Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6268 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J00
- Deskripsi: Rhinitis akut (pilek)
2. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
3. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
4. Kode ICD-10:
- Kode: R04.0
- Deskripsi: Epistaksis (mimisan)
5. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang spesifik untuk kondisi ini, karena mayoritas gejala yang disampaikan merupakan diagnosis klinis dan tidak memerlukan tindakan invasif. Penanganan utama biasanya berupa terapi suportif, pemberian obat simptomatik, dan pemantauan kondisi pasien.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J00 (Rhinitis akut) sesuai dengan keluhan pilek yang dialami pasien.
2. Kode ICD-10 J02.9 (Faringitis akut, tidak spesifik) mencakup kondisi batuk berdahak yang dialami pasien.
3. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak spesifik) sesuai dengan keluhan demam 3 hari yang dialami pasien.
4. Kode ICD-10 R04.0 (Epistaksis) sesuai dengan keluhan mimisan 1 hari yang dialami pasien.
5. Kode ICD-10 R11.0 (Mual) sesuai dengan keluhan mual muntah 1 kali yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, kondisi ini dapat ditangani secara konservatif dengan pemberian terapi suportif, seperti istirahat, hidrasi yang cukup, dan pemberian obat simptomatik untuk mengurangi gejala yang ada. Pemantauan kondisi pasien juga penting untuk memastikan tidak ada komplikasi yang terjadi. -
Article No. 6269 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Peningkatan risiko masuknya dan perkembangbiakan patogen ke dalam tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Paparan mikroorganisme patogen, sistem imun yang lemah, prosedur/tindakan invasif.
- Gejala: Demam, menggigil, mimisan, batuk berdahak, pilek, mual, muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Adanya faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi.
- Faktor Risiko: Paparan mikroorganisme patogen, sistem imun yang lemah, prosedur/tindakan invasif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen demam
3. Manajemen tanda dan gejala infeksi
4. Peningkatan sistem imun
5. Edukasi terkait pencegahan infeksi
Penjelasan Singkat:
Anak perempuan ini berisiko mengalami infeksi, ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, menggigil, mimisan, batuk berdahak, pilek, mual, dan muntah. Perawatan yang diberikan akan berfokus pada pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam dan gejala infeksi, serta peningkatan sistem imun. Edukasi terkait pencegahan infeksi juga perlu diberikan kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 6270 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan demam 3 hari, menggigil.
2. Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi, ditandai dengan mimisan 1 hari.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan, ditandai dengan batuk berdahak dan pilek 4 hari.
4. Mual dan muntah berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan mual muntah 1 kali.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Perdarahan terkontrol: Tidak terjadi perdarahan lagi.
3. Bersihan jalan napas efektif: Pasien dapat bernafas dengan mudah tanpa sesak atau distres pernapasan.
4. Mual dan muntah teratasi: Pasien tidak mengalami mual dan muntah lagi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
a. Pantau suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kondisi.
c. Terapkan tindakan penurunan demam (antipiretik, hidratasi, dll).
d. Evaluasi efektivitas intervensi.
2. Manajemen Perdarahan:
a. Kaji tanda-tanda perdarahan.
b. Berikan tindakan hemostatik sesuai indikasi.
c. Pantau parameter vital dan tanda-tanda perdarahan.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut.
3. Manajemen Bersihan Jalan Napas:
a. Pantau pola napas, suara napas, dan produksi sekret.
b. Berikan tindakan fisioterapi dada dan postural drainage.
c. Berikan suction jika diperlukan.
d. Edukasi pasien/keluarga terkait latihan batuk efektif.
4. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Kaji faktor penyebab mual dan muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai indikasi.
c. Terapkan teknik relaksasi dan distraksi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut.
Penjelasan di atas merupakan contoh diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan kondisi yang diderita oleh anak perempuan tersebut. Sebagai perawat, saya akan melaksanakan asuhan keperawatan yang sistematis dan berpusat pada pasien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya secara holistik. -
Article No. 6271 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 34 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di leher depan jakun selama 2 bulan, benjolan awalnya kecil, sewarna kulit, tidak nyeri, dalam 2 bulan ini ukuran membesar hingga ukuran bakso, warna kemerahan, terasa nyeri bila disentuh, tidak terasa nyeri bila menelan, demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas vesikular, hasil rontgen menunjukkan multiple noduler kecil-kecil difus di kedua paru relatif STQA, disertai suspek pembesaran KGB di paratrakea kanan e.c dd/TB paru lama suspek aktif, tidak tampak kardiomegali. Riwayat penyakit dahulu B20 on ARV. Diagnosis awal adalah limfadenitis tb, susp tb milier, intake sulit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi: Pasien melaporkan adanya rasa nyeri di area benjolan di leher depan jakun, dapat dirasakan saat disentuh.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik Definisi: Pasien mengalami demam dan benjolan yang membesar di leher, yang dapat membatasi aktivitas dan mobilitas pasien.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Pasien memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS (B20) yang dapat meningkatkan risiko infeksi, serta adanya suspek TB paru aktif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien dapat beristirahat secara adekuat.
3. Risiko Infeksi:
- Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang tepat.
- Pasien dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan.
- Anjurkan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat.
3. Risiko Infeksi:
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik/antiviral yang tepat.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Pantau status imunitas pasien dan berikan intervensi yang sesuai.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai. Pertama, Nyeri Akut terkait dengan adanya benjolan di leher depan jakun yang terasa nyeri saat disentuh. Kedua, Intoleransi Aktivitas yang disebabkan oleh kondisi demam dan pembesaran benjolan di leher, yang dapat membatasi mobilitas dan aktivitas pasien. Ketiga, Risiko Infeksi, mengingat pasien memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS (B20) dan suspek TB paru aktif, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah:
1. Nyeri Akut: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri yang efektif, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, dapat menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dan dapat beristirahat secara adekuat.
3. Risiko Infeksi: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi, dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang tepat, dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah:
1. Nyeri Akut: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgesik sesuai instruksi medis, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas: Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien, bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan, anjurkan istirahat yang cukup, dan kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang tepat.
3. Risiko Infeksi: Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala, lakukan tindakan pencegahan infeksi, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik/antiviral yang tepat, ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, dan pantau status imunitas pasien serta berikan intervensi yang sesuai.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 6272 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 34 tahun, datang dengan keluhan ada benjolan di leher depan jakun selama 2 bulan, benjolan awalnya kecil, sewarna kulit, tidak nyeri, dalam 2 bulan ini ukuran membesar hingga ukuran bakso, warna kemerahan, terasa nyeri bila disentuh, tidak terasa nyeri bila menelan, demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas vesikular, hasil rontgen menunjukkan multiple noduler kecil-kecil difus di kedua paru relatif STQA, disertai suspek pembesaran KGB di paratrakea kanan e.c dd/TB paru lama suspek aktif, tidak tampak kardiomegali. Riwayat penyakit dahulu B20 on ARV. Diagnosis awal adalah limfadenitis tb, susp tb milier, intake sulit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran kelenjar getah bening dan infeksi (TB)
2. Gangguan intake nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan menelan
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun (riwayat HIV/AIDS)
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan nyeri dari skala 7 menjadi skala 3
- Pasien dapat mengenali faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
- Pasien dapat melakukan manajemen nyeri non-farmakologis secara mandiri
2. Intake Nutrisi Adekuat:
- Pasien dapat menelan makanan dan cairan dengan mudah
- Pasien mencapai berat badan ideal sesuai usia dan tinggi badan
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi
3. Bebas Infeksi:
- Tanda-tanda infeksi (demam, pembesaran kelenjar getah bening, dll.) berkurang
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan
- Pasien tidak mengalami komplikasi akibat infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (PQRST)
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.)
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan terapi
2. Gangguan Intake Nutrisi:
- Kaji kemampuan menelan dan riwayat intake nutrisi
- Berikan makanan dan cairan yang mudah ditelan dan bergizi
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi
- Pantau berat badan dan tanda-tanda malnutrisi
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi secara rutin
- Berikan perawatan luka dan perawatan umum secara aseptik
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotik dan antituberkulosis
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan penularan infeksi
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait infeksi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan kondisi pasien, yaitu nyeri akut terkait pembesaran kelenjar getah bening dan infeksi (TB), gangguan intake nutrisi akibat kesulitan menelan, serta risiko infeksi terkait penurunan sistem imun (HIV/AIDS). Luaran/output yang diharapkan adalah pasien mencapai penurunan nyeri, peningkatan intake nutrisi, dan bebas dari infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, peningkatan intake nutrisi, dan pencegahan infeksi melalui kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 6273 | 18 Nov 2024
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi Ansietas menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah di masa depan.
Penjelasan singkat sesuai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau masalah di masa depan.
- Karakteristik Utama: Perasaan cemas, tegang, gelisah, khawatir, dan takut terhadap sesuatu yang tidak jelas.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perpisahan, ancaman integritas diri, krisis situasional, dan lingkungan yang tidak mendukung.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat mengendalikan kecemasan, klien dapat mengurangi gejala kecemasan, dan klien dapat beradaptasi terhadap situasi yang menyebabkan kecemasan.
- Kriteria Hasil: Ekspresi wajah tenang, gelisah berkurang, dan mampu mengidentifikasi sumber kecemasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, dan Terapi Spiritual.
- Tujuan Intervensi: Menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan kemampuan koping, dan membantu klien dalam beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, dapat dijelaskan bahwa ansietas merupakan diagnosis keperawatan yang dicirikan oleh perasaan tidak nyaman atau khawatir terhadap suatu ancaman di masa depan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen ansietas, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan terapi spiritual untuk membantu klien dalam mengendalikan kecemasan dan beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan. -
Article No. 6274 | 18 Nov 2024
Klinis : Anak perempuan dengan keluhan Demam 3 hari, menggigil, mimisan 1 hari, batuk berdahak dan pilek 4 hari, mual muntah 1 kali diagnosa medis DBD
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Penurunan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Melalui Muntah
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan volume cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Kehilangan cairan melalui muntah akibat demam dan infeksi virus dengue.
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Penyebab: Proses infeksi virus dengue yang menyebabkan demam.
3. Perdarahan Mukosa Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Trombosit
- Definisi: Keluarnya darah dari membran mukosa.
- Penyebab: Penurunan fungsi trombosit akibat infeksi virus dengue.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Penurunan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Melalui Muntah:
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada keluhan mual dan muntah
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi:
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada menggigil
3. Perdarahan Mukosa Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Trombosit:
- Epistaksis (mimisan) terkontrol
- Tidak ada perdarahan lainnya
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Penurunan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Melalui Muntah:
- Monitor tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau asupan dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik mengatasi mual dan muntah
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi:
- Monitor suhu tubuh secara teratur
- Berikan obat penurun demam sesuai indikasi
- Terapkan teknik penurunan suhu tubuh (kompres hangat, kipas angin)
- Anjurkan banyak istirahat
3. Perdarahan Mukosa Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Trombosit:
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Berikan kompres dingin pada area perdarahan
- Anjurkan istirahat total
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi trombosit jika diperlukan
Penjelasan:
Anak perempuan dengan keluhan demam, menggigil, mimisan, batuk berdahak, pilek, dan mual muntah, serta diagnosis medis Demam Berdarah Dengue (DBD), memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup risiko penurunan volume cairan, hipertermia, dan perdarahan mukosa. Luaran yang diharapkan adalah stabilnya tanda-tanda vital, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, penurunan suhu tubuh, dan kontrol perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan, pemberian cairan, penggunaan obat penurun demam, teknik penurunan suhu, dan kolaborasi dengan dokter untuk terapi trombosit jika diperlukan. -
Article No. 6275 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD pada tanggal 11 November 2024 pukul 17.30 WIB post kecelakaan lalu lintas dengan keluhan nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan. Pasien juga mengatakan saat ini merasa pusing dan mual. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil : TD: 171/108 mmHg, N: 94x/menit, RR: 23x/menit, S : 36.5oC, SpO2 : 99%, Hasil laboratorium yaitu Leukosit 23.5 10^3/ul, Hemoglobin 13.7 g/dL, Hematokrit 41.8%, Hasil CT-Scan terdapat soft tissue hematoma reg maxilla dextra dengan avulsi (tanggal) gigi 1.1., 1,2, 2.1, 2.2, terdapat perdarahan intra sinus maxilaris dextra dan oedeama cerebri ringan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik akibat kecelakaan lalu lintas.
2. Mual berhubungan dengan perdarahan intra sinus maxilaris dextra dan edema cerebri ringan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat cedera.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan akibat cedera fisik karena kecelakaan lalu lintas.
2. Mual: Pasien mengalami mual yang diduga berhubungan dengan perdarahan intra sinus maxilaris dextra dan edema cerebri ringan.
3. Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami kelemahan fisik akibat cedera, sehingga memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Nyeri Akut:
SDKI: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda, Faktor yang Mempengaruhi
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Manajemen Nyeri, Manajemen Analgesik
2. Mual:
SDKI: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda, Faktor yang Mempengaruhi
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Manajemen Mual dan Muntah, Manajemen Nutrisi
3. Intoleransi Aktivitas:
SDKI: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda, Faktor yang Mempengaruhi
SLKI: Kriteria Hasil, Intervensi Keperawatan
SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Mobilitas
Catatan: Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan dalam proses asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi serupa. -
Article No. 6276 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD pada tanggal 11 November 2024 pukul 17.30 WIB post kecelakaan lalu lintas dengan keluhan nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan. Pasien juga mengatakan saat ini merasa pusing dan mual. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil : TD: 171/108 mmHg, N: 94x/menit, RR: 23x/menit, S : 36.5oC, SpO2 : 99%, Hasil laboratorium yaitu Leukosit 23.5 10^3/ul, Hemoglobin 13.7 g/dL, Hematokrit 41.8%, Hasil CT-Scan terdapat soft tissue hematoma reg maxilla dextra dengan avulsi (tanggal) gigi 1.1., 1,2, 2.1, 2.2, terdapat perdarahan intra sinus maxilaris dextra dan oedeama cerebri ringan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik akibat kecelakaan lalu lintas, ditandai dengan keluhan nyeri pada bibir, lengan kiri atas, dan pinggul kanan.
2. Risiko penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan oedeama cerebri ringan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan cedera dan potensi keterpaparan.
4. Mual berhubungan dengan cedera dan efek samping obat.
5. Risiko hipertensi berhubungan dengan cedera dan stres.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat menunjukkan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
2. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral:
- Tanda-tanda vital pasien stabil.
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
- Pasien tidak menunjukkan defisit neurologis.
3. Risiko Infeksi:
- Luka pasien tertutup dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan jumlah leukosit.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi sistemik.
4. Mual:
- Pasien tidak lagi mengeluh mual.
- Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
5. Risiko Hipertensi:
- Tekanan darah pasien berada dalam kisaran normal.
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
- Pasien tidak menunjukkan komplikasi akibat hipertensi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai resep.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri.
2. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan oedeama cerebri.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik pencegahan peningkatan tekanan intrakranial.
- Pertahankan posisi kepala pasien yang sesuai.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur.
- Berikan profilaksis antibiotik sesuai resep.
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
4. Mual:
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan mual.
- Berikan antiemetik sesuai resep.
- Ajarkan pasien teknik manajemen mual.
- Pertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
5. Risiko Hipertensi:
- Pantau tekanan darah secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan hipertensi.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
- Bantu pasien mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pencetus hipertensi.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Setiap diagnosa keperawatan yang diidentifikasi berdasarkan data pasien yang diberikan memiliki karakteristik definisi, faktor terkait, dan gejala atau tanda yang sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosa-diagnosa tersebut mencakup masalah kesehatan utama yang perlu ditangani dan membutuhkan intervensi keperawatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Untuk setiap diagnosa keperawatan, tujuan atau luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan ditetapkan dengan mempertimbangkan kriteria hasil yang dapat diukur dan diamati. Luaran-luaran tersebut mencerminkan kemajuan yang diharapkan dari pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang teridentifikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk masing-masing diagnosa keperawatan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi-intervensi tersebut meliputi tindakan keperawatan yang bersifat mandiri maupun kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain, serta edukasi dan dukungan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai hasil yang optimal dalam pemulihan kondisi kesehatannya. -
Article No. 6277 | 18 Nov 2024
Klinis : gds 327
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI:
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan Intoleransi Aktivitas adalah Toleransi Aktivitas yang ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI:
Intervensi keperawatan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: mengkaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas, membantu merencanakan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan klien, dan memantau respon klien selama aktivitas.
2. Manajemen Energi: mengkaji tingkat energi klien, mengajarkan teknik menghemat energi, dan memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan kapasitas klien.
3. Peningkatan Mobilitas: memfasilitasi klien untuk bergerak sesuai kemampuan, memberikan alat bantu, dan mengoptimalkan fungsi fisik.
Dengan demikian, fokus penanganan pada kasus ini adalah membantu klien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, memaksimalkan penggunaan energi, serta memfasilitasi mobilitas klien sesuai dengan kondisi saat ini.