Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6401 | 19 Nov 2024
Klinis : Mohon buatkan DS dan DO pada diagnosa nyeri pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya selaku perawat profesional akan membantu Anda dalam membuat diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada abses mamae yang ditandai dengan keluhan rasa sakit, pembengkakan, dan perubahan warna pada payudara.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang Berhubungan: Proses inflamasi, perubahan patologis.
- Karakteristik: Keluhan rasa sakit, pembengkakan, perubahan warna pada payudara.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien melaporkan nyeri terkontrol, klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan, klien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, perawatan luka, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Pengkajian (Data Subjektif dan Objektif):
Data Subjektif:
- Klien mengeluhkan rasa sakit pada payudara kanan
- Nyeri terasa semakin berat saat menyusui
- Klien mengeluhkan adanya pembengkakan pada payudara kanan
Data Objektif:
- Tampak pembengkakan pada payudara kanan
- Terdapat perubahan warna menjadi kemerahan pada payudara kanan
- Suhu payudara kanan meningkat
- Palpasi payudara kanan terasa nyeri
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri pada abses mamae. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 6402 | 19 Nov 2024
Klinis : DS dan DO pada diagnosa resiko infeksi pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (SDKI: Risiko Infeksi)
Definisi:
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap masuknya dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluhkan nyeri, pembengkakan, kemerahan, dan peningkatan suhu pada payudara.
- Pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari payudara.
Data Objektif (DO):
- Ditemukan pembengkakan, kemerahan, peningkatan suhu, dan nyeri pada payudara.
- Terdapat lesi atau abses pada payudara.
- Ditemukan cairan atau eksudat yang keluar dari payudara.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Risiko Infeksi adalah salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Keamanan/Perlindungan.
- Diagnosa ini mencakup kondisi pasien yang rentan terhadap masuknya dan perbanyakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran keperawatan yang dapat dicapai pada pasien dengan risiko infeksi antara lain: Kontrol Infeksi, Integritas Kulit, dan Perilaku Kesehatan.
- Pasien diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan integritas kulit yang baik, serta menunjukkan perilaku kesehatan yang mendukung pemulihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan risiko infeksi antara lain: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka, Edukasi Kesehatan, dan Manajemen Nyeri.
- Perawat akan melakukan tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi, memberikan perawatan luka yang tepat, memberikan edukasi kesehatan, serta mengelola nyeri yang dirasakan pasien.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, standar luaran, dan standar intervensi, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah dalam mengelola kondisi risiko infeksi pada abses mamae. -
Article No. 6403 | 19 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan pusing. - Keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAB 4x sejak kemarin - Keluarga pasien mengatakan feses berbentuk cair dan berwarna kuning disertai ada sedikit sisa makanan DO : - Pasien tampak lesu - Pola napas takipnea - Keadaan Umum : Tampak Lesu - Kesadaran : Compos Mentis - GCS : E4V5M6 - Vital Sign : Tekanan Darah : 130/79 mmHg RR : 21 x/menit Nadi : 58x/menit Suhu : 36.6 ℃
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 787.91
- Deskripsi: Diare
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu pusing, keluarga pasien mengatakan BAB 4 kali sejak kemarin dengan feses cair dan berwarna kuning disertai sisa makanan, serta hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan pasien tampak lesu, pola napas takipnea, dan vital sign yang cukup stabil, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kondisi mual dan diare.
Kode ICD-10 untuk diagnosis mual adalah R11.0, sedangkan kode ICD-9-CM untuk diare adalah 787.91. Tidak ada tindakan medis yang tercatat dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis. -
Article No. 6404 | 19 Nov 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan pusing. - Keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAB 4x sejak kemarin - Keluarga pasien mengatakan feses berbentuk cair dan berwarna kuning disertai ada sedikit sisa makanan DO : - Pasien tampak lesu - Pola napas takipnea - Keadaan Umum : Tampak Lesu - Kesadaran : Compos Mentis - GCS : E4V5M6 - Vital Sign : Tekanan Darah : 130/79 mmHg RR : 21 x/menit Nadi : 58x/menit Suhu : 36.6 ℃
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare akut
Penjelasan:
- SDKI: Diare akut adalah pengeluaran feses cair atau encer lebih dari tiga kali per hari, biasanya berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau dan mencatat intake dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi cairan, mengajarkan manajemen diare, dan memberikan edukasi terkait penyebab dan pencegahan diare.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan perawatan higienis, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memantau nutrisi.
2. Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas dan istirahat, serta memberikan dukungan dan edukasi terkait manajemen aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi aktivitas, memberikan terapi energi, dan membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Kelelahan
Penjelasan:
- SDKI: Kelelahan adalah pengalaman subyektif yang berkepanjangan dan tidak menyenangkan yang berkaitan dengan penurunan kapasitas untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur pola istirahat dan tidur, serta memberikan dukungan dan edukasi terkait manajemen kelelahan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda kelelahan, memfasilitasi istirahat dan tidur, serta memberikan dukungan emosional.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 6405 | 19 Nov 2024
Klinis : diagnosa resiko infeksi pada abses mamae berhubungan dengan pada kasus abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan Abses Mamae
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Dalam kasus abses mamae, risiko infeksi dapat terjadi akibat adanya peradangan dan akumulasi nanah pada payudara yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan mikroorganisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan risiko infeksi pada abses mamae adalah tidak terjadi komplikasi infeksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada penyebaran infeksi ke area lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi risiko infeksi pada abses mamae meliputi:
1. Manajemen Nyeri
2. Perawatan Luka Abses
3. Pemberian Antibiotik
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
5. Pemantauan Tanda-tanda Infeksi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang tepat dan efektif sehingga dapat mencegah komplikasi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan pada pasien dengan abses mamae. -
Article No. 6406 | 19 Nov 2024
Klinis : Mohon Buatkan DS dan DO pada ansietas pasien abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ansietas pada pasien dengan abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap integritas kulit (abses mamae) yang ditandai dengan gelisah, sulit tidur, dan perasaan khawatir.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ansietas: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah yang tidak jelas dan tidak spesifik.
- Faktor yang berhubungan: Ancaman terhadap integritas kulit (abses mamae).
- Karakteristik yang dapat diobservasi: Gelisah, sulit tidur, perasaan khawatir.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Reduksi Ansietas: Pemulihan respons emosional terhadap krisis atau situasi stres yang dialami individu.
- Indikator: Mampu mengidentifikasi penyebab ansietas, mampu mengendalikan respons fisiologis ansietas, mampu menggunakan strategi koping yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Ansietas: Membantu mengurangi rasa takut, cemas, dan khawatir yang dialami individu.
- Intervensi: Identifikasi penyebab ansietas, latihan relaksasi, terapi suportif, pemberian informasi yang akurat, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Data Subjektif (DS):
- Pasien mengeluh gelisah dan sulit tidur karena khawatir dengan kondisi abses mamae yang dialaminya.
- Pasien merasa takut jika abses mamae semakin memburuk atau menimbulkan komplikasi.
- Pasien mengatakan sering merasa cemas memikirkan kondisi kesehatannya saat ini.
Data Objektif (DO):
- Pasien tampak gelisah dan sering mengubah posisi duduk/berbaring.
- Pasien terlihat tegang dan khawatir saat berbicara tentang kondisi abses mamae.
- Ekspresi wajah pasien menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran.
- Pasien sulit untuk fokus dan konsentrasi saat dilakukan wawancara.
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan penerapan SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi ansietas pada pasien dengan abses mamae. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. Terima kasih. -
Article No. 6407 | 19 Nov 2024
Klinis : Nama : INKA Nabila Diagnosis medis : kolik abdomen Keluhan: nyeri ulu hati saat makan dan mual saat makan Tindakan teknik relaksasi napas dalam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien INKA Nabila:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Kolik abdomen
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.19
- Deskripsi: Teknik relaksasi napas dalam
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R10.4 (Kolik abdomen):
- Kode R10.4 dalam Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10) merujuk pada kondisi kolik abdomen.
- Kolik abdomen adalah suatu gejala nyeri di perut yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang, biasanya disertai mual, muntah, dan gangguan pencernaan.
- Keluhan yang dialami oleh pasien INKA Nabila, yaitu nyeri ulu hati saat makan dan mual saat makan, sesuai dengan gejala kolik abdomen.
2. Kode ICD-9-CM 93.19 (Teknik relaksasi napas dalam):
- Kode 93.19 dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM) merujuk pada prosedur teknik relaksasi napas dalam.
- Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu bentuk terapi non-farmakologis yang dapat membantu mengatasi gejala kolik abdomen, seperti nyeri perut dan mual.
- Teknik ini dapat membantu pasien untuk lebih tenang, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kontrol terhadap gejala yang dialami.
Jadi, berdasarkan kondisi yang dialami oleh pasien INKA Nabila, kode ICD-10 untuk diagnosis adalah R10.4 (Kolik abdomen), dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis adalah 93.19 (Teknik relaksasi napas dalam). -
Article No. 6408 | 19 Nov 2024
Klinis : Nama : INKA Nabila Diagnosis medis : kolik abdomen Keluhan: nyeri ulu hati saat makan dan mual saat makan Tindakan teknik relaksasi napas dalam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien Inka Nabila.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien Inka Nabila, yaitu nyeri ulu hati saat makan dan mual saat makan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Definisi:
- Melaporkan nyeri
- Perubahan ekspresi wajah
- Gerakan protektif untuk menghindari nyeri
- Ketegangan otot
- Diaphoresis
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri (1605)
- Intensitas nyeri menurun
- Melaporkan rasa nyaman
- Rileksasi otot meningkat
- Ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
- Ajarkan teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi napas dalam
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
2. Manajemen Mual (1450)
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan mual, seperti obat-obatan, nyeri, kecemasan, dan lain-lain
- Berikan intervensi untuk mengurangi mual, seperti antiemetik, teknik relaksasi, dan distraksi
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan Nyeri Akut dipilih karena pasien mengalami nyeri ulu hati saat makan, yang merupakan gejala utama yang dialami. Selain itu, pasien juga mengalami mual saat makan, yang dapat dikaitkan dengan nyeri yang dirasakan.
Luaran/Output yang diharapkan adalah kontrol nyeri, di mana intensitas nyeri menurun, pasien merasakan kenyamanan, rileksasi otot meningkat, dan ekspresi wajah menunjukkan kenyamanan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri dan manajemen mual, dengan tujuan mengurangi nyeri dan mual yang dialami pasien. -
Article No. 6409 | 19 Nov 2024
Klinis : klien mengeluh malu karena mamae kanan besar dan terdapat peradangan akibat abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (KDKT 00118)
Penjelasan: Klien mengalami perubahan pada penampilan fisik akibat kondisi abses pada payudara kanannya, yang menyebabkan perasaan malu dan ketidaknyamanan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit atau cedera yang menyebabkan perubahan pada penampilan fisik.
- Karakteristik Mayor: Perasaan malu terhadap penampilan fisik, penolakan terhadap perubahan penampilan fisik, dan perasaan tidak berdaya.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Citra tubuh membaik.
- Indikator: Menerima perubahan pada penampilan fisik, menunjukkan perasaan positif terhadap penampilan fisik, dan menunjukkan penerimaan diri.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Terapi Citra Tubuh (I 01808), Bimbingan Diri (I 00303), dan Dukungan Emosional (I 00903).
- Aktivitas: Membantu klien memahami perubahan penampilan fisik, memfasilitasi ekspresi perasaan, dan memberikan dukungan emosional. -
Article No. 6410 | 19 Nov 2024
Klinis : DS dan DO Gangguan Citra Tubuh pada abses mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan citra tubuh pada abses mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Citra Tubuh
Definisi:
Persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang mengganggu konsep diri individu.
Penyebab:
1. Perubahan struktur atau fungsi tubuh akibat abses mamae.
2. Perasaan malu atau rendah diri akibat perubahan penampilan.
3. Kurangnya pemahaman tentang kondisi kesehatan yang dialami.
Data Subjektif:
- Pasien merasa cemas dan khawatir dengan perubahan pada bentuk payudara akibat abses.
- Pasien merasa malu dan tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya.
- Pasien mengungkapkan perasaan tidak nyaman dengan perubahan bentuk payudara.
Data Objektif:
- Ditemukan abses pada payudara dengan perubahan bentuk dan ukuran.
- Pasien tampak menutup-nutupi atau tidak memperlihatkan payudaranya.
- Pasien menghindari berinteraksi dengan orang lain.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Citra Tubuh, yaitu persepsi negatif terhadap penampilan fisik atau fungsi tubuh yang mengganggu konsep diri individu.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Citra Tubuh Positif: Individu memiliki persepsi positif terhadap penampilan fisik dan fungsi tubuh.
2. Harga Diri Positif: Individu memiliki penilaian positif terhadap dirinya.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif terkait citra tubuh.
2. Terapi Aktivitas: Melibatkan pasien dalam aktivitas yang dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait kondisi kesehatan dan penanganannya untuk meningkatkan pemahaman pasien.
Persona: Sebagai perawat profesional, saya akan membantu Anda memahami kondisi yang Anda alami dan memberikan intervensi yang tepat untuk meningkatkan citra tubuh dan harga diri Anda.