Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6786 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD dengan diagnosa 0ola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk menarik napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Faktor Terkait:
- Kelebihan cairan
- Penyakit paru kronis
- Trauma dada
Karakteristik Definisi:
- Frekuensi napas di luar rentang normal
- Irama napas tidak teratur
- Penggunaan otot bantu napas
- Perubahan kedalaman napas
Tujuan (SLKI):
- Pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan batuk.
- Pasien akan menunjukkan perbaikan status oksigenasi.
Intervensi (SIKI):
- Monitoring tanda-tanda vital
- Manajemen oksigen
- Manajemen jalan napas
- Pelatihan teknik pernapasan
- Edukasi tentang pola napas yang efektif
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, data objektif menunjukkan adanya gangguan dalam pola napas, seperti frekuensi napas yang tidak normal, penggunaan otot bantu napas, dan perubahan kedalaman napas. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelebihan cairan, penyakit paru kronis, atau trauma dada. Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan pola napas yang efektif, meningkatkan kemampuan batuk, dan memperbaiki status oksigenasi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi monitoring tanda-tanda vital, manajemen oksigen, manajemen jalan napas, pelatihan teknik pernapasan, dan edukasi tentang pola napas yang efektif. -
Article No. 6787 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak, dari data objektif : ku sedang, diet ml DM HD, lab Dr(+) gds : 145, s/ co. pulmo dari UGD, s/hd, S / transfusi TC 2 bag, s/punksi, s/hd, s/cek analisa cairan pleura h+, S / lab lengkap H(+), s/co dr tihar, s/ HD diagnosaa medis ckd on hd dan dispnea dengan diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif, gangguan nutrisi, dan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Faktor terkait: Efusi pleura, penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor terkait: Penurunan nafsu makan, perubahan status fisiologis, ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
3. Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
Faktor terkait: Penyakit ginjal kronis, ketidakseimbangan elektrolit, perubahan status fisiologis.
Penjelasan Singkat:
1. Pola Nafas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami sesak napas yang merupakan tanda adanya gangguan pada pola nafas.
- Faktor yang berkontribusi adalah efusi pleura dan penyakit paru-paru yang dialami pasien.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup manajemen oksigen, manajemen jalan napas, dan latihan pernapasan.
2. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pasien memiliki penurunan nafsu makan dan perubahan status fisiologis yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan nutrisi, manajemen diet, dan edukasi nutrisi.
3. Ketidakseimbangan Cairan:
- Pasien mengalami penyakit ginjal kronis dan kemungkinan ketidakseimbangan elektrolit, yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan.
- Intervensi keperawatan dapat mencakup pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen cairan, serta edukasi terkait perawatan diri.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 6788 | 23 Nov 2024
Klinis : Seorang lelaki dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk, pilek, muntah dan berak darah, lelaki ini berumur 30 tahun, sebelumnya dia bekerja diluar kota. Menurut riwayat, pasien sering minum-minuman bersoda. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Diagnosa dan Tata Laksana Pasien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis karena infeksi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Endoskopi gastrointestinal bawah, sigmoidoskopi
Berdasarkan keluhan utama pasien berupa batuk, pilek, muntah, dan berak darah, serta riwayat sering mengonsumsi minuman bersoda, diagnosis yang sesuai adalah diare dan gastroenteritis karena infeksi (kode ICD-10 A09). Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah endoskopi gastrointestinal bawah atau sigmoidoskopi (kode ICD-9-CM 45.23) untuk menilai kondisi saluran pencernaan.
Diagnosis Keperawatan (SDKI):
- Risiko Dehidrasi
- Diare
- Risiko Malnutrisi
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Monitor tanda-tanda vital dan cairan tubuh
- Manajemen diare
- Edukasi tentang nutrisi yang tepat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pemantauan Cairan
- Manajemen Diare
- Edukasi Gizi
Penatalaksanaan Medis:
- Pemberian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi
- Pemberian obat antidiare, antiemetik, dan antiinflamasi untuk mengatasi gejala
- Pemberian antibiotik jika diperlukan
- Pemantauan dan evaluasi kondisi pasien secara berkala
Dengan pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan yang tepat, diharapkan pasien dapat pulih dengan baik dari kondisi diare dan gastroenteritis yang dialaminya. -
Article No. 6789 | 23 Nov 2024
Klinis : cespaint
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: S00.04XA
- Deskripsi: Contusion of right cheek, initial encounter
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kontusi pipi. Penanganan akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi, namun secara umum dapat berupa perawatan luka, pemberian analgesik, dan pemantauan perkembangan.
Penjelasan:
Kode ICD-10 S00.04XA menggambarkan kontusi atau memar pada pipi kanan, dengan keterangan "initial encounter" yang menunjukkan bahwa ini merupakan kunjungan pertama untuk penanganan kondisi ini. Kode ini termasuk dalam kategori S00 "Superficial injury of head", dengan tambahan kode "0" untuk menunjukkan lokasi di pipi dan "4" untuk sisi kanan.
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini, karena penanganan kontusi pipi umumnya bersifat konservatif dan tidak memerlukan tindakan prosedural yang kompleks. Penanganan dapat berupa:
- Perawatan luka: Membersihkan, mengevaluasi, dan membalut area kontusi untuk mencegah infeksi.
- Pemberian analgesik: Obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri.
- Pemantauan perkembangan: Memastikan kondisi membaik dan tidak ada komplikasi.
Pendokumentasian yang tepat dalam rekam medis sangat penting untuk memastikan kodefikasi yang akurat dan pelaporan yang sesuai. -
Article No. 6790 | 23 Nov 2024
Klinis : Seorang lelaki dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk, pilek, muntah dan berak darah, lelaki ini berumur 30 tahun, sebelumnya dia bekerja diluar kota. Menurut riwayat, pasien sering minum-minuman bersoda. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, sertakan pula SLKI, SIKI dan kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Saluran Pencernaan
Kode SDKI: 00039
Definisi: Peningkatan risiko terserang organisme patogen pada saluran pencernaan.
2. Diare
Kode SDKI: 00013
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, baik dari segi frekuensi, konsistensi, maupun volume, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dehidrasi.
3. Mual
Kode SDKI: 00134
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang muncul di epigastrium dan dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Diagnosis ICD:
- Gastroenteritis dan kolitis infeksi (A09)
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan feses untuk deteksi parasit
- Pemeriksaan kultur feses untuk identifikasi bakteri patogen
Terapi Farmakologis:
- Antibiotik (sesuai hasil kultur feses)
- Antidiare (loperamide)
- Antiemetik (ondansetron)
- Rehidrasi (infus cairan elektrolit)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi: Perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan proses infeksi.
2. Perawatan Diri: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari secara mandiri.
3. Keseimbangan Cairan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
Kode SIKI: 6450
Definisi: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan infeksi pada individu.
Aktivitas:
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Implementasi teknik aseptik
- Kolaborasi pemberian antibiotik
- Edukasi terkait pencegahan infeksi
2. Manajemen Diare
Kode SIKI: 3290
Definisi: Intervensi untuk mengendalikan episode diare.
Aktivitas:
- Identifikasi penyebab diare
- Kolaborasi pemberian obat antidiare
- Edukasi tentang manajemen diare
3. Manajemen Mual
Kode SIKI: 2260
Definisi: Intervensi untuk mengendalikan atau mengurangi mual.
Aktivitas:
- Identifikasi penyebab mual
- Kolaborasi pemberian antiemetik
- Edukasi tentang manajemen mual
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah Risiko Infeksi Saluran Pencernaan, Diare, dan Mual. Pasien dengan gejala batuk, pilek, muntah, dan berak darah menunjukkan adanya infeksi saluran pencernaan yang perlu dievaluasi dan ditangani.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi adanya infeksi, pemeriksaan feses untuk mengidentifikasi organisme patogen, dan pemeriksaan kultur feses untuk menentukan terapi antibiotik yang sesuai.
Terapi farmakologis yang dapat diberikan adalah antibiotik (sesuai hasil kultur feses), antidiare (loperamide) untuk mengendalikan diare, antiemetik (ondansetron) untuk mengatasi mual, serta rehidrasi melalui infus cairan elektrolit.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien mampu mencegah atau mengendalikan proses infeksi (Kontrol Infeksi), mampu melakukan aktivitas perawatan diri sehari-hari secara mandiri (Perawatan Diri), serta mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat (Keseimbangan Cairan).
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Manajemen Infeksi (untuk mencegah atau mengendalikan infeksi), Manajemen Diare (untuk mengendalikan episode diare), dan Manajemen Mual (untuk mengendalikan atau mengurangi mual). Aktivitas-aktivitas dalam setiap intervensi tersebut ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6791 | 23 Nov 2024
Klinis : nyeri dada sampai kebelakang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi nyeri dada sampai ke belakang:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.2
- Deskripsi: Nyeri di dada, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 R07.2 digunakan untuk menggambarkan nyeri dada yang tidak terspesifikasi, termasuk nyeri yang menjalar ke belakang. Ini mencakup kondisi seperti nyeri dada, distensi dada, dan sensasi tertekan di dada, tetapi tidak termasuk nyeri dada yang disebabkan oleh gangguan kardiovaskular.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Karena kondisi ini adalah diagnosis, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara khusus terkait dengan nyeri dada sampai ke belakang. Penanganan akan bergantung pada hasil pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga medis untuk menentukan penyebab dan tindakan medis yang sesuai. -
Article No. 6792 | 23 Nov 2024
Klinis : dermatitis alergi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tentu, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi dermatitis alergi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L23
- Deskripsi: Dermatitis alergi
Dermatitis alergi, yang juga dikenal sebagai eksim alergi, adalah kondisi peradangan kulit yang disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap alergen tertentu. Alergen ini dapat berupa bahan kimia, zat yang ditemukan di lingkungan, makanan, atau bahan lainnya yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Gejala yang umum terlihat adalah ruam, gatal, dan peradangan pada area yang terkena.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk dermatitis alergi.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang dikodekan dengan ICD-9-CM untuk dermatitis alergi. Penanganan umumnya meliputi penggunaan obat topikal, antihistamin, dan penghindaran terhadap pemicu alergi.
Dalam praktik klinis, diagnosis dermatitis alergi biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan jika diperlukan, dapat dilakukan tes alergi untuk mengidentifikasi pemicu yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit pasien. Penatalaksanaan utama terdiri dari menghindari faktor pemicu, pemberian pengobatan simtomatik, dan edukasi pasien mengenai manajemen kondisi ini. -
Article No. 6793 | 23 Nov 2024
Klinis : k92.1
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.1
- Deskripsi: Melena, yaitu pengeluaran tinja berwarna hitam atau bergumpal, yang disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.01
- Deskripsi: Esofagogastroduodenoskopi (EGD), yaitu prosedur endoskopi yang digunakan untuk memeriksa dan mendiagnosis kondisi pada esofagus, lambung, dan duodenum.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K92.1 (Melena) menggambarkan kondisi pengeluaran tinja berwarna hitam atau bergumpal, yang merupakan tanda adanya perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti ulkus peptikum, varises esofagus, atau neoplasma gastrointestinal.
- Kode ICD-9-CM 45.01 (Esofagogastroduodenoskopi) merujuk pada prosedur endoskopik yang dilakukan untuk memeriksa dan mendiagnosis kondisi pada esofagus, lambung, dan duodenum. Ini dapat membantu mengidentifikasi penyebab perdarahan dan memandu penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 6794 | 23 Nov 2024
Klinis : ruas tulang belakang bergeser
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "ruas tulang belakang bergeser" sesuai dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M43.1
- Deskripsi: Spondylolisthesis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 81.00-81.08
- Deskripsi: Fusi atau artrodesis tulang belakang, yang meliputi berbagai prosedur seperti laminektomi, disketomi, atau stabilisasi tulang belakang untuk mengoreksi spondylolisthesis.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 M43.1 (Spondylolisthesis):
- Spondylolisthesis adalah kondisi di mana satu vertebra bergeser ke depan relatif terhadap vertebra di bawahnya.
- Ini dapat menyebabkan nyeri punggung, kekakuan, dan terkadang menekan saraf spinal, yang dapat menyebabkan gejala neurologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 81.00-81.08 (Fusi atau artrodesis tulang belakang):
- Prosedur ini bertujuan untuk mengoreksi dan menstabilkan spondylolisthesis dengan cara menggabungkan atau menyatukan dua atau lebih vertebra.
- Ini dapat dilakukan melalui berbagai teknik bedah, seperti laminektomi (pengangkatan lamina), disketomi (pengangkatan diskus), atau stabilisasi tulang belakang dengan alat-alat orthopedik.
- Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan gerakan yang abnormal dan mengurangi tekanan pada saraf spinal.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat dan mengkode diagnosis dan prosedur yang dilakukan untuk menangani kondisi spondylolisthesis pada rekam medis pasien. -
Article No. 6795 | 23 Nov 2024
Klinis : pasien hemodialisa dengan diabetes buatkan 3 diagnosa nya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk pasien hemodialisis dengan diabetes.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, malabsorpsi, faktor fisiologis (uremia, gangguan gastrointestinal), faktor psikologis (depresi, ansietas).
Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, diare, mual, muntah, perubahan rasa.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, malnutrisi, anemia, disfungsi neurologis.
Tanda dan Gejala: Mudah lelah, kelelahan, sesak napas, penurunan kemampuan fisik.
3. Resiko Infeksi
Definisi: Peningkatan resiko terinfeksi patogen.
Penyebab: Prosedur terapeutik (hemodialisis), penurunan sistem imun, malnutrisi, usia lanjut.
Tanda dan Gejala: Peningkatan suhu tubuh, leukositosis, eritema, nyeri.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Asupan Nutrisi: Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Status Nutrisi: Pasien menunjukkan status nutrisi yang memadai.
- Berat Badan: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal.
2. Toleransi Aktivitas
- Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang baik.
- Stamina: Pasien menunjukkan peningkatan stamina dalam melakukan aktivitas.
- Kelelahan: Pasien melaporkan penurunan kelelahan saat beraktivitas.
3. Bebas Infeksi
- Tanda Infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
- Proses Penyembuhan: Pasien menunjukkan proses penyembuhan yang adekuat.
- Fungsi Imun: Pasien mempertahankan fungsi imun yang baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Asesmen nutrisi: Lakukan pengkajian komprehensif status nutrisi pasien.
- Konseling nutrisi: Berikan edukasi dan konseling terkait kebutuhan nutrisi yang sesuai.
- Pemberian nutrisi enteral/parenteral: Pertimbangkan pemberian nutrisi enteral atau parenteral jika dibutuhkan.
- Pemantauan asupan dan output: Pantau asupan dan output cairan dan elektrolit secara cermat.
2. Toleransi Aktivitas
- Asesmen toleransi aktivitas: Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Latihan aktivitas bertahap: Berikan latihan aktivitas secara bertahap sesuai dengan toleransi pasien.
- Manajemen kelelahan: Terapkan strategi manajemen kelelahan, seperti istirahat yang cukup.
- Kolaborasi terapi fisik: Lakukan kolaborasi dengan terapis fisik untuk program rehabilitasi yang tepat.
3. Pencegahan Infeksi
- Asesmen risiko infeksi: Lakukan pengkajian komprehensif risiko infeksi pasien.
- Perawatan akses vaskular: Berikan perawatan akses vaskular yang tepat untuk mencegah infeksi.
- Edukasi pencegahan infeksi: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi terapi antibiotik: Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik yang tepat.
Dengan melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien hemodialisis dengan diabetes dapat mencapai luaran yang optimal, yaitu keseimbangan nutrisi, toleransi aktivitas yang memadai, dan bebas dari infeksi. Intervensi keperawatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individu pasien.