Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6663 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang anak 7 tahun dirawat diruang anak dengan kejang demam, hasil pengkajian : sush 39,5 , kulit memerah, nadi 115x/m, nafas 25x/m, kulit terasa hangat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Kejang yang Berhubungan dengan Demam Tinggi
- Definisi: Keadaan ketika anak berisiko mengalami aktivitas elektromotor otak abnormal yang hebat dan tidak terkontrol, yang disebabkan oleh demam tinggi.
- Penjelasan: Anak dengan demam tinggi berisiko mengalami kejang karena peningkatan suhu tubuh dapat memengaruhi aktivitas otak dan menyebabkan kejang.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Kode diagnosis: 00287
- Risiko tinggi kejang yang berhubungan dengan demam tinggi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kode luaran: 01034
- Kriteria hasil: Anak terbebas dari kejang selama masa perawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Kode intervensi: 06034
- Intervensi keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Beri kompres hangat pada dahi dan ekstremitas atas untuk menurunkan suhu tubuh.
3. Berikan antipiretik sesuai dengan resep dokter.
4. Ajarkan keluarga tentang perawatan anak dengan demam dan pencegahan kejang.
5. Berikan kenyamanan dan dukungan emosional kepada anak dan keluarga. -
Article No. 6664 | 21 Nov 2024
Klinis : seorang anak 7 tahun dirawat di ruang anak dengan kejang demam, hasil pengkajian suhu 39.5, kulit memerah, nadi 115, nafas 25, kulit terasa hangat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (Hyperthermia)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat gangguan regulasi suhu tubuh.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Hipertermia merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Fisiologis: Termoregulasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Terkait dengan luaran yang diharapkan, seperti Suhu Tubuh dalam Rentang Normal, Tanda-Tanda Vital dalam Rentang Normal, dan Kenyamanan Fisik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Demam, Manajemen Suhu Tubuh, dan Terapi Dingin.
2. Resiko Cedera (Risk for Injury)
Definisi: Rentan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Cedera merupakan diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Keamanan.
- SLKI: Terkait dengan luaran yang diharapkan, seperti Bebas dari Cedera dan Integritas Kulit Terpelihara.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan, seperti Manajemen Demam, Pemantauan Tanda Vital, dan Pencegahan Cedera.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu seorang anak 7 tahun dengan kejang demam, suhu 39,5°C, kulit memerah, nadi 115, napas 25, dan kulit terasa hangat, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia dan Risiko Cedera. -
Article No. 6665 | 21 Nov 2024
Klinis : seorang anak 7 tahun dirawat di ruang anak dengan kejang demam, hasil pengkajian suhu 39.5, kulit memerah, nadi 115, nafas 25, kulit terasa hangat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi seorang anak 7 tahun dengan kejang demam:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak 7 tahun dengan kejang demam adalah "Peningkatan Suhu Tubuh Berhubungan dengan Proses Infeksi". Hal ini didasarkan pada hasil pengkajian yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh (39.5°C), kulit memerah, dan nadi yang cepat (115 x/menit), yang merupakan tanda-tanda khas dari kejang demam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Luaran Utama: Kontrol Suhu Tubuh
- Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh kembali normal (36-37°C)
- Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh selama perawatan
- Tidak terjadi komplikasi akibat demam (seperti kejang)
2. Luaran Tambahan: Kenyamanan
- Kriteria Hasil:
- Anak tampak tenang dan rileks
- Anak dapat beristirahat dengan baik
- Anak tidak menunjukkan tanda-tanda distress (gelisah, rewel, menangis)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Kontrol Suhu Tubuh:
a. Monitoring suhu tubuh secara berkala
b. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
c. Kompres hangat/dingin pada area tubuh
d. Peningkatan asupan cairan
e. Pengaturan lingkungan yang nyaman (suhu, ventilasi, cahaya)
f. Edukasi kepada keluarga mengenai penanganan demam
2. Intervensi untuk Kenyamanan:
a. Kolaborasi pemberian analgetik/antipiretik sesuai indikasi
b. Pengaturan posisi yang nyaman bagi anak
c. Manajemen lingkungan yang tenang dan mendukung istirahat
d. Fasilitasi aktivitas bermain yang sesuai dengan kondisi anak
e. Pemberian dukungan emosional dan psikologis bagi anak dan keluarga
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Peningkatan Suhu Tubuh Berhubungan dengan Proses Infeksi" dipilih karena gejala yang dialami anak sesuai dengan kriteria diagnosa tersebut, yaitu peningkatan suhu tubuh, kulit memerah, dan tanda-tanda infeksi lainnya. Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan utama yang harus ditangani.
Luaran utama yang diharapkan adalah Kontrol Suhu Tubuh, yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh anak ke rentang normal dan mencegah komplikasi akibat demam, seperti kejang. Luaran tambahan adalah Kenyamanan, yang bertujuan untuk memastikan anak merasa nyaman selama proses perawatan dan pemulihan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup monitoring suhu, pemberian antipiretik, kompres, peningkatan asupan cairan, pengaturan lingkungan, dan edukasi keluarga untuk penanganan demam. Selain itu, intervensi untuk kenyamanan juga diberikan, seperti pemberian analgetik, pengaturan posisi, manajemen lingkungan, fasilitasi aktivitas bermain, serta dukungan emosional dan psikologis bagi anak dan keluarga.
Implementasi yang tepat dari diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan anak dengan kejang demam secara efektif dan komprehensif. -
Article No. 6666 | 21 Nov 2024
Klinis : SIKI kONSELING PROMOSI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi SIKI KONSELING PROMOSI.
Diagnosis Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi SIKI KONSELING PROMOSI adalah "Kurang Pengetahuan". Diagnosis ini menggambarkan bahwa pasien/klien memiliki defisit informasi atau pemahaman yang memadai terkait kondisi kesehatan, penyakit, atau prosedur perawatan. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan pasien/klien dalam merawat diri, mengambil keputusan, atau berpartisipasi dalam perawatan menjadi terbatas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Pasien/klien menunjukkan peningkatan pemahaman terkait kondisi kesehatan, penyakit, atau prosedur perawatan.
2. Partisipasi Perawatan: Pasien/klien terlibat secara aktif dalam perawatan dan pengambilan keputusan terkait kesehatan.
3. Perilaku Sehat: Pasien/klien menunjukkan peningkatan dalam berperilaku sehat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perawatannya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi dan penjelasan yang jelas dan terperinci terkait kondisi kesehatan, penyakit, atau prosedur perawatan.
- Menggunakan metode dan media edukasi yang sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan pasien/klien.
- Melibatkan pasien/klien secara aktif dalam proses pembelajaran.
- Memastikan pemahaman pasien/klien terhadap informasi yang diberikan.
2. Konseling Promosi Kesehatan:
- Mengidentifikasi kebutuhan, minat, dan preferensi pasien/klien terkait promosi kesehatan.
- Membantu pasien/klien dalam menetapkan tujuan dan perencanaan promosi kesehatan yang realistis.
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien/klien untuk mencapai tujuan promosi kesehatan.
- Memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien/klien dalam mencapai tujuan promosi kesehatan.
3. Kolaborasi Interprofesional:
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya (misalnya dokter, ahli gizi, terapis) untuk memberikan informasi dan konseling yang komprehensif.
- Memastikan konsistensi dan keselarasan dalam pemberian informasi dan edukasi kepada pasien/klien.
- Mengintegrasikan rencana perawatan yang melibatkan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim kesehatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien/klien dapat meningkatkan pengetahuan, partisipasi dalam perawatan, dan berperilaku sehat sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya. Hal ini akan mendukung proses pemulihan dan pencapaian tujuan kesehatan yang optimal. -
Article No. 6667 | 21 Nov 2024
Klinis : Hematuria Terpasang kateter urine threeway, irigasi kandung kemih dengan ecosol 1000ml/2jam Urine bewarna merah gelap (1300ml) Drain Ngt Luka operasi Klo mring kluar cairan dari mulut dan hidung Hipoalbumin Hasil Lab 11/11/2024 Hb : 8,6 g/dL Trombosit : 21, 10^3/Ul Hematokrit : 25,8 % Leukosit :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Integritas Kulit, yaitu kondisi utuh dan normal dari kulit dan membran mukosa.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka, yaitu tindakan untuk memelihara dan memperbaiki kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
2. Penurunan Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Penjelasan:
SDKI: Pengurangan jumlah cairan dalam tubuh.
SLKI: Volume Cairan, yaitu jumlah cairan dalam tubuh yang sesuai kebutuhan.
SIKI: Manajemen Cairan, yaitu tindakan untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan Terpasang Kateter Urin, Irigasi Kandung Kemih, dan Luka Operasi
Penjelasan:
SDKI: Peningkatan risiko terpapar patogen.
SLKI: Bebas Infeksi, yaitu kondisi bebas dari infeksi.
SIKI: Pencegahan Infeksi, yaitu tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi.
4. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Anemia dan Hipoalbumin
Penjelasan:
SDKI: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung.
SLKI: Perfusi Jaringan, yaitu aliran darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
SIKI: Manajemen Perfusi, yaitu tindakan untuk mengatur aliran darah yang adekuat ke jaringan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 6668 | 21 Nov 2024
Klinis : pasien hamil kedua umur kehamilan 35 minggu riwayat sc di kehamilan pertama mengeluh kenceng kenceng dan keluar lendir darah dari jalan lahir
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Persalinan Prematur
Penjelasan: Pasien hamil kedua dengan usia kehamilan 35 minggu dan riwayat sectio caesarea (SC) pada kehamilan pertama. Keluhan kenceng-kenceng dan keluarnya lendir darah dari jalan lahir dapat menjadi tanda awal persalinan prematur, sehingga pasien berisiko mengalami persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Keadaan di mana ibu hamil memiliki kemungkinan melahirkan bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Faktor Risiko: Riwayat persalinan prematur, infeksi intrauterine, penyakit kronis, dan faktor psikososial.
- Gejala dan Tanda: Kontraksi uterus yang teratur, perubahan serviks, dan keluarnya cairan atau lendir dari jalan lahir.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Risiko Persalinan Prematur: Tingkat risiko persalinan prematur menurun.
- Persiapan Persalinan: Ibu hamil menunjukkan kesiapan menghadapi persalinan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Risiko Persalinan Prematur
- Edukasi Persiapan Persalinan
2. Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mengeluh kenceng-kenceng yang dapat disebabkan oleh kontraksi uterus yang merupakan tanda awal persalinan. Nyeri ini dapat menjadi nyeri akut.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Risiko: Kontraksi uterus.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, peningkatan tanda-tanda vital.
SLKI:
- Tingkat Nyeri: Tingkat nyeri menurun.
- Manajemen Nyeri: Pasien mampu melakukan manajemen nyeri.
SIKI:
- Manajemen Nyeri
- Relaksasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian komprehensif, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 6669 | 21 Nov 2024
Klinis : Seorang pasien pria mengalami tumor regio maxilla
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Jaringan Mukosa
Definisi: Kerusakan membran mukosa, termasuk mukosa oral, akibat proses penyakit atau trauma.
Faktor yang Berhubungan: Tumor regio maxilla
2. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau penampilan tubuh.
Faktor yang Berhubungan: Tumor regio maxilla
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan acuan baku dalam menentukan diagnosis keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosis keperawatan yang dirumuskan berdasarkan pola respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan acuan baku dalam menentukan luaran keperawatan yang disusun oleh PPNI. Luaran keperawatan menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan acuan baku dalam menentukan intervensi keperawatan yang disusun oleh PPNI. Intervensi keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang mungkin muncul adalah Gangguan Integritas Jaringan Mukosa dan Gangguan Citra Tubuh. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 6670 | 21 Nov 2024
Klinis : HIPERTERMIA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SDKI:
1. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
- Faktor-faktor yang berkontribusi: Infeksi, dehidrasi, gangguan sistem saraf pusat, obat-obatan, lingkungan yang panas.
- Gejala dan tanda: Peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, berkeringat, dapat disertai menggigil.
SLKI:
1. Suhu tubuh dalam batas normal
- Definisi: Suhu tubuh berada dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda hipertermia.
SIKI:
1. Manajemen hipertermia
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
- Tujuan: Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Aktivitas keperawatan:
- Menilai suhu tubuh secara berkala.
- Memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Mengompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu.
- Mengatur lingkungan yang sejuk.
- Pemberian obat penurun demam jika diperlukan.
Sebagai seorang perawat, saya akan menerapkan standar-standar tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan kondisi hipertermia. -
Article No. 6671 | 21 Nov 2024
Klinis : OTEK HIPERTERMIA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi OTEK HIPERTERMIA:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak terdapat komplikasi.
Berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi pemantauan suhu tubuh, manajemen lingkungan (suhu, kelembapan, dan ventilasi), pemberian cairan dan elektrolit, serta penggunaan terapi fisik (kompres hangat/dingin, penurun panas).
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien dengan hipertermia, memantau tanda-tanda vital secara berkala, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengembalikan suhu tubuh pasien ke dalam rentang normal, serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 6672 | 21 Nov 2024
Klinis : intervensi HIPERTERMIA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi HIPERTERMIA.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, paparan lingkungan yang panas, atau faktor lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi hipertermia adalah pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien merasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Memantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Memberikan cairan intravena atau oral untuk rehidrasi
3. Menurunkan suhu tubuh dengan kompres dingin atau alat pendingin
4. Mengatur lingkungan yang sejuk dan nyaman
5. Memberikan obat antipiretik sesuai indikasi
6. Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab hipertermia
7. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penanganan hipertermia
Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk menangani kondisi hipertermia. Tujuannya adalah untuk mengembalikan suhu tubuh pasien ke dalam rentang normal, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien.