Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6197 | 18 Nov 2024
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Penjelasan Singkat:
Diare merupakan kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar yang encer, tidak terkontrol, dan terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, virus, atau parasit, serta faktor lainnya seperti asupan makanan yang tidak sehat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, diare dapat diklasifikasikan sebagai diagnosis keperawatan dengan kode 00013. Definisi dari diare adalah "Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan dalam jumlah, konsistensi, dan/atau frekuensi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang terkait dengan diare berdasarkan SLKI adalah:
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Keseimbangan elektrolit
3. Pemulihan fungsi gastrointestinal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani diare berdasarkan SIKI antara lain:
1. Manajemen diare
2. Edukasi perawatan diare
3. Pemberian cairan intravena
4. Terapi nutrisi
5. Pemantauan tanda-tanda vital
Dalam praktik keperawatan, perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, serta melakukan evaluasi untuk memastikan hasil yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 6198 | 18 Nov 2024
Klinis : cacingan keremi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi cacingan keremi, berikut adalah informasi kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B82.0
- Deskripsi: Enterobiasis (infeksi cacing keremi)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.94
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopis tinja untuk mendeteksi telur cacing atau parasit lainnya
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B82.0 digunakan untuk mendiagnosis infeksi oleh cacing keremi (Enterobius vermicularis), yang merupakan salah satu jenis cacing yang paling umum menginfeksi manusia, terutama anak-anak.
2. Kode ICD-9-CM 86.94 adalah kode untuk prosedur pemeriksaan mikroskopis tinja, yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya telur cacing keremi atau parasit lainnya. Prosedur ini merupakan langkah penting dalam konfirmasi diagnosis cacingan keremi.
Pemilihan kode yang tepat dalam sistem klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, serta untuk proses penagihan dan klaim asuransi yang sesuai. -
Article No. 6199 | 18 Nov 2024
Klinis : Wajah asimetris, bicara pelo, CT scan menunjukkan infark lobus parietal sinistra
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Terkait Kerusakan Neuromuskular Sekunder Infark Lobus Parietal Sinistra Ditandai dengan Wajah Asimetris dan Bicara Pelo.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah, baik mandiri maupun dengan bantuan.
- Kerusakan Neuromuskular: Kerusakan pada sistem saraf dan otot yang menyebabkan penurunan fungsi pergerakan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mobilitas Fisik Teratasi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah, baik mandiri maupun dengan bantuan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk mengatur dan mengoptimalkan aktivitas pasien.
- Terapi Latihan: Intervensi untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, dan koordinasi otot.
- Terapi Wicara: Intervensi untuk memulihkan kemampuan berbicara.
Penjelasan Singkat:
Infark lobus parietal sinistra dapat menyebabkan gangguan pada kontrol pergerakan sisi tubuh kanan, yang ditunjukkan dengan wajah asimetris dan bicara pelo. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, terapi latihan, dan terapi wicara untuk membantu pemulihan fungsi motorik dan komunikasi pasien. -
Article No. 6200 | 18 Nov 2024
Klinis : g2p1a0 hamil 10 minggu abortus imminens
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi g2p1a0 hamil 10 minggu dengan abortus imminens.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Abortus Imminens
Definisi: Keadaan di mana terdapat ancaman keguguran sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
2. Kecemasan
Definisi: Perasaan khawatir, tidak tenang, atau takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Abortus Imminens
- Pantau tanda-tanda vital dan perdarahan
- Berikan dukungan emosional dan informasi tentang kondisi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
2. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Beri edukasi tentang kondisi dan proses penanganan
- Fasilitasi relaksasi dan teknik pengelolaan stres
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Kondisi Abortus Imminens Terkendali
- Perdarahan terkontrol
- Stabilitas tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Kecemasan Menurun
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Klien mampu menerapkan teknik relaksasi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memantau kondisi klien, memberikan dukungan emosional, dan memfasilitasi penanganan abortus imminens serta pengelolaan kecemasan klien. Tujuan utamanya adalah menjaga keselamatan klien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 6201 | 18 Nov 2024
Klinis : Hamil 10 Minggu Mual muntah sejak 2 Minggu Lemas, tugor kulit berkurang mata cekung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual Muntah Berhubungan dengan Perubahan Fisologis Kehamilan
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Sensasi ingin muntah yang didahului oleh perasaan tidak nyaman di perut, yang dapat menyebabkan pengeluaran isi perut melalui mulut.
- SLKI: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi dan/atau volume mual muntah, menunjukkan toleransi terhadap makanan dan cairan, dan pemulihan status hidrasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen mual muntah, manajemen nutrisi, dan edukasi terkait gejala dan penanganannya.
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Mual Muntah
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam basa.
- SLKI: Pasien menunjukkan status hidrasi yang membaik, nilai elektrolit yang normal, dan tidak mengalami komplikasi terkait ketidakseimbangan cairan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen cairan, pemantauan status hidrasi, dan edukasi terkait asupan cairan yang adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakcukupan energi fisiologis.
- SLKI: Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, tidak mengalami gejala kelelahan saat beraktivitas, dan mampu memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, pemberian edukasi terkait aktivitas yang sesuai, dan pendampingan dalam beraktivitas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu anda dalam memahami kondisi yang anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika masih membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 6202 | 18 Nov 2024
Klinis : g2p1a0 hamil 10 minggu abortus imminens
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi g2p1a0 hamil 10 minggu abortus imminens:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O20.0
- Deskripsi: Ancaman abortus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 69.01
- Deskripsi: Dilakukan kuretase uterus (kuretase vakum) untuk penanganan ancaman abortus.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O20.0 (Ancaman abortus) sesuai dengan kondisi g2p1a0 hamil 10 minggu dengan ancaman abortus (abortus imminens). Kondisi ini ditandai dengan perdarahan vagina dan kontraksi uterus yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, tetapi tanpa dilatasi serviks atau pengeluaran hasil konsepsi.
2. Dalam penanganan ancaman abortus seperti ini, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah kuretase uterus (kuretase vakum), yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 69.01. Tindakan ini bertujuan untuk mengangkat sisa hasil konsepsi dan menghentikan perdarahan, sehingga dapat mencegah terjadinya abortus.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk sistem klasifikasi diagnosis dan tindakan medis yang berlaku di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sementara itu, kode ICD-10 merupakan sistem klasifikasi yang lebih mutakhir dan saat ini digunakan secara luas di berbagai negara. -
Article No. 6203 | 18 Nov 2024
Klinis : g2p1a0 hamil 10 minggu abortus imminens
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien g2p1a0 hamil 10 minggu dengan abortus imminens, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Gangguan Integritas Jaringan (00047)
Definisi: Rentan terhadap kerusakan, perubahan atau disfungsi selaput lendir, kulit, atau jaringan lain, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Terkait: Kehamilan, perdarahan uterus, kontraksi uterus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Jaringan: Kerusakan Kulit (1101)
- Indikator:
a. Integritas kulit tetap baik
b. Tidak terjadi perdarahan dari vagina
c. Tidak terjadi kontraksi uterus yang berlebihan
- Target yang diharapkan:
a. Skor Integritas Kulit minimal 4 (dari skala 1-5)
b. Tidak terjadi perdarahan vagina selama 7 hari
c. Tidak terjadi kontraksi uterus berlebihan selama 7 hari
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Abortus (6460)
- Tindakan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
b. Pantau perdarahan dari vagina
c. Pantau kontraksi uterus
d. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologis
- Rasional:
a. Untuk mendeteksi secara dini adanya perubahan kondisi pasien
b. Untuk mengidentifikasi dan mencegah perdarahan yang berlebihan
c. Untuk mengidentifikasi dan mencegah kontraksi uterus yang berlebihan
d. Untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya
e. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Tindakan:
a. Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri
b. Berikan intervensi farmakologis sesuai rekomendasi dokter
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Pantau efektivitas intervensi nyeri
- Rasional:
a. Untuk mengetahui penyebab dan jenis nyeri yang dirasakan pasien
b. Untuk mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi
c. Untuk memberikan alternatif penanganan nyeri selain obat-obatan
d. Untuk mengevaluasi efektivitas intervensi dan memodifikasi jika perlu
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Gangguan Integritas Jaringan" dipilih karena pasien dengan abortus imminens memiliki risiko kerusakan, perubahan, atau disfungsi pada selaput lendir, kulit, atau jaringan lain yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor terkait seperti kehamilan, perdarahan uterus, dan kontraksi uterus dapat menyebabkan gangguan pada integritas jaringan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Integritas Jaringan: Kerusakan Kulit. Indikator yang diharapkan adalah integritas kulit tetap baik, tidak terjadi perdarahan dari vagina, dan tidak terjadi kontraksi uterus yang berlebihan. Target yang diharapkan adalah skor integritas kulit minimal 4, tidak terjadi perdarahan vagina selama 7 hari, dan tidak terjadi kontraksi uterus berlebihan selama 7 hari.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Abortus dan Manajemen Nyeri. Manajemen Abortus bertujuan untuk memantau tanda-tanda vital, perdarahan, dan kontraksi uterus, serta memberikan dukungan emosional dan kolaborasi dengan dokter. Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan karakteristik nyeri, memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta memantau efektivitas intervensi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan integritas jaringan pasien dapat terjaga, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. -
Article No. 6204 | 18 Nov 2024
Klinis : Hamil 10 Minggu Mual muntah sejak 2 Minggu Lemas, tugor kulit berkurang mata cekung Masalah keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hamil 10 minggu dengan mual muntah sejak 2 minggu, serta keluhan lemas dan tugor kulit berkurang dengan mata cekung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penyebab: Mual, muntah, anoreksia, malabsorpsi
- Gejala: Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata cekung, lemas
2. Intoleransi Aktivitas
- Penyebab: Kelemahan, kelelahan, penurunan energi
- Gejala: Mudah lelah, aktivitas terbatas, peningkatan denyut nadi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator: Status nutrisi, status hidrasi, berat badan
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator: Tingkat aktivitas, kelelahan, denyut nadi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
- Intervensi: Pemberian nutrisi enteral/parenteral, monitoring asupan dan output, edukasi gizi
2. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Pengaturan aktivitas, terapi latihan, manajemen kelelahan
Dalam kondisi ini, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah keseimbangan nutrisi dan toleransi aktivitas, serta memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien selama masa kehamilan. -
Article No. 6205 | 18 Nov 2024
Klinis : g2p1a0 hamil 10 minggu emesis gravidarum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual dan Muntah (Emesis Gravidarum)
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah (Emesis Gravidarum) didefinisikan sebagai pengalaman subyektif dari sensasi tidak nyaman di perut dengan keinginan untuk mengeluarkan isi lambung, yang berhubungan dengan kehamilan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat mual dan muntah berkurang
2. Cairan tubuh terpenuhi
3. Nutrisi terpenuhi
4. Istirahat yang cukup
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Berikan antiemetik sesuai indikasi
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering
4. Ajarkan teknik relaksasi
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi mual dan muntah (emesis gravidarum) pada pasien hamil 10 minggu ini sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 6206 | 18 Nov 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan batuk 1 bulan. Hasil pengkajian denyut nadi: 108 x/menit, frekuensi nafas 29 x/menit, suhu 36,7 °C, BB, 5,4 kg. PB 63 cm, edema pada kaki. Apa tindakan yang dilakukan pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kasus yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi: Adanya batuk, produksi sputum, napas cuping hidung, napas dangkal, perubahan suara, dan edema.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
Karakteristik Definisi: Berat badan di bawah berat badan ideal, edema, perubahan tanda vital (nadi, pernapasan, suhu), dan riwayat asupan nutrisi yang tidak memadai.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien memperlihatkan pola napas yang normal.
- Pasien tidak mengalami perubahan suara.
b. Status Nutrisi
- Pasien dapat mempertahankan berat badan sesuai usia.
- Pasien tidak mengalami edema.
- Pasien memiliki tanda vital yang stabil.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin.
- Lakukan tindakan postural drainage dan percussions untuk membantu mengeluarkan sekret.
- Berikan nebulizer atau terapi uap untuk melembabkan sekresi.
- Ajarkan teknik batuk efektif kepada pasien dan keluarga.
- Berikan minum yang hangat dan lembut untuk membantu melembabkan sekresi.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif.
- Tentukan kebutuhan nutrisi sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Berikan makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna.
- Pantau asupan dan output cairan pasien.
- Edukasi keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memulihkan bersihan jalan napas, mencapai status nutrisi yang optimal, dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif untuk mencapai hasil yang diharapkan.