Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6371 | 19 Nov 2024
Klinis : Ny.M mengatakan masih sering mengosumsi garam yang berlebihan, mengosumsi ikan asin dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi dan berolahraga, Ny.M mengatakan kepala terasa sakit, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat, Skala nyeri 5-6, Ny.M mengatakan nyeri hilang timbul. Sedangkan data objektif yang mendukung yaitu: TD : 160/90 mmHg, Nadi 88 x/menit, Ny.M tampak meringis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. M adalah:
1. Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
Definisi: Kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang tidak terkontrol.
Penjelasan:
- Ny. M mengatakan masih sering mengonsumsi garam berlebihan, ikan asin, dan tidak pernah mengikuti senam hipertensi maupun berolahraga.
- Tekanan darah Ny. M tercatat 160/90 mmHg, menunjukkan hipertensi.
- Ny. M juga mengeluhkan gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertensi, seperti sakit kepala, pusing, nyeri leher, dan terasa berat.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
Penjelasan:
- Ny. M mengeluhkan nyeri pada kepala, leher, dengan skala nyeri 5-6.
- Ny. M juga mengatakan bahwa nyeri hilang timbul.
- Data objektif menunjukkan Ny. M tampak meringis, yang mengindikasikan adanya nyeri.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai dengan kondisi Ny. M adalah:
SDKI:
- Risiko Hipertensi Tidak Terkontrol
- Nyeri Akut
SLKI:
- Tekanan Darah Terkontrol
- Nyeri Terkendali
SIKI:
- Manajemen Hipertensi
- Manajemen Nyeri -
Article No. 6372 | 19 Nov 2024
Klinis : Pasien mengatakan sakit perut, rasa lemas, sulit makan, dan kadang-kadang mengalami batuk berdahak. Keluhannya telah berlangsung selama hampir seminggu. Serta mengatakan nyeri di ulu hati.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan, dengan menggunakan pendekatan akademis dan perspektif seorang perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sakit perut, rasa lemas, sulit makan, batuk berdahak, dan nyeri di ulu hati, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Proses penyakit, infeksi.
b. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, nyeri.
c. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolelir aktivitas fisik pada tingkat yang diharapkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut
- Skala nyeri menurun
- Pasien dapat mengenali faktor penyebab nyeri
- Pasien dapat melakukan manajemen nyeri secara efektif
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Asupan nutrisi meningkat
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi (relaksasi, kompres hangat/dingin)
- Identifikasi dan minimalisir faktor-faktor yang memperburuk nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis yang tepat
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien
- Susun rencana diet yang sesuai dengan kondisi pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan bergizi
- Monitor intake nutrisi dan cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
c. Toleransi aktivitas meningkat
- Lakukan pengkajian kemampuan aktivitas pasien
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan pentingnya aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai toleransi
- Monitor tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang aman dan efektif
Dengan pendekatan komprehensif mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, penetapan luaran, hingga intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi pasien secara holistik dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 6373 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun dibawa ke rumah sakit karena sudah 5 hari sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan punya riwayat penyakit asma. Pasien cemas dan gelisah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah rincian untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.909
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik, tanpa eksaserbasi akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang terkait karena belum ada tindakan medis spesifik yang dilakukan.
3. Diagnosa SDKI:
- Diagnosa: Ansietas
- Kode: 00146
- Definisi: Kekhawatiran, rasa takut yang tidak dapat dijelaskan atau dikelola dengan baik oleh individu terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
4. Intervensi SLKI:
- Intervensi: Manajemen Ansietas
- Kode: 5820
- Definisi: Meminimalkan perilaku cemas dan tegang serta meningkatkan kemampuan koping pasien.
5. Intervensi SIKI:
- Intervensi: Pemberian Oksigen
- Kode: 3320
- Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
6. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Fungsional Paru (Spirometri)
- Pemeriksaan Darah Rutin (Termasuk Tes Fungsi Hati dan Ginjal)
- Pemeriksaan Foto Toraks
7. Obat-obatan:
- Bronkodilator (Salbutamol, Ipratropium Bromida)
- Kortikosteroid Inhalasi (Budesonid, Flutikason)
- Anti-ansietas (Diazepam, Lorazepam)
- Bronkodilator Oral (Teofilin, Aminofilin)
Penjelasan:
Pasien dengan usia 30 tahun yang mengalami sesak napas selama 5 hari dan riwayat asma mengindikasikan adanya eksaserbasi asma yang menyebabkan gejala sesak napas. Kode ICD-10 yang sesuai adalah J45.909 (Asma, tidak spesifik, tanpa eksaserbasi akut). Pasien juga mengalami gejala kecemasan yang dapat diidentifikasi dengan diagnosa SDKI "Ansietas" (kode 00146).
Intervensi keperawatan yang sesuai adalah Manajemen Ansietas (SLKI kode 5820) untuk mengatasi kecemasan pasien, serta Pemberian Oksigen (SIKI kode 3320) untuk memfasilitasi pertukaran gas dan memenuhi kebutuhan oksigen.
Pemeriksaan penunjang yang disarankan meliputi Pemeriksaan Fungsional Paru (Spirometri) untuk menilai fungsi paru, Pemeriksaan Darah Rutin (termasuk tes fungsi hati dan ginjal) untuk mengetahui status kesehatan umum, serta Pemeriksaan Foto Toraks untuk melihat gambaran paru.
Obat-obatan yang sesuai untuk pasien ini antara lain bronkodilator (salbutamol, ipratropium bromida) untuk melebarkan saluran napas, kortikosteroid inhalasi (budesonid, flutikason) untuk mengurangi inflamasi, anti-ansietas (diazepam, lorazepam) untuk mengatasi kecemasan, serta bronkodilator oral (teofilin, aminofilin) untuk membantu memperlancar pernapasan. -
Article No. 6374 | 19 Nov 2024
Klinis : Seorang wanita umur 30 tahun dibawa ke rumah sakit karena sudah 5 hari sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan punya riwayat penyakit asma. Pasien cemas dan gelisah. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif (SDKI Kode: 00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Penyakit kronis paru-paru (seperti asma), kecemasan.
- Gejala dan Tanda: Pernapasan dangkal, pernapasan cuping hidung, wheezing, batuk tidak efektif.
2. Ansietas (SDKI Kode: 00146)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Penyebab: Kondisi medis (asma), ancaman terhadap status kesehatan.
- Gejala dan Tanda: Cemas, gelisah, takut.
Diagnosa ICD:
1. J45.9 Asma, tidak diklasifikasikan di tempat lain
SLKI (Luaran/Output yang diharapkan):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif (SLKI Kode: 0401)
- Definisi: Dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda pernapasan yang sulit
- Tidak ada suara napas abnormal (contoh: mengi)
- Tidak ada sianosis
2. Tingkat Kecemasan Berkurang (SLKI Kode: 1212)
- Definisi: Tingkat kecemasan individu berkurang dari tingkat sebelumnya.
- Kriteria Hasil:
- Ekspresi wajah tenang
- Tidak ada perilaku gelisah
- Verbalisasi perasaan tenang
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI Kode: 3540)
- Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan mempertahankan pertukaran gas.
- Aktivitas:
- Pantau status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
- Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Kecemasan (SIKI Kode: 5820)
- Definisi: Meminimalkan pengalaman dan manifestasi kecemasan.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi dan prosedur
- Gunakan teknik relaksasi
- Dukung dan anjurkan perilaku positif
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Foto Thoraks: untuk melihat gambaran paru
- Spirometri: untuk mengevaluasi fungsi paru
- Pemeriksaan Darah: untuk melihat status elektrolit dan gas darah
Obat-obatan:
- Bronkodilator (contoh: salbutamol, ipratropium): untuk meningkatkan aliran udara
- Kortikosteroid (contoh: prednison, methylprednisolon): untuk mengurangi inflamasi
- Antihistamin (contoh: cetirizin): untuk mengurangi respons alergi
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan penurunan tingkat kecemasan. Intervensi keperawatan yang diberikan akan membantu mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 6375 | 19 Nov 2024
Klinis : . Keluhan utama sesak napas, nyeri uluh hati dan badan terasa lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Pola Napas" (00032). Kondisi sesak napas, nyeri uluh hati, dan badan terasa lemas menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas pasien. Diagnosa ini mencerminkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output berikut:
a. Pemulihan Pola Napas (0403): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Manajemen Nyeri (1400): Pasien dapat mengontrol dan mengurangi rasa nyeri di area uluh hati.
c. Peningkatan Tenaga (0002): Pasien dapat meningkatkan stamina dan mengurangi rasa lemas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk "Pemulihan Pola Napas" (0403):
- Monitor pola dan frekuensi napas pasien
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat
- Latih teknik pernapasan diafragmatik dan relaksasi
b. Intervensi untuk "Manajemen Nyeri" (1400):
- Identifikasi karakteristik nyeri pasien (lokasi, intensitas, kualitas, durasi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti teknik relaksasi dan distraksi
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien
c. Intervensi untuk "Peningkatan Tenaga" (0002):
- Evaluasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat energi pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas sehari-hari dengan mempertimbangkan kondisi energi
- Anjurkan istirahat yang cukup dan pola tidur yang baik
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diinginkan, yaitu pemulihan pola napas, manajemen nyeri yang efektif, dan peningkatan tenaga. -
Article No. 6376 | 19 Nov 2024
Klinis : . Keluhan utama sesak napas, nyeri ulu hati dan badan terasa lemas, meringis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/ output yang diharapkan dalam SLKI, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan utama pasien yaitu sesak napas, nyeri ulu hati, dan badan terasa lemas serta meringis, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Faktor fisologis berupa adanya sekret yang berlebih atau tidak efektif, serta kelemahan otot pernapasan.
Gejala dan tanda mayor: Sesak napas, napas dangkal, dan meringis.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Cedera pada jaringan seperti nyeri ulu hati.
Gejala dan tanda mayor: Laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Irama pernapasan teratur
- Tidak ada tanda-tanda sesak napas
- Kemampuan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
2. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan pengkajian jalan napas secara komprehensif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Latih teknik batuk efektif
- Berikan suction jika diperlukan
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memudahkan pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan bersihan jalan napas
2. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan resep dokter
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mengurangi stimulus nyeri
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan nyeri
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 6377 | 19 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Diare merupakan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal yang ditandai dengan pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan diare, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta mencegah komplikasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, pengaturan diet, serta edukasi tentang diare dan penatalaksanaannya.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan sebagai perawat, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan diare, tujuan yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6378 | 19 Nov 2024
Klinis : klien dibawa ke bangsal jiwa Bima. Klien sudah terlihat tenang saat dibawa ke ruangan. Saat di dalam ruangan rawat inap klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menjawab pertanyaan perawat, dan gerakan bola mata yang cepat. Dari rekam medis didapatkan bahwa diagnosis pasien Schizophrenia tak terinci. TD: 120/80 mm Hg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu 36,7°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Halusinasi: Gangguan persepsi sensori yang terjadi pada klien dengan skizofrenia. Klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, yang dapat merupakan indikasi adanya halusinasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Klien mengenali halusinasi yang dialami.
2. Klien dapat mengendalikan perilaku akibat halusinasi.
3. Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi.
2. Kaji faktor pencetus halusinasi.
3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengatasi halusinasi.
4. Berikan obat antipsikotik sesuai resep dokter.
5. Libatkan keluarga dalam manajemen halusinasi.
6. Monitoring tanda-tanda vital dan efek samping obat.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai dengan diagnosis skizofrenia, seperti perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menanggapi pertanyaan, dan gerakan bola mata yang cepat. Hal ini dapat mengarah pada adanya halusinasi pada klien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Halusinasi.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mengenali halusinasi yang dialami, mengendalikan perilaku akibat halusinasi, dan mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi halusinasi. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi identifikasi tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi; pengkajian faktor pencetus; pembelajaran teknik distraksi dan relaksasi; pemberian obat antipsikotik; pelibatan keluarga; serta monitoring tanda-tanda vital dan efek samping obat.
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu klien mengendalikan gejala halusinasi dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6379 | 19 Nov 2024
Klinis : klien dibawa ke bangsal jiwa Bima. Klien sudah terlihat tenang saat dibawa ke ruangan. Saat di dalam ruangan rawat inap klien menunjukkan perilaku menyeringai sendiri, lambat dalam menjawab pertanyaan perawat, dan gerakan bola mata yang cepat. Dari rekam medis didapatkan bahwa diagnosis pasien Schizophrenia tak terinci. TD: 120/80 mm Hg, HR: 80x/menit, RR: 17x/menit, suhu 36,7°C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan Berhubungan dengan Gejala Psikotik
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Individu berisiko melakukan tindakan yang dapat menyakiti diri sendiri, orang lain, atau merusak properti.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu menunjukkan perilaku tidak merusak diri sendiri, orang lain, atau properti.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda perilaku kekerasan, membina hubungan saling percaya, mengajarkan strategi koping, dan melibatkan keluarga dalam perawatan.
2. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Gejala Psikotik
Penjelasan:
- SDKI: Individu mengalami gangguan dalam kemampuan berpikir, mempersepsikan realita, dan mengambil keputusan.
- SLKI: Individu menunjukkan proses pikir yang realistis dan logis.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain membina hubungan saling percaya, memberikan lingkungan yang tenang dan aman, serta menggunakan komunikasi terapeutik.
3. Isolasi Sosial Berhubungan dengan Gangguan Proses Pikir
Penjelasan:
- SDKI: Individu mengalami keinginan atau kemampuan yang terbatas untuk berinteraksi dengan orang lain.
- SLKI: Individu menunjukkan kemampuan berinteraksi sosial yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mendorong partisipasi dalam kegiatan, melibatkan keluarga, dan menyediakan lingkungan yang mendukung.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6380 | 19 Nov 2024
Klinis : mual muntah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi mual muntah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.1
- Deskripsi: Induksi muntah
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 digunakan untuk menyatakan kondisi mual dan muntah yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Mual dan muntah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obat-obatan, kondisi medis tertentu, atau bahkan kehamilan.
Dalam kasus mual dan muntah, prosedur yang mungkin dilakukan adalah induksi muntah (kode ICD-9-CM 94.1). Induksi muntah dilakukan untuk membantu membuang isi lambung dan mencegah komplikasi akibat menelan zat berbahaya. Prosedur ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya oleh tenaga medis yang terlatih.
Selain induksi muntah, penanganan lain yang mungkin dilakukan antara lain pemberian antiemetik (obat-obatan untuk mengurangi mual dan muntah), penggantian cairan tubuh, dan identifikasi serta penanganan penyebab utama mual dan muntah.