Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6381 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual Muntah
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang disertai dengan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
Penyebab:
1. Faktor gastrointestinal (misalnya gastroparesis, ulkus, obstruksi usus)
2. Faktor metabolik (misalnya uremia, diabetik ketosis)
3. Faktor neurologi (misalnya stroke, tumor otak)
4. Faktor psikologis (misalnya kecemasan, depresi)
5. Efek samping pengobatan (misalnya kemoterapi, radiasi)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mual
2. Muntah
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual
2. Kontrol Muntah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual
2. Manajemen Muntah
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Mual Muntah" mengacu pada kondisi di mana pasien mengalami sensasi tidak nyaman di perut yang disertai dengan keinginan untuk memuntahkan isi perut. Penyebabnya dapat berasal dari faktor gastrointestinal, metabolik, neurologi, psikologis, atau efek samping pengobatan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) mencakup "Mual" dan "Muntah" sebagai diagnosis yang terkait dengan kondisi ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyarankan "Kontrol Mual" dan "Kontrol Muntah" sebagai luaran yang diharapkan. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) mengusulkan "Manajemen Mual" dan "Manajemen Muntah" sebagai intervensi keperawatan yang dapat diterapkan.
Sebagai perawat, penting untuk melakukan penilaian menyeluruh, mengidentifikasi penyebab, dan menerapkan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah mual dan muntah pada pasien. -
Article No. 6382 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi mual muntah, dimulai dengan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual muntah adalah "Mual (00134)". Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Diagnosis ini mencakup komponen-komponen seperti:
1. Perasaan terganggu di perut atau dada yang mengarah pada keinginan untuk muntah
2. Penurunan atau hilangnya nafsu makan
3. Perasaan tidak nyaman di perut
4. Peningkatan produksi saliva
5. Keringat dingin
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan mual muntah dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual (1618): Pasien dapat mengendalikan keinginan untuk muntah.
a. Indikator: Frekuensi mual berkurang
b. Indikator: Durasi mual berkurang
c. Indikator: Intensitas mual berkurang
2. Manajemen Muntah (1570): Pasien dapat mengelola episode muntah.
a. Indikator: Frekuensi muntah berkurang
b. Indikator: Durasi muntah berkurang
c. Indikator: Jumlah muntahan berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Mual (4605):
a. Identifikasi penyebab mual (misalnya: obat-obatan, nyeri, kecemasan, dll)
b. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
c. Berikan antiemetik sesuai indikasi
d. Lindungi pasien dari stimuli yang dapat menyebabkan mual (misalnya: bau, pemandangan, dll)
e. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang dapat ditoleransi
2. Manajemen Muntah (4610):
a. Siapkan wadah untuk muntahan dan lindungi pasien dari ceceran
b. Beri instruksi pada pasien untuk memuntahkan dengan lembut
c. Berikan antiemetik sesuai indikasi
d. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan elektrolit tidak seimbang
e. Berikan perawatan mulut untuk mencegah iritasi dan infeksi
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan mengatasi kondisi mual muntah secara efektif. -
Article No. 6383 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memobilisasi, mengeluarkan, atau membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi:
- Batuk tidak efektif
- Dispnea
- Suara napas tidak normal
- Produksi sekret yang berlebihan
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Karakteristik Definisi:
- Kelelahan
- Dispnea
- Perubahan frekuensi nadi
- Perubahan tekanan darah
3. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan berat badan
- Kehilangan nafsu makan
- Keletihan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas terbuka
- Tidak ada obstruksi pada jalan napas
- Tidak ada sekret yang tertahan
- Tidak ada suara napas abnormal
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Tidak ada dispnea saat aktivitas
- Tidak ada kelelahan saat aktivitas
- Tidak ada perubahan frekuensi nadi yang signifikan saat aktivitas
- Tidak ada perubahan tekanan darah yang signifikan saat aktivitas
3. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada kehilangan nafsu makan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas:
- Monitor fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, suara napas)
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Bantu pasien batuk dan ekspektorasi sekret
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep
2. Manajemen Aktivitas:
- Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien
- Atur aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien
- Latih teknik bernapas untuk membantu aktivitas
- Berikan edukasi tentang menghemat energi saat melakukan aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas
3. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan, nafsu makan)
- Konsultasikan ke ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
- Berikan makanan sesuai kebutuhan dan preferensi pasien
- Monitor asupan dan output cairan
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, seperti batuk berdahak, sesak napas, demam, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya bersihan jalan napas efektif, toleransi aktivitas yang meningkat, dan status nutrisi yang membaik. Hal ini akan membantu pasien dalam proses pemulihan dan mengatasi komplikasi yang mungkin timbul akibat tuberkulosis paru.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan fungsi pernapasan, pemberian oksigenasi, bantuan ekspektorasi sekret, latihan aktivitas, konsultasi dengan ahli gizi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Semua intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi proses pemulihan pasien secara holistik. -
Article No. 6384 | 19 Nov 2024
Klinis : diagnosa pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertensi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Penurunan suplai oksigen ke jaringan jantung yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Peningkatan tekanan darah, penyakit pembuluh darah, kerusakan otot jantung.
Tanda dan Gejala: Nyeri dada, dispnea, edema perifer, gangguan irama jantung.
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Penurunan kekuatan, keletihan, dan peningkatan kebutuhan oksigen.
Tanda dan Gejala: Dispnea, kelelahan, kelemahan, peningkatan denyut jantung.
c. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, sumber daya, atau motivasi.
Tanda dan Gejala: Perilaku tidak sesuai dengan rencana pengobatan, kesulitan dalam menerapkan regimen perawatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik
Definisi: Suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan jantung.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada nyeri dada
- Irama jantung teratur
- Tidak ada edema perifer
- Tidak ada gangguan Hemodinamik
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Kriteria Hasil:
- Mampu melakukan aktivitas tanpa dispnea
- Tidak ada peningkatan denyut jantung yang berlebihan
- Tidak ada kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
c. Manajemen Kesehatan Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
Kriteria Hasil:
- Mampu melaksanakan regimen pengobatan sesuai dengan rencana
- Mampu mengidentifikasi tanda dan gejala komplikasi
- Mampu menggunakan sumber daya kesehatan secara efektif
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Perfusi Jaringan Kardiak Membaik:
- Monitor Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Sirkulasi
- Terapi Oksigen
b. Intervensi untuk Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Manajemen Aktivitas
- Peningkatan Kapasitas Fisik
- Terapi Energi
- Edukasi Aktivitas
c. Intervensi untuk Manajemen Kesehatan Efektif:
- Edukasi Kesehatan
- Peningkatan Pemahaman Kesehatan
- Dukungan Pengambilan Keputusan
- Manajemen Regimen Pengobatan
Melalui diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertensi dapat mengelola kondisinya secara efektif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6385 | 19 Nov 2024
Klinis : 5 diagnosa pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan hipertensi.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Pasien Hipertensi:
a. Hipertensi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik melebihi nilai normal.
- Karakteristik mayor: Tekanan darah sistolik >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg.
- Faktor yang berhubungan: Pola makan tinggi garam, obesitas, stres, kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga.
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh penanganan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan.
- Karakteristik mayor: Gagal mengikuti rencana pengobatan, ketidakpatuhan dalam konsumsi obat-obatan, kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
- Faktor yang berhubungan: Kurangnya motivasi, dukungan sosial yang tidak memadai, hambatan dalam akses ke pelayanan kesehatan.
c. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Karakteristik mayor: Kelemahan, kelelahan, sesak napas saat beraktivitas.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan curah jantung, perubahan ukuran otot, penurunan daya tahan.
d. Kecemasan: Respon emosional terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Karakteristik mayor: Gelisah, khawatir, takut, sulit berkonsentrasi.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan status kesehatan, kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
e. Risiko Komplikasi: Berada dalam risiko mengalami komplikasi terkait hipertensi.
- Karakteristik mayor: Riwayat penyakit kardiovaskular, ginjal, atau serebrovaskular.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit penyerta, usia lanjut, riwayat keluarga.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Tekanan Darah: Pasien menunjukkan tekanan darah yang terkontrol sesuai target (<140/90 mmHg).
- Kriteria hasil: Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam batas normal.
b. Manajemen Pengobatan: Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung kepatuhan pengobatan.
- Kriteria hasil: Pasien mengikuti aturan minum obat, melaporkan efek samping, dan mencari bantuan saat diperlukan.
c. Toleransi Aktivitas: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas dengan kelelahan minimal dan tanpa sesak napas.
d. Kontrol Kecemasan: Pasien menunjukkan penurunan gejala kecemasan.
- Kriteria hasil: Pasien merasa lebih tenang, tidak gelisah, dan mampu berkonsentrasi.
e. Pencegahan Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi terkait hipertensi.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular, atau ginjal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Kontrol Tekanan Darah:
- Pemantauan tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah secara rutin.
- Edukasi mengenai pola makan rendah garam, aktivitas fisik, dan manajemen stres.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan antihipertensi.
b. Intervensi untuk Manajemen Pengobatan:
- Edukasi tentang pentingnya kepatuhan pengobatan dan efek samping obat.
- Pemberian dukungan dalam mengelola regimen pengobatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pengobatan yang optimal.
c. Intervensi untuk Toleransi Aktivitas:
- Penilaian kemampuan fisik dan aktivitas sehari-hari.
- Pemberian latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Edukasi tentang manajemen energi dan teknik konservasi energi.
d. Intervensi untuk Kontrol Kecemasan:
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan.
- Pemberian teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
e. Intervensi untuk Pencegahan Komplikasi:
- Pemantauan tanda-tanda komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular, dan ginjal.
- Edukasi tentang gaya hidup yang sehat untuk mencegah komplikasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Setiap intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien, serta dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 6386 | 19 Nov 2024
Klinis : 5 diagnosa pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 5 diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan hipertensi.
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Tekanan Darah
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan atau mencapai tekanan darah dalam rentang normal.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk membantu individu mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam mengontrol dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
2. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Manajemen Tekanan Darah
- SDKI: Adanya kemampuan dan motivasi individu untuk meningkatkan manajemen tekanan darah.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi individu dalam meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk mengontrol tekanan darah.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk mengontrol tekanan darah.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan Terapeutik
- SDKI: Perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi terapeutik yang disepakati bersama dengan tenaga kesehatan.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi dan memotivasi individu dalam meningkatkan kepatuhan terapeutik.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam meningkatkan kepatuhan terapeutik.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Komplikasi Hipertensi
- SDKI: Adanya kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi pada individu dengan hipertensi.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk mencegah dan mengelola komplikasi yang mungkin terjadi pada individu dengan hipertensi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola komplikasi yang mungkin terjadi pada individu dengan hipertensi.
5. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Manajemen Hipertensi
- SDKI: Adanya keinginan dan kemampuan individu untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengelola hipertensi.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi individu dalam meningkatkan pengetahuan mengenai manajemen hipertensi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen hipertensi. -
Article No. 6387 | 19 Nov 2024
Klinis : Batuk disertai Sesak Nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk disertai sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan pola napas yang adekuat, usaha napas yang minimal, dan oksigenasi jaringan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, melakukan fisioterapi dada, dan memantau tanda-tanda vital.
Sebagai seorang pakar perawat, saya memahami bahwa kondisi batuk disertai sesak napas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit paru-paru, atau bahkan kondisi jantung. Diagnosis keperawatan yang tepat dan intervensi yang sesuai sangat penting untuk membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal.
Melalui pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, merencanakan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi yang efektif untuk mengatasi kondisi pasien. Ini merupakan bagian dari praktik keperawatan berbasis bukti yang diterapkan di Indonesia. -
Article No. 6388 | 19 Nov 2024
Klinis : nyeri kepala, mual, sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernafas dengan lancar yang dapat mengancam kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan strategi pengurangan nyeri yang efektif.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
2. Mual:
- Pasien melaporkan frekuensi dan durasi mual yang berkurang.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen mual yang efektif.
3. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Pasien melaporkan tidak adanya sesak.
- Pasien menunjukkan saturasi oksigen yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin).
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Mual:
- Lakukan pengkajian mual (frekuensi, durasi, karakteristik, dan faktor pencetus).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik manajemen mual non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dan manajemen asupan makanan).
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
3. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Lakukan pengkajian pola napas (kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu pernapasan).
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif.
- Pantau saturasi oksigen dan tanda-tanda vital secara berkala.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas didasarkan pada standar asuhan keperawatan yang berpedoman pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Sebagai perawat profesional, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6389 | 19 Nov 2024
Klinis : nyeri kepala, mual, sesak pada pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien hipertensi dengan keluhan nyeri kepala, mual, dan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri kepala.
2. Mual berhubungan dengan efek samping obat hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluhkan rasa mual.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan sesak napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Kontrol Mual:
- Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien dapat mengenali dan menghindari faktor penyebab mual.
- Pasien dapat menerapkan teknik manajemen mual yang efektif.
3. Pola Napas Efektif:
- Pasien dapat bernapas dengan mudah dan tanpa distres.
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa sesak napas.
- Pasien dapat mengenali dan menghindari faktor pemicu sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji karakteristik, lokasi, durasi, dan faktor penyebab nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, distraksi, dan lainnya.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Mual:
- Kaji penyebab mual, seperti efek samping obat, rangsangan makanan, atau kondisi lainnya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian antiemetik yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen mual non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan perubahan pola makan.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi mual.
3. Manajemen Jalan Napas:
- Kaji karakteristik dan faktor penyebab sesak napas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian oksigen atau bronkodilator yang sesuai.
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar, seperti latihan napas dalam dan pursed-lip breathing.
- Monitor efektivitas intervensi dalam meningkatkan pola napas yang efektif.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini, perawat harus memperhatikan kondisi klinis pasien secara menyeluruh, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, dan melibatkan pasien dalam proses perawatan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6390 | 19 Nov 2024
Klinis : etiologi 1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri kepala. 2. Mual berhubungan dengan efek samping obat hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluhkan rasa mual. 3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan sesak napas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri kepala.
- Etiologi: Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada saraf dan pembuluh darah di kepala, mengakibatkan nyeri kepala.
2. Mual berhubungan dengan efek samping obat hipertensi, ditandai dengan pasien mengeluhkan rasa mual.
- Etiologi: Beberapa obat antihipertensi dapat menyebabkan efek samping mual, terutama pada awal penggunaan atau saat dosis obat ditingkatkan.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, ditandai dengan pasien mengeluhkan sesak napas.
- Etiologi: Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembengkakan pada paru-paru dan mengurangi kapasitas pernapasan, sehingga pasien mengalami sesak napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah:
- Pasien melaporkan nyeri kepala berkurang atau hilang.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memengaruhi nyeri kepala.
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengurangi nyeri kepala.
2. Mual berhubungan dengan efek samping obat hipertensi:
- Pasien melaporkan mual berkurang atau hilang.
- Pasien memahami penyebab mual dan cara mengelolanya.
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengatasi mual.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah:
- Pasien melaporkan sesak napas berkurang atau hilang.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memengaruhi pola napas.
- Pasien dapat menerapkan teknik napas yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah:
- Manajemen nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, monitor intensitas nyeri, berikan manajemen farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Edukasi: Ajarkan pasien tentang penyebab nyeri kepala, strategi mengurangi nyeri, dan pemantauan gejala.
- Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab nyeri.
2. Mual berhubungan dengan efek samping obat hipertensi:
- Manajemen mual dan muntah: Identifikasi faktor penyebab, monitor tanda-tanda mual, berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi mual.
- Edukasi: Ajarkan pasien tentang penyebab mual, strategi mengelola mual, dan pemantauan gejala.
- Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola efek samping obat.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan tekanan darah:
- Manajemen pernapasan: Identifikasi pola napas yang tidak efektif, monitor tanda-tanda gangguan pernapasan, berikan teknik pernapasan yang efektif.
- Edukasi: Ajarkan pasien tentang penyebab sesak napas, teknik pernapasan yang benar, dan pemantauan gejala.
- Kolaborasi: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab gangguan pernapasan.