Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6520 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien sudah menjalani operasi hernia, kemudian riwayat hd , dan pada hari ini menjalani hemodialisa, dengan berat badan 52 kg, tensi 162/80,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
- SLKI: Pemantauan nutrisi
- SIKI: Manajemen nutrisi
Penjelasan singkat:
Pasien telah menjalani operasi hernia dan hemodialisis, dengan berat badan 52 kg. Hal ini menunjukkan adanya risiko malnutrisi atau kekurangan nutrisi yang perlu dikelola secara tepat. Diagnosa keperawatan ini fokus pada pemantauan status nutrisi pasien dan pemberian intervensi yang tepat untuk mencapai keseimbangan nutrisi yang optimal.
2. Risiko gangguan integritas kulit
- SDKI: Risiko gangguan integritas kulit
- SLKI: Perawatan kulit
- SIKI: Manajemen integritas kulit
Penjelasan singkat:
Pasien dengan riwayat operasi hernia dan hemodialisis memiliki risiko gangguan integritas kulit, seperti luka, infeksi, atau kerusakan pada kulit. Diagnosa keperawatan ini fokus pada upaya pencegahan dan perawatan kulit untuk mempertahankan integritas kulit yang baik.
3. Ketidakseimbangan cairan
- SDKI: Ketidakseimbangan cairan
- SLKI: Manajemen cairan
- SIKI: Manajemen keseimbangan cairan
Penjelasan singkat:
Pasien dengan riwayat hemodialisis memiliki risiko ketidakseimbangan cairan, yang dapat disebabkan oleh perubahan intake dan output cairan. Diagnosa keperawatan ini fokus pada pemantauan dan manajemen keseimbangan cairan untuk mencegah komplikasi seperti edema atau dehidrasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 6521 | 20 Nov 2024
Klinis : Data Subjektif - Keluhan Utama: Borok di selangkangan kanan sejak 1 bulan. - Perkembangan: Benjolan seperti bisul, melebar, pecah, menjadi borok sebesar telur ayam. - Gejala: Nyeri, nanah, darah (2 minggu terakhir), lemas, demam hilang timbul, penurunan berat badan 5 kg, penurunan nafsu makan. - Riwayat Kesehatan: Tidak ada riwayat diabetes, HIV, infeksi menular seksual, atau berganti pasangan seksual. - Kebiasaan: Petani, perokok berat, konsumsi alkohol. Data Objektif - Kesadaran: Compos mentis. - Status Gizi: Kurang (BB 46 kg, TB 155 cm, IMT 19,1 kg/m²). - Pemeriksaan Fisik: - Tekanan darah: 100/70 mmHg - Denyut nadi: 102 x/menit - Laju respirasi: 20 x/menit - Temperatur: 37,0°C - Saturasi oksigen: 99% - VAS: 4/10 (nyeri sedang) - Pemeriksaan Mata: Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan data subjektif dan objektif yang diberikan, maka saya sebagai perawat profesional menyarankan diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Lesi kulit terbuka (borok di selangkangan), status gizi kurang, aktivitas fisik (petani), perilaku berisiko (merokok, konsumsi alkohol).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tidak terjadi infeksi lanjut pada lesi kulit.
- Indikator:
- Tanda-tanda infeksi (nyeri, erythema, pembengkakan, panas, nanah) berkurang.
- Tidak terjadi demam atau peningkatan tanda-tanda vital.
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal (misalnya, penurunan jumlah leukosit).
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Perawatan Luka
- Tujuan: Mempertahankan kesehatan kulit dan mencegah infeksi.
- Kegiatan:
- Melakukan penilaian komprehensif luka (lokasi, ukuran, kedalaman, tanda-tanda infeksi).
- Membersihkan luka dengan teknik aseptik dan irigasi.
- Menerapkan terapi topikal yang sesuai (misalnya, salep antibiotik).
- Mempertahankan perawatan luka yang lembab.
- Memantau tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka.
2. Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi untuk penyembuhan luka.
- Kegiatan:
- Mengevaluasi status gizi pasien.
- Menyusun rencana makan untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang.
- Memantau berat badan dan asupan nutrisi.
3. Manajemen Aktifitas
- Tujuan: Memfasilitasi pemulihan dan mencegah kelelahan.
- Kegiatan:
- Mengevaluasi tingkat aktivitas dan kemampuan fungsional pasien.
- Mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
- Memberikan edukasi tentang manajemen energi dan istirahat yang cukup.
- Memantau tanda-tanda kelelahan dan respons terhadap aktivitas.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas didasarkan pada analisis data subjektif dan objektif serta pengetahuan saya sebagai perawat profesional. Tujuan utamanya adalah mencegah infeksi lanjut, memfasilitasi penyembuhan luka, mempertahankan status gizi yang baik, dan membantu pasien dalam pemulihan serta mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 6522 | 20 Nov 2024
Klinis : hasil anamnesis dengan klien mengatakan bahwa klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan apapun asalkan masih menghormati agama dan keyakinan klien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan saran yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Kesiapan Meningkatkan Praktik Spiritual". Ini dikarenakan klien telah menunjukkan kesiapan untuk menerima perawatan asalkan tetap menghormati agama dan keyakinannya. Diagnosa ini menggambarkan kemampuan individu untuk meningkatkan praktik spiritual dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Praktik Spiritual: Klien dapat menjalankan praktik spiritual sesuai dengan keyakinannya selama proses perawatan dan pengobatan.
2. Keyakinan Terhadap Kekuatan Spiritual: Klien dapat mengekspresikan keyakinan akan kekuatan spiritual untuk membantu proses penyembuhan.
3. Kepuasan Terhadap Praktik Spiritual: Klien merasa puas dengan kemampuan untuk tetap menjalankan praktik spiritual selama perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Fasilitasi Praktik Spiritual: Perawat memfasilitasi klien untuk dapat menjalankan praktik spiritual sesuai dengan keyakinannya, seperti berdoa, meditasi, atau ritual keagamaan.
2. Dukungan Spiritual: Perawat memberikan dukungan spiritual kepada klien, seperti menyediakan ruang dan waktu untuk praktik spiritual, menghubungkan klien dengan pemuka agama, atau memberikan informasi terkait sumber spiritual.
3. Edukasi Tentang Manfaat Praktik Spiritual: Perawat memberikan edukasi kepada klien tentang manfaat praktik spiritual dalam proses penyembuhan dan pemulihan.
4. Kolaborasi dengan Pemuka Agama: Perawat berkolaborasi dengan pemuka agama untuk memastikan praktik spiritual klien dapat terintegrasi dengan baik selama perawatan.
5. Evaluasi Kepuasan Spiritual: Perawat secara berkala mengevaluasi kepuasan klien terhadap praktik spiritual selama perawatan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Kesiapan Meningkatkan Praktik Spiritual" dipilih karena klien telah menunjukkan kesiapan untuk menerima perawatan asalkan tetap menghormati agama dan keyakinannya. Ini berarti klien memiliki motivasi dan kemampuan untuk meningkatkan praktik spiritual selama proses perawatan.
Luaran yang diharapkan berfokus pada peningkatan praktik spiritual, keyakinan terhadap kekuatan spiritual, dan kepuasan terhadap praktik spiritual. Hal ini penting agar klien dapat menjalankan praktik spiritual secara optimal, merasa yakin akan kekuatan spiritual untuk membantu proses penyembuhan, serta merasa puas dengan kemampuan untuk tetap menjalankan praktik spiritual selama perawatan.
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan mencakup fasilitasi praktik spiritual, dukungan spiritual, edukasi tentang manfaat praktik spiritual, kolaborasi dengan pemuka agama, serta evaluasi kepuasan spiritual. Tujuannya adalah untuk memastikan klien dapat menjalankan praktik spiritual sesuai keyakinan, mendapatkan dukungan spiritual yang dibutuhkan, dan merasa puas dengan integrasi praktik spiritual selama proses perawatan.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien sambil tetap menghormati agama dan keyakinannya, sehingga dapat memberikan dampak positif pada proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 6523 | 20 Nov 2024
Klinis : hasil anamnesis dengan klien mengatakan bahwa klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan apapun asalkan masih menghormati agama dan keyakinan klien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kesiapan Peningkatan Praktik Spiritual (00169)
Definisi:
Kemampuan yang dapat ditingkatkan untuk mengintegrasikan keyakinan dan praktik spiritual ke dalam gaya hidup dan perawatan kesehatan.
Penjelasan:
Berdasarkan hasil anamnesis, klien tidak keberatan dengan pengobatan dan perawatan asalkan masih menghormati agama dan keyakinannya. Ini menunjukkan bahwa klien memiliki kesiapan untuk meningkatkan praktik spiritual dalam perawatan kesehatannya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Keyakinan spiritual
- Praktik spiritual
- Keterlibatan dalam komunitas spiritual
- Kepuasan akan praktik spiritual
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan praktik spiritual
- Integrasi keyakinan dan praktik spiritual dalam gaya hidup
- Kepuasan terhadap praktik spiritual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Fasilitasi praktik spiritual
- Kolaborasi dengan pemuka agama/rohaniawan
- Penyediaan lingkungan yang mendukung praktik spiritual
- Pendidikan kesehatan tentang praktik spiritual
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien untuk memfasilitasi praktik spiritual yang sesuai dengan keyakinan klien, serta memastikan bahwa perawatan yang diberikan menghormati dan mendukung praktik spiritual klien. -
Article No. 6524 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Monitoring status pernapasan
2. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi
3. Memberikan hidrasi yang adekuat
4. Memberikan terapi oksigen, jika diperlukan
5. Melakukan fisioterapi dada, jika diperlukan
6. Mengajarkan teknik batuk efektif
7. Memberikan obat-obatan sesuai indikasi, seperti ekspektoran atau dekongestant.
Dengan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6525 | 20 Nov 2024
Klinis : lemas, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SDKI:
- Karakteristik Utama: Lemas, Pusing.
- Faktor Berhubungan: Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Energi, Latihan Fisik Bertahap, Pemenuhan Nutrisi Adekuat.
Penjelasan Singkat:
Intoleransi Aktivitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi, yang menyebabkan klien mengalami lemas dan pusing saat melakukan aktivitas. Perawat akan melakukan intervensi manajemen energi, latihan fisik bertahap, dan pemenuhan nutrisi yang adekuat untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 6526 | 20 Nov 2024
Klinis : lemas, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi:
Perubahan tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya risiko gangguan kesehatan.
Faktor yang Berhubungan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Gangguan kardiovaskular
3. Malnutrisi
4. Perubahan neurologis
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan tekanan darah
2. Perubahan nadi
3. Perubahan suhu tubuh
4. Perubahan frekuensi pernapasan
5. Perubahan saturasi oksigen
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Identifikasi penyebab perubahan tanda-tanda vital
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tatalaksana yang sesuai
4. Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya monitor tanda-tanda vital
5. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan
Diharapkan dengan pengelolaan yang tepat, pasien dapat mencapai stabilitas tanda-tanda vital dan terbebas dari komplikasi yang mungkin terjadi.
Saya harap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan rencana intervensi yang sesuai untuk kondisi lemas dan pusing berdasarkan standar PPNI. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 6527 | 20 Nov 2024
Klinis : keluhan pasien datang mengatakan nyeri tenggorokan, demam, lemas dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri tenggorokan, demam, lemas dan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan melaporkan nyeri terkontrol, dengan skala nyeri 0-2 dari skala 0-10.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgetik sesuai instruksi, mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen demam: Memantau suhu tubuh, memberikan antipiretik sesuai instruksi, mengatur lingkungan untuk menurunkan suhu tubuh.
3. Manajemen kelelahan: Mengkaji tingkat kelelahan, mengatur aktivitas dan istirahat, memberikan dukungan emosional.
4. Manajemen pusing: Mengkaji penyebab pusing, mengatur posisi, memberikan intervensi sesuai penyebab.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi keluhan-keluhan yang dialami, serta memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 6528 | 20 Nov 2024
Klinis : Ds : kaki lemas Do : jalan diseret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Risiko Ketidakstabilan Gerak Tubuh adalah individu dapat mempertahankan pergerakan tubuh yang stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan Gerak Tubuh: Memfasilitasi gerakan tubuh yang efektif untuk mencegah komplikasi.
2. Perawatan Mobilitas: Mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas individu.
3. Terapi Aktivitas: Memberikan aktivitas yang sesuai dengan kondisi individu untuk meningkatkan pergerakan tubuh.
Berdasarkan data subyektif (Ds) yang Anda berikan, yaitu "kaki lemas" dan data obyektif (Do) "jalan diseret", dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut mengarah pada risiko ketidakstabilan gerak tubuh. Intervensi keperawatan yang sesuai adalah perawatan gerak tubuh, perawatan mobilitas, dan terapi aktivitas untuk memfasilitasi dan mempertahankan pergerakan tubuh yang stabil.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait kondisi yang Anda kemukakan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lainnya jika diperlukan. -
Article No. 6529 | 20 Nov 2024
Klinis : Ds : kaki lemas Do : kekuatan otot 5, berjalan di seret dan harus berpegangan, tidak bisa menopang tubuh terlalu lama
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan independen, terkontrol, dan terkoordinasi dari satu atau lebih anggota tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Teratasi
2. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Latihan Gerak
2. Perawatan Diri: Aktivitas Sehari-hari
3. Peningkatan Mobilitas
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, pasien mengalami kelemahan otot dan kesulitan dalam berjalan, sehingga diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi latihan gerak untuk meningkatkan kekuatan otot, perawatan diri dalam aktivitas sehari-hari, dan peningkatan mobilitas pasien. Tujuan akhirnya adalah pasien dapat mencapai mobilitas fisik yang optimal dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.