Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18744 | 18 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan kasus gigitan hewan pembawa rabies
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus gigitan hewan pembawa rabies.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (kode: 00004)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Risiko Trauma (kode: 00038)
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik akibat interaksi dengan lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (kode: 10013)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Risiko Trauma (kode: 10037)
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik akibat interaksi dengan lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (kode: 30002)
Definisi: Tindakan untuk mengurangi risiko terpapar atau terinfeksi oleh agen penyakit.
2. Integritas Kulit (kode: 30013)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi (kode: 60005)
Definisi: Upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani infeksi.
2. Perawatan Luka (kode: 60025)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memulihkan integritas kulit.
Dalam kasus gigitan hewan pembawa rabies, pasien berisiko mengalami infeksi dan trauma akibat gigitan. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang penting adalah manajemen infeksi dan perawatan luka, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 18745 | 18 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan kasus gigitan hewan pembawa rabies
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kasus gigitan hewan pembawa rabies:
1. Kode ICD-10:
- Kode: W54.0
- Deskripsi: Gigitan oleh anjing
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.89
- Deskripsi: Pemberian suntikan anti rabies, termasuk vaksinasi pre-exposure dan pasca-exposure.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 W54.0 menunjukkan diagnosis "Gigitan oleh anjing". Kode ini digunakan untuk menggambarkan cedera akibat gigitan hewan, dalam kasus ini, gigitan oleh anjing yang dapat membawa virus rabies.
2. Kode ICD-9-CM 98.89 mencakup pemberian suntikan atau vaksinasi anti rabies, baik untuk profilaksis pre-exposure (sebelum terpapar) maupun pasca-exposure (setelah terpapar). Tindakan ini diperlukan untuk mencegah infeksi rabies setelah terjadi gigitan hewan yang diduga membawa virus rabies.
Dalam penanganan kasus gigitan hewan pembawa rabies, selain pemberian vaksinasi anti rabies, tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah pembersihan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan gejala-gejala infeksi rabies. Kode-kode terkait tindakan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada prosedur yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan yang menangani pasien. -
Article No. 18746 | 18 Jun 2025
Klinis : paisen datang dengan kasus gigitan hewan pembawa rabies
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan kasus gigitan hewan pembawa rabies:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Infeksi (SDKI Code: 00004)**
*Definisi:* Risiko peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen, khususnya virus rabies, akibat gigitan hewan pembawa rabies.
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
1. **Status Infeksi (SLKI Code: 0701)**
- Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi lokal (eritema, edema, nyeri).
- Tidak ada gejala sistemik (demam, malaise).
- Hasil laboratorium dalam batas normal (jika diperlukan).
2. **Pengetahuan: Prosedur Perawatan Luka (SLKI Code: 1816)**
- Kriteria hasil:
- Pasien dan keluarga memahami pentingnya perawatan luka gigitan.
- Pasien mampu mendemonstrasikan perawatan luka sesuai protokol.
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Luka (SIKI Code: 3580)**
- Tindakan:
- Membersihkan luka dengan air mengalir dan sabun antiseptik.
- Melakukan irigasi luka dengan larutan NaCl 0,9% atau povidone-iodine.
- Memantau tanda-tanda infeksi.
2. **Edukasi Kesehatan (SIKI Code: 5604)**
- Tindakan:
- Memberikan informasi tentang pentingnya vaksinasi rabies.
- Menjelaskan tanda-tanda klinis rabies dan kapan harus mencari bantuan medis.
3. **Pencegahan Infeksi (SIKI Code: 6540)**
- Tindakan:
- Memastikan pasien mendapatkan vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR) sesuai protokol.
- Menganjurkan pasien untuk menghindari kontak dengan hewan liar selama masa observasi.
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00004 - Risiko Infeksi)** relevan karena gigitan hewan berpotensi menularkan virus rabies, yang memerlukan tindakan pencegahan segera.
- **SLKI (0701 & 1816)** bertujuan memastikan tidak terjadi infeksi sekunder dan meningkatkan pemahaman pasien tentang perawatan luka.
- **SIKI (3580, 5604, 6540)** mencakup tindakan langsung (perawatan luka, vaksinasi) dan edukasi untuk mencegah komplikasi.
Semua standar ini mengacu pada pedoman PPNI dan rekomendasi WHO untuk penanganan gigitan hewan rabies.
*(Sumber: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini – PPNI)* -
Article No. 18747 | 18 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (SDKI Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami keluhan nyeri ulu hati, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau gangguan pada jaringan di area ulu hati.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri (SLKI Kode: 00132)
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (SIKI Kode: 00132)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri sehingga pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
Dalam konteks ini, perawat akan melakukan intervensi keperawatan untuk mengelola nyeri yang dialami oleh pasien, seperti melakukan pengkajian nyeri, memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, serta memantau efektivitas intervensi yang diberikan. -
Article No. 18748 | 18 Jun 2025
Klinis : BATUK, DEMAM, PILEK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda sebutkan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
- Kode: R050
- Deskripsi: Batuk akut
- Kode: R051
- Deskripsi: Batuk persisten
- Kode: R052
- Deskripsi: Batuk paroksismal
- Kode: R053
- Deskripsi: Batuk terlalu banyak
- Kode: R509
- Deskripsi: Demam, tidak ditentukan
- Kode: J00
- Deskripsi: Rhinitis akut, rinitis, saluran napas atas
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemberian oksigen, pemberian oksigen suplemen
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R05 mencakup semua jenis batuk, termasuk batuk akut (R050), batuk persisten (R051), batuk paroksismal (R052), dan batuk terlalu banyak (R053).
- Kode ICD-10 R509 digunakan untuk demam yang tidak ditentukan penyebabnya.
- Kode ICD-10 J00 digunakan untuk rhinitis akut atau pilek.
- Kode ICD-9-CM 93.94 digunakan untuk pemberian oksigen sebagai tindakan medis, jika diperlukan dalam penanganan kondisi ini. -
Article No. 18749 | 18 Jun 2025
Klinis : BATUK, DEMAM, PILEK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Batuk, Demam, dan Pilek dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0075)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Hipertermia (D.0125)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (D.0150)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0075)
Kode: D.0075
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Hipertermia (D.0125)
Kode: D.0125
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (D.0150)
Kode: D.0150
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas (L.0050)
Kode: L.0050
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
2. Suhu Tubuh (L.0420)
Kode: L.0420
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
3. Status Nutrisi (L.0390)
Kode: L.0390
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan asupan dan penggunaan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (I.0170)
Kode: I.0170
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan dan memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
2. Manajemen Demam (I.0105)
Kode: I.0105
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas rentang normal.
3. Manajemen Nutrisi (I.0180)
Kode: I.0180
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan asupan dan penggunaan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 18750 | 18 Jun 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif":
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Kondisi ini ditandai dengan adanya kesulitan dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret, benda asing, atau obstruksi lainnya, sehingga ventilasi dan oksigenasi tidak optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret, benda asing, atau obstruksi lainnya, sehingga ventilasi dan oksigenasi optimal.
2. Pertukaran Gas: Pasien menunjukkan pertukaran gas yang adekuat, dengan nilai oksigen darah (PaO2) dan karbon dioksida darah (PaCO2) dalam batas normal.
3. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang normal, dengan frekuensi, kedalaman, dan ritme yang sesuai.
4. Pengetahuan: Pasien dan/atau keluarga memahami penyebab, tanda, dan gejala, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi dan atasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif.
- Lakukan suction/penghisapan lendir/sekret jika perlu.
- Bantu pasien dalam posisi yang memfasilitasi drainase sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik batuk efektif dan mobilisasi sekret.
2. Manajemen Ventilasi
- Monitor status pernapasan, termasuk frekuensi, kedalaman, dan ritme.
- Pantau nilai oksigen darah (PaO2) dan karbon dioksida darah (PaCO2).
- Berikan bantuan pernapasan mekanis jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi inhalasi, bronkodilator, atau mukolitik jika indikasi.
3. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, dan gejala bersihan jalan napas tidak efektif.
- Ajarkan teknik batuk efektif, drainase sekret, dan manajemen jalan napas.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai karena mencerminkan masalah utama yang dihadapi pasien, yaitu ketidakmampuan dalam mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret, benda asing, atau obstruksi lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan ventilasi dan oksigenasi yang tidak optimal.
2. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Bersihan Jalan Napas: Ini merupakan luaran utama yang diharapkan, yaitu pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekret atau obstruksi lainnya.
- Pertukaran Gas: Luaran ini berkaitan dengan kemampuan pasien untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat, dengan nilai oksigen darah (PaO2) dan karbon dioksida darah (PaCO2) dalam batas normal.
- Status Pernapasan: Luaran ini menggambarkan bahwa pasien dapat menunjukkan pola pernapasan yang normal, dengan frekuensi, kedalaman, dan ritme yang sesuai.
- Pengetahuan: Luaran ini menunjukkan bahwa pasien dan/atau keluarga memahami penyebab, tanda, gejala, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif, melakukan suction/penghisapan sekret, membantu posisi pasien yang memfasilitasi drainase sekret, pemberian oksigen, serta mengajarkan teknik batuk efektif dan mobilisasi sekret.
- Manajemen Ventilasi: Intervensi ini berfokus pada pemantauan status pernapasan, nilai oksigen dan karbon dioksida darah, serta pemberian bantuan pernapasan mekanis dan terapi inhalasi jika diperlukan.
- Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda, gejala, serta teknik manajemen jalan napas yang efektif, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, pertukaran gas yang adekuat, serta status pernapasan yang normal, didukung dengan pengetahuan yang baik dari pasien dan keluarga. -
Article No. 18751 | 18 Jun 2025
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi penurunan curah jantung, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung
Kode: 00029
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung
Kode: 00029
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Kode: 0004
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan kardiovaskular.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Aktivitas Jantung
Kode: 13007
Definisi: Upaya untuk mengatur dan memantau aktivitas jantung, termasuk denyut jantung, irama, daya kontraksi, dan curah jantung.
Penjelasan Singkat:
Penurunan curah jantung adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan miokardium, gangguan kontraktilitas, atau peningkatan beban jantung. Intervensi keperawatan yang tepat adalah manajemen aktivitas jantung, di mana perawat akan mengatur dan memantau aktivitas jantung, seperti denyut jantung, irama, daya kontraksi, dan curah jantung, untuk memastikan perfusi jaringan kardiovaskular yang adekuat. -
Article No. 18752 | 18 Jun 2025
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung (00029)
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Curah Jantung (00029)
Definisi:
Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perfusi Jaringan Kardiovaskular (0403)
Definisi:
Keadaan sirkulasi darah ke seluruh tubuh yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Kardiovaskular (I0132)
Definisi:
Pemberian tindakan keperawatan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang adekuat.
Kode:
- Penurunan Curah Jantung (00029)
- Perfusi Jaringan Kardiovaskular (0403)
- Manajemen Kardiovaskular (I0132)
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar atau perawat, saya telah menjelaskan diagnosa keperawatan, definisi, dan kode-kode yang terkait dengan kondisi penurunan curah jantung berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Harapannya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi tersebut dari sudut pandang keperawatan. -
Article No. 18753 | 18 Jun 2025
Klinis : pasien mengatakan lemes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien mengatakan lemes, dengan tone = akademis dan persona = pakar, nurse, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (00093)
Definisi: Keadaan subjektif yang tidak menyenangkan yang dikarakteristikkan dengan ketidakmampuan untuk beraktivitas atau mempertahankan fungsi mental dan fisik biasa yang disebabkan oleh peningkatan beban kerja atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00093
Definisi: Keadaan subjektif yang tidak menyenangkan yang dikarakteristikkan dengan ketidakmampuan untuk beraktivitas atau mempertahankan fungsi mental dan fisik biasa yang disebabkan oleh peningkatan beban kerja atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00093
Definisi: Pemulihan kondisi fisik dan mental yang optimal setelah mengalami kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6480
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan pemulihan kesehatan secara optimal.
Penjelasan singkat:
Pasien mengatakan lemas, yang menunjukkan adanya kelelahan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelelahan (00093). Kelelahan merupakan keadaan subjektif yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk beraktivitas atau mempertahankan fungsi mental dan fisik biasa. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah kelelahan pada pasien.