Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6232 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan sesak nafas:
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan Napas Lancar
Definisi: Terbebas dari obstruksi dan mampu bernapas dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi paru dan oksigenasi.
Intervensi:
- Lakukan pemeriksaan fisik jalan napas
- Atur posisi untuk memfasilitasi ventilasi
- Berikan oksigen jika perlu
- Lakukan suction jika ada sekret
- Latih teknik batuk efektif
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen jalan napas
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan sesak napas menunjukkan adanya masalah dalam bersihan jalan napas yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi atau adanya sekret yang menghambat aliran udara. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan jalan napas agar tetap lancar, sehingga intervensi yang dilakukan meliputi manajemen jalan napas, seperti pemeriksaan fisik, pemberian oksigen, suction, dan latihan batuk efektif. Edukasi juga penting diberikan kepada pasien dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola jalan napas. -
Article No. 6233 | 18 Nov 2024
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Risiko perfusi serebral tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi:
Risiko ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Penyebab:
1. Penyakit kardiovaskular
2. Penyakit serebrovaskular
3. Trauma kepala
4. Perubahan hemodinamik
Intervensi Keperawatan (SDKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Perfusi Serebral
3. Manajemen Perfusi Serebral
4. Manajemen Oksigenasi
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
2. Perfusi Serebral Adekuat
3. Oksigenasi Adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Pemantauan Neurologi
3. Manajemen Oksigenasi
4. Manajemen Perfusi
Jadi, dalam kasus "Risiko perfusi serebral tidak efektif", perawat perlu melakukan pemantauan ketat tanda-tanda vital, perfusi serebral, dan oksigenasi pasien, serta melakukan manajemen yang tepat untuk mempertahankan perfusi serebral yang adekuat dan mencegah kerusakan otak. Pemahaman yang baik tentang SDKI, SLKI, dan SIKI sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 6234 | 18 Nov 2024
Klinis : Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan embolisme
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko perfusi serebral tidak efektif adalah:
1. Pasien tidak mengalami penurunan fungsi serebral.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi serebral yang adekuat.
3. Pasien bebas dari komplikasi akibat penurunan perfusi serebral.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani risiko perfusi serebral tidak efektif meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan neurologis pasien.
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
3. Manajemen posisi pasien untuk meningkatkan aliran darah ke otak.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab, seperti pemberian antikoagulan atau tindakan revaskularisasi.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang gejala penurunan perfusi serebral dan pentingnya pengawasan.
Persona: Sebagai pakar keperawatan, saya memahami bahwa risiko perfusi serebral tidak efektif merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Melalui pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan rekomendasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan mempertahankan perfusi serebral yang adekuat dan mencegah disfungsi neurologis. -
Article No. 6235 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keluar darah dihidung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perdarahan Hidung (Epistaksis)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perdarahan Hidung (Epistaksis) adalah keluarnya darah dari rongga hidung yang dapat terjadi spontan atau dipicu oleh faktor tertentu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Perdarahan: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan dari hidung.
b. Integritas Jaringan: Kondisi utuh dan fungsinya jaringan di rongga hidung.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Perdarahan: Tindakan untuk menghentikan perdarahan dari hidung.
b. Perawatan Luka: Tindakan untuk menjaga kebersihan dan kesembuhan luka di rongga hidung.
c. Edukasi Perawatan Diri: Pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien dan keluarga tentang cara menangani perdarahan hidung.
Dalam kondisi ini, pasien datang dengan keluhan keluar darah dari hidung (epistaksis). Perawat perlu melakukan penilaian awal, stabilisasi kondisi pasien, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk menghentikan perdarahan, menjaga integritas jaringan, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan diri dalam menangani episodic perdarahan hidung. -
Article No. 6236 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata gatal,merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu mata gatal dan merah, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidaknyamanan Sensori: Penglihatan (00016)
Penjelasan Singkat:
Ketidaknyamanan Sensori: Penglihatan adalah pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pada fungsi penglihatan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala umum dapat berupa rasa gatal, mata merah, iritasi, dan sensasi terbakar pada mata.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pada fungsi penglihatan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Karakteristik Utama: Rasa tidak nyaman pada mata, mata merah, iritasi mata.
- Faktor yang Berhubungan: Paparan iritan, alergi, infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien melaporkan kenyamanan visual meningkat.
- Kriteria Hasil: Mata tidak merah, tidak gatal, tidak iritasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Alergi, Perawatan Mata.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab ketidaknyamanan visual, pemberian obat tetes mata, kompres hangat/dingin, edukasi perawatan mata.
Dengan tone akademis, persona sebagai pakar, dan dalam kapasitas perawat, penjelasan di atas dapat menjadi acuan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan mata gatal dan merah. -
Article No. 6238 | 18 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan badannya lemas semenjak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, keluhan lemas dirasakan kambuh-kambuhan dan semakin berat, pasien merasakan badannya terasa lelah, sesak, dan semakin lemas jika digunakan beraktivitas lebih dari 5 menit, akan tetapi bisa berkurang jika pasien beristirahat dan mengkonsumsi makanan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai 'Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan akibat adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis'. Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan tanda intoleransi aktivitas, seperti:
- Tubuh terasa lemas, lelah, dan sesak saat beraktivitas lebih dari 5 menit
- Keluhan kelelahan dan kelemahan badan yang kambuh-kambuhan
- Merasa lebih baik setelah beristirahat dan mengkonsumsi makanan
Berdasarkan standar SDKI, gejala-gejala ini menunjukkan adanya penurunan toleransi fisik pasien terhadap aktivitas, sehingga menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas harian yang diinginkan.
Rencana Keperawatan (SLKI):
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Peningkatan Mobilitas
- Manajemen Energi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Atur aktivitas dan istirahat
- Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan toleransi aktivitas
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi faktor penyebab intoleransi aktivitas
Harapan saya penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan rencana intervensi untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 6239 | 18 Nov 2024
Klinis : Hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipovolemia dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit.
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Hipovolemia: Penurunan volume cairan intravaskuler yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- Karakteristik Definisi: Penurunan volume darah, penurunan tekanan darah, takikardi, kulit pucat, dan kelemahan.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan dan elektrolit akibat perdarahan, diare, muntah, atau dehidrasi.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
- Kriteria Hasil: Tekanan darah dalam batas normal, frekuensi nadi dalam batas normal, turgor kulit baik, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, serta edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan dan penanganan hipovolemia.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan volume cairan yang adekuat, mencegah komplikasi, serta meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga dalam penanganan hipovolemia.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan kondisi hipovolemia. -
Article No. 6240 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba-tiba, dengan intensitas bervariasi dari ringan sampai berat, dan biasanya memiliki awitan yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan dari asuhan keperawatan untuk pasien dengan nyeri akut adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, dengan indikator:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab nyeri
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengendalian nyeri
3. Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola nyeri akut pada pasien antara lain:
1. Pengkajian nyeri komprehensif
2. Manajemen farmakologis nyeri
3. Terapi non-farmakologis nyeri (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin)
4. Edukasi tentang nyeri dan pengelolaannya
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll)
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya berusaha menjelaskan diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia secara singkat dan terstruktur. -
Article No. 6241 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan buka hecting
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan buka hecting.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan pendukung.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien menunjukkan penyembuhan luka yang adekuat, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi komplikasi.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain perawatan luka, pemberian obat-obatan, edukasi pasien dan keluarga, serta pemantauan kondisi pasien secara berkala.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran perawat, penjelasan di atas diharapkan dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar PPNI yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 6242 | 18 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan luka dikaki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan luka di kaki, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka di kaki
Penjelasan SDKI:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap masuknya dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko terkait kondisi ini antara lain: integritas kulit yang terganggu, prosedur invasif, dan paparan lingkungan yang tidak higienis.
Penjelasan SLKI:
Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan mencegah terjadinya infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: perawatan luka, pemberian antibiotik sesuai indikasi, edukasi terkait perawatan luka dan kebersihan diri.
Penjelasan SIKI:
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: pemeriksaan kondisi luka, membersihkan luka, merawat luka dengan prinsip asepsis, memantau tanda-tanda infeksi, dan melakukan edukasi kepada pasien terkait perawatan luka.
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan secara rinci mengenai diagnosa keperawatan, faktor risiko, intervensi, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko infeksi pada pasien dengan luka di kaki.