Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6470 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh demam, nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh demam dan nyeri perut, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
2. Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, menggigil, kulit kemerahan.
- Faktor Penyebab: Infeksi, dehidrasi, peradangan.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
2. Nyeri
- Karakteristik: Ekspresi wajah yang meringis, perubahan tanda-tanda vital, gelisah.
- Faktor Penyebab: Proses penyakit, inflamasi, trauma.
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia
- Luaran: Suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada menggigil, kulit normal.
2. Nyeri Terkontrol
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, nyeri terkendali, tidak ada ekspresi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam
- Intervensi: Pemantauan suhu tubuh, pemberian cairan, pemberian antipiretik, manajemen lingkungan.
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Pengkajian nyeri, pemberian analgetik, relaksasi, terapi distraksi.
- Tujuan: Mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 6471 | 20 Nov 2024
Klinis : Post nefrotomi, bak via DC, nyeri luka post op
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, dengan skala nyeri ≤ 3 dari 0-10, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan teknik relaksasi.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi nefrotomi.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau pus pada luka operasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya drainase pada luka operasi dan nyeri.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan bebas dari satu atau lebih anggota tubuh.
- SLKI: Pasien dapat melakukan pergerakan mandiri dengan aman dan nyaman.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi latihan, perawatan luka, dan pengaturan posisi.
Tone akademis, persona pakar, nurse:
Berdasarkan kondisi pasien post nefrotomi dengan adanya drainase (DC), nyeri luka post operasi, dan potensi risiko infeksi, diagnosis keperawatan yang sesuai meliputi nyeri akut, risiko infeksi, dan gangguan mobilitas fisik. Masing-masing diagnosis tersebut memiliki standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengarahkan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar. -
Article No. 6472 | 20 Nov 2024
Klinis : Pasien merasa miskin, tidak punya apa apa, malu karena bangkrut, dan merasa harapanya sebagai wirausahawan sukses tidak tercapai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Rendah Harga Diri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Rendah Harga Diri adalah keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan atau gangguan pada persepsi diri yang positif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah individu dapat mempertahankan persepsi diri yang positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas yang bermakna
- Berikan dukungan emosional dan pujian atas keberhasilan klien
- Kolaborasi dengan profesional lain (konselor, psikolog, dll) jika diperlukan
Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pasien merasa miskin, tidak memiliki apa-apa, malu karena bangkrut, dan merasa harapannya sebagai wirausahawan sukses tidak tercapai. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga diri pada pasien. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Rendah Harga Diri, dengan intervensi-intervensi yang dapat membantu pasien mempertahankan persepsi diri yang positif. -
Article No. 6473 | 20 Nov 2024
Klinis : pasien bicara sendiri, pandangan ke satu arah dan tertawa sendiri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang bicara sendiri, pandangan ke satu arah, dan tertawa sendiri adalah Halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau tidak sesuai dengan realita yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak. Pasien dengan halusinasi dapat mengalami gangguan persepsi terhadap stimulus sensorik yang tidak sesuai dengan realita.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Halusinasi Terkontrol
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat mengendalikan dan mengurangi episode halusinasi yang dialami. Pasien diharapkan dapat mengenali tanda-tanda halusinasi, menggunakan teknik pengendalian halusinasi, dan melaporkan episode halusinasi kepada petugas kesehatan.
2. Perilaku Terarah
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat menunjukkan perilaku yang terarah dan terorganisir. Pasien diharapkan dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri, berinteraksi dengan orang lain, dan menunjukkan pemahaman terhadap realita.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Halusinasi
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi halusinasi yang dialami. Intervensi dapat meliputi:
a. Mengidentifikasi tipe dan karakteristik halusinasi yang dialami pasien.
b. Mengajarkan teknik pengendalian halusinasi, seperti mengalihkan perhatian, menggunakan realitas orientasi, dan melibatkan pasien dalam aktivitas.
c. Membantu pasien memonitor dan mencatat episode halusinasi.
d. Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter.
2. Peningkatan Komunikasi
Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pasien dan petugas kesehatan. Intervensi dapat meliputi:
a. Menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi.
b. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik, seperti aktif mendengarkan, memberikan umpan balik, dan memfasilitasi ekspresi perasaan pasien.
c. Melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
3. Terapi Aktivitas Kelompok
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien berinteraksi dengan orang lain dan meningkatkan kemampuan perilaku yang terarah. Intervensi dapat meliputi:
a. Merancang kegiatan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
b. Memfasilitasi pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
c. Memberikan dukungan dan umpan balik positif selama kegiatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat halusinasi yang terkontrol dan perilaku yang terarah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 6474 | 20 Nov 2024
Klinis : PASIEN MENGATAKAN BADAN LINU DAN PEGAL-PEGAL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan aktivitas fisik berlebih, berdasarkan keluhan pasien mengatakan badan linu dan pegal-pegal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan nyeri akut adalah pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas dengan tingkat nyeri yang terkontrol, dan pasien menunjukkan perilaku dalam mengatasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut meliputi manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, dan pendidikan kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh terhadap pasien, mencari penyebab nyeri, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengurangi nyeri serta membantu pasien beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan. -
Article No. 6475 | 20 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 32 diantar keluarga ke Poli Jiwa RSU dengan keluhan suka menyendiri, malas bicara dan kadang suka bicara sendiri. Hasil pengkajian: kontak mata kurang, menunduk dan pasien mengatakan bahwa dirinya miskin, tidak punya apa-apa, merasa malu karena bangkrut. Pasien merasa harapanya tidak tercapai sebagai wirausahawan yang sukses. Keluarga mengatakan pasien mulai mengurung diri sejak usahanya bangkrut. Diskusikan dalam kelompokmu apakah permasalah konsep diri yang dihadapi pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan pengkajian yang Anda paparkan, pasien menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan adanya gangguan konsep diri, yaitu harga diri rendah. Pasien merasa dirinya miskin, tidak memiliki apa-apa, dan merasa malu karena usahanya bangkrut, sehingga harapannya sebagai wirausahawan yang sukses tidak tercapai. Hal ini menunjukkan adanya penilaian negatif terhadap diri sendiri, yang merupakan karakteristik dari harga diri rendah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi negatif yang berkelanjutan terhadap diri sendiri atau penghargaan diri yang negatif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan harga diri yang positif, yang ditandai dengan kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri, memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri, serta mampu mengungkapkan rasa percaya diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengeksplorasi konsep diri pasien
2. Membantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri
3. Memberikan umpan balik yang realistis dan positif
4. Mengajarkan teknik peningkatan harga diri
5. Melibatkan keluarga dalam proses perawatan
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya dan memulihkan harga diri yang rendah. -
Article No. 6476 | 20 Nov 2024
Klinis : seorang laki-laki, 32 tahun dirawat di RSJ karena mengamuk. Hasil wawancara kalian mengatakan keragaman budaya tidak pernah melakukan kegiatan produksi yang menyatakan mana saja keluarga mengatakan pendapat ini muncul sejak pasien kehilangan mata pencahariannya dan istrinya memilih pergi ke luar negeri diskusikan dengan kelompokmu permasalahan apa yang dialami pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas permasalahan yang dialami oleh pasien ini berdasarkan standar diagnosa keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Perilaku Kekerasan (SDKI)
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk melakukan tindakan agresif secara fisik, verbal, atau psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- Penyebab: Kehilangan pekerjaan, perubahan status sosial ekonomi, dan konflik dalam keluarga.
2. Gangguan Proses Berpikir (SDKI)
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami gangguan dalam proses mengelola informasi, termasuk persepsi, atensi, memori, penalaran, dan/atau pemecahan masalah.
- Penyebab: Stres psikologis, perubahan pola hidup, dan gangguan fungsi kognitif.
3. Koping Keluarga Tidak Efektif (SLKI)
- Definisi: Keadaan di mana keluarga menunjukkan respon maladaptif dalam menghadapi masalah atau menggunakan sumber daya yang tidak adekuat.
- Penyebab: Perubahan struktur keluarga, penurunan dukungan sosial, dan ketidakmampuan keluarga mengatasi masalah.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami Resiko Perilaku Kekerasan karena kehilangan mata pencaharian dan konflik dalam keluarga akibat istri yang memilih pergi ke luar negeri. Hal ini menyebabkan stres psikologis dan gangguan proses berpikir pada pasien. Selain itu, keluarga juga menunjukkan Koping Keluarga Tidak Efektif dalam menghadapi permasalahan yang dialami oleh pasien.
Diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, termasuk manajemen perilaku kekerasan, terapi kognitif, serta dukungan dan edukasi bagi keluarga untuk meningkatkan kemampuan koping dan penyesuaian diri. Pendekatan multidisipliner dengan melibatkan tim kesehatan mental yang terdiri dari perawat, psikolog, dan terapis juga diperlukan untuk membantu pasien dan keluarga mengatasi permasalahan yang dihadapi. -
Article No. 6477 | 20 Nov 2024
Klinis : resiko innfeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Risiko Infeksi adalah keadaan rentan individu atau kelompok terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor internal seperti penurunan sistem imun, usia, penyakit kronis, dan faktor eksternal seperti prosedur invasif, lingkungan yang tidak higienis, dan paparan mikroorganisme.
SDKI:
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Faktor risiko infeksi, gejala infeksi, dan tanda-tanda infeksi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Klien bebas dari infeksi
2. Klien menunjukkan perilaku pencegahan infeksi
3. Klien menunjukkan pemahaman tentang risiko infeksi dan pencegahannya
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Lingkungan: Menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan lingkungan yang aman dari bahaya infeksi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
3. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka secara aseptik untuk mencegah infeksi.
4. Pemberian Obat: Mengawasi pemberian antibiotik atau obat-obatan lain untuk mencegah infeksi.
Harapannya, dengan pemahaman yang jelas tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar dalam mengelola kondisi risiko infeksi pada klien. -
Article No. 6478 | 20 Nov 2024
Klinis : D.015
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi D.015, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
D.015 - Ketidakpatuhan
Definisi: Pola perilaku dan/atau tindakan yang tidak sesuai dengan rekomendasi kesehatan yang disepakati bersama klien dan petugas kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakpatuhan dicirikan oleh perilaku dan/atau tindakan klien yang tidak sesuai dengan rencana terapi atau rekomendasi petugas kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemahaman yang kurang, keyakinan, motivasi, atau kondisi kesehatan yang mempengaruhi kemampuan klien untuk berperilaku patuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan ketidakpatuhan adalah klien dapat menunjukkan perilaku dan tindakan yang sesuai dengan rekomendasi petugas kesehatan. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi seperti edukasi, peningkatan motivasi, dan kolaborasi dengan klien dalam merencanakan rencana terapi yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakpatuhan meliputi:
1. Manajemen Ketidakpatuhan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dan mengembangkan strategi bersama klien untuk meningkatkan kepatuhan.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada klien terkait pentingnya kepatuhan dan konsekuensi dari ketidakpatuhan.
3. Peningkatan Motivasi: Mengeksplorasi dan meningkatkan motivasi klien untuk terlibat aktif dalam perawatan kesehatan.
4. Kolaborasi dengan Klien: Melibatkan klien dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait rencana terapi untuk meningkatkan kepatuhan.
Secara umum, penanganan ketidakpatuhan membutuhkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan klien, dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan klien. -
Article No. 6479 | 20 Nov 2024
Klinis : seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat dengan istri karena mengamuk hasil wawancara apa yang mengatakan beragama muslim tidak pernah melakukan kegiatan beribadah dan mengatakan malas saja keluarga mengatakan kondisi ini muncul sejak pasien kehilangan mata pencahariannya dan istrinya memilih pergi ke luar negeri diskusikan dengan kelompokmu permasalahan apa yang dialami pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, saya mengidentifikasi bahwa pasien laki-laki berusia 32 tahun ini mengalami masalah kesehatan mental yang dapat didiagnosis sebagai "Risiko Perilaku Kekerasan" berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu menunjukkan potensi untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan cidera pada diri sendiri atau orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, kehilangan pekerjaan, dan masalah dalam hubungan interpersonal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan adalah: 1) Pasien dapat mengendalikan perilaku agresif, 2) Pasien dapat mengidentifikasi pemicu kemarahan, dan 3) Pasien dapat menerapkan strategi manajemen marah yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Perilaku Kekerasan meliputi: 1) Manajemen Perilaku: membantu pasien mengidentifikasi dan mengendalikan perilaku agresif, 2) Edukasi Kesehatan: memberikan informasi tentang emosi dan cara mengelolanya, dan 3) Terapi Kognitif: membantu pasien mengubah pola pikir yang maladaptif menjadi lebih positif.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, tampaknya pasien mengalami stres dan depresi akibat kehilangan pekerjaan dan hubungan pernikahan yang tidak berjalan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien mengelola emosi dan perilaku marahnya, memberikan edukasi kesehatan mental, serta melibatkan keluarga dalam proses pemulihan.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang diagnosa keperawatan dan pendekatan yang direkomendasikan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.