Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6607 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan hamil anak pertama ingin kontrol usg,dengan keluhan nyeri perut bagian bawah,gerak janin aktif, ku cukup bb 70 tensi 120/80 nadi 82 spo2 98 rr 20 suhu 36,8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan aktivitas uterus
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dirasakan seperti kerusakan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien/klien akan mampu mengontrol nyeri, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri, dan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk menangani nyeri akut meliputi pengkajian nyeri, manajemen nyeri, dan evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kebutuhan meningkat berhubungan dengan kehamilan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kebutuhan meningkat adalah keadaan di mana individu mengalami atau berisiko mengalami ketidakadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien/klien akan mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia kehamilan, menunjukkan peningkatan berat badan yang sesuai, dan melaporkan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- SIKI: Intervensi untuk menangani risiko ketidakseimbangan nutrisi: kebutuhan meningkat meliputi pengkajian status nutrisi, perencanaan diet, dan evaluasi status nutrisi.
Dengan kondisi pasien yang hamil anak pertama, mengeluhkan nyeri perut bagian bawah, dan gerak janin aktif, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan peningkatan aktivitas uterus dan risiko ketidakseimbangan nutrisi: kebutuhan meningkat berhubungan dengan kehamilan. Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk masing-masing diagnosa telah diberikan. -
Article No. 6608 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan hamil anak pertama ingin kontrol usg,dengan keluhan nyeri perut bagian bawah,gerak janin aktif, ku cukup bb 70 tensi 120/80 nadi 82 spo2 98 rr 20 suhu 36,8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah analisa dan rencana asuhan keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Janin Berhubungan dengan Nyeri Perut Bagian Bawah". Hal ini didasarkan pada keluhan pasien yaitu nyeri perut bagian bawah yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada janin. Meskipun saat ini gerak janin aktif, nyeri perut dapat mengganggu proses perkembangan dan pertumbuhan janin.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi Janin Terpelihara
- Berat badan janin sesuai usia kehamilan
- Tidak ada tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan janin
- Ibu melaporkan asupan nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Nyeri Efektif
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri perut bagian bawah
- Pasien mampu mengidentifikasi dan menerapkan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi akibat nyeri, seperti perdarahan atau kontraksi uterus berlebihan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Evaluasi status nutrisi ibu hamil (asupan, berat badan, dll)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ibu dan janin
- Edukasi ibu tentang pentingnya nutrisi seimbang selama kehamilan
- Monitoring berat badan dan pertumbuhan janin secara berkala
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri perut bagian bawah
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dll.
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan dalam kolaborasi dengan tenaga kesehatan
- Monitoring tanda-tanda vital dan kondisi umum ibu
- Edukasi ibu tentang manajemen nyeri yang efektif
3. Pemantauan Kehamilan
- Lakukan pemeriksaan USG sesuai indikasi untuk memantau perkembangan janin
- Evaluasi tanda-tanda vital dan kondisi umum ibu secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk memantau kemajuan kehamilan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Janin Berhubungan dengan Nyeri Perut Bagian Bawah" dipilih karena nyeri perut yang dialami pasien dapat mengganggu asupan nutrisi ibu dan mempengaruhi perkembangan janin. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi janin dan manajemen nyeri yang efektif. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nutrisi, manajemen nyeri, dan pemantauan kehamilan secara komprehensif untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 6609 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan hamil anak pertama ingin kontrol usg,dengan keluhan nyeri perut bagian bawah,gerak janin aktif, ku cukup bb 70 tensi 120/80 nadi 82 spo2 98 rr 20 suhu 36,8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Komplikasi Kehamilan
Definisi: Keadaan yang menunjukkan peningkatan kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Penyebab: Adanya keluhan nyeri perut bagian bawah yang dapat mengindikasikan adanya masalah selama kehamilan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Komplikasi Kehamilan Teratasi
Definisi: Kondisi di mana ibu hamil tidak mengalami komplikasi selama kehamilannya.
Kriteria Hasil:
a. Ibu melaporkan tidak ada keluhan nyeri perut bagian bawah.
b. Ibu melaporkan gerakan janin aktif.
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Kehamilan
Definisi: Tindakan mengobservasi kondisi ibu hamil dan janin secara berkala untuk mendeteksi adanya komplikasi.
Aktivitas:
a. Kaji keluhan ibu hamil, seperti nyeri perut bagian bawah.
b. Lakukan pemeriksaan fisik, seperti mengukur tanda-tanda vital.
c. Observasi pergerakan janin.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG.
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau mengontrol rasa sakit yang dirasakan ibu hamil.
Aktivitas:
a. Kaji nyeri yang dirasakan ibu, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor yang memperberat dan memperingan.
b. Lakukan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik jika diperlukan.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Risiko Komplikasi Kehamilan dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah, yang dapat mengindikasikan adanya masalah selama kehamilan. Luaran/Output yang diharapkan adalah Komplikasi Kehamilan Teratasi, di mana ibu tidak mengalami komplikasi selama kehamilannya. Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah Pemantauan Kehamilan untuk memantau kondisi ibu dan janin, serta Manajemen Nyeri untuk mengurangi atau mengontrol rasa sakit yang dirasakan ibu hamil. -
Article No. 6610 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki, usia 14 bulan, dibawa ke UGD Selasa, 13 Oktober 2023 jam 02.00 dengan sesak napas berat, sudah sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai batuk, sianosis, suara mengi dan muntah. Allo-anamnesis dari ibu pasien diketahui bahwa 5 hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien batuk dan pilek, tanpa demam. Pasien kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis Anak dan mendapat pengobatan, namun tidak ada perbaikan. Batuk dan sesak terjadi terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan. Dijumpai riwayat asthma dari nenek (dari ibu), sedangkan ibu pasien menderita alergi terhadap makanan laut dan tidak ada yang merokok di dalam rumah. Pasien sering batuk, pilek, dan sesak napas sejak usia 4 bulan. Keluhan ini timbul terutama jika di dalam rumah ada yang menderita batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju nadi 136 kali per menit, teratur, isi cukup, laju napas 60 kali per menit, suhu (aksila) 37,8°C. Berat badan 11,5 kg, panjang badan 80 cm, lingkar kepala 46 cm. Ditemukan sekret jernih pada hidung. Pada pemeriksaan dada tampak expiratory effort, retraksi suprasternal dan epigastrik. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dengan wheezing. Bunyi jantung normal. Perut teraba lemas, turgor kulit cukup, bising usus terdengar normal, hati dan limpa tidak teraba. Akral hangat, perfusi perifer cukup, refleks fisiologis normal, tidak dijumpai refleks patologis Hasil analisis gas darah saat ini pH 7,281, pCO2 49,9 mmHg, p02 71,9 mmHg, HCO323,1 meq/L, base excess -3,8 meq/L, saturasi 02 92%. Foto toraks kesan hiperaerasi sesuai dengan asma bronkial, tidak tampak atelectasis. Diagnosa ditegakkan Therapi yang direncanakan oleh dokter adalah oksigen 4 liter/menit melalui sungkup dan cairan intravena (dekstrosa 5%: Nacl 0,9% 3:1) KaEn 1B + KCI 10 meq/500 mL, 1200 ml perhari. Terapi inhalasi salbutamol dan ipatropium bromida setiap 2 jam. Aminofilin inisial 72 mg dalam larutan dekstrosa 5% 20 ml dalam waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 mg/jam. Deksametason diberikan 3x2 mg intravena.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama yang reguler, untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Pasien mempertahankan fungsi pernafasan yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, mengurangi kerja napas, dan mempertahankan ventilasi yang efektif.
2. Resiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terserang organisme patogen.
- SLKI: Pasien bebas dari komplikasi infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola infeksi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami kesulitan bernapas dengan irama yang reguler, yang ditandai dengan sesak napas berat, ekspirasi memanjang, dan suara napas abnormal (wheezing).
- Tujuannya adalah memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat, mengurangi kerja napas, dan mempertahankan ventilasi yang efektif.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemberian oksigen, pengaturan posisi, manajemen jalan napas, dan terapi inhalasi.
2. Resiko Infeksi:
- Pasien memiliki risiko tinggi terserang organisme patogen, yang dapat disebabkan oleh kondisi penyakit pernafasan kronis, penggunaan alat bantu, dan gangguan imunitas.
- Tujuannya adalah mencegah dan mengelola infeksi yang mungkin terjadi.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pemantauan tanda-tanda infeksi, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien memiliki asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik, yang dapat disebabkan oleh penyakit pernafasan kronis, mual, dan muntah.
- Tujuannya adalah mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Intervensi keperawatan dapat meliputi pengaturan pola makan, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, serta konsultasi ahli gizi.
Perawat harus menggunakan pendekatan holistik dalam mengelola kondisi pasien ini, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 6611 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien anak laki-laki, usia 14 bulan, dibawa ke UGD Selasa, 13 Oktober 2023 jam 02.00 dengan sesak napas berat, sudah sejak satu minggu yang lalu. Keluhan disertai batuk, sianosis, suara mengi dan muntah. Allo-anamnesis dari ibu pasien diketahui bahwa 5 hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien batuk dan pilek, tanpa demam. Pasien kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis Anak dan mendapat pengobatan, namun tidak ada perbaikan. Batuk dan sesak terjadi terutama bila udara dingin atau bila pasien kelelahan. Dijumpai riwayat asthma dari nenek (dari ibu), sedangkan ibu pasien menderita alergi terhadap makanan laut dan tidak ada yang merokok di dalam rumah. Pasien sering batuk, pilek, dan sesak napas sejak usia 4 bulan. Keluhan ini timbul terutama jika di dalam rumah ada yang menderita batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju nadi 136 kali per menit, teratur, isi cukup, laju napas 60 kali per menit, suhu (aksila) 37,8°C. Berat badan 11,5 kg, panjang badan 80 cm, lingkar kepala 46 cm. Ditemukan sekret jernih pada hidung. Pada pemeriksaan dada tampak expiratory effort, retraksi suprasternal dan epigastrik. Pada auskultasi terdengar ronki basah kasar dengan wheezing. Bunyi jantung normal. Perut teraba lemas, turgor kulit cukup, bising usus terdengar normal, hati dan limpa tidak teraba. Akral hangat, perfusi perifer cukup, refleks fisiologis normal, tidak dijumpai refleks patologis Hasil analisis gas darah saat ini pH 7,281, pCO2 49,9 mmHg, p02 71,9 mmHg, HCO323,1 meq/L, base excess -3,8 meq/L, saturasi 02 92%. Foto toraks kesan hiperaerasi sesuai dengan asma bronkial, tidak tampak atelectasis. Diagnosa ditegakkan Therapi yang direncanakan oleh dokter adalah oksigen 4 liter/menit melalui sungkup dan cairan intravena (dekstrosa 5%: Nacl 0,9% 3:1) KaEn 1B + KCI 10 meq/500 mL, 1200 ml perhari. Terapi inhalasi salbutamol dan ipatropium bromida setiap 2 jam. Aminofilin inisial 72 mg dalam larutan dekstrosa 5% 20 ml dalam waktu 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 mg/jam. Deksametason diberikan 3x2 mg intravena.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), serta luaran/output yang diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, yang ditandai dengan: sesak napas, retraksi dinding dada, dan penggunaan otot bantu napas.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan: sekret berlebih, suara napas tambahan, dan kesulitan bernapas.
3. Risiko Infeksi
Rentan terhadap invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan, yang ditandai dengan: paparan lingkungan yang berisiko dan riwayat penyakit kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Pasien menunjukkan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, yang ditandai dengan: frekuensi napas normal, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
Pasien mampu mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan: tidak ada sekret berlebih, tidak ada suara napas tambahan, dan tidak ada kesulitan bernapas.
3. Bebas Infeksi
Pasien bebas dari invasi dan perkembangan organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan, yang ditandai dengan: tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Untuk diagnosa Pola Napas Tidak Efektif:
a. Identifikasi penyebab pola napas tidak efektif
b. Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas)
c. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
d. Tingkatkan aktivitas fisik secara bertahap
e. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
2. Untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
a. Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
b. Pantau status jalan napas (sekret, suara napas tambahan)
c. Berikan tindakan suction bila perlu
d. Berikan postural drainage dan percussions
e. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Untuk diagnosa Risiko Infeksi:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi
b. Pantau tanda-tanda infeksi
c. Berikan edukasi mengenai pencegahan infeksi
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral bila perlu
e. Tingkatkan kebersihan lingkungan dan cuci tangan sesuai prosedur
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien anak laki-laki usia 14 bulan dengan keluhan sesak napas berat, batuk, sianosis, suara mengi, dan muntah adalah Pola Napas Tidak Efektif, Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, dan Risiko Infeksi. Pasien mengalami gangguan pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, serta bersihan jalan napas yang tidak efektif ditandai dengan adanya sekret berlebih, suara napas tambahan, dan kesulitan bernapas. Selain itu, pasien juga memiliki risiko infeksi karena paparan lingkungan yang berisiko dan riwayat penyakit kronis (asma).
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Pola Napas Efektif, Bersihan Jalan Napas Efektif, dan Bebas Infeksi. Pasien diharapkan dapat menunjukkan pola napas yang dapat memenuhi kebutuhan ventilasi, mampu mempertahankan pembersihan jalan napas yang efektif, serta bebas dari invasi dan perkembangan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup identifikasi penyebab, pemantauan status, pemberian oksigen, aktivitas fisik, relaksasi, penanganan sekret, edukasi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki pola napas, meningkatkan bersihan jalan napas, dan mencegah infeksi pada pasien. -
Article No. 6612 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat Joko, akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas: Terbebas dari sumbatan pada jalan napas.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Status Nutrisi: Keadaan tubuh yang mencerminkan asupan dan penyerapan nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
2. Manajemen Aktivitas: Intervensi untuk memfasilitasi aktivitas sesuai dengan kemampuan klien.
3. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 6613 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Berhubungan dengan: Peningkatan produksi sekret/dahak
- Ditandai dengan: Batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas
2. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan: Penurunan kapasitas fisiologis akibat tuberkulosis paru
- Ditandai dengan: Kehilangan nafsu makan dan kelelahan
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Berhubungan dengan: Kurangnya pengetahuan tentang tuberkulosis paru
- Ditandai dengan: Keterlambatan dalam mencari perawatan medis
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI menyediakan definisi, karakteristik, faktor-faktor terkait, dan batasan diagnosis keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar luaran keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SLKI menyediakan definisi, kriteria hasil, dan indikator luaran keperawatan yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang diterbitkan oleh PPNI.
- SIKI menyediakan definisi, aktivitas, dan batasan intervensi keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien secara sistematis dan terstandar. -
Article No. 6614 | 21 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang detail mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas. Pasien tidak dapat membersihkan jalan napas secara efektif sehingga perlu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah ini.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan nutrisi. Diagnosa ini perlu ditangani untuk memastikan status gizi pasien tetap optimal selama proses pengobatan.
3. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh. Diagnosa ini harus ditangani untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat demam yang berkepanjangan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas efektif
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Suara napas vesikular dan tidak ada ronki
2. Status nutrisi membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
3. Suhu tubuh dalam batas normal
- Suhu tubuh 36,5°C - 37,5°C
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan)
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu mengeluarkan sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat bronkodilator atau mukolitik
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan, dan tanda-tanda kekurangan nutrisi)
- Berikan makanan dengan kandungan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Pantau asupan dan output cairan pasien
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
3. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara teratur
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu (kompres dingin, kipas angin)
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
Penanganan yang komprehensif dengan mengintegrasikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai akan membantu mempercepat pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit tuberkulosis paru. -
Article No. 6615 | 21 Nov 2024
Klinis : Sesak napas dengan diagnosis medis thc
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala sesak napas dengan diagnosis medis thc, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Tidak dapat mempertahankan pola napas yang efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi:
- Irama napas tidak teratur
- Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama, kedalaman, dan frekuensi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Indikator:
- Irama napas teratur
- Tidak menggunakan otot tambahan untuk bernapas
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kedalaman napas adekuat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Memfasilitasi dan mempertahankan jalan napas yang paten untuk menjaga ventilasi yang adekuat.
Aktivitas:
- Observasi pola napas dan karakteristiknya
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan lanjut
2. Manajemen Ventilasi
Definisi: Mempertahankan ventilasi paru yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Aktivitas:
- Pantau status respirasi dan oksigenasi
- Anjurkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan ventilasi mekanik jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
Definisi: Membantu pasien untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan melaporkan nyeri.
Aktivitas:
- Identifikasi intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang tepat
Melalui intervensi-intervensi keperawatan tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif. -
Article No. 6616 | 21 Nov 2024
Klinis : Sesak napas dengan diagnosis medis thc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak napas dengan diagnosis medis THC (Tuberkulosis Paru), dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas yang adekuat, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas, mengatur posisi untuk memfasilitasi ventilasi, memberikan oksigenasi sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik napas dalam/relaksasi.
Pada kondisi sesak napas dengan diagnosis medis THC, pasien dapat mengalami pola napas tidak efektif sebagai akibat dari proses penyakit yang terjadi di paru-paru. Perawat berperan penting dalam memantau dan mengelola kondisi pernapasan pasien, serta memberikan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif.