Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6037 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 18 tahun G1P0A0 hamil 12 minggu di ruang VK karena mengalami perdarahan pervaginam. Pasien terlihat lemah, mengeluh nyeri di perut bagian bawah dengan skala nyeri 8 serta pusing. TD: 80/60 mmHg, Nadi : 88 x/mnt, RR : 18 x/mnt, suhu : 36’C. akral dingin, mukosa bibir pucat. Hasil USG menjelaskan bahwa pasien menderita kehamilan ektopik terganggu.Apakah masalah keperawatan prioritas berdasarkan kasus di atas? A. Nyeri B. Kelelahan C. Risiko perdarahan D. Resiko deficit volume cairan E. Ketidakefektifan perfusi jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan prioritas yang teridentifikasi adalah:
C. Risiko perdarahan
Penjelasan:
Berdasarkan standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Rencana Asuhan Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi pasien dengan perdarahan pervaginam, lemah, nyeri perut bawah, pusing, tekanan darah rendah, dan hasil USG menunjukkan kehamilan ektopik terganggu mengindikasikan adanya risiko perdarahan yang merupakan masalah keperawatan prioritas.
Pasien berisiko tinggi mengalami perdarahan yang dapat mengancam nyawa, sehingga penatalaksanaan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengkajian perdarahan secara berkala, pemberian cairan intravena, dan kesiapan dalam menghadapi komplikasi yang mungkin terjadi. Selain itu, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk penanganan medis yang komprehensif. -
Article No. 6038 | 16 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh ada benjolan pada telapak kaki kanan sejak 3 bulan yll. nyeri dan terasa bengkak keras. demam(+) badan terasa lemas. BAB BAK lancarR/Alergi(-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko Infeksi
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, di mana pasien mengeluhkan adanya benjolan pada telapak kaki kanan sejak 3 bulan yang lalu, disertai dengan rasa nyeri, pembengkakan, demam, dan kondisi badan yang terasa lemas, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah Resiko Infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Resiko Infeksi didefinisikan sebagai rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien, seperti adanya benjolan, nyeri, pembengkakan, demam, serta kondisi badan yang terasa lemas, merupakan indikasi adanya proses infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Resiko Infeksi adalah pasien akan menunjukkan tidak ada tanda dan gejala infeksi, tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak ada pembengkakan, dan tidak ada nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Resiko Infeksi meliputi:
1. Observasi tanda dan gejala infeksi.
2. Pemantauan suhu tubuh.
3. Perawatan luka atau bengkakan.
4. Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter.
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang tepat, diharapkan dapat membantu mengelola Resiko Infeksi pada pasien dan mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 6039 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat pelaksana akhir –akhir ini sering mengajukan ijin tidak masuk shift secara tiba-tiba, perawat tersebut juga seringkali datang terlambat pada saat dinas. Kepala ruang sudah melakukan pemanggilan untuk meminta penjelasan akan tetapi tidak dihiraukan.apakah yang harus dilakukan kepala ruang? A. Memberikan teguran didepan forum supaya memberikan efek jera B. Melakukan pemanggilan ulang untuk membahas masalah kedisiplinan C. Membiarkan sampai perawat tersebut mampu mengatasi permasalahannya D. Merekomendasikan kepada kepala bidang keperawatan untuk panggilan tertulis E. Melakukan konseling kepada perawat tersebut untuk mencari solusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan (00079)
Definisi: Pola perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan.
Penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakpatuhan (00079) adalah salah satu diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI.
- Definisi dari diagnosis ini mencakup perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi pemberi asuhan kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang sesuai dengan diagnosis Ketidakpatuhan (00079) adalah Kepatuhan (1600).
- Indikator luaran ini mencakup kepatuhan terhadap aturan, prosedur, dan rekomendasi perawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang sesuai dengan diagnosis Ketidakpatuhan (00079) adalah Manajemen Ketidakpatuhan (5250).
- Intervensi ini fokus pada upaya membantu pasien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rencana perawatan.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, jawaban yang tepat adalah:
E. Melakukan konseling kepada perawat tersebut untuk mencari solusi, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse.
Penjelasan:
Kepala ruang sebaiknya melakukan konseling kepada perawat tersebut untuk mencari solusi atas permasalahan kedisiplinan yang terjadi. Pendekatan yang akademis dan persona sebagai pakar/perawat akan membuat perawat merasa dihargai dan didukung dalam mengatasi permasalahannya. Konseling ini dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perilaku tidak disiplin dan membantu perawat untuk meningkatkan kepatuhannya. -
Article No. 6040 | 16 Nov 2024
Klinis : PASIEN DENGAN KELUHAN NYERI PERUT, DIAGNOSA DARI DOKTER CHOLELIRTIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk pasien dengan keluhan nyeri perut dan diagnosa dokter kolestisis, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pada pasien dengan kolestistis, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" dan "Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri". Kedua diagnosa ini terkait dengan gejala utama pasien, yaitu nyeri perut. SDKI memberikan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan data subjektif/objektif untuk menegakkan diagnosa tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan, luaran keperawatan yang dapat diterapkan adalah:
1. Pengurangan Nyeri
2. Peningkatan Kenyamanan
SLKI menyediakan kriteria hasil yang terukur untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan dalam mencapai luaran yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien dengan nyeri perut akibat kolestistis antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Manajemen Kenyamanan
3. Terapi Analgesik
SIKI memberikan panduan dalam pemilihan dan pelaksanaan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, sistematis, dan berpedoman pada standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 6041 | 16 Nov 2024
Klinis : Anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke RS akibat darah dan benjolan yang keluar dari anus pada saat BAB pagi ini. Pasien mengeluh nyeri skala 5 dan sulit untuk beraktivitas, pasien mempunyai riwayat konstipasi berulang. Dari pengkajian perawat didapatkan data bising usus 8x/ menit, terdapat distensi abdomen, TD 100/70 mmHg, N : 80x/ menit. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb : 9 gr/ dL, Leukosit : 13500/mm3. Pada pemeriksaan rectal tussae, feses teraba keras..Tindakan mandiri keperawatan yang dilakukan untuk masalah utama tersebut? A. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi B. Lakukan huknah tinggi C. Berikan diet tinggi serat D. Kolaborasi pemberian laksatif E. Cegah resiko penyebaran infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus anak laki-laki berusia 15 tahun dengan keluhan darah dan benjolan dari anus saat buang air besar, nyeri skala 5, sulit beraktivitas, dan riwayat konstipasi berulang, dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan konstipasi yang terjadi ditandai dengan skala nyeri 5 dan sulit beraktivitas.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, mampu melakukan aktivitas sehari-hari, dan tidak terjadi komplikasi lanjut.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, termasuk ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (A), kolaborasi pemberian analgesik (D), dan intervensi untuk mengatasi penyebab nyeri (konstipasi).
Tindakan Mandiri Keperawatan:
1. Lakukan huknah tinggi (B) untuk memperlancar buang air besar dan mengatasi konstipasi.
2. Berikan diet tinggi serat (C) untuk meningkatkan konsumsi serat dan memperlancar buang air besar.
3. Cegah risiko penyebaran infeksi (E) dengan menjaga kebersihan area anus dan perineum.
Jadi, tindakan mandiri keperawatan yang dapat dilakukan adalah lakukan huknah tinggi, berikan diet tinggi serat, dan cegah risiko penyebaran infeksi. -
Article No. 6042 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 21 tahun masuk RSJ. Pasien dirawat yang pertama kalinya karena tidak mau bicara dengan orang lain dan mengurung diri di kamar. Hal ini terjadi sejak klien tidak diterima di perguruan tinggi yang diinginkan. Hasil pengkajian lebih lanjut klien kehilangan percaya diri, merasa tidak berguna, serta kontak mata kurang.Apakah rencana keperawatan yang tepat untuk klien sesuai kasus diatas? A. Beri arahan pada klien untuk tindakan yang bisa dilakukan di rumah sakit B. Pantau kegiatan yang dilakukan klien C. Bimbing klien untuk melaksanakan kegiatan di rumah sakit D. Buat daftar tentang aspek positif yang dimiliki E. Diskusikan bersama klien tentang kemampuan yang dimiliki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi Sosial adalah kondisi individu yang mengalami keterbatasan hubungan dan interaksi dengan orang lain.
- SLKI: Tujuan dari intervensi keperawatan adalah klien dapat berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Fasilitasi Hubungan Sosial, Terapi Kelompok, dan Dukungan Emosional.
2. Harga Diri Rendah
- SDKI: Harga Diri Rendah adalah evaluasi negatif individu terhadap dirinya sendiri.
- SLKI: Tujuan dari intervensi keperawatan adalah klien dapat menunjukkan harga diri yang positif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Klarifikasi Nilai, Terapi Perilaku Kognitif, dan Terapi Kelompok.
Rencana Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, rencana keperawatan yang tepat untuk klien adalah:
E. Diskusikan bersama klien tentang kemampuan yang dimiliki, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse.
Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien meningkatkan harga diri dan kepercayaan dirinya dengan mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki. Perawat berperan sebagai pakar yang dapat memberikan edukasi dan bimbingan secara akademis untuk membantu klien mencapai tujuan terapeutik. -
Article No. 6043 | 16 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, hipersekresi, dan kelemahan batuk.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Faktor Berhubungan: Penyakit paru, kelelahan otot pernapasan, dan nyeri.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik.
- Faktor Berhubungan: Malnutrisi, kelemahan, dan dispnea.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi batuk efektif
- Kelancaran pengeluaran sekret
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin tanpa hambatan fisik.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada keluhan sesak napas saat beraktivitas
- Tidak ada penurunan tekanan darah saat beraktivitas
- Tidak ada peningkatan denyut jantung yang berlebihan saat beraktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Suction
- Terapi Oksigen
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Manajemen Jalan Napas
- Pengaturan Posisi
- Latihan Pernapasan
- Terapi Oksigen
3. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas Fisik
- Pemberian Nutrisi
- Manajemen Gejala
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Diagnosa yang dipilih sesuai dengan kondisi pasien, yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakefektifan pola napas, dan intoleransi aktivitas. Setiap diagnosa memiliki definisi, faktor berhubungan, dan penyebab yang spesifik.
2. Luaran/Output SLKI:
- Luaran yang diharapkan adalah kemampuan pasien untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal, pola napas yang efektif, dan toleransi aktivitas yang meningkat. Setiap luaran memiliki definisi dan kriteria hasil yang jelas.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
- Intervensi yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen jalan napas, fisioterapi dada, suction, terapi oksigen, pengaturan posisi, latihan pernapasan, manajemen energi, peningkatan aktivitas fisik, pemberian nutrisi, dan manajemen gejala. Setiap intervensi memiliki tujuan dan aktivitas yang spesifik untuk mengatasi masalah keperawatan pasien.
Secara keseluruhan, pendekatan ini memberikan solusi komprehensif untuk menangani kondisi pasien dengan tuberkulosis paru, dengan mempertimbangkan aspek pemeliharaan jalan napas, pengaturan pola napas, dan peningkatan toleransi aktivitas. Asuhan keperawatan yang tepat dan terukur diharapkan dapat membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6044 | 16 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pernapasan akibat infeksi paru
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat infeksi paru
- Ditandai dengan penurunan berat badan dan asupan nutrisi yang tidak adekuat
3. Hipertermia
- Berhubungan dengan proses infeksi paru
- Ditandai dengan demam
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA-I. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan harus sesuai dengan SDKI untuk memastikan keakuratan dan konsistensi dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan. SLKI membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan. SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang efektif dan efisien.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi akan memastikan kualitas asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar sesuai dengan praktik keperawatan terbaik di Indonesia. -
Article No. 6045 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, usia 50 tahun, sudah 2 hari dirawat di RS mengalami sirosis hepatis. Keluhan yang dirasakan pasien adalah perut bagian kanan atas terasa penuh, sesak nafas, diare 5 kali sehari, penurunan nafsu makan, mual dan muntah. Hasil lab, SGOT: 300 u/L, SGPT : 200 u/L. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 60 kali permenit, suhu 37,5 0 C, pernafasan 28 kali permenit.Apakah prioritas masalah keperawatan pada klien tersebut? A. Nausea B. Gangguan pola nafas C. Gangguan integritas kulit D. Ketidakseimbaangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh E. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhaan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, prioritas masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien tersebut adalah:
D. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Mayor: Penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, mual, muntah.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan saluran cerna (sirosis hepatis).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Status nutrisi membaik.
- Kriteria hasil: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, tidak ada mual dan muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nutrisi, manajemen mual dan muntah, peningkatan nafsu makan.
Prioritas masalah keperawatan pada klien ini adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, karena klien mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah, dan diare yang dapat menyebabkan penurunan berat badan. Hal ini perlu segera diatasi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6046 | 16 Nov 2024
Klinis : Seorang pria masuk rumah sakit dengan keluhan berak darah, mules, sudah 4 hari. Sebutkan obat-obatan yang sesuai untuk pasien tersebut,
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.1
- Deskripsi: Melena (berak darah)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Kolonoskopi
Untuk kondisi pasien ini, yaitu seorang pria yang masuk rumah sakit dengan keluhan berak darah, mules, dan sudah berlangsung selama 4 hari, obat-obatan yang dapat dipertimbangkan antara lain:
1. Antidiare:
- Loperamid, untuk mengurangi frekuensi dan konsistensi tinja
- Kaolin dan pectin, untuk menyerap cairan dan memadatkan tinja
2. Antispasmodik:
- Hioskina butilbromida, untuk mengurangi kram perut dan nyeri abdominal
3. Penghenti perdarahan:
- Sukralfat, untuk melapisi dan melindungi mukosa saluran cerna
- Asam traneksamat, untuk menghentikan perdarahan
4. Proton Pump Inhibitor (PPI):
- Omeprazol, untuk menurunkan produksi asam lambung dan melindungi mukosa
5. Antibiotik (jika terindikasi infeksi):
- Ciprofloksasin, untuk mengatasi infeksi bakteri
Pemberian obat-obatan ini disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan hasil pemeriksaan lebih lanjut, seperti kolonoskopi untuk mengetahui penyebab perdarahan gastrointestinal. Dokter akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti tanda dan gejala, riwayat medis, dan hasil pemeriksaan penunjang, untuk menentukan terapi yang paling sesuai.