Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6552 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Dari hasil pengkajian didapatkan ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Berdasarkan informasi yang Ibu sampaikan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Ibu deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Pengetahuan Terkait Perawatan Bayi Baru Lahir
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kurangnya informasi atau kemampuan tentang perawatan bayi baru lahir yang diperlukan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Karakteristik Definisi: Pernyataan ibu/keluarga tentang kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Ibu/keluarga mampu mendemonstrasikan perawatan tali pusat bayi.
2. Ibu/keluarga mampu mendemonstrasikan pemberian ASI yang benar.
3. Ibu/keluarga mampu mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Berikan edukasi tentang perawatan tali pusat bayi.
2. Berikan edukasi tentang teknik menyusui yang benar.
3. Berikan edukasi tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
4. Libatkan ibu/keluarga dalam perawatan bayi.
5. Berikan kesempatan ibu/keluarga untuk mempraktikkan perawatan bayi.
6. Berikan reinforcement positif saat ibu/keluarga melakukan perawatan bayi dengan benar.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 6553 | 20 Nov 2024
Klinis : tn.m masuk igd tgl 16 september mengeluhkan sakit saat bab keluar darah dan ditemukan adanya benjolan di anusnya, keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, sehari harinya pasien rajin jalan santai selama 30 menit. saat sakitnya sedang kambuh, pasien bisa sampai 10 kali ke kamar mandi untuk bab, volumenya sedikit dan encer. pasien pernah menggunakan obat pencahar saat sedang sembelit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan gejala dan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K62.5
- Deskripsi: Perdarahan anorektal
Penjelasan:
Pasien Tn. M masuk ke IGD dengan keluhan utama perdarahan saat buang air besar dan adanya benjolan di anus. Gejala perdarahan anorektal ini telah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga mengalami perubahan pola defekasi, dengan frekuensi yang meningkat hingga 10 kali sehari saat kambuh, dengan volume sedikit dan konsistensi encer. Riwayat penggunaan obat pencahar saat sembelit juga mendukung diagnosis ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 49.43
- Deskripsi: Prosedur diagnostik untuk mengevaluasi perdarahan rektum, seperti anoskopi atau sigmoidoskopi fleksibel.
Penjelasan:
Untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang tepat, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti prosedur diagnostik anoskopi atau sigmoidoskopi fleksibel. Hal ini akan membantu mengidentifikasi penyebab perdarahan dan benjolan yang dikeluhkan pasien. -
Article No. 6554 | 20 Nov 2024
Klinis : tn.m masuk igd tgl 16 september mengeluhkan sakit saat bab keluar darah dan ditemukan adanya benjolan di anusnya, keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, sehari harinya pasien rajin jalan santai selama 30 menit. saat sakitnya sedang kambuh, pasien bisa sampai 10 kali ke kamar mandi untuk bab, volumenya sedikit dan encer. pasien pernah menggunakan obat pencahar saat sedang sembelit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Konstipasi (00014): Pengalaman tidak nyaman atau tidak adekuat untuk defekasi, ditandai dengan infrequent, sulit, atau tidak lengkap pengeluaran feses.
Karakteristik definitif:
- Perubahan pola defekasi (frekuensi, konsistensi, atau volume)
- Usaha yang berlebihan untuk defekasi
- Keluhan nyeri saat defekasi
- Kehadiran darah pada tinja
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Eliminasi Gastrointestinal Membaik (0501)
- Indikator:
a. Frekuensi defekasi dalam rentang normal
b. Konsistensi tinja normal
c. Tidak ada rasa tidak nyaman saat defekasi
d. Tidak ada darah pada tinja
2. Manajemen Nyeri (1605)
- Indikator:
a. Melaporkan nyeri terkontrol
b. Melakukan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
c. Menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Konstipasi (3140)
- Kaji riwayat eliminasi dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap konstipasi
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat dalam diet
- Anjurkan latihan fisik yang teratur
- Ajarkan teknik defekasi yang efektif
- Berikan obat pencahar atau laksatif sesuai indikasi
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor yang memperberat/memperingan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
3. Dukungan Psikologis (5270)
- Fasilitasi ekspresi perasaan terkait kondisi kesehatan
- Berikan informasi terkait penyakit dan proses pengobatannya
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan Konstipasi dipilih karena pasien mengeluhkan sakit saat buang air besar (BAB) dan ditemukan adanya benjolan di anus, serta frekuensi BAB yang berlebihan saat sedang kambuh. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam proses eliminasi gastrointestinal pasien.
Luaran yang diharapkan adalah perbaikan eliminasi gastrointestinal, dimana frekuensi, konsistensi, dan volume BAB kembali normal, serta tidak ada rasa tidak nyaman atau darah saat BAB. Selain itu, diharapkan juga manajemen nyeri yang efektif, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen konstipasi, manajemen nyeri, serta dukungan psikologis. Manajemen konstipasi bertujuan untuk mengatasi masalah eliminasi, sedangkan manajemen nyeri diperlukan untuk mengurangi rasa sakit saat BAB. Dukungan psikologis juga penting untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisinya dan menerima proses pengobatan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien akan membaik dan dapat kembali beraktivitas dengan normal. -
Article No. 6555 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang ibu melahirkan spontan pervaginam 2 hari yang lalu. P1A0. Mengatakan kepada perawat, belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Dari hasil pengkajian didapatkan ASI keluar dengan lancar, bayi tampak menyusu dengan sebagian areola tampak masuk kedalam mulut bayi. Frekuensi miksi bayi >8x/hari, tali pusat dibiarkan terbuka, kondisi tidak ada kemerahan, tidak berbau, tidak ada Cairan yang keluar, tali pusat tampak basah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda paparkan, Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang sesuai adalah:
1. Kurangnya Pengetahuan Terkait Perawatan Bayi Baru Lahir
- Definisi: Kurangnya atau tidak adanya informasi kognitif terkait perawatan bayi baru lahir.
- Penyebab: Keterbatasan pengalaman atau pengetahuan ibu dalam merawat bayi baru lahir.
2. Risiko Infeksi Tali Pusat
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan.
- Penyebab: Perawatan tali pusat yang tidak memadai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kurangnya Pengetahuan Terkait Perawatan Bayi Baru Lahir
- Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Meningkat
- Ibu Mampu Merawat Bayi Baru Lahir dengan Benar
2. Risiko Infeksi Tali Pusat
- Tidak Terjadi Infeksi Tali Pusat
- Tali Pusat Tampak Bersih, Kering, dan Terkelupas dengan Baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kurangnya Pengetahuan Terkait Perawatan Bayi Baru Lahir
- Berikan Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
- Dorong Ibu untuk Aktif Bertanya dan Mempraktikkan Perawatan Bayi
- Evaluasi Pemahaman dan Kemampuan Ibu dalam Merawat Bayi
2. Risiko Infeksi Tali Pusat
- Ajarkan Teknik Perawatan Tali Pusat yang Benar
- Pantau Tanda-tanda Infeksi Tali Pusat secara Rutin
- Kolaborasi dengan Dokter atau Bidan untuk Penanganan Lebih Lanjut jika Diperlukan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Kurangnya Pengetahuan Terkait Perawatan Bayi Baru Lahir" dan "Risiko Infeksi Tali Pusat" didasarkan pada kondisi ibu yang baru pertama kali melahirkan dan belum mengetahui cara melakukan perawatan bayi baru lahir dengan baik, serta kondisi tali pusat yang belum dirawat dengan optimal. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam merawat bayi, serta pencegahan infeksi tali pusat. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemberian pendidikan kesehatan, praktik perawatan, pemantauan kondisi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif diharapkan dapat membantu ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan aman dan efektif. -
Article No. 6556 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam RS X dengan keluhan batuk berdarah. Hasil pengkajian didapatkan data, pasien mengatakan mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan sejak 2 hari yang lalu batuk disertai dengan darah, pasien mengatakan merasa sesak napas dan demam, badan terasa lemas, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 43 kg. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/m, frekuensi napas; 28x/m, suhu: 38.8°C. Hasil pemeriksaan BTA (+), klien didiagnosis mengalami suspek TB Paru. Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu penyakit TB, penyebabnya, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit TB Paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberculosis paru dengan pemeriksaan bakteriologi positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.9
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik dahak untuk identifikasi bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberculosis paru dengan pemeriksaan bakteriologi positif) sesuai dengan diagnosis "suspek TB Paru" berdasarkan hasil pemeriksaan BTA positif.
2. Kode ICD-9-CM 90.9 (Pemeriksaan mikroskopik dahak untuk identifikasi bakteri tuberkulosis) sesuai dengan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Selain itu, dari informasi yang diberikan, pasien juga menunjukkan gejala-gejala klasik tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, batuk berdarah, sesak napas, demam, penurunan berat badan, dan malaise. Edukasi yang dapat diberikan kepada keluarga pasien mencakup penjelasan mengenai definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit tuberkulosis paru. -
Article No. 6557 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam RS X dengan keluhan batuk berdarah. Hasil pengkajian didapatkan data, pasien mengatakan mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan sejak 2 hari yang lalu batuk disertai dengan darah, pasien mengatakan merasa sesak napas dan demam, badan terasa lemas, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 43 kg. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/m, frekuensi napas; 28x/m, suhu: 38.8°C. Hasil pemeriksaan BTA (+), klien didiagnosis mengalami suspek TB Paru. Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu penyakit TB, penyebabnya, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit TB Paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode-kode yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologis dan histologis terkonfirmasi.
Penjelasan:
Pasien wanita berusia 50 tahun dengan keluhan batuk berdahak yang sejak 2 hari terakhir disertai dengan darah, sesak napas, demam, lemas, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Hasil pemeriksaan menunjukkan hasil BTA positif, yang mengarah pada diagnosa suspek Tuberkulosis Paru. Kode ICD-10 A15.0 sesuai untuk diagnosis Tuberkulosis Paru yang terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.59
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lain pada sistem pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat keterangan mengenai prosedur atau tindakan medis spesifik yang dilakukan. Namun, dapat diasumsikan bahwa terdapat beberapa prosedur diagnostik yang dilakukan, seperti pemeriksaan BTA. Kode ICD-9-CM 90.59 dapat digunakan untuk mencakup prosedur diagnostik lain pada sistem pernapasan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Selain itu, perlu disampaikan bahwa keluarga pasien belum mengetahui tentang penyakit Tuberkulosis Paru, termasuk penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan, serta komplikasi yang mungkin terjadi. Edukasi dan konseling yang komprehensif kepada keluarga sangat diperlukan agar mereka dapat memahami kondisi pasien dan berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan pengobatan. -
Article No. 6558 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan (50 tahun) dirawat di ruang penyakit dalam RS X dengan keluhan batuk berdarah. Hasil pengkajian didapatkan data, pasien mengatakan mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan sejak 2 hari yang lalu batuk disertai dengan darah, pasien mengatakan merasa sesak napas dan demam, badan terasa lemas, nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan dari 50 kg menjadi 43 kg. TD 110/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/m, frekuensi napas; 28x/m, suhu: 38.8°C. Hasil pemeriksaan BTA (+), klien didiagnosis mengalami suspek TB Paru. Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu penyakit TB, penyebabnya, tanda dan gejala, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit TB Paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, efektifitas batuk menurun, dan obstruksi jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, dibutuhkan, atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
- Penyebab: Kelemahan otot, dispnea, dan penurunan berat badan.
3. Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurangnya paparan, kurangnya minat dalam mempelajari, dan kurangnya sumber informasi.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Jalan Napas Terbuka
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan mukolitik, dan mempertahankan posisi semi-fowler.
2. Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
- Intervensi: Mengatur aktivitas, memberikan latihan fisik yang sesuai, dan memantau tanda-tanda intoleransi.
3. Defisit Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Tentang Penyakit
- SIKI: Edukasi Kesehatan
- Intervensi: Memberikan pendidikan kesehatan tentang TB Paru, termasuk penyebab, tanda-tanda, penatalaksanaan, dan komplikasi.
Sebagai perawat, saya akan memfokuskan asuhan keperawatan pada penanganan masalah pernapasan, toleransi aktivitas, dan edukasi kesehatan terkait penyakit TB Paru. Koordinasi dengan tim kesehatan lain juga penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 6559 | 20 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif : • Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja. • Klien mengatakan sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan berkeringat lebih, nyeri pada tulang belakang, sering mengalami pusing. Data Objektif : Dilakukan pemeriksaan dan didapatkan: • Klien tampak lemah. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 TD : 115/80 mmHg Nadi : 105 x/menit Suhu : 39,9 C RR : 22 X/menit TB : 160 cm • Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg. • Conjungtiva tampak Merah muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. • Terdapat petekie pada seluruh tubuh • Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri akut
Data Pendukung:
- Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja.
- Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Data Pendukung:
- Klien tampak lemah
- Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg.
3. Intoleransi aktivitas
Data Pendukung:
- Klien tampak lemah
- Nadi: 105 x/menit, Suhu: 39,9 C, RR: 22 x/menit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Skala nyeri menurun
- Durasi nyeri berkurang
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
2. Keseimbangan Nutrisi
- Berat badan klien meningkat
- Klien dapat mengonsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
- Tanda-tanda perubahan status nutrisi membaik (konjungtiva merah muda, bibir tidak pucat)
3. Toleransi Aktivitas
- Tanda-tanda vital berada dalam batas normal
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
- Klien merasa segar dan tidak lemas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Manajemen nyeri: Observasi dan catat karakteristik nyeri
- Manajemen nyeri: Berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Edukasi: Ajarkan teknik manajemen nyeri mandiri
2. Keseimbangan Nutrisi
- Manajemen nutrisi: Evaluasi status nutrisi dan tingkat konsumsi makanan
- Manajemen nutrisi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang sesuai
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan strategi untuk meningkatkan asupan nutrisi
3. Toleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Atur aktivitas dan istirahat sesuai toleransi klien
- Latih klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap
- Edukasi: Ajarkan klien dan keluarga tentang manajemen aktivitas yang aman
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin telah diberikan. Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 6560 | 20 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif : • Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika makan dan banyak bicara, tetapi berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja. • Klien mengatakan sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan berkeringat lebih, nyeri pada tulang belakang, sering mengalami pusing. Data Objektif : Dilakukan pemeriksaan dan didapatkan: • Klien tampak lemah. Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 TD : 115/80 mmHg Nadi : 105 x/menit Suhu : 39,9 C RR : 22 X/menit TB : 160 cm • Berat badan pasien sebelum sakit 50 Kg ketika saat sakit 40 kg. • Conjungtiva tampak Merah muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. • Terdapat petekie pada seluruh tubuh • Skala nyeri 5 pada lidah, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami nyeri pada lidah kiri yang bertambah saat makan dan banyak bicara, namun berkurang saat beristirahat. Nyeri dirasakan seperti terbakar dan tertusuk. Selain itu, klien juga mengalami demam, menggigil, keringat, nyeri pada tulang belakang, dan pusing.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kontrol Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Penjelasan Singkat:
Klien tampak lemah, dengan penurunan berat badan yang signifikan (dari 50 kg menjadi 40 kg). Hal ini menunjukkan adanya intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Aktivitas
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Penjelasan Singkat:
Klien mengalami demam, menggigil, dan berkeringat, serta terdapat petekie di seluruh tubuh. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi yang berhubungan dengan penurunan imunitas.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Kontrol Infeksi
SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Catatan: Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat ini berdasarkan data yang diberikan. Untuk penanganan yang lebih komprehensif, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya. -
Article No. 6561 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien acute coronary syndrome
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan acute coronary syndrome.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam volume, mineral, dan/atau keseimbangan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
- Penyebab: Sumbatan arteri koroner, spasme arteri koroner, gangguan pompa jantung.
- Gejala: Nyeri dada, dispnea, palpitasi, edema, perubahan EKG.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
- Penyebab: Iskemia miokard, infark miokard.
- Gejala: Nyeri dada, menjalar ke lengan, punggung, atau leher.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam volume, mineral, dan/atau keseimbangan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Peningkatan kebutuhan cairan dan elektrolit akibat kondisi medis.
- Gejala: Edema, peningkatan/penurunan tekanan darah, perubahan EKG.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Kardiak Efektif
- Definisi: Tercapainya aliran darah dan oksigen yang adekuat ke jantung.
- Kriteria Hasil: Tidak ada nyeri dada, perfusi perifer baik, tidak ada edema, EKG dalam batas normal.
2. Bebas Nyeri
- Definisi: Tidak ada pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan tidak ada nyeri, tanda-tanda vital stabil, dapat melakukan aktivitas rutin tanpa nyeri.
3. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga
- Definisi: Tercapainya keseimbangan volume, mineral, dan asam-basa yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, hasil laboratorium dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jaringan.
- Kegiatan: Monitoring tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian vasopresor, dan edukasi terkait gaya hidup.
2. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri.
- Kegiatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, teknik nonfarmakologis, dan edukasi terkait manajemen nyeri.
3. Manajemen Cairan
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kegiatan: Monitoring intake dan output, pemberian cairan/elektrolit, dan edukasi terkait diet dan gaya hidup.
Harapannya, pemahaman tentang diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan acute coronary syndrome.