
2. Nyeri Akut (00132)
- Kontrol nyeri meningkat
- Intensitas nyeri menurun
- Gangguan aktivitas akibat nyeri menurun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, antara lain:
1. Mual (00134)
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Manajemen obat-obatan antiemetik sesuai indikasi
- Pemberian terapi non-farmakologis (misalnya relaksasi, akupresur, aromaterapi)
- Pengaturan diet dan hidrasi yang adekuat
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen mual
2. Nyeri Akut (00132)
- Identifikasi karakteristik dan penyebab nyeri
- Manajemen obat-obatan analgesik sesuai indikasi
- Aplikasi terapi non-farmakologis (misalnya kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk optimalisasi penatalaksanaan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai (mual dan nyeri akut) telah dijabarkan dengan definisi yang jelas. Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan juga telah dijelaskan secara komprehensif, mencakup aspek kontrol, frekuensi/intensitas, dan dampak klinis yang diharapkan dapat dicapai. Selanjutnya, intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran telah dipaparkan secara rinci, meliputi manajemen farmakologis, penerapan terapi non-farmakologis, kolaborasi interprofesional, serta edukasi pasien dan keluarga. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam mengenai asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien dan berlandaskan bukti ilmiah terkini. -
Article No. 5893 | 15 Nov 2024
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Defisit Nutrisi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Utama:
1. Berat badan di bawah berat badan ideal
2. Perubahan komposisi tubuh
3. Ketidakmampuan untuk makan
4. Intake makanan yang tidak adekuat
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi Membaik
2. Berat Badan Membaik
3. Asupan Nutrisi Memadai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Peningkatan Intake Nutrisi
3. Pemantauan Status Nutrisi
Penjelasan Singkat:
Defisit Nutrisi adalah kondisi di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, gangguan gastrointestinal, depresi, atau ketidakmampuan untuk makan.
Diagnosa ini memerlukan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen nutrisi, peningkatan asupan nutrisi, dan pemantauan status nutrisi pasien. Tujuan akhirnya adalah untuk memperbaiki status nutrisi, meningkatkan berat badan, dan memastikan asupan nutrisi yang memadai.
Perawat memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memantau kondisi ini, bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang holistik dan efektif. -
Article No. 5894 | 15 Nov 2024
Klinis : gula darah sewaktu 265, pasien makan semua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yakni gula darah sewaktu 265 mg/dL dengan pasien makan semua, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kadar glukosa darah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
- Monitoring kadar glukosa darah secara berkala
- Edukasi tentang manajemen diet dan aktivitas fisik
- Kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk pengaturan terapi obat antidiabetes, jika diperlukan.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosa keperawatan, serta membangun hubungan terapeutik yang berfokus pada kolaborasi dalam pengelolaan kondisi pasien. -
Article No. 5895 | 15 Nov 2024
Klinis : gula darah sewaktu 265, pasien makan semua
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan gula darah sewaktu 265 dan makan semua.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, sebagaimana ditunjukkan oleh gula darah sewaktu 265 mg/dL.
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, disebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi. Dalam kasus ini, peningkatan gula darah sewaktu menunjukkan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan energi, yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan toleransi aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, ditunjukkan dengan mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebih.
2. Pasien menunjukkan penurunan kadar gula darah sewaktu ke dalam rentang normal (80-130 mg/dL), tanpa komplikasi.
3. Pasien menunjukkan pemahaman yang baik mengenai pengelolaan diabetes, ditandai dengan mampu menjelaskan kembali informasi terkait diet, aktivitas, dan pemantauan gula darah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas, toleransi, dan kemampuan pasien
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sesuai toleransi
- Monitor tanda-tanda vital selama dan setelah aktivitas
- Berikan edukasi tentang manajemen aktivitas yang aman
2. Manajemen Diabetes Melitus
- Kaji status metabolik pasien (gula darah, HbA1C, dll.)
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk optimalisasi pengobatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas, dan pemantauan gula darah
- Monitor kadar gula darah secara teratur dan catat hasilnya
3. Manajemen Nutrisi
- Kaji pola makan dan asupan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang diet diabetes yang tepat
- Pantau asupan makanan dan catat jumlah yang dikonsumsi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, penurunan kadar gula darah, dan pemahaman yang baik tentang pengelolaan diabetes. Hal ini akan membantu pasien mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal. -
Article No. 5896 | 15 Nov 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Hipertermia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Suhu Tubuh: Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
2. Pengendalian Gejala: Pasien melaporkan gejala-gejala hipertermia (misalnya demam, menggigil, sakit kepala) berkurang atau hilang.
3. Pemantauan Suhu Tubuh: Pasien dapat melakukan pemantauan suhu tubuh secara mandiri.
4. Manajemen Hipertermia: Pasien dapat menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi hipertermia.
5. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Suhu Tubuh
- Pantau suhu tubur pasien secara berkala.
- Terapkan teknik-teknik penurunan suhu tubuh, seperti kompres air hangat, pemberian antipiretik, atau pengaturan lingkungan.
- Dorong pasien untuk minum cairan yang cukup.
- Minimalkan penggunaan pakaian atau selimut yang dapat meningkatkan suhu tubuh.
2. Manajemen Gejala
- Identifikasi dan monitor gejala-gejala hipertermia yang dialami pasien.
- Berikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi gejala, seperti pemberian analgetik untuk mengurangi sakit kepala.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang gejala hipertermia dan cara penanganannya.
3. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hipertermia.
- Beri informasi tentang pentingnya menjaga hidrasi dan mencegah peningkatan suhu tubuh.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan dan penanganan hipertermia.
4. Pemantauan dan Evaluasi
- Pantau secara berkala efektivitas intervensi yang diberikan dalam menurunkan suhu tubuh dan mengatasi gejala.
- Lakukan evaluasi terhadap capaian luaran/output yang diharapkan dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan suhu tubuh, pengendalian gejala, peningkatan kemampuan pemantauan dan manajemen hipertermia, serta peningkatan pengetahuan tentang kondisi hipertermia. -
Article No. 5897 | 15 Nov 2024
Klinis : PASIEN PEREMPUAN DENGAN USIA 30 TAHUN dengan keluhan mual(+), muntah(+), nafsu makan menurun.DIAGNOSA SEMENTARA NYERI ABDOMEN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI)
Definisi: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Penyebab: Adanya faktor pencetus (seperti nyeri abdomen), efek samping obat, atau kondisi patologis.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan/dibutuhkan.
Penyebab: Penurunan energi dan penurunan nafsu makan.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol mual (SLKI)
Kriteria hasil: Pasien mampu mengenali tanda/gejala mual dan menggunakan strategi untuk mengatasi mual.
2. Toleransi aktivitas (SLKI)
Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen mual (SIKI)
Tindakan: Identifikasi faktor penyebab mual, ajarkan teknik relaksasi, berikan antiemetik jika perlu.
2. Manajemen aktivitas (SIKI)
Tindakan: Evaluasi kemampuan fisik pasien, atur aktivitas sesuai toleransi, pantau tanda-tanda intoleransi, dan berikan edukasi.
Penjelasan singkat:
Pasien perempuan usia 30 tahun dengan keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun mengarah pada diagnosa keperawatan mual dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen mual untuk mengatasi keluhan mual dan muntah, serta manajemen aktivitas untuk mengatasi penurunan toleransi aktivitas akibat penurunan nafsu makan dan energi. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali tanda/gejala mual, menggunakan strategi untuk mengatasi mual, dan mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan. -
Article No. 5898 | 15 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, suara napas bronkial, dan adanya lesi di paru.
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Karakteristik Definisi: Sesak napas dan kehilangan nafsu makan.
c. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Karakteristik Definisi: Demam.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Suara napas bronkial berkurang.
- Lesi di paru-paru mulai berkurang.
b. Toleransi Aktivitas Membaik
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas.
- Pasien mengalami peningkatan nafsu makan.
c. Suhu Tubuh Normal
Kriteria Hasil:
- Pasien mencapai suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Auskultasi suara napas
- Bantu pasien batuk dan bernapas dalam
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Manajemen Sekresi
- Berikan nebulizer untuk melembapkan sekret
- Lakukan suction jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif
b. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Manajemen Nutrisi
- Evaluasi asupan nutrisi pasien
- Berikan makanan yang bergizi dan menarik
- Konsultasi dengan ahli gizi jika perlu
c. Hipertermia
- Manajemen Suhu
- Pantau suhu tubuh pasien secara rutin
- Berikan kompres dingin jika suhu tinggi
- Pastikan asupan cairan pasien cukup
- Manajemen Infeksi
- Berikan pengobatan antituberkulosis sesuai resep dokter
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien, diharapkan kondisi pasien akan membaik dan tujuan luaran yang diharapkan dapat tercapai.