Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6490 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 terganggu dengan suara di kepala kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "terganggu dengan suara di kepala".
Diagnosa Keperawatan:
Kategori: Persepsi Sensori
Sub-Kategori: Gangguan Persepsi Sensori
Definisi: Pengalaman subjektif terganggunya satu atau lebih fungsi sensori.
Faktor Risiko: Gangguan neurologis, psikologis, metabolik, atau stres.
Kode SDKI: D.0105 Gangguan Persepsi Sensori: Suara
Kode SLKI: S-PS-1 Peningkatan Persepsi Sensori
Kode SIKI: K-PS-1 Manajemen Gangguan Persepsi Sensori
Penjelasan SLKI:
Definisi: Kemampuan klien untuk menginterpretasikan secara akurat stimulus sensorik.
Luaran Utama: Klien dapat menginterpretasikan stimulus sensorik secara akurat.
Ekspektasi: Klien dapat mengenali dan melaporkan stimulus sensorik yang diterima dengan benar.
Kriteria Hasil:
1. Klien dapat menjelaskan secara akurat stimulus sensorik yang diterima.
2. Klien dapat mengenali gangguan persepsi sensorik yang dialami.
3. Klien dapat menerapkan strategi untuk mengatasi gangguan persepsi sensorik.
Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "terganggu dengan suara di kepala". Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 6491 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 depresi.
Diagnosa Keperawatan:
D.0105 Depresi
Kategori: Respons Psikologis
Sub Kategori: Suasana Hati Tertekan
Definisi:
Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai oleh perasaan sedih, murung, putus asa, tidak berharga, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Faktor Risiko:
1. Riwayat depresi sebelumnya
2. Stres yang berkepanjangan
3. Perubahan hormonal
4. Penyakit fisik kronis
5. Penggunaan obat-obatan tertentu
6. Faktor psikososial, seperti kesepian, kehilangan, dan konflik interpersonal
Kode SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI: D.0105
SLKI: Depresi
SIKI: Depresi
SLKI - Depresi:
Definisi: Gangguan suasana hati yang ditandai oleh perasaan sedih, murung, putus asa, tidak berharga, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran Utama:
Klien dapat mengendalikan gejala depresi.
Ekspektasi:
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi depresi.
2. Klien dapat menerapkan strategi untuk mengelola depresi.
3. Klien dapat meningkatkan motivasi dan minat dalam aktivitas sehari-hari.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri dan perasaan berharga.
Kriteria Hasil:
1. Ekspresi wajah dan sikap tubuh sesuai dengan suasana hati
2. Tingkat aktivitas sesuai dengan kemampuan
3. Keikutsertaan dalam aktivitas sosial
4. Kemampuan mengendalikan gejala depresi
5. Kemampuan menetapkan target dan mencapai tujuan
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6492 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan mata kaang-kadang terasa perih dan kering sjak beberapa hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan Terkait Kekeringan Mata
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan fungsi penglihatan terkait dengan peningkatan kekakuan, kehilangan elastisitas, dan ketidakmampuan untuk melembabkan mata yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia, penyakit, atau pengobatan.
- Batasan Karakteristik: Mata terasa perih, mata terasa kering, mata terasa gatal, mata terasa berat, mata terasa berpasir, penglihatan kabur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien melaporkan pengurangan sensasi mata yang tidak nyaman, pasien mendemonstrasikan penggunaan intervensi untuk mengatasi kekeringan mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan mata, Manajemen Nyeri, Manajemen Kekeringan Mata.
- Tindakan Keperawatan: Menganjurkan penggunaan tetes mata, menganjurkan penggunaan kompres hangat, mengajarkan pasien teknik berkedip yang benar, mengajarkan pasien teknik mempertahankan kelembaban mata.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan yang sesuai, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk mengelola kondisi gangguan penglihatan terkait kekeringan mata pada pasien. -
Article No. 6493 | 20 Nov 2024
Klinis : risiko perfusi miokard tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko perfusi miokard tidak efektif:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perfusi miokard tidak efektif adalah "Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya potensi gangguan pada perfusi jaringan jantung, yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke miokard (otot jantung). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, atau kelainan struktural jantung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak: Tujuan yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang efektif. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari adanya tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada nyeri dada, dan hasil pemeriksaan penunjang yang menunjukkan perfusi miokard yang adekuat.
2. Manajemen Nyeri: Selain itu, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri dada yang mungkin muncul akibat gangguan perfusi miokard. Indikatornya adalah pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
3. Stabilitas Hemodinamik: Luaran lain yang diharapkan adalah tercapainya stabilitas hemodinamik, dengan indikator seperti tekanan darah, frekuensi jantung, dan curah jantung yang berada dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau adanya nyeri dada atau gejala lain yang menunjukkan gangguan perfusi miokard
- Lakukan pemeriksaan penunjang seperti EKG, tes stres, atau angiografi untuk menilai perfusi miokard
2. Manajemen Aktivitas
- Atur aktivitas pasien sesuai dengan kemampuan dan toleransinya
- Ajarkan pasien teknik-teknik latihan fisik yang aman dan dapat meningkatkan perfusi miokard
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen aktivitas
3. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor pencetus nyeri dada
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi analgesik yang sesuai
4. Terapi Oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan oksigenasi jaringan
- Pantau respons pasien terhadap terapi oksigen
5. Edukasi dan Konseling
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi, gejala, dan manajemen risiko
- Dorong pasien untuk patuh terhadap regimen pengobatan dan perubahan gaya hidup
- Berikan konseling untuk meningkatkan motivasi dan keyakinan pasien dalam mencapai luaran yang diharapkan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan perfusi miokard yang efektif, mengelola nyeri dada, dan mencapai stabilitas hemodinamik, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 6494 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kategori, sub kategori, definisi, faktor resiko. gejala dan tanda minor jika tidak ada tida apa, gejala dan tanda mayo jika tidak ada tida apa. berikan kode sdki slki siki slki: definisi, luaran utama,ekspetasi, kriteria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi tentang Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi D.0105 depresi sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Kategori: D.01 Gangguan Psikologis
Sub Kategori: D.0105 Depresi
Definisi: Gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, kehilangan minat, dan penurunan fungsi.
Faktor Risiko: Stres, penyakit medis, riwayat depresi, faktor genetik, pengalaman traumatis, dan faktor psikososial.
Gejala dan Tanda Minor:
1. Perubahan pola tidur
2. Perubahan nafsu makan
3. Kelelahan
4. Penurunan konsentrasi
5. Perasaan bersalah atau tidak berharga
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Perasaan sedih atau putus asa
2. Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas
3. Perubahan berat badan yang signifikan
4. Gangguan tidur atau tidur berlebihan
5. Kelelahan atau kehilangan energi
6. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
7. Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi
8. Pemikiran tentang kematian atau bunuh diri
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI: D.0105 Depresi
SLKI: DEM - Distress Emosional
SIKI: M - Manajemen Kesehatan
Definisi SLKI:
Distress Emosional adalah pengalaman subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat mempengaruhi kemampuan psikologis, sosial, dan / atau fisik seseorang.
Luaran Utama SLKI:
Klien mampu mengontrol emosi dan distress yang dirasakan.
Ekspektasi SLKI:
1. Klien mengekspresikan emosi dengan cara yang konstruktif.
2. Klien menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengelola emosi.
3. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi secara normal.
Kriteria Hasil SLKI:
1. Klien menunjukkan kemampuan mengidentifikasi emosi yang dirasakan.
2. Klien menunjukkan kemampuan mengekspresikan emosi secara tepat.
3. Klien menunjukkan kemampuan menerapkan strategi koping yang efektif.
4. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi secara normal.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 6495 | 20 Nov 2024
Klinis : kode slki nya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tertentu, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu mengalami perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan, yang dapat mengakibatkan ketidakefisienan dalam pertukaran gas.
- SLKI: Kode SLKI yang sesuai adalah "Pola napas efektif" (00403). Ini mencerminkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Ketidakefektifan Pola Napas mencakup pemantauan pernapasan, pemberian oksigen, posisioning, dan latihan pernapasan, di antara intervensi lainnya yang sesuai.
Penjelasan ini disampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 6496 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 slki kode
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 slki kode, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (D.0105)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah ketidakadekuatan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, atau gangren.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
2. Integritas Kulit Terjaga
3. Tidak Terjadi Kerusakan Jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan
2. Perawatan Luka
3. Pencegahan Kerusakan Jaringan
Kondisi D.0105 SLKI kode menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan perifer yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti iskemia, nekrosis, atau gangren. Tujuan utama penanganan keperawatan adalah untuk memulihkan perfusi jaringan perifer, menjaga integritas kulit, dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen perfusi jaringan, perawatan luka, dan pencegahan kerusakan jaringan. -
Article No. 6497 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: D.0105 Ketidakefektifan Pola Tidur
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0105 Ketidakefektifan Pola Tidur adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan gangguan fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidakefektifan Pola Tidur adalah:
1. Pola Tidur Efektif: Individu menunjukkan pola tidur yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
2. Kualitas Tidur Membaik: Individu melaporkan peningkatan kualitas tidur.
3. Fungsi Sehari-hari Membaik: Individu menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakefektifan Pola Tidur meliputi:
1. Manajemen Tidur: Intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat.
2. Edukasi: Pemberian informasi terkait pola tidur yang sehat.
3. Terapi Relaksasi: Intervensi untuk meningkatkan relaksasi dan mencapai tidur yang berkualitas.
4. Monitoring Tidur: Pemantauan pola dan kualitas tidur individu.
Sebagai seorang perawat, saya akan berupaya mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan Ketidakefektifan Pola Tidur pada pasien, dan merancang rencana asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mencapai pola tidur yang efektif dan kualitas tidur yang membaik. -
Article No. 6498 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 kode: SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
D.0105 Bebas Infeksi
Klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.01.07 Pencegahan Infeksi
Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi pada klien.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa kondisi D.0105 mengarah pada risiko infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti prosedur medis invasif, kondisi kesehatan yang memburuk, atau sistem imun yang lemah. Tindakan pencegahan dan manajemen yang komprehensif sangat penting untuk memastikan klien bebas dari infeksi dan mencapai hasil perawatan yang optimal.
Melalui standar SLKI dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi status klien terkait infeksi, serta merancang dan menerapkan intervensi keperawatan yang efektif untuk mencegah atau mengendalikan risiko infeksi. Hal ini melibatkan observasi tanda-tanda vital, pemantauan infeksi, perawatan luka, edukasi klien dan keluarga, serta koordinasi dengan tenaga kesehatan lain.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas, tepat, dan berpusat pada kebutuhan klien untuk mencapai hasil perawatan yang diharapkan. -
Article No. 6499 | 20 Nov 2024
Klinis : D.0105 depresi kode: SLKI dan SIKI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.0105 depresi.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0105 Depresi adalah gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berdaya, kehilangan minat atau kesenangan, dan gangguan fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L-107 Pemulihan Depresi
Luaran ini menggambarkan pemulihan dari depresi, yang ditandai dengan peningkatan suasana hati yang lebih positif, minat, dan motivasi, serta kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I-0901 Terapi Perilaku Kognitif
Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif serta mengembangkan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi depresi.
Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai pemulihan dari depresi sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku.