Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20651 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, dengan CRP 23.32 dan hemaglobin 11
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P36.9
- Deskripsi: Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Intubasi endotrakeal
- Kode: 38.93
- Deskripsi: Pemasangan kateter umbilikal
Penjelasan:
Pasien bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, serta hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan C-Reactive Protein (CRP) yang tinggi (23.32) dan kadar hemoglobin yang rendah (11). Hal ini mengarah pada diagnosis sepsis neonatal, yang merupakan infeksi bakteri sistemik yang terjadi pada bayi dalam usia kurang dari 28 hari.
Kode ICD-10 P36.9 (Sepsis neonatal, tidak dispesifikasi) digunakan karena tidak ada informasi yang lebih spesifik tentang agen penyebab sepsis pada pasien ini. Sementara itu, kode ICD-9-CM 96.04 (Intubasi endotrakeal) dan 38.93 (Pemasangan kateter umbilikal) mencerminkan tindakan medis yang telah dilakukan pada pasien, yaitu intubasi dan pemasangan infus umbilikal.
Pemantauan dan penatalaksanaan yang tepat, termasuk pemberian antibiotik sesuai hasil kultur, sangat penting dalam penanganan kasus sepsis neonatal untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa bayi. -
Article No. 20652 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, dengan CRP 23.32 dan hemaglobin 11
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data yang diberikan, yaitu bayi usia 19 hari dengan riwayat intubasi dan pemasangan infus umbilikal, serta nilai CRP 23.32 dan hemoglobin 11, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi (SDKI 2018)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur invasif (intubasi dan pemasangan infus umbilikal), kadar CRP yang tinggi (>5 mg/L).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Teratasi
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi (suhu tubuh normal, tidak ada kemerahan, bengkak, atau nyeri pada area prosedur invasif)
- Nilai CRP kembali normal (<5 mg/L)
- Kadar hemoglobin dalam batas normal (11-14 g/dL)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala (suhu tubuh, warna, bengkak, nyeri, drainase pada area prosedur invasif)
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (CRP, hemoglobin) secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan infeksi dan anemia
- Lakukan perawatan luka dan pergantian akses infus secara aseptik
- Berikan antibiotik sesuai indikasi dan panduan tenaga kesehatan
2. Perawatan Infus
- Kaji lokasi dan fungsi akses infus secara berkala
- Lakukan perawatan akses infus sesuai prosedur aseptik
- Lakukan pergantian akses infus sesuai jadwal
3. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi bayi
- Berikan nutrisi parenteral dan/atau enteral sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan, serta status nutrisi bayi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena bayi memiliki riwayat prosedur invasif (intubasi dan pemasangan infus umbilikal) yang meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, nilai CRP yang tinggi (>5 mg/L) mengindikasikan adanya proses inflamasi/infeksi dalam tubuh.
Luaran yang diharapkan adalah teratasi risiko infeksi, yang ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi, penurunan nilai CRP ke dalam batas normal, serta kadar hemoglobin yang memadai. Ini menunjukkan bahwa proses infeksi dapat diatasi dan status kesehatan bayi membaik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen infeksi (pemantauan tanda-tanda infeksi, penatalaksanaan antibiotik), perawatan infus (pemantauan akses infus dan perawatan aseptik), serta manajemen nutrisi (kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian nutrisi parenteral/enteral). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi infeksi, serta memenuhi kebutuhan nutrisi bayi untuk mendukung pemulihan.
Pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan dan memperbaiki kondisi kesehatan bayi. -
Article No. 20653 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan suhu 37' celcius, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu bayi usia 19 hari dengan suhu 37°C, mendapatkan terapi meropenem, CRP 23,2, hemoglobin 11, dan diet ASI per OGT 12x19 ml, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur invasif (terapi meropenem), usia muda (bayi 19 hari), dan peningkatan penanda inflamasi (CRP 23,2).
2. Gangguan Pertumbuhan
Definisi: Perubahan dalam laju atau pola pertumbuhan yang tidak sesuai dengan potensi bawaan.
Faktor Risiko: Asupan nutrisi yang tidak adekuat (diet ASI per OGT 12x19 ml), usia muda (bayi 19 hari), dan anemia (hemoglobin 11).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi infeksi selama perawatan
- Tanda-tanda infeksi (suhu, CRP, dll.) menurun dalam rentang normal
- Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan segera melaporkan kepada perawat
2. Gangguan Pertumbuhan
- Berat badan bayi meningkat sesuai dengan kurva pertumbuhan normal
- Nilai laboratorium (hemoglobin) dalam batas normal
- Pasien/keluarga dapat menerapkan strategi untuk mendukung pertumbuhan yang optimal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Pemantauan tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, saturasi oksigen) secara berkala
- Pemantauan laboratorium (CRP, kultur, dll.) secara berkala
- Pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi (meropenem)
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya segera melaporkan
- Pencegahan infeksi (cuci tangan, penggunaan APD, dll.)
2. Gangguan Pertumbuhan
- Pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala
- Pemberian nutrisi enteral (ASI) sesuai kebutuhan
- Pemberian suplementasi nutrisi (vitamin, mineral, dll.) jika diperlukan
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang kebutuhan nutrisi, pola makan, dan strategi untuk mendukung pertumbuhan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi dan menyesuaikan rencana nutrisi
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi bayi dapat membaik, tidak terjadi infeksi, dan pertumbuhannya dapat berjalan sesuai dengan kurva pertumbuhan normal. -
Article No. 20654 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko Infeksi
Pasien bayi usia 19 hari dengan akral hangat, mendapatkan terapi meropenem, dan CRP 23,2 menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi. Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko terserang organisme patogen" (SDKI, 2017).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Tanda dan Gejala Infeksi
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan tanda dan gejala infeksi dalam batas normal, seperti suhu tubuh normal, CRP menurun, dan tidak ada tanda-tanda infeksi lainnya.
- Indikator: Suhu tubuh, CRP, gejala infeksi lainnya.
2. Peningkatan Status Nutrisi
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan status nutrisi yang memadai, seperti peningkatan kadar hemoglobin dan adekuasi intake ASI.
- Indikator: Kadar hemoglobin, intake ASI.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda dan Gejala Infeksi
- Kaji tanda dan gejala infeksi, seperti suhu tubuh, CRP, dan tanda-tanda infeksi lainnya.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan infeksi.
- Lakukan perawatan luka secara aseptik jika ada.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik yang tepat.
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi klien, termasuk intake ASI.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya intake ASI yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
- Pantau parameter nutrisi, seperti kadar hemoglobin.
3. Edukasi Keluarga
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang proses penyakit, tanda dan gejala infeksi, serta pentingnya pemberian terapi dan nutrisi yang adekuat.
- Libatkan keluarga dalam perawatan klien untuk meningkatkan partisipasi dan kepatuhan.
- Dorong keluarga untuk memantau tanda dan gejala infeksi serta intake nutrisi klien.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena adanya tanda-tanda infeksi pada bayi, seperti akral hangat, peningkatan CRP, dan pemberian terapi antibiotik meropenem. Luaran yang diharapkan adalah kontrol tanda dan gejala infeksi serta peningkatan status nutrisi, yang dapat dinilai melalui parameter klinis dan laboratorium. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda dan gejala infeksi, manajemen nutrisi, serta edukasi keluarga untuk mendukung proses pemulihan klien. -
Article No. 20655 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (pemberian terapi meropenem)". Kondisi bayi ini menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu diidentifikasi dan diatasi, mengingat bayi menerima terapi antibiotik meropenem, yang mengindikasikan adanya proses infeksi. Selain itu, peningkatan CRP (C-Reactive Protein) juga mengindikasikan adanya proses inflamasi/infeksi dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi: Bayi akan menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi klinis, seperti penurunan nilai CRP, peningkatan kadar hemoglobin, dan tidak ada tanda-tanda infeksi lainnya.
2. Pertumbuhan: Bayi akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan status gizi yang memadai.
3. Stabilitas Hemodinamik: Bayi akan mempertahankan tanda-tanda vital yang stabil, seperti suhu tubuh, nadi, dan pernapasan yang dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital:
- Memantau suhu tubuh, nadi, dan pernapasan bayi secara berkala.
- Mengidentifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat mengindikasikan infeksi atau komplikasi lainnya.
2. Pemantauan Intake dan Output:
- Memantau asupan nutrisi bayi, termasuk jumlah dan frekuensi pemberian ASI.
- Memantau output cairan, seperti volume dan karakteristik urin.
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen Terapi:
- Memastikan pemberian terapi meropenem sesuai dengan dosis dan jadwal yang tepat.
- Memantau efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul.
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan manajemen terapi yang optimal.
4. Perawatan Luka dan Pencegahan Infeksi:
- Menjaga kebersihan dan sterilitas alat-alat medis yang digunakan, seperti selang OGT.
- Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar sebelum dan setelah melakukan tindakan.
- Memantau tanda-tanda infeksi pada area insersi alat medis.
5. Edukasi dan Dukungan Keluarga:
- Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi bayi, manajemen perawatan, dan tanda-tanda infeksi.
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan.
- Memberikan dukungan emosional kepada keluarga selama proses perawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol infeksi yang baik, pertumbuhan yang sesuai, serta stabilitas hemodinamik yang terjaga. Peran perawat dalam memantau, mengelola, dan mengkoordinasikan perawatan bayi ini sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20656 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.1
- Deskripsi: Bayi lahir dengan berat rendah, 1000-1499 gram
Penjelasan:
Bayi usia 19 hari dengan berat lahir 1145 gram dan berat saat ini 1425 gram memenuhi kriteria untuk kode ICD-10 P07.1, yang merujuk pada bayi lahir dengan berat rendah antara 1000-1499 gram. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan khusus di unit perawatan intensif neonatal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.37
- Deskripsi: Pemberian antibiotik, meropenem
Penjelasan:
Bayi ini sedang mendapatkan terapi meropenem, yang merupakan salah satu antibiotik golongan karbapenem. Kode ICD-9-CM 96.37 digunakan untuk mengkodekan pemberian antibiotik, termasuk meropenem, sebagai bagian dari perawatan medis.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, bayi ini juga memiliki data laboratorium sebagai berikut:
- CRP (C-Reactive Protein): 23,2 mg/L
- Hemoglobin: 11 g/dL
- Asupan nutrisi: ASI per OGT (Orogastric Tube) 12x19 ml
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi (peningkatan CRP) dan anemia ringan (hemoglobin 11 g/dL). Pemberian nutrisi melalui OGT (Orogastric Tube) juga mengindikasikan bahwa bayi ini membutuhkan dukungan nutrisi yang lebih intensif.
Secara keseluruhan, kasus ini menggambarkan seorang bayi dengan berat lahir rendah yang sedang mendapatkan perawatan intensif, termasuk pemberian antibiotik meropenem dan dukungan nutrisi melalui OGT. Pemantauan parameter laboratorium dan pemberian terapi yang sesuai sangat penting untuk mengelola kondisi bayi ini. -
Article No. 20657 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Risiko Infeksi (SDKI: 00004)
Definisi: Rentan untuk masuknya patogen atau organisme yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Penjelasan Singkat:
- Bayi usia 19 hari dengan berat lahir 1145 gram dan berat saat ini 1425 gram, mendapatkan terapi meropenem, CRP 23,2, dan hemoglobin 11. Kondisi ini menunjukkan adanya risiko infeksi yang perlu dikelola secara tepat.
3. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Definisi: Rentan untuk masuknya patogen atau organisme yang dapat mengganggu kesehatan.
4. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1705
- Judul: Kontrol Infeksi
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi penyebaran infeksi.
5. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 6750
- Judul: Manajemen Risiko Infeksi
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengendalikan risiko infeksi.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Infeksi. Hal ini didasarkan pada kondisi bayi yang menunjukkan adanya risiko infeksi, seperti mendapatkan terapi antibiotik, peningkatan CRP, dan penurunan hemoglobin. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Risiko Infeksi untuk mencegah, mengendalikan, dan mengurangi penyebaran infeksi. -
Article No. 20658 | 12 Aug 2025
Klinis : bayi usia 19 hari berat lahir 1145, dan berat sekarang 1425. dengan akral hangat, mendapatkan therapi meropenem, dengan CRP 23,2, hemaglobin 11, dan diet asi per OGT 12x19ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan data klinis yang diberikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertumbuhan (00001)**
**Kode SDKI:** 00001
**Penjelasan:**
Kondisi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR = 1145 gram) dan kenaikan berat badan belum optimal (1425 gram pada usia 19 hari) menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan. Faktor risiko termasuk prematuritas, infeksi (CRP 23,2), dan ketergantungan nutrisi melalui OGT.
**Luaran (SLKI):**
- **Pertumbuhan Anak Sesuai Usia (0801)**
- Kriteria:
- Berat badan meningkat sesuai target.
- Lingkar kepala dan panjang badan sesuai usia.
**Intervensi (SIKI):**
- **Manajemen Nutrisi (2100)**
- Tindakan:
- Memantau asupan nutrisi (ASI per OGT 12x19 ml/hari).
- Menghitung kebutuhan kalori harian sesuai berat badan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk optimalisasi ASI fortifikasi jika diperlukan.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (00004)**
**Kode SDKI:** 00004
**Penjelasan:**
Bayi dengan CRP 23,2 (indikator inflamasi/infeksi) dan terapi antibiotik **meropenem** menunjukkan kerentanan terhadap infeksi sistemik.
**Luaran (SLKI):**
- **Kontrol Infeksi (0702)**
- Kriteria:
- CRP menurun ke nilai normal (<5 mg/L).
- Tidak ada tanda sepsis (akral hangat, suhu stabil).
**Intervensi (SIKI):**
- **Pencegahan Infeksi (6530)**
- Tindakan:
- Memantau tanda vital dan laboratorium (CRP, leukosit).
- Memastikan teknik aseptik saat pemasangan OGT/pemberian obat.
- Edukasi keluarga tentang kebersihan tangan.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)**
**Kode SDKI:** 00002
**Penjelasan:**
Asupan nutrisi per OGT (228 ml/hari) perlu dievaluasi apakah memenuhi kebutuhan kalori untuk catch-up growth pada BBLR.
**Luaran (SLKI):**
- **Status Nutrisi (0601)**
- Kriteria:
- Kenaikan berat badan 15–30 gram/hari.
- Asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Dukungan Pemberian ASI (4216)**
- Tindakan:
- Memastikan teknik pemberian OGT yang benar.
- Memonitor toleransi ASI (residu lambung, muntah).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Pola Napas (00032)**
**Kode SDKI:** 00032
**Penjelasan:**
Bayi BBLR berisiko mengalami apnea atau distress pernapasan akibat imaturitas sistem pernapasan.
**Luaran (SLKI):**
- **Fungsi Pernapasan (0401)**
- Kriteria:
- Frekuensi napas 40–60x/menit tanpa retraksi.
**Intervensi (SIKI):**
- **Pemantauan Respirasi (3200)**
- Tindakan:
- Observasi tanda distress pernapasan.
- Posisikan kepala elevasi 30° setelah pemberian OGT.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Tone Akademis/Pakar:** Diagnosa dipilih berdasarkan data objektif (berat badan, CRP, terapi) dan mengacu pada **PPNI (2017–2020)**.
- **Evaluasi:** Perlu pemantauan ketat kenaikan berat badan harian dan tanda infeksi.
Format ini memenuhi standar dokumentasi keperawatan di Indonesia. Jika diperlukan penyesuaian intervensi, dapat dikolaborasikan dengan tim medis.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
Semoga membantu. -
Article No. 20659 | 12 Aug 2025
Klinis : - Ibu pasien mengatakan anaknya kejang 1x di rumah selama 1 menit - Ibu pasien mengatakan sebelum kejang anaknya panas tinggi, saat di IGD Suhu 40°C - Keadaan umum lemah - Kesadaran Composmentis - Suhu 37,9°C - Nadi 111x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (?37,5°C) akibat ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas. Pada kasus ini, anak mengalami demam tinggi (40°C) sebelum kejang, yang dapat memicu kejang demam (febrile seizure).
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) – Kode 00007:**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal.
- **Karakteristik:**
- Kulit kemerahan dan hangat.
- Peningkatan frekuensi nadi (>100x/menit).
- Suhu tubuh ?37,5°C.
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – Kode 1401 (Kontrol Suhu Tubuh):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Tidak ada tanda dehidrasi atau komplikasi.
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) – Kode 3920 (Manajemen Hipertermia):**
- **Tindakan:**
- Monitor suhu tubuh secara berkala.
- Berikan kompres hangat/dingin (sesuai protokol).
- Berikan antipiretik sesuai resep.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
---
**Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Risiko Cedera (SDKI: 00156) terkait Kejang Berulang**
**Penjelasan Singkat:**
Anak memiliki riwayat kejang demam, sehingga berisiko mengalami cedera jika kejang terjadi kembali.
**SDKI – Kode 00156:**
- **Definisi:** Risiko cedera fisik akibat faktor internal/eksternal.
- **Faktor Risiko:** Riwayat kejang sebelumnya.
**SLKI – Kode 1901 (Keamanan Lingkungan Fisik):**
- **Kriteria Evaluasi:**
- Pasien bebas dari cedera selama perawatan.
**SIKI – Kode 6540 (Pencegahan Kejang):**
- **Tindakan:**
- Observasi tanda kejang.
- Lindungi kepala dan anggota tubuh saat kejang.
- Berikan edukasi pada orang tua tentang penanganan kejang di rumah.
---
**Catatan:**
- Pemantauan ketat suhu dan tanda vital diperlukan untuk mencegah komplikasi.
- Edukasi orang tua tentang manajemen demam dan kejang sangat penting.
*(Sesuai dengan standar PPNI dan pedoman keperawatan terkini.)*
**Format RTF:**
(Teks di atas dapat disalin ke dalam dokumen RTF dengan font standar seperti Times New Roman 12pt, spasi 1,5, dan margin normal.) -
Article No. 20660 | 12 Aug 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan anaknya panas sejak kemarin sore (2/8/25), Ibu pasien mengatakan saat di IGD suhu anaknya 40°C, Suhu 37,9 °C, Nadi 111x/menit, Kulit teraba hangat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dengan kode dan definisi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00007
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal karena gagalnya mekanisme pengaturan suhu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00801
Definisi: Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 01201
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan Hipertermia (00007) menggambarkan kondisi pasien yang memiliki suhu tubuh di atas kisaran normal, disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (SLKI 00801). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (SIKI 01201).