Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8401 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan vertigo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan vertigo, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan akibat vertigo
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh: Rentan terhadap terjadinya terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- Gangguan Keseimbangan: Perubahan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh.
- Vertigo: Persepsi palsu gerakan atau rotasi objek, biasanya disertai dengan rasa mual dan mabuk.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keamanan: Terhindar dari bahaya dan cedera.
- Keseimbangan: Kemampuan mempertahankan posisi tubuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Risiko Jatuh: Upaya mencegah dan mengendalikan faktor risiko jatuh.
- Terapi Modalitas: Penggunaan modalitas terapeutik untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan vertigo memiliki risiko jatuh yang tinggi karena gangguan keseimbangan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen risiko jatuh, terapi modalitas untuk mengatasi vertigo, serta edukasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan mencegah terjadinya jatuh. -
Article No. 8402 | 10 Dec 2024
Klinis : ketergantungan terhadap smartphone atau game sebagai pelarian dari masalah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kecanduan Smartphone/Game
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), kondisi ketergantungan terhadap smartphone atau game sebagai pelarian dari masalah dapat diklasifikasikan sebagai "Kecanduan Smartphone/Game". Kondisi ini dicirikan oleh penggunaan smartphone atau bermain game secara berlebihan dan tidak terkendali, yang berdampak negatif pada fungsi sosial, pekerjaan, atau aktivitas sehari-hari individu.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyatakan bahwa luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah:
1. Penurunan frekuensi penggunaan smartphone/game.
2. Peningkatan kemampuan mengatur penggunaan smartphone/game.
3. Peningkatan kemampuan mengatasi masalah.
4. Peningkatan keterlibatan dalam aktivitas sosial.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi berikut untuk menangani kondisi ini:
1. Terapi Kognitif Perilaku: Membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang mendorong kecanduan.
2. Manajemen Waktu: Membantu individu menyusun jadwal dan rutinitas harian yang seimbang, dengan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menggunakan smartphone atau bermain game.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi mengenai dampak negatif kecanduan smartphone/game dan pentingnya menjaga keseimbangan hidup.
4. Dukungan Sosial: Melibatkan keluarga, teman, atau kelompok pendukung untuk membantu individu mengatasi kecanduan.
5. Relaksasi: Mengajarkan teknik-teknik relaksasi untuk mengurangi stres dan kecemasan yang dapat memicu penggunaan smartphone/game secara berlebihan.
Dengan pendekatan holistik yang melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual, diharapkan individu dapat mengatasi kondisi kecanduan smartphone/game dan kembali menjalankan fungsi kehidupan secara optimal. -
Article No. 8403 | 10 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien yang datang dengan keluhan demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal (>37,5°C) yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan sistem termoregulasi
- Gejala: Kulit terasa panas, wajah kemerahan, nadi cepat, dan menggigil
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan ketidaknyamanan berkurang.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, kompres hangat/dingin, dan manajemen lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen hipertermia, pemberian cairan, dan manajemen nyeri.
- Tindakan keperawatan: Pemeriksaan tanda-tanda vital, pemberian kompres hangat/dingin, dan pemberian obat penurun demam jika diperlukan.
Harapannya, dengan memahami standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan terstandar dalam menangani pasien dengan keluhan demam. -
Article No. 8404 | 10 Dec 2024
Klinis : Di wilayah X, terdapat 75% anak usia sekolah yang mengalami obesitas, dari hasil wawancara, orang tua mengatakan anaknya hobi main game di smart phone ataupun di komputer lebih dari 6 jam sehari, anak-anak tidak pernah melakukan aktivitas olahraga dan tidak pernah keluar kamar untuk komunikasi dengan keluarga karena orang tua sibuk bekerja. Perawat melakukan observasi diwilayah tersebut bahwa tidak ada sarana olahraga atau tempat terbuka diwilayah tersebut. Wilayah X merupakan wilayah perkotaan sehingga akses makanan cepat saji lebih mudah . Susunlah diagnosis-intervensi keperawatan pada kasus tersebut !
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Aktivitas Fisik Kurang Dari Kebutuhan
- Definisi: Berkurangnya aktivitas fisik yang tidak mencapai rekomendasi minimal.
- Penyebab: Keterbatasan fasilitas olahraga di sekitar, kebiasaan menggunakan perangkat elektronik yang berlebihan, orang tua yang sibuk bekerja.
- Gejala/Tanda: Anak-anak menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sehari untuk bermain game di smartphone atau komputer, tidak pernah melakukan aktivitas olahraga, dan tidak pernah keluar kamar untuk berkomunikasi dengan keluarga.
2. Obesitas
- Definisi: Penimbunan lemak berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Asupan makanan yang tidak seimbang, sedentary lifestyle, akses yang mudah ke makanan cepat saji.
- Gejala/Tanda: 75% anak usia sekolah di wilayah X mengalami obesitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Aktivitas Fisik
- Kriteria Hasil: Anak-anak meningkatkan aktivitas fisik sesuai rekomendasi minimal.
- Indikator:
- Anak-anak mengikuti aktivitas olahraga minimal 3 kali seminggu.
- Anak-anak mengurangi penggunaan perangkat elektronik menjadi kurang dari 2 jam per hari.
- Anak-anak aktif berinteraksi dengan keluarga di luar kamar.
2. Berat Badan
- Kriteria Hasil: Anak-anak mencapai berat badan ideal.
- Indikator:
- Indeks Massa Tubuh (IMT) anak-anak berada dalam rentang normal.
- Lingkar pinggang anak-anak berada dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi terkait Aktivitas Fisik Kurang Dari Kebutuhan:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik anak-anak.
- Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat untuk menyediakan sarana dan prasarana olahraga di wilayah tersebut.
- Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya aktivitas fisik dan pembatasan penggunaan perangkat elektronik.
- Memfasilitasi dan mendukung anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas olahraga rutin.
- Memantau dan mengevaluasi peningkatan aktivitas fisik anak-anak secara berkala.
2. Intervensi terkait Obesitas:
- Melakukan skrining dan penilaian status gizi anak-anak secara berkala.
- Memberikan edukasi kepada orang tua dan anak-anak tentang gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang cukup.
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet dan program penurunan berat badan yang sesuai bagi anak-anak.
- Memantau dan mengevaluasi perubahan berat badan anak-anak secara rutin.
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada anak-anak dan keluarga dalam mencapai berat badan ideal.
Dengan intervensi yang komprehensif dan kerja sama yang baik antara perawat, orang tua, dan pemangku kepentingan setempat, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas fisik dan mencapai berat badan ideal bagi anak-anak di wilayah X. -
Article No. 8405 | 10 Dec 2024
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Definisi (SDKI):
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Prosedur invasif
2. Penurunan sistem kekebalan tubuh
3. Malnutrisi
4. Usia ekstrem (balita dan lansia)
5. Luka/cedera pada kulit
6. Riwayat infeksi sebelumnya
Karakteristik Definisi (SLKI):
1. Tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh, perubahan warna, pembengkakan, dll.)
2. Hasil tes diagnostik yang positif
3. Riwayat infeksi sebelumnya
4. Faktor risiko infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi faktor risiko infeksi
2. Monitor tanda dan gejala infeksi
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan infeksi
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
5. Terapkan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan assessment menyeluruh, mengidentifikasi faktor risiko, dan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengelola risiko infeksi pada pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga akan dilakukan untuk memastikan perawatan yang optimal. -
Article No. 8406 | 10 Dec 2024
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan mewakili persona seorang pakar perawat, berikut saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko infeksi:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel atau jaringan.
- Faktor risiko yang dapat menyebabkan risiko infeksi antara lain: prosedur invasif, kondisi imunokompromais, malnutrisi, usia ekstrem, dan higiene yang buruk.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko infeksi adalah: Tidak terjadi infeksi, Tanda-tanda infeksi terkendali, dan Kemampuan klien/keluarga dalam pencegahan infeksi.
- Indikator SLKI yang dapat digunakan antara lain: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi, dan Klien/keluarga dapat menjelaskan cara pencegahan infeksi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani risiko infeksi meliputi: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, dan Edukasi Pencegahan Infeksi.
- Contoh intervensi spesifik yaitu: Memantau tanda-tanda infeksi, Melakukan prosedur aseptik, dan Mengajarkan teknik cuci tangan yang benar.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk menangani risiko infeksi pada pasien secara komprehensif. -
Article No. 8407 | 10 Dec 2024
Klinis : Pre eklamsi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pre-eklampsia.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Pre-Eklampsia:
Risiko Perfusi Jaringan Serebral Terganggu
Definisi: Berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
Karakteristik Definitif:
- Peningkatan tekanan darah
- Edema serebral
- Peningkatan refleks fisiologis
- Perubahan status mental
- Sakit kepala
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) Setelah Asuhan Keperawatan:
1. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Kriteria hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda edema serebral
- Refleks fisiologis normal
- Status mental membaik
- Tidak ada keluhan sakit kepala
2. Pengetahuan Meningkat
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, gejala, dan komplikasi pre-eklampsia
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemantauan dan manajemen terapeutik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital yang dapat mengindikasikan perkembangan pre-eklampsia
- Aktivitas:
- Pantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara berkala
- Catat dan analisis tren perubahan tanda-tanda vital
2. Manajemen Hipertensi
- Tujuan: Mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal
- Aktivitas:
- Berikan obat antihipertensi sesuai resep medis
- Anjurkan istirahat dan pembatasan aktivitas
- Lakukan teknik relaksasi untuk menurunkan stres
3. Edukasi Kesehatan
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pre-eklampsia
- Aktivitas:
- Jelaskan penyebab, gejala, dan komplikasi pre-eklampsia
- Ajarkan tanda-tanda bahaya yang memerlukan konsultasi segera
- Berikan informasi tentang pentingnya pemantauan dan manajemen terapeutik
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perbaikan perfusi jaringan serebral dan peningkatan pengetahuan pasien serta keluarga tentang pre-eklampsia. Asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien sangat penting dalam pengelolaan kondisi pre-eklampsia. -
Article No. 8408 | 10 Dec 2024
Klinis : Pasien tn. R. 62 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak dan nyeri dada menusuk dan menjalar hingga ke punggung skala 8/6, saturasi 70% riwayat PCI 7bln yang lalu dan di pasang ring 2 stant
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Pasien Tn. R.
1. Penurunan Perfusi Jaringan Jantung (SLKI: Tissue Perfusion: Cardiac)
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam fungsi jantung.
- Penyebab: Penyakit jantung koroner, stenosis arteri koroner, kerusakan miokard.
- Gejala: Nyeri dada, sesak napas, cyanosis, aritmia, penurunan saturasi oksigen.
2. Ansietas (SLKI: Anxiety)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah.
- Penyebab: Penyakit jantung, hospitalisasi, takut akan komplikasi.
- Gejala: Gelisah, sulit tidur, napas pendek, jantung berdebar.
3. Intoleransi Aktivitas (SLKI: Activity Intolerance)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penyakit jantung, disfungsi paru, kelelahan.
- Gejala: Sesak napas, kelelahan, penurunan saturasi oksigen.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang mengeluarkan dan mengelola standar-standar tersebut. -
Article No. 8409 | 10 Dec 2024
Klinis : S : Pasien mengatakan nyeri dada disertai sesak nafas dari beberapa hari. tidak punya riwayat asma. Saat ini nyeri dada masih terasa, nyeri seperti tertindih benda berat. skala nyeri ringan. nyeri bertambah saat aktifitas berpindah tempat tidur. O : Kesadaran Compos mentis. tidak tampak sesak. oksigenasi dengan binasal 3 liter/menit, hemodinamik TD 129/80 mmhg, HR 75 x/menit. RR 18 x/menit. Saturasi 98 %. Suhu 36,6oC. Terpasang IV line no. 18 di vena metacarpal sinistra dengan venflon, drip lasix 5 mg/jam. akses infus lancar. Terpasang IV line no. 20 di Vena pedis sinistra drip heparin 12 ui/kgBB/jam. Terpasang DC no. 16 produksi urine kuning jernih. skala nyeri 3.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan karena ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mampu mengontrol nyeri dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami sesak napas atau kelelahan
- Pasien mampu mempertahankan aktivitas sehari-hari
- Pasien menunjukkan toleransi yang meningkat terhadap aktivitas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Kolaborasi pemberian analgetik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis (misalnya: relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Pantau tanda-tanda vital
- Evaluasi efektivitas intervensi
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji kapasitas aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pacing aktivitas
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan Nyeri Akut dan Intoleransi Aktivitas sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas saat beraktivitas. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengatasi nyeri, mempertahankan oksigenasi yang adekuat, dan meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. Evaluasi yang dilakukan akan membantu menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 8410 | 10 Dec 2024
Klinis : Keluar darah dari mulut dan hidung sejak kemarin, hari ini muntah/batuk lendir bercampur darah +/- 10x, nyeri bagian amandel. Pasien post op amandel tgl 29 Nov dengan dr. Asterina.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Perdarahan" (00204). Kondisi pasien menunjukkan adanya perdarahan aktif dari mulut dan hidung sejak kemarin, serta muntah/batuk lendir bercampur darah. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem hemostatik, yang dapat disebabkan oleh komplikasi pasca operasi amandel.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (1916): Pasien dapat mengendalikan/mengontrol perdarahan yang terjadi.
2. Status Hemodinamik (0802): Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas dalam batas normal.
3. Nyeri Terkontrol (1605): Pasien dapat mengelola nyeri pada area amandel dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-tanda Vital (6680): Melakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengindikasikan komplikasi.
2. Manajemen Perdarahan (4010): Melakukan intervensi untuk mengendalikan perdarahan, seperti menggunakan tampon, pemberian obat hemostatik, dan koordinasi dengan tim medis.
3. Manajemen Nyeri (1400): Memberikan intervensi untuk mengelola nyeri, seperti pemberian analgetik, kompres dingin, dan teknik relaksasi.
4. Edukasi Perawatan Luka Pasca Operasi (3660): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka pasca operasi amandel, termasuk tanda-tanda komplikasi yang harus diperhatikan.
5. Kolaborasi dengan Tim Medis (7140): Berkoordinasi dengan dokter dan tim medis lainnya untuk memantau kondisi pasien dan memberikan penanganan yang tepat sesuai kondisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memantau kondisi pasien secara ketat, mencegah komplikasi lebih lanjut, dan memastikan pemulihan pasien berjalan dengan baik. Komunikasi yang efektif dengan pasien, keluarga, dan tim medis lainnya sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.