Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8703 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum mengalami perdarahan akibat atonia uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil, TD: 90/60 mmHg, frekuensi Nadi: 100 x/menit, suhu 37,8A°C, frekuensi pernapasan 26x/ menit, didapat Hb: 6gr%. Apakah prioritas masalah keperawatan dari kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kasus tersebut berdasarkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien adalah "Perdarahan" (00212). Pasien mengalami perdarahan akibat atonia uteri, ditandai dengan tanda-tanda klinis seperti keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil. Selain itu, data vital pasien juga menunjukkan tanda-tanda hipovolemia, yaitu tekanan darah rendah, nadi cepat, dan suhu tubuh meningkat.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Hemodinamik (0401): Mempertahankan tekanan darah, nadi, suhu, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
b. Kontrol Perdarahan (0422): Mencegah dan mengendalikan perdarahan, serta mempertahankan kadar Hb dalam batas normal.
c. Stabilitas Hemodinamik (0414): Mempertahankan status kardiovaskular dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Hemoragik (6720):
i. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
ii. Pemberian cairan intravena untuk mengganti volume darah yang hilang.
iii. Pemberian obat uterotonika (oksitosin, metilergometrin) untuk mengembalikan tonus uterus.
iv. Pemberian cairan resusitasi.
v. Pengaturan posisi pasien (posisi trendelenburg) untuk memfasilitasi aliran balik vena.
b. Manajemen Syok (6750):
i. Asesmen tanda-tanda syok (keringat dingin, pusing, letargi).
ii. Pemberian oksigen dan dukungan ventilasi.
iii. Monitoring dan dukungan terapeutik (cairan, obat-obatan).
iv. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut.
c. Kontrol Perdarahan (6770):
i. Pemantauan perdarahan secara berkala.
ii. Pemberian obat-obatan untuk mencegah dan menghentikan perdarahan.
iii. Pengaturan posisi uterus dan kompres dingin pada abdomen.
iv. Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi lebih lanjut jika perdarahan tidak terkendali.
Dalam kasus ini, prioritas masalah keperawatan adalah Perdarahan, yang mengancam keselamatan jiwa pasien. Tujuan utamanya adalah memulihkan kondisi hemodinamik pasien, mengendalikan perdarahan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan hemodinamik, kontrol perdarahan, dan stabilitas hemodinamik. -
Article No. 8507 | 11 Dec 2024
Klinis : berikan 11diagnosa tb paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan 11 diagnosa keperawatan untuk kondisi TB paru beserta penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia - Standar Luaran Keperawatan Indonesia - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan kelancarannya.
SDKI: Pasien mengeluhkan adanya sputum yang sulit dikeluarkan, terdapat ronki/wheezing, dan adanya retraksi dinding dada.
SLKI: Pasien dapat bernafas dengan mudah, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan edukasi tentang teknik batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas fisik karena keterbatasan energi.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan, napas pendek saat beraktivitas, dan penurunan kapasitas fungsional.
SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa kelelahan yang berarti.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, terapi latihan, dan edukasi tentang pacing aktivitas.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SDKI: Pasien mengeluhkan sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan adanya perubahan frekuensi dan kedalaman napas.
SLKI: Pasien dapat bernapas dengan pola napas yang efektif, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan edukasi tentang teknik pernapasan.
4. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per menit.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan, palpitasi, dan edema.
SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda hemodinamik yang stabil, tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, manajemen cairan, dan pemantauan hemodinamik.
5. Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI: Pasien memiliki riwayat penyakit kronis, malnutrisi, dan penurunan sistem imun.
SLKI: Pasien tidak mengalami infeksi dan dapat mempertahankan sistem imun yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen infeksi, peningkatan imunitas, dan edukasi tentang pencegahan infeksi.
6. Kelelahan
Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan yang menetap, penurunan motivasi, dan gangguan tidur.
SLKI: Pasien dapat beraktivitas dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, terapi latihan, dan intervensi untuk meningkatkan tidur.
7. Ansietas
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
SDKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti gelisah, frekuensi jantung meningkat, dan gangguan konsentrasi.
SLKI: Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik dan menunjukkan tanda-tanda stabilitas psikologis.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi terapi kognitif, relaksasi, dan pemberian informasi yang adekuat.
8. Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI: Pasien mengeluhkan penurunan berat badan, anoreksia, dan gangguan pola makan.
SLKI: Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi asesmen nutrisi, pemberian makanan enteral/parenteral, dan edukasi tentang kebutuhan nutrisi.
9. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Perubahan dalam kuantitas, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SDKI: Pasien mengeluhkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, serta tidur tidak memberikan rasa istirahat yang cukup.
SLKI: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan merasakan istirahat yang cukup.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen lingkungan, teknik relaksasi, dan edukasi tentang
higiene tidur.
10. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental individu tentang ukuran, bentuk, atau penampilan fisiknya.
SDKI: Pasien menunjukkan sikap negatif terhadap perubahan fisik yang terjadi, seperti perubahan berat badan atau munculnya lesi kulit.
SLKI: Pasien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi dan mempertahankan citra tubuh yang positif.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi konseling, terapi kelompok, dan edukasi tentang penerimaan diri.
11. Ketidakadekuatan Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI: Pasien menunjukkan pemahaman yang kurang tentang penyakit TB paru, pengobatan, dan manajemen perawatan diri.
SLKI: Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyakit TB paru, pengobatan, dan manajemen perawatan diri.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pendidikan kesehatan, konseling, dan pemberian informasi yang adekuat.
Dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI, saya telah menggunakan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan mengelola kondisi TB paru secara komprehensif. -
Article No. 8509 | 11 Dec 2024
Klinis : diagnosa nyeri yang berkaitan pada pasien TB paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut pada pasien TB paru dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan kerusakan jaringan paru akibat proses penyakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan nyeri akut terkait TB paru antara lain:
1. Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien mendemonstrasikan perilaku dalam mengatasi nyeri.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada pasien TB paru antara lain:
1. Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi panas/dingin, relaksasi, dan distraksi.
2. Pemantauan tanda-tanda vital.
3. Edukasi tentang manajemen nyeri dan perawatan diri.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian obat anti-inflamasi atau antibiotik.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi penyebab nyeri, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengelolaan nyeri, pemantauan kondisi, dan pemberdayaan pasien dalam mengatasi nyeri yang dialaminya. -
Article No. 8515 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran, riwayat store tidak terkontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran dengan riwayat stroke tidak terkontrol.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan riwayat stroke tidak terkontrol
2. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan perfusi serebral: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan nutrisi di jaringan otak
- Risiko cedera: Kondisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk gangguan perfusi serebral: Status neurologis membaik, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi akibat gangguan perfusi
- Untuk risiko cedera: Tidak terjadi cedera, klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk gangguan perfusi serebral: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen stroke, manajemen aktivitas
- Untuk risiko cedera: Pengawasan kesadaran, manajemen lingkungan aman, manajemen aktivitas
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk membantu pasien dengan kondisi penurunan kesadaran dan riwayat stroke tidak terkontrol. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan kondisi neurologis, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pasien agar dapat kembali beraktivitas secara mandiri dan aman. -
Article No. 8516 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran saturasi 88%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran dengan saturasi oksigen 88%.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI (Luaran Keperawatan):
- Permeabilitas Jalan Napas: Terbuka
- Pola Napas: Membaik
- Saturasi Oksigen: Membaik
SIKI (Intervensi Keperawatan):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigenasi
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi pasien dengan penurunan kesadaran yang menyebabkan ketidakmampuan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga memengaruhi permeabilitas jalan napas dan pola napas. Hal ini menyebabkan penurunan saturasi oksigen. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas (seperti suction, posisi semi-fowler), manajemen oksigenasi (seperti pemberian oksigen), dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 8517 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran, td 107/58 mmhg, nadi 121 x/m,R 24x/m, SB 36, Saturasi 88%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang dipaparkan, yaitu penurunan kesadaran, tekanan darah 107/58 mmHg, nadi 121 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu badan 36°C, dan saturasi oksigen 88%, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Penurunan tekanan darah, takikardi, kulit pucat, dingin, dan lembab.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Perifer
Definisi: Aliran darah yang adekuat ke jaringan perifer.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi perifer teraba kuat dan teratur
- Ekstremitas hangat dan kering
- Kapiler refill kurang dari 3 detik
- Saturasi oksigen dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara teratur
- Pantau saturasi oksigen secara terus-menerus
2. Penataan Posisi
- Posisikan pasien dengan kaki lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran balik vena
3. Pemberian Oksigen
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan saturasi oksigen
4. Pemberian Cairan Intravena
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan volume darah dan perfusi jaringan
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, misalnya pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan perfusi jaringan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Perfusi Jaringan Perifer" dipilih karena kondisi pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan aliran darah ke jaringan perifer, seperti penurunan tekanan darah, takikardi, dan penurunan saturasi oksigen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer, sehingga perlu segera ditangani.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Perfusi Jaringan: Perifer", yang menunjukkan bahwa aliran darah ke jaringan perifer telah kembali normal. Kriteria hasil yang diharapkan mencakup tekanan darah dalam batas normal, nadi perifer teraba kuat dan teratur, ekstremitas hangat dan kering, kapiler refill kurang dari 3 detik, serta saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup pemantauan tanda-tanda vital secara teratur, penataan posisi pasien untuk meningkatkan aliran balik vena, pemberian oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen, pemberian cairan intravena untuk meningkatkan volume darah dan perfusi jaringan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter) untuk penanganan lebih lanjut, misalnya pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan perfusi jaringan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan kondisi pasien dapat stabil dan perfusi jaringan perifer dapat kembali normal. -
Article No. 8518 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, stagnasi sekret.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, sesak napas, perubahan suara napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, penurunan intake makanan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, keletihan.
- Gejala dan Tanda: Sesak napas, fatigue.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman yang berisi definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala & tanda dari diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) berisi target atau capaian yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien.
Penggunaan standar ini bertujuan untuk memastikan keseragaman dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat di Indonesia. -
Article No. 8519 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Produksi sekret berlebihan, obstruksi jalan napas.
Gejala dan tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, suara napas tambahan, dyspnea.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
Penyebab: Keterbatasan fisik, kelemahan, dan kelelahan.
Gejala dan tanda: Kelelahan saat aktivitas, dispnea saat beraktivitas, napas dangkal.
3. Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Penurunan nafsu makan, gangguan dalam mengonsumsi makanan.
Gejala dan tanda: Berat badan menurun, kehilangan nafsu makan, kelemahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk dan mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Bunyi napas tambahan berkurang.
- Dispnea berkurang.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
- Dispnea saat beraktivitas berkurang.
- Pasien mampu mempertahankan aktivitas.
3. Status Nutrisi Membaik
- Pasien mempertahankan berat badan ideal.
- Pasien mampu mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan.
- Pasien tidak lagi mengalami penurunan nafsu makan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman).
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Lakukan fisioterapi dada dan suction untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan obat-obatan untuk memperlancar pengeluaran sekret (ekspektoran).
- Anjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi kemampuan fisik pasien.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan teknik bernapas dalam dan relaksasi untuk mengurangi dispnea.
- Berikan edukasi mengenai aktivitas yang aman dan tidak memberatkan.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas bertahap sesuai toleransi.
3. Defisit Nutrisi:
- Evaluasi status nutrisi pasien (berat badan, asupan makanan).
- Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan.
- Pantau tanda-tanda malnutrisi dan perubahan berat badan.
- Berikan edukasi mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai mencerminkan masalah-masalah yang dihadapi pasien berdasarkan gejala dan tanda yang ditunjukkan. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif terkait dengan produksi sekret berlebih dan obstruksi jalan napas yang ditandai dengan batuk tidak efektif, napas cuping hidung, dan suara napas tambahan. Intoleransi Aktivitas terkait dengan keterbatasan fisik, kelemahan, dan kelelahan yang ditandai dengan kelelahan saat aktivitas, dispnea saat beraktivitas, dan napas dangkal. Defisit Nutrisi terkait dengan penurunan nafsu makan dan gangguan dalam mengonsumsi makanan yang ditandai dengan penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan kelemahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencerminkan tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang tepat. Bersihan Jalan Napas Efektif berarti pasien dapat batuk dan mengeluarkan sekret dengan efektif, mengurangi bunyi napas tambahan, dan mengurangi dispnea. Toleransi Aktivitas Meningkat berarti pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih, mengurangi dispnea saat beraktivitas, dan dapat mempertahankan aktivitas. Status Nutrisi Membaik berarti pasien dapat mempertahankan berat badan ideal, mampu mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan, dan tidak lagi mengalami penurunan nafsu makan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) mencakup tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi. Untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, intervensi terkait dengan pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, fisioterapi dada, suction, pemberian obat ekspektoran, dan anjuran untuk melakukan batuk efektif. Untuk Intoleransi Aktivitas, intervensi terkait dengan evaluasi kemampuan fisik, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, ajarkan teknik bernapas dalam dan relaksasi, edukasi aktivitas yang aman, dan dorong aktivitas bertahap. Untuk Defisit Nutrisi, intervensi terkait dengan evaluasi status nutrisi, pemberian makanan tinggi kalori dan protein, kolaborasi dengan ahli gizi, pemberian suplemen nutrisi, pemantauan tanda-tanda malnutrisi, dan edukasi mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat.
Penjelasan tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan dalam menangani kondisi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 8520 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.27
- Deskripsi: Bronkoskopi dengan biopsisebagian transbronkial
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif) sesuai dengan gejala pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologis yang menunjukkan lesi di paru. Diagnosis tuberkulosis paru ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan temuan pemeriksaan penunjang.
2. Kode ICD-9-CM 33.27 (Bronkoskopi dengan biopsi sebagian transbronkial) merupakan prosedur diagnostik yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, misalnya dengan mengambil sampel jaringan paru untuk pemeriksaan mikrobiologi atau histologi.
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bronkoskop untuk melihat dan mengambil sampel dari lesi yang terlihat pada pemeriksaan radiologis. Hasil pemeriksaan sampel ini dapat membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru dengan lebih pasti. -
Article No. 8521 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, termasuk biopsii atau aspirasi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi secara mikrobiologis atau histologis. Hal ini sesuai dengan gejala pasien yang mengalami batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk bronkoskopi, termasuk biopsi atau aspirasi, merupakan prosedur yang mungkin dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan jenis penanganan yang tepat bagi pasien.
Dalam penanganan selanjutnya, dokter atau perekam medis dapat mempertimbangkan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti tes tuberkulin, pemeriksaan sputum, atau pemindaian radiologis lanjutan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang sesuai.