Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6145 | 17 Nov 2024
Klinis : Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien yang menjalani Coronary Artery Bypass Graft (CABG).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke miokardium.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan integritas pembuluh darah.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan perubahan keseimbangan cairan.
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik.
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan dan alat-alat medis.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung
- SDKI: Penurunan suplai oksigen ke miokardium yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan jantung.
- SIKI: Intervensi yang ditujukan untuk mempertahankan suplai darah dan oksigen ke miokardium, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan penatalaksanaan pengobatan.
2. Risiko Perdarahan
- SDKI: Gangguan integritas pembuluh darah yang dapat menyebabkan kehilangan darah.
- SLKI: Integritas pembuluh darah yang terjaga.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan, seperti pemantauan tanda-tanda perdarahan, penggunaan alat-alat hemostatik, dan pemberian cairan/produk darah.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Perubahan keseimbangan cairan yang dapat menyebabkan dehidrasi atau kelebihan cairan.
- SLKI: Keseimbangan cairan yang terjaga.
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan, seperti pemantauan input-output, pemberian cairan parenteral, dan edukasi pasien.
4. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Penurunan kemampuan fisik yang dapat menghambat pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
- SLKI: Kemampuan melakukan aktivitas yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik bertahap, manajemen kelelahan, dan bantuan dalam aktivitas.
5. Risiko Infeksi
- SDKI: Pembedahan dan alat-alat medis yang dapat menjadi pintu masuk bagi agen infeksi.
- SLKI: Bebas dari infeksi.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, seperti perawatan luka, pemberian antibiotik, dan edukasi pasien tentang pencegahan infeksi.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang diagnosa keperawatan dan intervensi yang dapat diterapkan pada pasien yang menjalani Coronary Artery Bypass Graft (CABG) berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 6146 | 17 Nov 2024
Klinis : Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan tone akademis dan persona pakar.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI yang Sesuai:
a. Nyeri Akut: Pasien dengan prosedur CABG akan mengalami nyeri akut akibat insisi bedah pada dada dan pengambilan pembuluh darah dari area lain untuk graft. Nyeri ini perlu diidentifikasi dan diatasi dengan tepat.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Pasien pascaoperasi CABG mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan asupan nutrisi yang tidak memadai, sehingga memerlukan pemantauan dan intervensi nutrisi yang tepat.
c. Risiko Perfusi Jaringan Kardiaks Tidak Efektif: Prosedur CABG bertujuan untuk memperbaiki aliran darah ke jantung, namun ada risiko komplikasi yang dapat mengganggu perfusi jaringan jantung.
d. Intoleransi Aktivitas: Pasien pascaoperasi CABG akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol dalam skala nyeri yang dapat diterima.
b. Status Nutrisi Membaik: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi.
c. Perfusi Jaringan Jantung Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan perfusi jaringan jantung, seperti EKG yang stabil, tidak ada angina, dan pemeriksaan diagnostik yang mendukung.
d. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap tanpa menunjukkan tanda-tanda intoleransi.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
a. Manajemen Nyeri:
i. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
ii. Kolaborasi pemberian analgetik yang tepat
iii. Ajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis (distraksi, relaksasi)
iv. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
b. Manajemen Nutrisi:
i. Asesmen status nutrisi pasien
ii. Kolaborasi pemberian nutrisi enteral/parenteral yang adekuat
iii. Edukasi pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
iv. Monitoring intake dan output nutrisi
c. Manajemen Perfusi Jantung:
i. Monitor tanda-tanda vital dan irama jantung
ii. Kolaborasi pemberian obat-obatan kardiovaskuler
iii. Ajarkan aktivitas fisik yang aman dan bertahap
iv. Monitor hasil pemeriksaan diagnostik (EKG, tes stres, dll.)
d. Manajemen Toleransi Aktivitas:
i. Asesmen toleransi aktivitas pasien
ii. Berikan aktivitas fisik yang sesuai dan bertahap
iii. Monitor tanda-tanda intoleransi aktivitas
iv. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk pasien dengan CABG, perawat perlu memperhatikan diagnosis keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 6147 | 17 Nov 2024
Klinis : DEMAM 4 HARI, BATUK, PILEK, PUSING, SAKIT TENGGOROKAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam 4 hari, batuk, pilek, pusing, dan sakit tenggorokan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder akibat penyakit.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan sekresi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, kapasitas fungsional, dan tingkat energi.
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- SLKI: Pemeliharaan jalan napas bebas, frekuensi napas dalam batas normal, suara napas normal.
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan kepuasan terhadap manajemen nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologis Nyeri.
Diagnosa dan intervensi keperawatan ini disusun berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu demam 4 hari, batuk, pilek, pusing, dan sakit tenggorokan. Tujuan utamanya adalah untuk mengatasi masalah kesehatan yang Anda alami, meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan fungsi pernapasan yang efektif, dan mengurangi nyeri yang dirasakan. -
Article No. 6148 | 17 Nov 2024
Klinis : pasien mengalami mual muntah 2 kali, demam sudah dialami selama 2 minggu, menggigil, batuk selama 4 hari makin memberat dimalam hari. lemas dan tidak ada nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan mual, muntah, dan demam.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, dan melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan manajemen kelelahan.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan demam yang berlangsung lama.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi hipertermia, dan mencapai penurunan suhu tubuh.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen demam, manajemen suhu tubuh, dan manajemen infeksi.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan yang ditandai dengan batuk yang makin memberat di malam hari.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi ketidakefektifan bersihan jalan napas, dan mencapai bersihan jalan napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen pernapasan, dan manajemen batuk. -
Article No. 6149 | 17 Nov 2024
Klinis : Nyeri perut yang dialami sejak 4hariini . Nyeri perut bersifat terus menerus. Perut terasa menyesak ke dada. Nyeri terutama diulu hati . Mual(+) muntah(-). Sesak nafas dan nyeri dada disangkal . Tidak selera makan. Demam, batuk, pilek disangkal. BAB dan BAK normal. Susah tidur. Sudah berobat sebelumnya namun tidak ada perubahan. riwayat penyakit asam lambung, dm tipe II, Hipertensi. Sens : CM Vas 8 TD 160/83 HR 100 RR 20 T 36 Spo2 99 Mata: Anemis-/- Sklera ikterik-/- Thorax: Vesikuler, Rh-/- Wh-/- Cor : BJ S1/S2 reguler Abdomen: Soepel, Peristaltik(+)N, NTE(+) Ekstremitas: Akral hangat, Oedem pretibial-/-
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami nyeri perut yang terus-menerus sejak 4 hari terakhir.
- Nyeri terutama dirasakan di ulu hati.
- Pasien juga mengalami rasa menyesak di dada.
- Riwayat penyakit asam lambung, DM tipe II, dan hipertensi dapat menjadi faktor yang memengaruhi nyeri perut.
2. Gangguan rasa nyaman: Gangguan tidur (SDKI)
Definisi: Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur yang dialami individu.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami kesulitan tidur.
- Hal ini dapat disebabkan oleh nyeri perut yang terus-menerus dirasakan.
3. Risiko malnutrisi (SDKI)
Definisi: Keadaan berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang dapat memengaruhi bentuk dan fungsi tubuh.
Penjelasan singkat:
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan.
- Hal ini dapat menyebabkan risiko malnutrisi.
Standar Dokumentasi Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah standar yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 6150 | 17 Nov 2024
Klinis : pohon masalah bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait dengan kondisi "bersihan nafas tidak efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "bersihan nafas tidak efektif" berdasarkan SDKI adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
Penyebab dari diagnosa ini meliputi:
a. Adanya obstruksi jalan napas
b. Penumpukan sekret
c. Kelemahan otot pernapasan
d. Kelelahan otot pernapasan
e. Ketidakefektifan batuk
f. Kecemasan
Tanda dan gejala yang muncul dapat berupa:
a. Dispnea
b. Ortopnea
c. Penggunaan otot bantu pernapasan
d. Sianosis
e. Suara napas tambahan (wheezing, ronki, dll.)
f. Sputum berlebih
g. Batuk tidak efektif
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Klien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
b. Pernapasan Efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada kerja napas yang berlebihan
c. Nyaman
- Klien tidak mengalami kesulitan bernafas
- Klien dapat beristirahat dengan baik
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan SIKI, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada kondisi "bersihan nafas tidak efektif" adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
- Memantau status pernapasan dan keadaan jalan napas
- Membersihkan jalan napas dengan suction atau batuk efektif
- Menggunakan alat bantu pernapasan jika diperlukan (misalnya oksigen)
b. Manajemen Ventilasi
- Mengatur posisi klien untuk memaksimalkan ventilasi
- Memberikan latihan pernapasan dan batuk efektif
- Memfasilitasi penggunaan alat bantu pernapasan jika diperlukan
c. Manajemen Nyeri
- Mengkaji nyeri yang dialami klien terkait kondisi pernapasan
- Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya bersihan jalan napas
- Mengajarkan teknik-teknik untuk mempertahankan bersihan jalan napas, seperti latihan batuk efektif dan penggunaan alat bantu pernapasan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang membaik, pernapasan yang efektif, dan klien merasa nyaman. -
Article No. 6151 | 17 Nov 2024
Klinis : Acute leukemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi Acute Leukemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Penurunan Sistem Imun
Pasien dengan Acute Leukemia berisiko mengalami infeksi akibat penurunan jumlah dan fungsi sel darah putih. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Penurunan Energi
Pasien dengan Acute Leukemia sering mengalami kelelahan dan mudah lelah akibat proses penyakit dan efek samping pengobatan. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Infiltrasi Sel Leukemia
Pasien dengan Acute Leukemia dapat mengalami nyeri akibat infiltrasi sel leukemia ke berbagai organ, seperti tulang, sendi, atau organ lainnya. Nyeri ini harus segera diatasi untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Luaran (SLKI) yang Diharapkan:
1. Risiko Infeksi Teratasi
Diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dapat terhindar dari infeksi dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
Diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan tidak mudah lelah.
3. Nyeri Terkontrol
Diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dapat mengelola nyeri dengan baik dan merasakan kenyamanan yang optimal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi Teratasi:
a. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
b. Lakukan perawatan tangan dan kebersihan diri secara teratur
c. Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral
2. Toleransi Aktivitas Meningkat:
a. Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan energi pasien
b. Kembangkan rencana aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien
c. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan toleransi pasien
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya
3. Nyeri Terkontrol:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan rekomendasi tim medis
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi nyeri
Dengan pemahaman yang mendalam tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan Acute Leukemia. -
Article No. 6152 | 17 Nov 2024
Klinis : Acute leukemia dengan transfusi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Acute Leukemia dengan Transfusi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Acute Leukemia dengan Transfusi adalah:
a. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang disebabkan oleh keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
b. Perubahan Nutrisi: Intake nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan atau kekurangan nutrisi.
c. Risiko Infeksi: Peningkatan risiko terserang infeksi yang disebabkan oleh penurunan system imun, prosedur invasif, atau kondisi penyakit.
Penjelasan:
Pasien dengan Acute Leukemia memiliki kondisi yang membutuhkan perhatian khusus terkait dengan intoleransi aktivitas, perubahan nutrisi, dan risiko infeksi. Diagnosa keperawatan ini akan menjadi dasar bagi perawat untuk menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat dan komprehensif.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik dan energi.
- Pasien menunjukkan perbaikan dalam pemulihan setelah transfusi.
b. Perubahan Nutrisi:
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai target.
- Pasien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.
- Pasien menunjukkan perbaikan status nutrisi.
c. Risiko Infeksi:
- Pasien tidak mengalami infeksi selama menjalani perawatan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien menunjukkan peningkatan sistem kekebalan tubuh.
Penjelasan:
Luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah membantu pasien mencapai kondisi yang optimal, yaitu meningkatkan toleransi aktivitas, memperbaiki status nutrisi, dan mengurangi risiko infeksi. Hal ini akan mendukung pemulihan pasien dan meningkatkan kualitas hidup.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Kolaborasi dengan tim terapeutik untuk menyusun program rehabilitasi yang sesuai.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya.
- Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap aktivitas.
b. Perubahan Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Bantu pasien dalam mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
- Pantau intake dan output cairan serta berat badan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait pentingnya asupan nutrisi.
c. Risiko Infeksi:
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara rutin.
- Berikan perawatan luka dan prosedur invasif dengan teknik aseptik.
- Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk mencegah dan mengelola infeksi.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Pantau status imunologi pasien dan berikan intervensi yang sesuai.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup evaluasi, perencanaan, implementasi, dan pemantauan yang komprehensif untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas, perubahan nutrisi, dan risiko infeksi pada pasien dengan Acute Leukemia. Kolaborasi dengan tim terapeutik dan pemberian edukasi kepada pasien serta keluarga juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan. -
Article No. 6153 | 17 Nov 2024
Klinis : Trombositopenia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi trombositopenia berdasarkan panduan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Trombositopenia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi trombositopenia adalah "Risiko Perdarahan" (00206). Trombositopenia adalah kondisi dimana jumlah platelet (trombosit) dalam darah menurun di bawah normal, yang dapat meningkatkan risiko perdarahan. Karakteristik definisi dari diagnosa ini adalah adanya faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti penurunan jumlah platelet, disfungsi platelet, dan gangguan sistem pembekuan darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (0413): Pasien dapat menunjukkan tidak adanya tanda-tanda perdarahan aktif dan mampu mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
2. Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Mukosa (1101): Pasien dapat menunjukkan kulit dan membran mukosa yang utuh, lembab, dan tidak terdapat lesi.
3. Pemulihan Keseimbangan Cairan (0601): Pasien dapat menunjukkan volume cairan yang seimbang, tanpa tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital (6680): Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal perdarahan atau komplikasi lainnya.
2. Pemantauan Perdarahan (4654): Melakukan pengkajian dan pemantauan secara komprehensif terhadap tanda-tanda perdarahan, seperti jumlah, warna, dan sumber perdarahan, untuk mendeteksi adanya perdarahan aktif.
3. Manajemen Cairan (4120): Memberikan cairan intravena, jika diperlukan, untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat dan mencegah terjadinya dehidrasi.
4. Promosi Integritas Kulit (3590): Melakukan perawatan kulit dan membran mukosa, seperti menjaga kelembaban, mencegah trauma, dan memantau adanya lesi atau perdarahan, untuk mempertahankan integritas jaringan.
5. Edukasi Kesehatan (5510): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi trombositopenia, tanda-tanda perdarahan, dan perawatan yang diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengelola kondisi trombositopenia dan mencegah terjadinya komplikasi perdarahan pada pasien. -
Article No. 6154 | 17 Nov 2024
Klinis : kejang berulang selama 2,5 jam smrs, lebih dari 10 x tanpa periode sadar, kejang kelojotan demam dan bapil, GCS 3 . Riwayat epilepsi, CP, reterdasi mental, obese, mikrocefal, dan hidrocefalus. dx medis saat ini adalah status epileptikus, susp susp. pneumonia aspirasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera fisik berhubungan dengan kejang berulang.
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan status epileptikus.
3. Gangguan ventilasi dan oksigenasi berhubungan dengan pneumonia aspirasi.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi medis yang kompleks.
Penjelasan singkat:
1. Risiko cedera fisik berhubungan dengan kejang berulang:
- SDKI: Risiko Cedera
- SLKI: Keamanan
- SIKI: Manajemen Risiko Cedera
2. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan status epileptikus:
- SDKI: Gangguan Perfusi Serebral
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Gangguan Perfusi Serebral
3. Gangguan ventilasi dan oksigenasi berhubungan dengan pneumonia aspirasi:
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Pertukaran Gas
- SIKI: Manajemen Gangguan Pertukaran Gas
4. Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi medis yang kompleks:
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Perlu diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini berdasarkan pada informasi yang Anda berikan. Evaluasi lebih lanjut dan pemeriksaan klinis oleh perawat atau tenaga kesehatan yang kompeten diperlukan untuk membuat rencana asuhan keperawatan yang komprehensif.